Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
1
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Penulis
2
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
3
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
4.4.3 Dropping................................................................................................70
a) Resep Tunai...................................................................................................74
4
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
d) Resep Kredit...................................................................................................78
4.7 Laporan.........................................................................................................82
4.10 Data Jumlah Resep di Apotek Kimia Farma No.11 RSUP M.Djamil........87
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................90
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................98
6.1 Kesimpulan...................................................................................................98
6.2 Saran.............................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................100
5
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
6
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
7
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
8
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
9
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan juga merupakan salah satu hak asasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan dalam pelaksanaannya berdasarkan
prinsip non-diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dijelaskan
bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia yang diwujudkan dalam bentuk
pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan, adil, merata, serta aman, berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat. Selain itu, definisi upaya kesehatan menurut UU No.36 tahun 2009
adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat. Salah satu sarana kesehatan untuk melaksanakan upaya
kesehatan adalah Apotek.
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan lainnya
1
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
2
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
sehingga dapat memastikan semua terapi yang digunakan efektif, efisien, rasional,
aman, bermutu dan terjangkau.
Sebagai tenaga profesional di apotek, Apoteker memiliki peran yang sangat
penting dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, terutama dalam bidang
kefarmasian. Untuk dapat mempersiapkan calon apoteker yang memiliki dedikasi
tinggi yang mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan
dapat mengelola apotek dengan baik. Selain penguasaan teori ilmu kefarmasian
dan apotek, calon apoteker juga perlu dibekali dengan pengalaman praktek kerja
secara langsung di apotek. Berdasarkan hal tersebut, agar calon Apoteker dapat
mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu Apotek serta melihat
tugas dan peran APA dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian secara
profesional sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah
profesi yang berlaku, maka Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Andalas bekerjasama dengan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk untuk
menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia
Farma. Kegiatan PKPA dilaksanakan di apotek Kimia Farma 11 Pelengkap RSUP
M.DJAMIL yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Padang. Pelaksanaan
nya dimulai dari tanggal 11 Desember 2017 – 19 Januari 2018. Praktik kerja
profesi di Apotek merupakan bentuk pelaksanaan langsung pekerjaan kefarmasian
di Apotek yang meliputi pembelajaran berdasarkan pengalaman kerja yang
mencakup aspek administrasi dan perundang-undangan, aspek manajerial, aspek
pelayanan kefarmasian serta aspek bisnis.
3
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
4
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
5
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
6
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
tradisional.
7
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
8
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
9
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
10
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
11
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
C. Perlengkapan Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian, perlengkapan yang harus dimiliki
oleh apotek:
1) Alat pembuatan, pengelolaan, peracikan obat seperti: timbangan,
mortir, gelas piala dan sebagainya.
2) Wadah untuk bahan pengemas dan bahan pembungkus.
3) Perlengkapan dan tempat penyimpanan perbekalan farmasi seperti
lemari obat dan lemari pendingin.
4) Alat administrasi seperti blanko pemesanan obat, salinan resep, kartu
stok obat, faktur, nota penjualan, alat tulis dan sebagainya.
5) Alat dan perlengkapan laboratorium untuk pengujian sederhana.
6) Pustaka, seperti Farmakope edisi terbaru dan kumpulan peraturan
perundang-undangan serta buku-buku penunjang lain yang
berhubungan dengan apotek.
12
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
13
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
14
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
6. Surat Izin Kerja (SIK) APA dicabut dalam hal APA bukan sebagai PSA.
7. Terjadi pemindahan lokasi apotek.
8. APA meninggal dunia.
Apabila Apoteker Pengelola Apotik meninggal dunia, dalam jangka waktu
dua kali dua puluh empat jam, ahli waris Apoteker Pengelola Apotik wajib
melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
15
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
16
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
1. Buku kas
Buku Kas adalah buku pencatatan semua transaksi uang tunai, baik itu
penerimaan maupun pengeluaran. Berfungsi untuk mencatat jumlah atau
besar kecilnya pendapatan tiap bulannya. Pencatatan dilakukan setiap
akhir bulan.
17
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
18
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
19
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
bocor, dan bebas dari hama seperti tikus. Penyimpanan sebaiknya dilakukan
menurut kelompok, misalnya kelompok obat jadi, bahan baku, dan alat kesehatan.
Kemudian masing-masing kelompok ini disusun secara alphabet. Keluar
masuknya barang juga diatur dengan kartu persediaan/kartu stok.
Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
a. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
b. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
c. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out) (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 3
tahun 2015, narkotika, psikotropika, dan prekursor yang terdapat di apotek
disimpan di lemari khusus yang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Terbuat dari bahan yang kuat;
b) Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda;
c) Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum; dan
d) Kunci lemari khusus dikuasai oleh apoteker penanggung
jawab/apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
e. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan menyalurkan atau menyerahkan sediaan
farmasi dan alat kesehatan dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan pasien. Sistem distribusi yang baik harus:
1. Menjamin kesinambungan penyaluran atau penyerahan.
2. Mempertahankan mutu.
3. Meminimalkan kehilangan, kerusakan dan kadaluarsa.
4. Menjaga ketelitian pencatatan.
20
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
21
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
22
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
23
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
24
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Penyusunan budget
Lalu diperhitungkan modal yang akan ditanam untuk sarana-sarana
2. Pengorganisasian (Organizing)
Apoteker Pengelola Apotek yang akan memimpin suatu organisasi apotek
haruslah seorang professional dan diharapkan dapat merencanakan atau
mengalokasikan aktifitas yang sama dan seimbang kepada setiap karyawan,
penentuan tugas masing-masing kelompok, pemilihan orang-orang yang
disesuaikan dengan pendidikan, sifat-sifat dan pengalamannya, pendelegasian
wewenang dan pemberian tanggung jawab serta pengorganisasian segala macam
aktifitas, hubungan dan tanggung jawab.
Fungsi pengorganisasian meliputi aktivitas dalam penentuan dan
perhitungan kegiatan dalam mencapai tujuan perusahaan. Mengelompokan
aktivitas yang sama dalam suatu kesatuan dan menempatkan seorang manajer
yang bermutu dengan diberi wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan
dalam pelaksanaan mencapai tujuan.
3. Pengarahan (Leading)
Apoteker Pengelola Apotek harus mampu melaksanakan pengarahan,
penggerakan dan contoh kepada bawahan mereka bekerja dengan baik. Hal ini
berarti bahwa seorang apoteker harus mampu bertindak efektif dan efisien serta
memberikan contoh yang baik atas pekerjaannya dan mampu membina rasa
persatuan sesama karyawan apotek dan juga dapat berperansebagai saran
penghubung antara karyawan dan pemilik sarana apotek.
Fungsi pengarahan dilakukan dengan mengarahkan karyawan agar bekerja
secara efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebagai alat
utamanya adalah instruksi atau perintah-perintah.
4. Koordinasi (Coordinating)
Fungsi koordinasi adalah manajer harus berusaha menselaraskan antara
tugas yang dilakukan oleh seorang dengan yang lain dan antara bagian dengan
bagian yang lain, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran atau duplikasi pekerjaan.
5. Pengawasan (controlling)
Apoteker Pengelola Apotek harus mampu melaksanakan pengawasan dan
kontrol terhadap semua kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan di apotek sehingga
25
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
semua kegiatan di apotek dapat berjalan lancar dan memuaskan dalam mencapai
tujuan. Dalam hal ini termasuk juga kemampuan dalam mengoreksi bawahan
terhadap prestasi kegiatan yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Fungsi pengawasan (controlling) merupakan evaluasi dari suatu pekerjaan yang
sudah direncanakan. Fungsi pengawasan merupakan bagian fungsi yang penting
sekali dalam manajemen.
Pengawasan dilakukan terhadap :
Pengawasan terhadap kualitas
Pengawasan terhadap kuantitas
Pengawasan penggunaan waktu
Pengawasan terhadap biaya
26
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
27
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
28
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
29
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
d. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan
meyelesaikan masalah yang dihadapi pasien (Menkes, RI, 2016). Tahapan dalam
kegiatan konseling adalah:
30
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
31
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya (Menkes, RI, 2016).
Jenis pelayanan kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh apoteker
meliputi:
1. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan
pengobatan
2. Identifikasi kepatuhan pasien
3. Pendampingan pengelolaan obat dan/atau alat kesehatan di rumah, misalnya
cara pemakaian obat asma, penyimpanan insulin
4. Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum
5. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat
berdasarkan catatan pengobatan pasien
6. Dokumentasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping (Permenkes RI, 2016)
Menurut Permenkes RI (2016), adapun kriteria pasiennya sebagai berikut:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
6. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.
Menurut Permenkes RI (2016), adapun kegiatannya sebagai berikut:
1. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
2. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien yang terdiri
dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi; melalui
wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau tenaga kesehatan lain.
3. Melakukan identifikasi masalah terkait obat. Masalah terkait obat antara lain
adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa indikasi,
32
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu rendah,
terjadinya reaksi Obat yang tidak diinginkan atau terjadinya interaksi obat.
4. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan menentukan
apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan terjadi.
5. Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang berisi rencana
pemantauan dengan tujuan memastikan pencapaian efek terapi dan
meminimalkan efek yang tidak dikehendaki.
6. Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat oleh
Apoteker harus dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan terkait untuk
mengoptimalkan tujuan terapi.
7. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi obat.
g. Monitoring efek samping obat (MESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis (Permenkes RI, 2016).
Menurut Permenkes RI (2016), adapun kegiatannya sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami
efek samping obat.
2. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
3. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
Menurut Permnkes RI (2016), Faktor yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Kerjasama dengan tim kesehatan lain.
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.
a. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran
33
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
P no.2
P no.5
Awas! Obat Keras
Awas! Obat Keras
Hanya Untuk dikumur, jangan
Tidak boleh ditelan
ditelan
P no.3 P no.6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar badan Obat wasir, jangan ditelan
34
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
1. Jamu
Jamu merupakan bahan obat alam yang sediannya masih berupa simplisia
sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar kering. Sedang khasiatnya dan
keamanannya baru terbukti setelah secara empiris berdasarkan pengalaman turun-
temurun. Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati
3 generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah ramuan
disebut jamu jika bertahan minimal 180 tahun.
Sebagai contoh, masyarakat telah menggunakan rimpang temulawak untuk
mengatasi hepatitis selama ratusan tahun. Pembuktian khasiat tersebut baru
sebatas pengalaman, selama belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan
bahwa temulawak sebagai antihepatitis. Jadi Curcuma xanthorriza itu tetaplah
jamu. Artinya ketika dikemas dan dipasarkan, prosuden dilarang mengklaim
temulawak sebagai obat. Selain tertulis "jamu", dikemasan produk tertera logo
berupa ranting daun berwarna hijau dalam lingkaran. Di pasaran banyak beredar
produksi kamu seperti Tolak Angin (PT Sido Muncul), Pil Binari (PT Tenaga Tani
Farma), Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal), dll.
2. Herbal Terstandar
Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar dengan syarat
bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang
35
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
3. Fitofarmaka
Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka
setelah melalui uji klinis pada manusia. Dosis dari hewan coba dikonversi ke
dosis aman bagi manusia. Dari uji itulah dapat diketahui kesamaan efek pada
hewan coba dan manusia. Bisa jadi terbukti ampuh ketika diuji pada hewan coba,
belum tentu ampuh juga ketika dicobakan pada manusia.
Uji klinis terdiri atas single center yang dilakukan di laboratorium
penelitian dan multicenter di berbagai lokasi agar lebih obyektif. Setelah lolos uji
fitofarmaka, produsen dapat mengklaim produknya sebagai obat. Namun
demikian, klaim tidak boleh menyimpang dari materi uji klinis sebelumnya.
Misalnya, ketika uji klinis hanya sebagai antikanker, produsen dilarang
mengklaim produknya sebagai antikanker dan antidiabetes.
Kemasan produk fitofarmaka berupa jari-jari daun yang membentuk
bintang dalam lingkaran. Saat ini di Indonesia baru terdapat 5 fitofarmaka, contoh
36
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya
Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros). Itulah tiga kriteria produk bahan
alam dan tahapan panjang yang harus dilalui oleh produsen obat bahan alam untuk
mendapatkan status tertinggi sebagai obat yaitu fitofarmaka. Semua uji tersebut
ditempuh demi keamanan konsumen.
d. Obat keras dan psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat. Obat
psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh :
Diazepam, Phenobarbital (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006).
K
Gambar 4. Logo Obat Keras
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2015 Tentang Perubahan Penggolongan psikotropika menjadi:
a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: etisiklidina, tenosiklidina, dan metilendioksi metilamfetamin
(MDMA).
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: amfetamin, deksamfetamin, metamfetamin, dan fensiklidin.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
37
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
38
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
39
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
c. Pemesanan
Pemesanan Narkotika dilakukan dengan pesanan tertulis melalui Surat
Pesanan Narkotika model N-9 kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT.Kimia
Farma (Persero)Tbk. SuratPesanan NarkotikaharusditandatanganiolehApoteker
Penanggung Jawab dengan mencantumkan nama jelas,nomo rSIPA, SIA, dan
stempel apotek.Satu Surat Pesanan terdiri dari rangkap empat (3 lembar untuk
PBF pengadaan dan 1 lembar untuk arsip apotek) dan hanyadapat memesan satu
jenis obatNarkotika.
d. Penerimaan
Dalam penerimaannya, obat narkotika harus dilakukan oleh APA, bila
berhalangan dapat dilakukan oleh asisten apoteker melalui surat kuasa untuk
penerimaan obat narkotika. Bukti penerimaan narkotika dan OKT harus juga
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIA dan stempel apotek.
e. Penyimpanan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi, tempat penyimpanan narkotika, psikotropika dapat berupa gudang,
ruangan atau lemari khusus. Persyaratan lemari khusus :
a. Terbuat dari bahan yang kuat
b. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunci yang berbeda
c. Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk instalasi
farmasi pemerintah
40
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
d. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, instalasi farmasi klinik
dan lembaga ilmu pengetahuan
e. Kunci lemari khusus dikuasai oleh apoteker penanggung jawab/apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
41
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
42
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
f. Prekursor Farmasi
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pengelolahan Prekursor Farmasi dan
43
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Obat Mengandung Prekursor Farmasi, Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan
pemula atau bahan kimia yangdapat digunakan sebagai bahan baku/penolong
untuk keperluan prosesproduksi Industri Farmasi atau produk antara, produk
ruahan danproduk jadi yang mengandung efedrin, pseudoefedrin,norefedrin/
fenilpropanolamin, ergotamin, ergometrin, atau potassiumpermanganat.
Pengelolaan Prekursor Farmasi dan/atau Obat mengandung Prekursor
Farmasi di Apotek meliputi kegiatan:
a. Pengadaan
- Pengadaan obat mengandung Prekursor Farmasi harus berdasarkan Surat
Pesanan (SP).
- Pemesanan antar apotek diperbolehkan dalam keadaan mendesakmisalnya
pemesanan sejumlah obat yang dibutuhkan untukmemenuhi kekurangan
jumlah obat yang diresepkan.
b. Penyimpanan
- Obat mengandung Prekursor Farmasi disimpan di tempat yang
amanberdasarkan analisis risiko masing-masing Apotek.
- Apabila memiliki obat mengandung Prekursor Farmasi yang
disimpantidak dalam wadah asli, maka wadah harus dilengkapi dengan
identitasobat meliputi nama, jumlah, bentuk dan kekuatan sediaan, isi
danjenis kemasan, nomor bets, tanggal daluwarsa, dan nama produsen.
c. Penyerahan
- Penyerahan obat mengandung Prekursor Farmasi harusmemperhatikan
kewajaran jumlah yang diserahkan sesuai kebutuhanterapi.
- Penyerahan obat mengandung Prekursor Farmasi diluar kewajaranharus
dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab Apotek/ApotekerPendamping
setelah dilakukan screening terhadap permintaan obat.
d. Penarikan Kembali Obat (Recall)
Apotek wajib melakukan penarikan kembali obat
(recall)sesuaipemberitahuan dari pemilik izin edar.
e. Pemusnahan
- Pemusnahan dilaksanakan terhadap obat mengandung PrekursorFarmasi
yang rusak dan kadaluwarsa.
44
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
45
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
disebutkan dalam OWA yang bersangkutan.
b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
c. Memberikan informasi, meliputi dosis dan aturan pakainya,
kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh
pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.919 Tahun 1993 tentang kriteria obat yang
dapat diserahkan tanpa resep, yaitu tidak dikontraindikasikan untuk
penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di
atas 65 tahun, pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan
resiko pada kelanjutan penyakit, penggunaan tidak memerlukan cara dan atau
alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan, penggunaannya
diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia, dan obat
memiliki rasio kemanfaatan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
pengobatan sendiri.
46
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
No. 1, beberapa obat yang semula OWA berubah menjadi obat bebas terbatas
atau obat bebas, selain itu juga ada keterangan pembatasannya.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1176 Tahun 1999 tentang OWA No.3.
h. Obat Generik
Obat generik adalah obat dengan nama resmi Internasional Non
Proprietary Name (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku
standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2010).
47
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA
a. Industri farmasi
b. Industri kimia dan makanan kesehatan
c. Perkebunan obat
d. Pertambangan farmasi dan kimia
e. Perdagangan farmasi, kimia danekspor-impor.
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik yaitu PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Bersamaan dengan perubahan tersebut, PT. Kimia Farma telah dicatatkan pada
48
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger
dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).
Selanjut nya paada tanggal 4 Januari 2002 dibentuk dua anak perusahaan
yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution.
Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, PT. Kimia Farma telah berkembang
menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. PT.
Kimia Farma kian diperhitung kan kiprah nya dalam pengembangan dan
khususnya pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat
Indonesia. Proses berdirinya PT. Kimia Farma melalui beberapa tahap sesuai
fungsi dan perannya dalam mendukung perekofstnomian bangsa seiring dengan
situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, diantaranya:
49
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
g. Pada tanggal 4 januari 2003 PT. Kimia Farma dipisahkan menjadi dua anak
perusahaan agar dapat mengelola perusahaan lebih terarah dan berkembang
dengan cepat.
3.2.1 Misi
50
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
a. Profesionalisme
Kesadaran dalam berpikir, berbicara dan bertindak dalam menjalani tugas
dan fungsinya dengan penuh semangat dan berbekal pengetahuan dan
keterampilan yang memadai dalam situasi dan kondisi apapun.
b. Kerjasama
Bekerja dalam kebersamaan dalam langkah dan pikiran yang tercermin
dalam kerjasama tim antar karyawan yang erat dan solid untuk mendapatkan hasil
terbaik bagi perusahaan.
c. Integritas
Merupakan sikap mental yang positif yang melandasi semangat dan
antusiasme dalam bekerja secara profesional.Berbekal budaya perusahaan
tersebut, PT. Kimia Farma telah berhasil menemukan inti sari budaya
perusahaan yang merupakan nilai-nilai inti perusahaan (corporates value)
yaitu I CARE yang menjadi acuan atau pedoman bagi PT. Kimia Farma dalam
51
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
a. Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun produk
unggulan.
b. Customer first
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja.
c. Accountability
Dengan senantiasa bertanggungjawab atas amanah yang dipercayakan oleh
perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, integritas dan kerja
sama.
d. Responsibility
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran
dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana
dalam menghadapi setiap masalah.
e. Eco-friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang
ramah lingkungan.
5 As sebagai Ruh Budaya Perusahaan yang terdiri dari :
a. Kerja Ikhlas
Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama.
b. Kerja Cerdas
Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan solusi yang
tepat.
c. Kerja Keras
Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk
mendapatkan hasil terbaik.
d. Kerja Antusias
Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat untuk
mencapai tujuan bersama
e. Kerja Tuntas
52
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
53
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
54
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
55
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
56
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
dan ISO 14001 serta mendapatkan sertifikat CPOB dalam memproduksi sediaan
kapsul lunak, tablet, tablet salut, salep dan cairan obat luar.
Plant Medan, Sumatera Utara
Memproduksi obat dalam sediaan tablet, krim dan kapsul. Mendapatkan
sertifikat CPOB untuk seluruh jenis sediaan yang diproduksi serta menerapkan
sistem manajemen mutu ISO-9001:2008.
c. Bidang Pemasaran
Kegiatan pemasaran ditangani oleh divisi pemasaran. PT Kimia Farma
(Persero) Tbk., membagi kegiatan pemasarannya masing-masing untuk produk
obat generik, OTC, Kosmetik, Ethical dan Obat Lisensi. Divisi pemasaran secara
konsisten melakukan penelitian pasar baik berdasarkan data primer maupun data
sekunder sehingga mampu menghasilkan strategi pemasaran yang tepat bagi
perusahaan. Divisi ini juga membuat rencana pemasaran terpadu yang
dikoordinasikan dengan unit terkait seperti produksi dan distribusi.
3.7.2 PT. Kimia Farma Trading and Distribution
57
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
negeri (Kimia Farma, 2012). PT. Kimia Farma Trading and Distibution memiliki
visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan terkemuka dan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.
58
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
b. Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui:
1) Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek,
klinik, laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya.
2) Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal.
3) Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya
(Fee-Based Income).
PT. Kimia Farma Apotek dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
membawahi 3 direktur (Direktur Operasional, Direktur Keuangan dan Direktur
SDM & Umum. Direktur Operasional membawahi Manager Controller,
Compliance & Risk Management dan Manager Principal & Merchendise.
Direktur Operasional juga mengoordinasi PT. KF Distribusi, KF Klinik dan KF
Optik. Direktur Keuangan membawahi Manager Akuntansi, Keuangan &IT dan
Manager Apotik Bisnis (Unit Bisnis). Direktur SDM & Umum membawahi
manajer Human Capital & General Affair. Terdapat 2 (dua) jenis Apotek Kimia
Farma, yaitu apotek administrator yang sekarang disebut Business Manager (BM)
dan apotek pelayanan. Business Manager membawahi beberapa apotek pelayanan
yang berada dalam suatu wilayah. Business Manager bertugas menangani
pembelian, penyimpanan barang dan administrasi apotek pelayanan yang berada di
bawahnya. Konsep BM ini bertujuan agar pengelolaan aset dan keuangan dari
apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien, serta memudahkan
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Secara umum keuntungan yang
didapat melalui konsep BM adalah:
a. Koordinasi modal kerja menjadi lebih mudah
b. Apotek-apotek pelayanan dapat lebih fokus pada kualitas pelayanan,
sehingga mutu pelayanan akan meningkat yang diharapkan berdampak
pada peningkatan penjualan.
c. Merasionalkan jumlah SDM, terutama tenaga administrasi yang
diharapkan berimbas pada efisiensibiaya.
d. Meningkatkan bargaining dengan pemasok untuk memperoleh sumber
barang dagangan yang lebih murah, dengan maksud agar dapat memperbesar
59
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
60
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
14. Apotek Kimia Farma 146 di Jl. Jenderal Sudirman No. 35 Bukittinggi
16. Apotek Kimia Farma di Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 121 Solok
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA NO.11 PELENGKAP
RSUP M.DJAMIL
61
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
62
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Ruang arsip pada depo ini tidak dibuat tersendiri, melainkan semua
arsip disimpan didalam kotak atau box yang diberi label dan disimpan
didalam ruang penyimpanan.
Apoteker Penanggungjawab
Apotek (APA)/ Pharmacy
Manager
Apoteker
Pendamping
63
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
64
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
kerja dan telah mengucap sumpah. Apoteker Pendamping bertanggung jawab atas
tugas APA apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan dalam melakukan
tugasnya pada jam buka apotek. Apoteker Pendamping juga sebagai manager
pelayanan di Apotek bertanggung jawab secara langsung kepada APA.
Tugas dan tanggung jawab dari Apoteker Pendamping adalah :
1) Membantu APA dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan oleh
perusahaan antara lain menentukan target yang akan dicapai, kebutuhan
sarana, personalia dan anggaran dana yang dibutuhkan.
2) Membantu APA dalam menyusun program kerja karyawan untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan.
3) Memberikan pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi kepada
pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
4) Membantu APA dalam mengelola dan mengawasi persediaan
perbekalan farmasi di apotek untuk memastikan ketersediaan barang
atau obat sesuai dengan kebutuhan dan rencana yang telah ditetapkan.
5) Membantu APA dalam memberikan laporan berkala tentang kegiatan
apotek secara keseluruhan kepada Manager Bisnis
c. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
Tugas dan tanggung jawab Tenaga Teknis Kefarmasian secara garis besar
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1) Pelayanan (Penjualan)
Tugas pokok pelayanan (penjualan) adalah:
a) Melayani resep tunai dan kredit serta memasukkan data pasien dan
resep di komputer.
b) Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya
berdasarkan resep yang diterima.
c) Mengatur dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan farmasi
lainnya di ruang peracikan berdasarkan jenis dan sifat barang yang
disusun secara alfabetis dan berurutan serta mencatat keluar masuknya
barang di kartu stok.
d) Menyiapkan dan meracik obat sesuai dengan resep dokter, yaitu
65
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
2) Pengadaan
Tugas pokok pengadaan adalah:
a) Mencatat dan merencanakan barang yang akan dipesan berdasarkan
defekta dari bagian peracikan maupun penjualan bebas. Jenis barang
yang akan dipesan disusun dalam Bon Permintaan Barang Apotek
(BPBA). Melakukan pemesanan barang yang telah direncanakan ke unit
bisnis menggunakan BPBA.
b) Memeriksa kesesuaian antara faktur pembelian asli, salinannya,jumlah
barang, harga dan potongan.
c) Menerima barang dari administrator maupun distributor langsung dan
memeriksa kesesuaian barang yang diterima.
d) Mencatat barang yang sudah diterima dan mencocokan dengan BPBA
66
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
67
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
sesuai dengan buku defekta yang sebelumnya telah diseleksi dan telah
mendapat persetujuan dari manager apotek. BPBA dilakukan seminggu
sekali yang kemudian dikirim ke bagian pembelian di Business Manager
melalui program KIS (Kimia Farma Information System).
b. Bagian pembelian di Business Manager mengumpulkan data barang
yang harus dipesan berdasarkan BPBA dari apotek pelayanan.
c. Jika barang yang dipesan oleh apotek tersedia di gudang BM, maka BM
akan mengantar langsung (dropping) barang tersebut ke apotek. Jika
barang yang dipesan tidak tersedia di gudang BM, maka pihak BM akan
melakukan pemesanan ke PBF atau pemasok resmi yang telah dipilih
(standarisasi pemasok).
d. Bagian pembelian Business Manager membuat surat pesanan yang
berisi nama distributor, nama barang, kemasan, jumlah barang dan
potongan harga yang kemudian ditandatangani oleh bagian pembelian
dan Manager Apotek Pelayanan. Surat pesanan dibuat rangkap dua untuk
dikirim ke pemasok dan untuk arsip apotek.
e. Setelah membuat surat pesanan, bagian pembelian BM langsung
memesan barang ke pemasok. Bila ada pesanan mendadak maka bagian
pembelian akan melakukan pemesanan melalui telepon dan surat pesanan
akan diberikan pada saat barang diantarkan.
f. Pemasok akan mengantar langsung barang yang dipesan melalui bagian
pembelian BM ke apotek pelayanan yang bersangkutan disertai dengan
dokumen faktur dan SP (surat pesanan). Setelah dilakukan pengecekan,
faktur di entry oleh Apotek Pelayanan kemudian dikirim ke Business
Manager bagian hutang. Jika ada perbekalan farmasi yang dibutuhkan
segera tetapi tidak ada persediaan (cito), apotek dapat mengadakan by
pass atau pembelian mendesak ke BM. Perbekalan farmasi yang akan di
by pass tidak boleh terdapat pada daftar BPBA minggu tersebut karena
jumlah permintaan menjadi ganda. Selain itu apotek dapat juga
melakukan dropping antar apotek, yaitu permintaan barang antar apotek
(pembelian intern antar apotek Kimia Farma). Permintaan barang antar
apotek Kimia Farma diajukan dengan menggunakan BPBA, sehingga
68
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
69
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
saja. Namun, pada Apotek Kimia Farma 11 RSUP M.Djamil ini tidak ada
melakukan pengadaan sistem konsinyasi karena disini tidak ada fasilitas swalayan
farmasi.
Pengadaan dengan sistem satu pintu yang dilakukan secara terpusat oleh
Business Manager ini memberikan beberapa keuntungan, yaitu apotek tidak perlu
membeli barang dalam kemasan utuh (box); efisiensi tempat karena apotek
pelayanan tidak memerlukan gudang; efisiensi SDM karena apotek pelayanan
dapat meminimalkan tenaga kerja yang diperlukan untuk mengatur kegiatan
pembelian, penyimpanan, keuangan dan administrasi; penyediaan barang lebih
terkoordinir baik jumlah maupun sistem pembayarannya; memungkinkan untuk
mendapat diskon besar karena pembelian dalam jumlah banyak; jika terdapat
kelebihan barang tertentu dapat dialihkan ke Apotek Kimia Farma lainnya
sehingga dapat dimanfaatkan oleh apotek yang bersangkutan serta mengurangi
kerugian dan mencegah terjadinya barang sisa akibat salah peramalan dan
kadaluarsa. Selain itu dengan sistem terpusat ini Apotek Kimia Farma dapat fokus
menjalankan perannya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan dapat
mengoptimalkan pelayanannya untuk masyarakat.
Pemesanan barang di Apotek Kimia Farma hanya dilakukan kepada pemasok
yang telah mempunyai ikatan kerjasama dengan Kimia Farma sehingga masuknya
obat palsu dapat dicegah. Pemilihan pemasok dilakukan oleh Bussines Manager
dengan mempertimbangkan mutu barang yang ditawarkan, ketepatan waktu
pengiriman, masa kredit yang panjang, harga yang bersaing serta potongan harga
yang diberikan, serta pemasok tersebut merupakan agen resmi yang ditunjuk oleh
industri farmasi. Penggantian pemasok yang sudah tidak kompeten harus melalui
Business Manager Kimia Farma.
Per tanggal 1 Maret 2017 sistem pengadaan barang di apotek kimia farma di
ubah dimana pemesanan/ pengadaan barang di apotek tetap melalui BPBA yang di
buat masing-masing apotek dan juga membuat surat pesanan (SP) kemudian
Apotek langsung memesan ke distributor dan distributor langsung mengirimkan
barang yang dipesan ke Apotek yang bersangkutan disertai dengan dokumen
70
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
4.4.3 Dropping
Pengadaan barang juga dapat dilakukan melalui dropping antar APP. Setiap
perpindahan barang dari BM ke APP atau antar APP harus disertai BPBA dan
bukti dropping. Dengan adanya bukti dropping maka jumlah pembelian di APP
penerima barang akan bertambah sejumlah harga obat yang diterima sedangkan
jumlah pembelian di APP yang melakukan dropping akan berkurang.
71
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
72
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
jumlah fisik barang sesuai dengan kartu stok (fisik) dengan data di komputer.
Pencatatan nilai stok dilakukan dengan cara menuliskan jumlah stok pada blanko
stok opname. Stok fisik dilakukan terhadap semua barang dan dilakukan
pemisahan terhadap barang yang rusak dan lewat tanggal kadaluarsa.
73
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
4.4.8 Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa,
kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
sekurang kurangnya memuat nama obat, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran
dan sisa persediaan.Sistem Pengendalian barang tidak hanya berdasarkan kartu
stok barang dan sistem elektronik saja, melainkan setiap hari dilakukan juga “uji
petik”, pengujian ini bertujuan untuk menyesuaikan barang antara bukti fisik
barang dengan yang ada di kartu stok dan juga yang ada di komputer, parameter
uji petik yang diamati adalah nama obat, jumlah barang dikomputer, jumlah
barang di kartu stok, jumlah fisik barang, dan tanggal kadaluwarsa.
74
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
75
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
76
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
77
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
78
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
e) Pelayanan Narkotika
Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap RSUP M.Djamil hanya melayani resep
narkotika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma
11 Pelengkap RSUP M.Djamil sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru
diambil sebagian. Apotek tidak melayani resep narkotik yang mencantumkan iter
(pengulangan resep).
f) Pelayanan Farmasi Klinis
Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap RSUP M.Djamil telah menerapkan
sistem pelayanan farmasi klinis seperti yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.
Pengkajian Resep
Saat resep masuk dilakukan pengkajian dahulu, meliputi pengkajian
administratif, pengkajian farmasetik, dan pengkajian klinis. Jika dirasa ada
ketidaksesuaian dari hasil pengkajian, maka Apoteker atau Asisten
apoteker akan menghubungi dokter penulis resep untuk melakukan
konfirmasi.
Dispensing
Setelah didapatkan kepastian mengenai resep, kemudian petugas
melakukan dispensing sesuai dengan permintaan resep. Kemudian obat
79
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
80
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
81
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
4.6.6 Pembukuan
Buku-buku yang terdapat di apotek kimia farma 11 :
a. Buku Pendingan
Buku pendingan merupakan buku yang mencatat obat-obat yang dibeli
oleh pasien namun stoknya tidak ada didalam komputer sehingga tidak dapat di
entry untuk penjualan apotek, jadi obat tersebut dicatat di buku pendingan yang
kemudian dapat di entry kembali jika stok obat tersebut sudah ada di komputer.
b. Buku Penolakan
Buku penolakan merupakan buku untuk mencatat obat-obat atau resep
yang ditolak oleh apotek karena stok kosong. Sehingga buku ini dapat dijadikan
referensi dalam pembuatan BPBA.
c. Buku Droping dari apotek lain
Mencatat obat-obat dari apotek kimia farma lainnya yang did roping ke
apotek kimia farma 11 dengan mencatat obat yang datang dan jumlahnya
d. Buku droping dari Bm
Mencatat obat-obat yang datang (droping) dari BM ke apotek kimia 11
dengan mencatat obat yang datang dan jumlahnya
e. Buku droping Apotek
Mencatat obat-obat di apotek kimia farma 11 yang didroping ke apotek
lainnya, dengan mencatat obat yang di droping dan jumlahnya serta memncatat
nama apotek yang akan di droping.
f. Buku Faktur
Mencatat faktur-faktur yang datang, dengan mencatat tanggal faktur, no
faktur, nama obat yang dipesan, dan jumlah yang dipesan
82
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
4.7 Laporan
Laporan terdiri dari laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan
triwulan.Laporan ini dilaporkan dari APP kepada BM.
Laporan harian, yang meliputi:
LIPH (Laporan Ikhtisar Penjualan Harian) yang merupakan laporan
tentang hasil penjualan per hari.
Laporan pengeluaran per hari kebutuhan apotek. APP diberikan uang
kas tetap yang digunakan untuk keperluan apotek. Pemakaian uang ini
harus dilaporkan per hari.
Rekap tagihan apotek, merupakan rekap tagihan untuk pelayanan kredit.
Laporan mingguan, yang meliputi:
Laporan Service Level , merupakan laporan tentang tingkat layanan
terdiri dari layanan dari BM ke APP dan layanan dari APP ke pasien.
Laporan tentang pelayanan apotek, berasal dari hasil yang dilaksanakan
per minggu.
Laporan uji petik
Laporan bulanan, yang meliputi:
Laporan Pharmaceutical Care.
Pelayanan informasi obat yang dilakukan pada saat penyerahan obat
dicatat ke dalam form layanan informasi obat. Form ini terdiri dari form
1a untuk layanan informasi obat dengan resep dokter, form 1b untuk
layanan informasi obat pasien swamedikasi, dan form 2 untuk evaluasi
dari pasien terhadap apoteker yang melakukan PIO.
Laporan penolakan resep
Laporan penyerapan resep
83
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Laporan serapan resep dari bangsal dan poli (dokter yang praktek di
lingkungan sekitar dan terkait kerjasama dengan Apotek Kimia Farma
11 Pelengkap RSUP M.Djamil)
Laporan serapan resep dari rumah sakit / dokter yang praktek di luar
lingkungan Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap RSUP M.Djamil)
Laporan narkotika berisikan tentang laporan penggunaan sediaan
narkotika setiap 1 bulan sekali, diketahui dan ditandatangani oleh
Apoteker Pengelola Apotek. Tembusan surat laporan narkotika ini
dibuat sebanyak 4 rangkap dan akan dikirim kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Padang, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat, Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta Arsip sebagai
pertinggal di apotek
Laporan psikotropika berisikan tentang laporan penggunaan sediaan
psikotropika setiap 1 bulan sekali, diketahui dan ditandatangani oleh
Apoteker Pengelola Apotek. Tembusan surat laporan psikotropika ini
dibuat sebanyak 4 rangkap dan akan dikirim kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Padang, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat, Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta Arsip sebagai
pertinggal di apotek
Laporan triwulan yaitu laporan stok opname.
84
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
ke PBF tertentu yang ditunjuk oleh pemerintah (PBF Kimia Fama). SP tersebut
terdiri atas 4 lembar/rangkap, yang terdiri dari:
a. Satu rangkap untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Satu rangkap untuk BPOM.
c. Satu rangkap untuk PBF.
d. Satu rangkap untuk arsip apotek.
Berdasarkan surat edaran dari Dirjen POM No.366/E/SE/1977 perihal salinan
resep narkotika, suatu apotek:
a. Dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika.
b. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani,
apotek boleh membuat salinan resep, tetapi salinan resep tersebut hanya
boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep aslinya.
c. Dokter tidak menambah tulisan “iter” pada resep-resep narkotika
Berdasarkan Permenkes No. 28 Tahun 1978, penyimpanan obat-obat
narkotika dilakukan sebagai berikut:
a. Apotek harus memiliki tempat khusus untuk menyimpan obat-obat
narkotika yang dapat dikunci dengan baik.
b. Tempat khusus tersebut harus memenuhi persyaratan :
Dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
Mempunyai kunci yang kuat.
Tempat tersebut dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang
berlainan. Bagian pertama untuk menyimpan morfin, petidin, dan
garam-garamnya. Bagian kedua untuk menyimpan persediaan
narkotika lainnya yang diperlukan sehari-hari.
Jika tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40
x 80 x 100 cm, maka lemari tersebut harus disatukan atau dilekatkan
dengan tembok atau lantai.
Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan obat-obat
lain selain narkotika, kecuali ditentukan lain oleh Menteri Kesehatan.
Anak kunci harus dikuasai oleh penanggungjawab apotek, atau oleh
pegawai yang dikuasakan.
85
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
86
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
4.10 Data Jumlah Resep di Apotek Kimia Farma No.11 RSUP M.Djamil
4.10.1. Data Retrospektif
87
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Rata-Rata
Bulan Jumlah Resep % Resep
Perhari
Jan-17 958 8,56 31
Feb-17 878 7,85 31
Mar-17 930 8,31 30
Apr-17 818 7,31 27
Mei-17 937 8,37 30
Jun-17 767 6,85 26
Jul-17 949 8,48 31
Agu-17 993 8,87 32
Sep-17 828 7,40 28
Okt-17 1005 8,98 32
Tabel Nov-17 1089 9,73 36 1.
Des-17 1038 9,28 33
Jumlah
Total 11190 100 367
Resep
Rata-rata
933 8,33 31
jumlah/bulan Januari
2017 – Desember 2017 di Apotek Kimia
Farma No 11 Pelengkap RSUP M.Djamil
Jumlah Rata-Rata
Minggu Tanggal %
Resep Resep Perhari
11 Desember-
I 259 17,38 37
17 Desember
18 Desember-
II 302 20,27 43
24 Desember
25 Desember-
III 214 14,36 31
31 Desember
1 Januari - 7
IV 224 15,03 32
Januari
8 Januari - 14
V 253 16,97 36
Januari
88
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
15 Januari
VI 238 15,97 48
-21 Januari
Total 1490 100 227
Rata-rata jumlah/Minggu
248,33 16,67 37,83
Tabel 2. Jumlah resep yang diperoleh selama PKPA di Apotek Kimia Farma No
11 Pelengkap RSUP M.Djamil
89
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
BAB V
PEMBAHASAN
90
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
91
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
apoteker berjumlah 4 orang dan 2 orang non AA dibagi dalam 3 (dua) shift kerja,
2 orang shift pagi (07.00-14.00 WIB), 2 orang shift siang (14.00-21.00 WIB) dan
1 orang shift malam (21.00-07.00 WIB). Asisten apoteker bertugas membantu
apoteker dalam pelayanan kefarmasian. Struktur organisasi Apotek Kimia Farma
11 dapat dilihat pada lampiran 1.
Dilihat dari bagian personalia/SDM Apotek Kimia Farma 11 sudah
menunjang dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pasien. Saat pasien
datang ke apotek, petugas pada shift tersebut sudah siap menyambut pasien
menanyakan apa yang pasien butuhkan, kemudian juga sudah ada apoteker yang
dan asisten apoteker yang siap memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien.
Masing-masing personalia di Apotik Kimia Farma 11 sudah memiliki tugas dan
tanggunag jawabnya masing-masing. Fungsi apoteker sebagai managerlah yang
terlibat dalam pengelolaan SDM.
Dari segi tata ruang, Apotek Kimia Farma 11 sudah menunjang untuk
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kefarmasian, meskipun belum sepenuhnya.
Hal ini dapat terlihat dari adanya penataan ruang yang terpisah antara ruang
tunggu pasien, penerimaan resep dan penyerahan obat, ruang penyimpanan obat,
ruang peracikan yang dilengkapi dengan bak cuci, ruang administrasi, mushola
dan toilet. Dapat dilihat Apotek Kimia Farma 11 ini tidak memiliki ruang
konseling khusus, sehingga konseling jarang dilakukan kecuali ada pasien yang
meminta secara khusus sehingga konseling dilakukan di kursi tunggu pasien.
Persyaratan mengenai tata ruang apotek diatur dalam Permenkes Nomor 9 Tahun
2017 dan menjadi pertimbangan pemerintah daerah dalam mengeluarkan SIA
(surat izin apotek). Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap memiliki SIA:
21/SIAP/DPMPTSP/II/2017. Ruangan yang ada di Apotek dilengkapi dengan
pendingin udara dan penerangan yang baik sehingga memberikan kenyamanan
baik bagi petugas apotek maupun pasien.
Selama PKPA dilaksanakan, penulis ikut membantu pelayanan
kefarmasian mulai dari menerima resep, skrining resep, compounding, dispensing,
PIO (Pemberian Informasi Obat) hingga konseling. Alur pelayanan resep di
apotek seharusnya resep diterima oleh apoteker kemudian diskrining ditanyakan
kesesuaian harga pada pasien, kemudian diserahkan ke asisten apoteker untuk
92
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
93
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
langsung ke apotek kimia farma cabang lainnya dan jika obat yang diminta
tersedia di apotek kimia farma cabang dan apotek tersebut bersedia
mendropingkan obatnya maka obat dapat langsung ditebus oleh pasien langsung
dengan membawa bon obat ke apotek yang dituju atau obat bisa dijemput oleh
petugas apotek. Namun apabila tidak ada stok yang tersedia maka pasien
ditawarkan untuk menunggu obat untuk dipesankan obatnya terlebih dahulu dan
akan dikabari beberapa hari kemudian jika obatnya sudah ada.
Perencanaan pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 11 dilakukan
berdasarkan Metoda Pareto. Analisa pareto merupakan cara perencanaan dan
pengadaan barang berdasarkan histori penjualan yaitu dengan melihat jumlah
penjualan barang sebelumnya selama periode waktu tertentu. Dengan melihat
histori penjualan sebelumnya maka perencanaan barang dapat lebih efektif dan
efisien. Sehingga barang-barang yang dipesan dilihat berdasarkan kebutuhan dan
seringnya barang tersebut terjual atau dicari konsumen.
Di Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap perencanan sediaan farmasi dengan
melakukan pengumpulan data-data obat yang akan dipesan. Data obat tersebut
biasanya ditulis didalam buku defekta. Buku defekta merupakan buku yang berisi
catatan atau data obat yang jumlah stocknya yang hampir habis atau bahkan
kosong atau juga dapat dilihat dari data sistem putaran. Data sistem putaran ini
berisi data penjulaan apotek selama seminggu atau sebulan yang lalu. Dari data
putaran itu dapa dilihat penjulaan sebelumnya dengan stock yang ada di apotek
sehingga dapat diperkirakan akan dipesan atau tidak juga dengan melihat histori
penjualan sebelumnya maka perencanaan barang dapat lebih efektif dan efisien.
Sistem pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap dilakukan
melalui jalur resmi dengan melakukan pemesanan secara langsung ke PBF.
Pengadaan oleh Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap dilakukan dengan 2 cara yaitu
pemesanan langsung ke PBF dan sistem dropping antar apotek Kimia Farma.
Pemesanan langsung ke PBF dilakukan dengan cara mengirimkan Surat Pesanan
ke PBF. Dropping antar apotek dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
serta menghindari penolakan resep apabila kekurangan barang atau barang
tersebut tidak tersedia di Apotek. Dropping dilakukan antar sesama Apotek Kimia
Farma yang terdekat. Hal tersebut dilakukan dengan menuliskan jenis dan jumlah
94
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
95
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
untuk mempermudah pencarian. Selain itu juga terdapat tempat khusus untuk alat-
alat kesehatan. Penyimpanan narkotik dan psikotropika berada di dalam lemari
khusus dan tertutup dan memiliki kunci ganda sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 3 tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpan, Pemusnahan
dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi.
Untuk memudahkan dalam pengontrolan obat, masing-masing obat
memiliki kartu stok pada kotak penyimpanannya sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, pengendalian dapat dilakukan melalui kartu stok baik secara manual
maupun elektronik. Setiap ada obat yang masuk (berasal dari pembelian maupun
dari apotek lain) dan keluar ( karena penjualan maupun droping ke apotek lain)
harus dicatat ke kartu stok masing-masing dan dientry ke komputer. Hal ini
penting dilakukan untuk mempermudah dalam pengontrolan stok obat dan
kesesuaian antara jumlah fisik obat dengan jumlah obat pada kartu stok. Namun
dalam hal ini petugas terkadang mengalami kendala yaitu pada jam-jam sibuk,
setelah mengambil obat, petugas tidak sempat mencatat pada kartu stok, sehingga
jumlah barang yang ada seringkali tidak sesuai dengan kartu stok. Hal ini dapat
menghambat dan memperlambat kegiatan stock opname yang dilakukan setiap
tiga bulan sekali. Stock opname juga berfungsi untuk mengecek barang secara
fisik apakah sesuai dengan jumlah yang di komputer atau tidak. Untuk
mengantisipasi adanya obat yang kadaluarsa, maka Apotek Kimia Farma
membuat pada kartu stok tanggal kadaluarsa yang menunjukkan bulan dan tahun
kadaluarsa obat.
96
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
baik tunai maupun kredit. Validasi adalah proses pengecekkan data transaksi dari
hasil entry, lalu bukti setoran kas untuk transaksi tunai dicocokkan dengan kas
yang ada.
Selama penulis melaksanaankan PKPA di Apotek Kimia Farma 11
Pelengkap secara umum petugas apotek yang bekerja di bagian pelayanan atau
penjualan telah melayani dengan ramah, biasanya dimulai dengan greeting
(selamat datang di Apotek Kimia Farma, ada yang bisa dibantu?) dan diakhiri
dengan greeting penutup (terima kasih dengan senang hati semoga sehat selalu).
Selain itu, Petugas juga bersikap santun dan informatif dengan selalu berbicara
dengan bahasa yang baik, adapun greeting saat menerima telepon (Selamat
pagi/siang/malam, Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap, dengan nama, ada yang
bisa dibantu?). Petugas selalu tanggap dan cepat dalam menanggapi keluhan serta
membantu mengatasi kesulitan konsumen. Misalnya, jika konsumen tidak mampu
menebus obat, maka dicarikan obat dengan zat aktif dan khasiat sama dengan
harga yang lebih terjangkau atau ditebus sebagian dulu. Keadaan tersebut harus
terus dipertahakan dan sedapat mungkin ditingkatkan karena keramahan petugas
merupakan salah satu pendorong untuk menimbulkan minat pelanggan untuk
melakukan pembelian Sikap ramah petugas apotek sesuai dengan budaya kerja
Kimia Farma “I CARE”, yaitu Innovative, Customer First, Accountability,
Responsibility dan Eco Friendly. Sikap keramahan tersebut dapat menjadi salah
satu strategi untuk meningkatkan kepercayaaan masyarakat terhadap Apoteker dan
dapat meningkatkan profesionalitas seorang apoteker dalam mnejalanakan
pekerjaan kefarmasiannya.
97
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan selama Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
Apotek Kimia Farma, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengelolaan Personalia/SDM di apotek sangat menentukan pelayananan
yang akan diberikan kepada pasien. Fungsi apoteker sebagai manager
memiliki peran dalam pengeloaan SDM apotek
2. Sarana dan prasarana apotek diatur sesuai standar pelayanan kefarmasiaan
di apotek agar memberikan kenyamaan bagi pasien dan juga sesuai dengan
persyaratan dari dinkes Kab/Kota. Hal ini berkaitan dengan pengurusaan
SIA
3. Menurut standar pelayanan kefarmasiaan di apotek yakni Apoteker
melakukan fungsi manajemen (penglolaan sediaan) farmasi mulai dari
perencaaan, pengadaan, penerimaan, pencatatan, penyimpanan
pemusnahan. Di apotek kimia farma pemesanan obat dilakukan secara
terpusat di BM namun untuk pemesanaan obat jenis narkotika psikotropika
OOT dan prekusor dilakukan oleh apotek lagsung ke PBF dengan
menggunakan SP khusus.
4. Apoteker juga melakukan fungsi farmasi klinis seperti pengkajian resep,
dispensing, Pelayanan Informasi Obat (PIO),konseling, Pelayanan
Kefarmasian di rumah (home pharmacy care). Dalam memberikan
pelayanan ini dibutuhkan kompetensi dan keterampilan berkomunikasi.
5. Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) apotek memberikan manfaat
kepada calon apoteker untuk menambah keterampilan, pengetahuan,
pengalaman dan wawasan dalam bidang perapotekan.
6.2 Saran
1. Sistem pelayaanan di Apotek Kimia Farma dilakukan secara
terkomputerisasi sehingga apabila ada kendala atau gangguan jaringan
komputer akan menjadi kendala pelayananan di apotek seperti untuk
98
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
melihat harga obat. Sehingga perlu dibuat suatu buku khusus daftar harga
obat dan selalu diperbarui agar jika terjadi kendala sistem komputer,
transaksi dan pelayanan masih bisa berlangsung kondusif.
2. Sebaiknya meningkatkan kedisiplinan petugas apotek dalam mencatat
pemasukan dan pengeluaran obat, terutama pengeluaran obat di kartu
stock. Hal ini untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian antara jumlah
fisik obat dengan kartu stok dan dengan data stok di komputer.
99
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2016). Permenkes No. 31 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta :
Kemenkes RI.
100
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
101
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
World Health Organization. (1998). The Role of The Pharmacist In Self-Care and
Self-Medication. Report of the 4th WHO Consultative Group on the Role
of The Pharmacist, Hague, Netherlands.
102
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
BM
Dudi
PHM
Syafma Rorika
APING
Merry Wira P.
KOOR. APT
Sri Yant
NON
ASISTEN APT
Soni
NON
ASISTEN APT
Pak Y
RSUP M Djamil
103
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Bangsal
Pos Satpam
Depo Sentral
Kimia Farma 11
IGD
Rawat Jalan
Gambar 10. Denah Lokasi Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap RSUP M.Djamil
Padang
104
KF
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Keterangan :
B : Kas
I : Obat Injeksi
L : wc
Gambar 11. Denah Ruangan Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap RSUP M.Djamil
Padang
105
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Gambar 12. Gambar Bagian Depan Apotek Kimia Farma 11 Pelengkap RSUP
M.Djamil Padang
106
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
107
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Lampiran 6. Alur Pengadaan Barang di Apotek Kimia Farma Unit Bisnis Padang
Sebelum 1 Maret 2017
APP 2
Dropping + Barang
BPBA
SP
APP1 BPBA
BM PBF
Dropping
BARANG +
FAKTUR +
FAKTUR
PAJAK
Gambar 14. Alur Pengadaan Barang di Apotek Kimia Farma Unit Bisnis Padang
Sebelum 1 Maret 2017
108
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
BARANG + FAKTUR
APP 2
SP PBF
BPBA Dropping +
Barang
APP 1 SP
BARANG +FAKTUR
SP
Dropping + BPBA
Barang
APP 3
BPBA
APP BM
SPB
BARANG + FAKTUR
Gambar 15. Alur Pengadaan Barang di Apotek Kimia Farma terhitung tanggal 1
Maret 2017
109
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
110
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
111
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
112
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
113
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
114
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
115
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
116
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
117
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
118
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
119
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
120
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
121
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
122
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
123
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
124
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
125
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
126
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
127
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
128
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
129
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
130
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
131
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
132
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
133
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
134
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
135
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
136
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
137
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
Gambar 48. Sediaan suppositoria, insulin dan penyimpanan obat suhu 2-8oC
138
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
139
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
140
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
141
Laporan Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma No 11 RSUP M.Djamil Padang
20% = untung
Stok awal harus sama atau seimbang dengan stok akhir, jika tidak terjadi
kehilangan barang. Laba atau untung penjualan obat dilihat dari HPP, jika target
laba 25% maka nilai akhir dari HPP harus 75%. Jika nilai HPP naik, maka profit
margin atau laba turun. Ini bisa dipengaruhi oleh: salah hitung stok, barang hilang,
tidak terhitung saat stock opname.
a. Faktur penjualan
b. Diskon (saat pembelian barang)
c. sFraud (kecurangan)
142