AMALIA, S.Farm
3351201061
Puji syukur kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunianya-Nya penulis dapat
menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker yang dilaksanakan periode April
2021 di Apotek Kimia Farma NO.319 Metro Bandung. Dalam penulisan laporan
ini penulis menyadari bahwa segala usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan
laporan ini banyak mendapat bantuan, dukungan, bimbingan, dan kerja sama dari
berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terimakasih disampaikan kepada :
1. Apotek Kimia Farma 319 Metro Bandung, selaku Instansi tempat PKPA
dilaksanakan.
2. Ibu Prof. Dr. apt. Afifah B.Sutjiatmo, M.S., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Ibu Dr. apt. Sri Wahyuningsih, M.Si., selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Ibu Dra. apt. Ambarsundari, M.M., selaku Koordinator Praktik Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) bidang Apotek.
5. Bapak Drs. apt. Hermanta Tarigan, M.Si., selaku Manager Bisnis Bandung
yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan PKPA secara online
di Apotek Kimia Farma Bandung.
6. Ibu apt. Ina Siti Solihah, S.Si., selaku pembimbing PKPA di Apotek Kimia
Farma 319 Metro Bandung, yang senantiasa memberikan pengarahan,
bimbingan serta segala bantuannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
7. Ibu apt. Suci Narvika Sari, S.Si., M.Si., selaku pembimbing PKPA dari
Universitas Jendral Achmad Yani, yang senantiasa memberikan pengarahan,
bimbingan serta segala bantuannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Program Studi Profesi Apoteker,
Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani.
9. Keluarga tercinta yang selalu mendukung dan memberikan perhatian, kasih
sayang, doa yang tulus serta bantuannya, baik moril maupun materil selama
ini.
10. Rekan-rekan Program Studi Profesi Apoteker angkatan XXX, Fakultas
Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani yang telah bersama-sama
berjuang menyelesaikan Program Studi Profesi Apoteker.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan
dan ketidak sempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek 2
1.3 Waktu dan Tempat Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek 2
BAB II PELAKSANAAN PKPA................................................................................3
2.1 Tinjauan Apotek Kimia Farma 319 Metro 3
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP 4
2.3 Pelayanan Farmasi Klinik 14
BAB III TUGAS KHUSUS ANALISA SWOT.........................................................20
3.1 Judul Tugas Khusus 20
3.2 Latar Belakang 20
3.3 Tinjauan Pustaka20
3.4 Hasil dan Pembahasan 22
3.5 Kesimpulan 32
3.6 Saran 32
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................33
LAMPIRAN................................................................................................................ 34
3
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2. STRUKTUR ORGANISASI...................................................................... 35
6
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi, Universitas
Jenderal Achmad Yani, bekerjasama dengan PT. Kimia Farma Apotek Manager
Bisnis Bandung menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
Program PKPA di apotek, khususnya Apotek Kimia Farma 319 Metro Bandung,
diharapkan lahir apoteker yang mampu memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat mengenai obat, sehingga kualitas hidup masyarakat meningkat.
Dengan tersedianya tenaga kefarmasian yang kompeten, diharapkan dapat
menjamin kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek
Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek adalah :
1. Meningkatkan pemahaman bagi calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi
dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek.
3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk mempelajari strategi dan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan, pengelolaan
dan praktek farmasi komunitas di apotek.
4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga
farmasi yang profesional.
2
BAB II
PELAKSANAAN PKPA
3
memberi konsultasi, informasi, dan edukasi kepada pasien berkaitan dengan
pengobatan berdasarkan resep dokter maupun swamedikasi.
3. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) bertangungjawab melayani konsumen dengan
ramah dan santun, pengaturan, penyusunan obat, penerimaan resep dan peracikan,
pembuatan kwitansi dan salinan resep, memeriksa kebenaran obat, pencatatan
masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang, membuat faktur penjualan
resep, resep kredit dari instalasi yang telah disepakati, mengatur administrasi
kas/bank dengan data berupa kas masuk dan kas keluar outputnya berupa laporan
kas/bank, membuat laporan manajerial dengan input data berupa rekaptulasi
penjualan, pembelian dan biaya, sedangkan outputnya berupa laporan triwulan,
semester, dan laporan akhir tahun. Contoh Struktur organisasi Apotek KF 319
Metro tercantum pada lampiran 2.
i) Pola Konsumsi
Metode konsumsi didasarkan pada data konsumsi sediaan farmasi. Metode ini sering
dijadikan perkiraan yang paling tepat dalam perencanaan sediaan farmasi. Metode
konsumsi menggunakan data dari konsumsi periode sebelumnya dengan penyesuaian
yang dibutuhkan. Perencanaan jenis sediaan farmasi yang akan diadakan dengan
menggunakan metode konsumsi didasarkan atas Analisis Pareto. Perencanaan
dengan metode Analisa Pareto diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Pareto A yaitu 15-20% dari jumlah barang yang berkontribusi sebesar 80% dari
nilai omzet.
b. Pareto B yaitu 20-25% dari jumlah barang yang berkontribusi sebesar 15% dari
nilai omzet.
c. Pareto C yaitu 50-60% dari jumlah barang yang berkontribusi sebesar 5% dari
nilai omzet
4
Sediaan farmasi yang termasuk Pareto C ini memiliki kontribusi yang kecil terhadap
omzet, maka dari itu pada proses pengadaan, pareto A dan B selalu dipriotitaskan
terlebih dahulu. Metode ini dapat memberikan keuntungan karena perputaran barang
menjadi lebih cepat, sehingga modal dan keuntungan tidak terlalu lama berwujud
barang. Selain itu, juga dapat mengurangi resiko penumpukan barang serta obat
kadaluarsa, mencegah terjadinya kekosongan barang yang bersifat fast moving dan
meminimalkan penolakan resep. Selain merencanakan jenis sediaan farmasi yang
akan diadakan, jumlah sediaan farmasi yang akan diadakan juga harus terencana
dengan baik. Perhitungan dengan metode konsumsi didasarkan atas analisa data
konsumsi sediaan farmasi periode sebelumnya ditambah stok penyangga (buffer
stock), stok waktu tunggu (lead time) dan memperhatikan sisa stok. Buffer stock
dapat mempertimbangkan kemungkinan perubahan pola penyakit dan kenaikan
jumlah kunjungan (misal: adanya Kejadian Luar Biasa). Jumlah buffer stock
bervariasi antara 10% sampai 20% dari kebutuhan atau tergantung kebijakan Klinik.
Sedangkan stok lead time adalah stok obat yang dibutuhkan selama waktu tunggu
sejak obat dipesan sampai obat diterima (Kemenkes RI, 2019).
5
2.2.2 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas pelayanan
kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (Kemenkes RI, 2019).
6
Apotek Kimia Farma, melalui sistem POS (Point of Sales System). Sistem
Forecast akan membaca penjualan obat 3 bulan sebelumnya, sistem akan
menarik data yang akan diolah dibagian pengadaan, lalu dibuat Surat Pesanan
(SP) yang dikirim ke PBF yang ditunjuk. Metode ini biasa dilakukan pada
minggu ke-1 atau minggu ke-3 disetiap bulannya.
2. Pengadaan Non Rutin
a) Permintaan Mendesak
Merupakan sistem pengadaan yang dilakukan ke Apotek Kimia Farma lain
tanpa melalui proses verifikasi oleh BM. Permintaan barang mendesak dapat
dilakukan apabila barang yang dibutuhkan pasien, stoknya kosong di Apotek
Kimia Farma 319 Metro. Dengan transaksi ini, diskon pada obat tidak diberikan
kepada apotek yang meminta, sehingga lebih baik hanya dilakukan untuk
keperluan yang mendesak, seperti pasien meminta penggabungan total biaya
dalam satu struk atau pasien sedang buru-buru, sehingga dilakukan transaksi
mendesak ini, untuk kelancaran transaksi. Untuk barang fisik bisa menyusul
dengan delivery service. Sebelum melakukan permintaan mendesak antar
Apotek Kimia Farma, dilakukan terlebih dahulu cek stok obat yang akan diminta
melalui sistem POS, lalu jika sudah diketahui Apotek Kimia Farma yang dituju,
dilakukan konfirmasi via telpon, setelah disetujui oleh Apotek Kimia Farma lain,
dibuat permintaan mendesak melalui sistem POS. Tidak perlu ada pembayaran
pada transaksi permintaan mendesak ini, karena akan ada pertukaran laporan
pembelian. Semakin banyak menerima barang maka akan semakin tinggi
pembeliannya.
b) Dropping antar Apotek Kimia Farma
Merupakan sistem pengadaan yang sama seperti transaksi permintaan mendesak,
yang membedakannya adalah transaksi ini dilakukan melalui proses verifikasi
oleh BM dan diskon pada obat diberikan kepada apotek yang meminta, tetapi
proses penambahan stoknya agak lama, karena diproses terlebih dahulu melalui
BM. Sehingga jika pasien tidak sedang buru-buru, lebih baik menggunakan
transaksi dropping, karena apotek akan mendapatkan diskon dari obat.
c) Cito (Cepat)
Pengadaan Cito (cepat) dilakukan jika tidak dapat dipenuhi dengan permintaan
mendesak ataupun dropping antar Apotek Kimia Farma. Pada saat pengadaan
cito, apotek membuat pesanan ke bagian pengadaan dibawah jam 9 pagi,
diperlukan persetujuan dari Kimia Farma pusat di Jakarta melalui sistem POS,
setelah disetujui, lalu diverifikasi oleh bagian pengadaan BM Bandung. Jika
permintaan dari instansi dalam jumlah banyak, maka perlu dilampirkan bukti
dari instansi, agar segera disetujui. Lalu dibuat SP oleh bagian pengadaan
sesuai pesanan, untuk dikirimkan ke PBF, lalu PBF akan menyiapkan barang
pesanan (lebih didahulukan). PBF akan mengirimkan barang secepat mungkin,
lalu barang diterima oleh apotek pada hari yang sama. Pengadaan cito ini
dilakukan maksimal hanya 10 item sehari.
d) Konsinyasi
Merupakan suatu bentuk kerja sama antara Apotek Kimia Farma dengan suatu
perusahaan atau distributor, yang ingin menitipkan produk yang akan
dipromosikan dan dijual di apotek, misalnya alat kesehatan, obat-obat baru,
dan suplemen. Pembayaran kepada distributor dilakukan setelah produk titipan
terjual.
7
3. Pengadaan Khusus
Pengadaan khusus merupakan pengadaan untuk obat-obatan Narkotika,
Psikotropika, Prekursor dan Obat-Obat Tertentu (OOT) dilakukan oleh apotek,
dengan menggunakan SP manual. Untuk SP manual harus ditandatangani oleh
Apoteker Penanggung Jawab (APJ) yang memiliki izin dan diproses oleh PBF
dengan scan tandatangan tersebut, untuk keabsahan dari SP manual. Untuk
pengadaan Narkotika harus dibuat SP manual dengan menggunakan Formulir
N-9 3 rangkap. Satu SP hanya untuk satu jenis Narkotika, SP wajib
ditandatangani APJ yang memiliki izin dan ditujukan hanya kepada PBF PT.
Kimia Farma Trading and Distribution, yang merpakan satu-satunya distributor
resmi untuk obat golongan Narkotika. Untuk Psikotropika, Prekursor dan OOT,
apotek juga membuat SP manual, dimana satu SP bisa diisi beberapa jenis
psikotropika atau prekursor, yang PBF tujuannya sama dalam satu SP tersebut.
Surat pesanan (SP) tersebut memuat informasi mengenai nama dan alamat
Apoteker Penanggung Jawab, nama dan bentuk sediaan, dan jumlah
narkotika/psikotropika/prekursor yang dipesan (KaBPOM, 2018)
Untuk sistem penerimaan sediaan farmasi dari PBF disertai bukti berupa faktur,
lalu diperiksa kesesuaiannya antara faktur dengan SP. Hal pertama yang diperiksa
adalah nama dan alamat apotek yang tercantum didalam faktur, kemudian periksa
kesesuaian barang meliputi jenis, harga, kemasan, jumlah obat, tanggal
kadaluwarsa, dan nomor batch. Apabila seluruh barang telah sesuai antara faktur
dan SP, maka petugas akan menulis tanggal, bulan, tahun, paraf, nomor urut pada
faktur, dan ditanda tangani kemudian di beri cap apotek. Apabila barang yang
datang tidak sesuai atau terdapat barang yang tanggal kadaluwarsanya dekat maka
barang dan faktur akan dikembalikan (retur) dengan membuat nota
pengembalian barang ke distributor. Khusus untuk penerimaan obat golongan
narkotika, psikotropika dan prekursor, faktur harus ditandangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek disertai nomor SIPA. Setelah proses pengecekan dan
penerimaan selesai, dilakukan proses entry ke dalam system. Kemudian di
dokumentasikan ke dalam buku penerimaan barang meliputi nomor urut
penerimaan dan nama PBF. Faktur asli diserahkan kepada petugas PBF sebagai
bukti penagihan, sedangkan dua salinan faktur sebagai arsip apotek dan sebagai
bukti penerimaan ke BM serta untuk proses pembayaran. Obat-obat yang telah
dilakukan pengecekan, selanjutnya disimpan pada masing-masing rak. Apabila
rak obatnya sudah penuh, maka disimpan obat di gudang.
2.2.4 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu sediaan farmasi.
8
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan,
serta memudahkan pencarian dan pengawasan (Kemenkes RI, 2019).
Secara garis besar Apotek Kimia Farma 319 Bandung dibagi menjadi 2 layout
utama, yaitu area swalayan dan farmasi (ethical). Area swalayan terdiri dari
golongan obat-obat bebas dan bebas terbatas, alat kesehatan serta produk kesehatan
lainnya. Secara detail, pada area swalayan seluruh produk disusun dan
dikelompokkan berdasarkan kategori. Kategori tersebut adalah obat bebas,obat
bebas terbatas, kosmetik, susu, minuman, perlengkapan bayi, obat herbal.
Kemudian pada tiap kategori tersebut, produk disusun berdasarkan abjad. Pada
swalayan farmasi tersedia informasi bagi pasien berupa brosur/leaflet, contoh
swalayan Apotek KF 319 Metro ada pada lampiran 7. Semua produk disimpan
dengan sistem FIFO (First in First out) dan FEFO (First Expired First Out).
Sedangkan pada area farmasi terdiri dari obat-obat ethical yang terdiri dari obat
keras, narkotika, psikotropika dan obat-obat yang membutuhkan penanganan
khusus seperti sediaan supositoria dan insulin. Untuk rak penyimpanan obat ethical
tercantum pada lampiran 8.
Penyimpanan bertujuan untuk melindungi perbekalan farmasi dari kerusakan,
sehingga kualitas tetap terjaga sebelum diterima oleh konsumen. Setiap barang
masuk dan penggunaan obat harus di entry ke dalam komputer. Sistem
penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 319 Metro terdiri dari :
1. Sediaan padat digolongkan sesuai terapi farmakologi
2. Digolongkan dengan kategori bentuk sediaannya
3. Sediaan obat-obat tertentu dan prekursor disimpan pada lemari ethical dan
disusun berdasarkan kelas terapi dan alfabetis
4. Sediaan obat termolabil disimpan pada lemari pendingin seperti suppositoria,
insulin, ovula dan suplemen makanan untuk bayi.
5. Sediaan psikotropika dan narkotika disimpan pada lemari terpisah tertutup dan
terkunci ganda.
6. Obat bebas, obat bebas terbatas, suplemen, makanan, kosmetik, dan alat
kesehatan disimpan diswalayan apotek disesuaikan dengan kegunaannya.
7. Pengeluaran obat menggunakan sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out).
Sistem penyimpanan barang yang terdapat di Apotek Kimia Farma 319 telah
memenuhi persyaratan yang berlaku sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek tahun 2019.
2.2.5 Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan ketika terdapat produk yang telah melewati masa
kadaluarsanya atau barang rusak. Pemusnahan dilakukan dengan cara dihancurkan
(tablet, kapsul dan pulvis), dilarutkan (obat sirup, injeksi ampul), dan ditanam
(salep/krim). Resep yang telah disimpan selama lima tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya
9
petugas lain di Apotek yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja
dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lainnya dan Apoteker membuat
2.2.6 Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kedaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu
stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya
memuat nama sediaan farmasi, tanggal kedaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah
pengeluaran dan sisa persediaan (Kemenkes RI, 2019).
10
berfungsi untuk menelusuri faktur atau mengetahui barang datang dari
distributor apa, tanggal berapa, expire date nya kapan, serta berapa jumlahnya,
serta penelusuran retur barang.
3. Laporan Stock Opname
Stock opname adalah pemeriksaan jumlah dan kondisi fisik barang. Apotek
Kimia Farma melakukan stock opname setiap tiga bulan pada akhir bulan.
Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh sediaan farmasi yang ada di apotek
Kimia Farma 319 Bandung untuk mengecek apakah jumlah fisik barang sesuai
dengan stock data di komputer.
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung psikotropika
atau narkotika harus disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
dilakukan oleh Apoteker. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika
dilakukan oleh Apoteker, disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki
surat izin praktik atau surat izin kerja. Obat-obatan tersebut dicatat jumlah dan
tanggal kadaluarsanya, kemudian dikumpulkan, kemudian dimusnahkan.
Pemusnahan dilakukan dengan cara dihancurkan (tablet, kapsul dan pulvis),
dilarutkan (obat sirup, injeksi ampul), dan ditanam (salep/krim).
Resep yang telah disimpan lebih dari 5 tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan
dilakukan oleh apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di
apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan
Berita Acara Pemusnahan (BAP). Pemusnahan dilakukan terhadap perbekalan
farmasi yang telah melewati tanggal kadaluarsa dan rusak, diproduksi tanpa
memenuhi persyaratan yang berlaku dan dicabut izin edarnya.
11
i) Pencatatan dan Pelaporan Internal
a. Laporan umum dan Personalia
1) Pencatatan Defecta
Defecta adalah buku yang berisi daftar barang yang habis selama pelayanan
sehingga harus segera dipesan agar tersedia secepatnya. Pencatatan defecta
mengacu pada catatan dalam buku penolakan. Pencatatan ini dilakukan dengan
tujuan meminimalisir penolakan resep.
2) Pencatatan Stok Barang
Pencatatan dilakukan terhadap barang yang masuk dari pembelian, barang yang
keluar dari hasil penjualan, serta barang yang masih tersedia di apotek.
Pencatatan dilakukan untuk mempermudah pengawasan terhadap persediaan
obat dan kebutuhan masing-masing obat.
3) Pengarsipan Resep
Pengarsipan resep dilakukan setiap bulannya, dimana resep dikumpulkan dan
dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau dikeluarkannya resep. Resep asli
beserta struk harga obat disimpan sebagai arsip. Untuk resep yang mengandung
obat golongan narkotika dan psikotropika direkap secara terpisah dan diberi
tanda yang selanjutnya akan digunakan untuk keperluan pelaporan penggunaan
narkotika dan psikotropika. Resep disimpan selama sekurang-kurangnya 5
tahun dan harus dirahasiakan. Resep hanya boleh ditunjukkan kepada pasien,
dokter yang menulis resep, dokter yang merawat pasien atau petugas medis lain
dan pihak-pihak yang berwenang sesuai undang-undang.
4) Laporan Stock Opname
Stock opname merupakan pemeriksaan jumlah dan kondisi fisik barang dengan
menyesuaikan jumlah yang ada dalam database komputer. Stock opname
dilakukan pada akhir bulan.
5) Pencatatan faktur
Pencatatan faktur dilakukan setiap kali barang datang dari distributor. Jumlah
barang yang bertambah harus segera di entry ke sistem di komputer agar saldo
yang ada di komputer dengan fisik yang ada di apotek sesuai serta untuk
menyesuaikan harga apabila terdapat perubahan harga dari distributor.
6) Pencatatan dropping barang
Pencatatan dropping barang dilakukan setiap kali ada barang yang di dropping
dari Apotek Kimia Farma lain ke Apotek Kimia Farma 319.
7) Buku Pencatatan Peresepan Narkotika dan Psikotropika
Buku Pencatatan Peresepan Narkotika dan Psikotropika berisi tentang
informasi mengenai tanggal dan nomor resep, nama, alamat dan nomor telepon
dokter yang meresepkan, nama, alamat dan nomor telepon pasien yang
menerima resep, serta nama narkotika atau psikotropika yang diresepkan dan
jumlahnya.
8) Buku Penolakan
Buku Penolakan berisi perbekalan farmasi yang ditolak setiap harinya, baik
barang HV, UPDS maupun Resep. Dari masing-masing barang yang ditolak
dilihat harganya kemudian dijumlahkan per tanggalnya.
b. Laporan Keuangan
Beberapa administrasi keuangan yang ada di Apotek antara lain:
1) Bukti Setoran Kas (BSK) merupakan dokumen hasil rekap penjualan tunai dari
12
sistem POS setiap harinya yang berisi jumlah penerimaan uang yang berasal
dari penjualan dan juga jumlah uang yang dikeluarkan untuk kepentingan
operasional. Hasil penjualan harus disetorkan apotek ke rekening BM dan
bukti setoran di serahkan ke BM.
2) Laporan Ikhtisar Penerimaan Harian (LIPH) merupakan rincian penjualan yang
dilakukan Apotek setiap harinya kepada tiap pasien, baik penjualan tunai
maupun kredit, dalam LIPH juga terdapat rekap penjualan apotek berdasarkan
resep, UPDS, atau HV.
3) Petty cash dan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Kas Kecil (LRPDKK)
merupakan uang kas yang dimiliki yang diberikan BM dalam jumlah tertentu
setiap bulannya untuk keperluan operasional apotek atau pembelian
mendesak. Sebagian dari petty cash juga digunakan untuk uang kembalian di
kasir, uang kembalian tersebut dikembalikan ke kotak petty cash.
4) Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan berisi informasi mengenai perubahan – perubahan yang
terjadi pada keuangan karena adanya kegiatan operasional transaksi jual- beli
barang atau jasa selama kurun waktu tertentu.
Bentuk-bentuk laporan keuangan yang ada di Apotek umumnya terdiri dari tiga
bentuk pelaporan, yaitu :
a. Laporan aliran kas (Statement of cash flow), yaitu laporan yang
menggambarkan aliran kas yang masuk dan pengeluaran kas pada periode
tertentu.
b. Laporan Redata (Income Statement) yaitu bagian dari laporan keuangan suatu
apotek yang dihasilkan pada suatu periode yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban apotek sehingga menghasilkan suatu laba atau rugi.
c. Laporan Neraca (Balance Sheet), yaitu laporan yang menggambarkan tentang
kondisi kekayaan apotek pada tanggal tertentu.
13
setiap bulannya. Aplikasi SIPNAP dikembangkan dan dikelola oleh Direktorat
Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes,
Kementerian Kesehatan RI. Aplikasi ini diperuntukan bagi seluruh unit pelayanan
(apotek, rumah sakit, dan klinik), instalasi farmasi Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi seluruh Indonesia. Program SIPNAP ini
dapat diakses melalui komputer dengan memasuki website yaitu http://
sipnap.kemkes.go.id menggunakan username dan password yang sudah terdaftar.
Kajian administratif meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan;
nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telefon, dan paraf;
tanggal penulisan resep. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi bentuk dan
kekuatan sediaan; stabilitas, dan kompaktibilitas. Pertimbangan klinis meliputi
ketepatan indikasi dan dosis obat; aturan, cara, dan lama penggunaan obat;
duplikasi dan/atau polifarmasi; reaksi obat yang tidak diinginkan, kontraindikasi,
dan interaksi. Pelayanan resep di Apotek Kimia Farma 319 Metro yaitu
penerimaan resep secara tunai.
Resep tunai adalah resep diserahkan oleh pasien ke apotek untuk ditebus, dan cara
pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, debit, atau dengan kartu kredit.
1. Penerimaan resep terdiri dari pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep,
penetapan harga, pemeriksaan ketersediaan obat.
2. Perjanjian dan pembayaran terdiri dari pengambilan obat semua atau sebagian,
ada atau tidak penggantian obat atas persetujuan dokter atau pasien,
pembayaran tunai, pencetakkan struk pembayaran, dan pembuatan kuitansi dan
copy resep jika diperlukan
3. Penyiapan atau peracikan terdiri dari menghitung jumlah obat sesuai resep,
mengambil obat yang dibutuhkan, melakukan peracikan obat bila diperlukan,
penulisan etiket atau penandaan obat dan kemasan.
4. Pemeriksaan akhir, penyerahan obat dan pemberian informasi
14
2.3.2 Dispensing
Dispensing bertujuan untuk menyiapkan, menyerahkan dan memberikan
informasi obat yang akan diserahkan kepada pasien. Dispensing dilaksanakan
setelah kajian administratif, farmasetik dan klinik memenuhi syarat. Setelah
melakukan pengkajian resep dilakukan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya warna putih untuk obat dalam/oral dan
warna biru untuk obat luar dan suntik serta menempelkan label “kocok dahulu”
pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.
5. Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan antara etiket dan
resep.
6. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien dan memeriksa ulang identitas dan
alamat pasien.
7. Memastikan 5 tepat yakni, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat rute,
tepat waktu pemberian.
8. Memberikan informasi obat mencakup nama obat, dosis, cara pakai obat,
indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara penyimpanan obat, stabilitas dan
interaksi yang diserahkan kepada pasien dan meminta nomor kontak pasien.
Jika diperlukan pasien dapat diberi konseling obat. Dalam hal penyerahan obat
dilaksanakan melalui pengantaran oleh apotek, apoteker harus menjamin
keamanan dan mutu serta pemberian informasi secara tertulis kepada pasien.
Bila pengantaran dilakukan oleh jasa pengantaran, kemasan sediaan farmasi
harus dalam keadaan tertutup dan menjaga kerahasiaan pasien.
9. Menyimpan dan mengarsip resep sesuai dengan ketentuan.
Ada beberapa jenis pelayanan di Apotek Kimia Farma 319 Metro yaitu pelayanan
resep tunai dan kredit, pelayanan non resep UPDS dan swalayan, delivery service
serta KF mobile, Yaitu :
1. Pelayanan Resep Tunai
Pelayanan Resep Tunai di Apotek Kimia Farma 319 Metro, merupakan
pelayanan yang pembayarannya dilakukan secara tunai atau menggunakan
kartu debit/kredit. Tahapan pelayanan resep tunai dimulai dari penerimaan
resep oleh staf, selanjutnya dilakukan pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan
resep, serta ketersediaan obat, lalu dihitung total biaya dari resep dan
diinformasikan kepada pasien, untuk meminta persetujuan pasien tentang biaya
resep tersebut. Jika pasien setuju, maka dilakukan transaksi pembayaran.
Dilakukan proses dispensing dan dibuatkan kwitansi dan salinan resep jika
diperlukan.
2. Pelayanan Resep Kredit
Pelayanan resep kredit adalah permintaan obat yang ditulis oleh dokter, untuk
pasien dari instansi tertentu yang telah membuat kesepakatan kerjasama
dengan Apotek Kimia Farma 319 Metro. Untuk pelayanan resep kredit obat
mengacu pada formularium dari Pertamina dan YKKBI (sebagai instansi yang
15
bekerjasama dengan Apotek KF 319 Metro), agar dapat diklaim pembayaran
piutangnya. Sama halnya dalam prosedur pelayanan resep tunai, yang
membedakan, pada resep kredit tidak diinformasikan total biaya resep kepada
pasien dan tidak ada proses pembayaran uang tunai. Penagihan total biaya
resep kredit kepada instansi terkait, dilakukan oleh BM.
3. UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)
Pelayanan UPDS merupakan penjualan obat bebas atau sediaan farmasi yang
dapat dibeli tanpa resep dokter, seperti OTC ( Over the Counter ) baik obat
bebas dan obat bebas terbatas maupun sediaan farmasi lainnya. Adapun obat
keras yang boleh diberikan kepada pasien yang ingin melakukan UPDS yaitu
obat-obatan yang tertera dalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA). Apabila
pasien meminta obat keras yang tidak tercantum dalam DOWA seperti obat
mata, tetes telinga dan lain-lain, pasien diminta untuk mengisi formulir UPDS
yang menyatakan pasien paham dan bertanggungjawab dengan penggunaan
obat tersebut serta menanyakan pada pasien apakah sebelumnya sudah pernah
menggunakan obat tersebut atau belum. Swalayan Farmasi Pelayanan swalayan
farmasi meliputi penjualan obat dan perbekalan farmasi lainnya, yang dapat
dibeli tanpa harus menggunakan resep dari dokter, seperti obat OTC (Over The
Counter) baik obat bebas maupun obat bebas terbatas. Barang- barang yang
dijual di swalayan farmasi seperti: kosmetik, susu, suplemen, perawatan bayi
dan alat kesehatan.
4. Delivery Service
Layanan antar obat yang dilakukan untuk pasien, yang melakukan order obat
melalui aplikasi Kimia Farma Mobile (KF Mobile) atau untuk mengirim
barang yang dihutangkan kepada pasien, dimana pasien yang dihutangkan
diberi form khusus pengambilan/ pengantaran obat. Dilakukan oleh staf Apotek
Kimia Farma 319 Metro atau melalui pihak ke 3 seperti Grab. Dengan
maksimal jarak antar yaitu 3 km, jika lebih maka perlu konfirmasi ada
tambahan waktu dan biaya pengiriman kepada pasien.
5. Kimia Farma Mobile
Adapula aplikasi KF mobile yang dapat digunakan untuk order obat non resep
via online disertai konsultasi secara online dan pengiriman obat dengan
delivery servive. KF Mobile dapat diakses dengan menggunakan aplikasi yang
bernama Kimia Farma Mobile. Caranya pelanggan dapat mengunduh aplikasi
Kimia Farma Mobile melalui play store. Jika aplikasi KF Mobile sudah
terpasangan di HandPhone pelanggan, maka GPS akan mengarahkan ke
Apotek Kimia Farma terdekat dengan lokasi pelanggan. Aplikasi KF mobile,
yang juga menerima pelayanan resep dengan foto resep melalui HP, lalu akan
di informasikan total biaya dan dilakukan pembayaran melalui transfer, obat
diantar ke rumah pasien dan resep diambil oleh petugas dari Apotek KF.
16
Informasi yang disampaikan mengenai sediaan farmasi dan BMHP. Informasi
mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal. Informasi meliputi
dosis, bentuk sediaan,formulasi khusus, rute dan metoda pemberian,
farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
2.3.4 Konseling
Konseling Obat merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling,
Apoteker menggunakan three prime questions. Apoteker harus melakukan
verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami obat yang
digunakan. Konseling bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan
meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan
penggunaan obat bagi pasien (patient safety) (Kemenkes RI, 2019).
Konseling dilakukan untuk pasien dengan kriteria tertentu, seperti pasien dengan
kondisi khusus, penyakit kronis, penggunaan obat khusus, menggunakan obat
indeks terapi sempit, polifarmasi dan pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
(Kemenkes RI, 2019). Kegiatan konseling ini telah diterapkan dan dilakukan
dengan baik di Apotek Kimia Farma 319 Bandung.
17
dikarenakan kondisi saat ini tidak memungkinkan kegiatan home care untuk
mengurangi resiko penyebaran virus corona.
18
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi atau modifikasi fungsi fisiologi.
Apotek Kimia Farma 319 Metro, memberikan pelayanan tersebut melalui telepon
yang disebut dengan Telefarma. Pasien juga dapat bertanya mengenai kesulitan
atau keraguan dalam menggunakan obat via chat melalui WA farma. Saat
mengambil resep dan mengantar obat menggunakan blanko tercantum pada
lampiran 6. Untuk pasien-pasien yang rutin setiap bulan datang ke Apotek Kimia
Farma 319 Metro, MESO dilakukan secara langsung.
19
BAB III
TUGAS KHUSUS
Letak yang sangat strategis, dekat dengan pusat pelayanan kesehatan, dekat
dengan pusat keramaian, dan terletak di pinggir jalan raya sehingga dijadikan
potensi pasar. Potensi pasar bisa dianalisis dengan menggunakan analisis
SWOT. Analisis SWOT (SWOT analysis) mencakup upaya-upaya untuk
mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan
kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengenai peluang dan ancaman
dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen
pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak
perusahaan menggunakan jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh
keliping surat kabar, riset di internet, dan analisis tren-tren domestik dan
global yang relevan.
Tabel III.2 Jumlah Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kecamatan Rancasari
1 Cipamokolan 4 0 0 0 4 184 5
2 Derwati 1 0 0 0 2 341 4
3 Manjahlega 2 0 1 0 4 169 27
4 Mekarjaya 2 4 0 0 1 214 2
Tabel III. 4 Daftar Rumah Sakit Pada Radius 2 Km Dari Apotek Kimia Farma
319 Metro
1 RS Dharmapoetra H 1,6 Km
2 RS Bandung 1,9 Km
Peta daftar Rumah Sakit pada radius 2 Km dari Apotek Kimia Farma 319 Metro
(Google Maps, akses 10 April 2021)
Gambar III.4 Peta daftar Rumah Sakit Pada Radius 2 Km dari Apotek Kimia Farma 319 Metro
Tabel III.5 Daftar Apotek Pada Radius 3 Km Dari Apotek
1 Assyfa 2 400 m
2 Metro 500 m
3 Bundaku 850 m
5 Midiamas 1,4 Km
7 MTC 1,5 km
8 Emulinda 1,6 km
Peta daftar Apotek pada radius 2 Km dari Apotek Kimia Farma 319 Metro
Gambar III.5 Peta Daftar Apotek Pada Radius 2 Km dari Apotek Kimia Farma 319 Metro
Tabel III.6 Daftar Klinik Pada Radius 2 Km Dari Apotek Kimia Farma 319 Metro
No Nama Apotek Jarak
Peta daftar klinik pada radius 2 Km dari Apotek Kimia Farma 319 Metro
Gambar III.6 Peta Daftar Klinik Pada Radius 2 Km dari apotek Kimia Farma 319 Metro
Tabel III.7 Daftar Dokter Praktek Pada Radius 2 Km Dari Apotek Kimia Farma 319 Metro
Gambar III.7 Peta Daftar Dokter Praktek Pada Radius 2 Km dari apotek Kimia Farma 319 Metro
3.5 Kesimpulan
Berdasarkan tugas khusus mengenai potensi pasar Apotek Kimia Farma 319 Metro
Radius 2 Km maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Apotek Kimia Farma 319 Metro memiliki letak yang sangat strategis, dekat
dengan pemukiman penduduk, pertokohan, rumah makan, pusat pelayanan
kesehatan, dekat dengan pusat keramaian, dan terletak di pinggir jalan raya
sehingga dijadikan potensi pasar.
2. Dengan adanya penerapan analisis SWOT pada Apotek Kimia Farma 319 Metro
maka, bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih
fokus, sehingga dapat dijadikan sebagai perbandingan dari berbagai sudut
pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi
apotek.
3.6 Saran
Dalam penulisan tugas khusus ini, diharapkan pada mahasiswa PKPA selanjutnya
dapat disarankan untuk menggali faktor lain lebih banyak lagi yang bisa menjadi
kekuatan (strength), peluang (opportunity), kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats) guna menentukan strategi untuk meningkatkan kemajuan Apotek KF 319
Metro.
DAFTAR PUSTAKA
Apoteker Pendamping
LAMPIRAN 6
BLANKO PENGAMBILAN / PENGANTARAN OBAT
Gambar II. 6 Blanko Pengambilan / pengantaran obat
LAMPIRAN 7
SWALAYAN FARMASI
Gambar II.7 Swalayan farmasi Apotek Kimia Farma 319 Metro
LAMPIRAN 8
RAK PENYIMPANAN OBAT
LAMPIRAN 9
DENAH APOTEK KF 319 METRO