Anda di halaman 1dari 32

TBC.

(Tuberkulosis)

Oleh :
M.Husni mukhtar
PENYAKIT TBC

Tuberkulosis adalah penyakit


menular langsung yang di
sebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ lain.
PENYEBAB TBC

Mycobacterium tuberculosis
Berbentuk BTA (Basil tahan asam),
mati bila terkena sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan
hidup beberapa jam di tempat gelap
dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman dapat
bersifat dortmant (tidur) beberapa
tahun.
Sifat bakteri TBC

 Tahan asam
 Dinding luar dilapisi asam mikolat
 Tumbuh lambat
 Bisa hidup intra seluler (perkejuan)
disamping ekraseluler
 Mudah resisten terhadap pemakaian
satu jenis obat ,
 Selalu diberi dalam bentuk kombinasi.
Other Inhibitors of Cell Wall
Synthesis
 Antibiotics effective
against
Mycobacteria:
interfere with
mycolic acid
synthesis or
incorporation
– Isoniazid (INH)
– Ethambutol
Jenis TBC

 TBC paruparu
 TBC tulang

 Maningen
 Saluran kemih
CARA PENULARAN

 Sumber penularan adalah penderita


TBC BTA positif.
 Pada saat batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk droplet (percikan
dahak).
 Orang dapat terinfeksi bila droplet
tersebut terhirup kedalam saluran
penafasan.
GEJALA TBC

Gejala umum
 Batuk terus menerus dan berdahak selama
3 (tiga) minggu atau labih.
Gejala khusus
 Dahak bercampur darah
 Batuk darah (Haemoptoe)
 Sesak nafas dan nyeri dada.
 Badan lemah,Nafsu makan menurun,
Malaise, Bekeringat malam walaupun tanpa
kegiatan, demam meriang lebih dari satu
bulan.
DIAGNOSA TBC

 Bila hasil pemeriksaan sputum


positif maka didiagnosis sebagai
Penderita TBC BTA positif.
 Bila hasil Sputum negatif, tetapi
hasil rongent positif, maka
didiagnosis sebagai penderita TBC
BTA negatif rongent positif.
TUJUAN PENGOBATAN

 Menyembuhkan penderita
 Mencegah kematian

 mencegah kekambuhan

 menurunkan tingkat
penularan.
Jenis Obat TBC

 Pilihan pertama :  Pilihan kedua


 INH (isoniazid)  PAS (para amino
 Rifamfisin salisilat)
 Streptomisin  Etionamida

 Etambutol  Sikloserin

 Pirazinamid
Isoniazid (INH)  H
 Hidrazid asam nikotinat
 Bakteriostatik, efektif terhadap bakteri
hidup intraseluler
 Obat TBC paling poten tapi tidak pernah
diberikan bentuk tunggal.
 Mekanism kerja : menghambat sintesa asam
mikolat yang penting untuk pembentukan
dinding sel mycobacterium TBC ( aktif pada
enzim berpranan untuk penyusun asam
mikolat dan Hilang sifat tahan asam)
 Efek samping :
- Neuritis perifer defesiensi vit. B6. pada air susu
ibu tinggi INH anak def.vit. B6
 Hepatotoksik

- Ikterus dan kerusakan hati, perlu pemeriksaan


SGOT dan SGPT secara berkala.
 Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kgBB.
maksimum 300mg/hari. Sedangkan untuk
pengobatan intermiten 3 kali seminggu.
 Sediaan : Tablet 50,100,300,400mg.syrup
10mg/ml.
Rifampisin (R)
 Bersifat bakterisid,dapat membunuh kuman
semi dormant yang tidak dapat dibunuh
oleh Isoniazid.
 Mekanisme kerja : Menghambat sintesa
asam nukleat mycobacterium TBC.
 Efek samping : Mual, diare, Urine bewarna
merah. Dianjurkan untuk tidak digunakan
semasa kehamilan karena obat ini dapat
menembus sawar uri.
 Interaksi obat : Pemberian bersama PAS
dapat menghambat absorpsi Rifampisin.
Rifampisin merupakan pemacu metabolisme
obat yang cukup kuat, sehingga obat
hipoglikemik, kortiksteroid, kontrasepsi oral
akan berkurang efektiitasnya bila diberikan
bersama rifampisin.
 Dosis : 10 mg/kg BB diberikan bersama
untuk pengobatan harian maupun untuk
intermiten 3 kali seminggu.
 Sediaan : kapsul 150,300mg.tablet
450,600mg. Suspensi 100mg/5ml.
Pirasinamid (Z)
 Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada
dalam sel dengan suasana asam.
 Farmakokinetik : dosis 1 gram menghasilkan kadar plasma
sekitar 45 ug/ml pada 2 jam setelah pemberian.T1/2 EL
10-16 jam.
 Dosis : 25 mg/Kg BB, sedangkan untuk pengobatan
intermiten 3 kali seminggu diberikan dosis 35 mg/kg BB.
 Efek samping :

- Ganguan fungsi hati, untuk itu perlu dilakukan


pemeriksan SGOT dan SGPT sebelum pemberian obat ini
dan selama pengobatan berlangsung.
- Gangguan ekresi asam urat.
 Sediaan : Tablet 250,500mg.
Streptomisin (S)
 Bersifat bakterisid.
 Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan
untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan
dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun
0.75g/hari,>60 tahun 0.50g/hari.
 Efek samping :

- Neorotoksik pada saraf cranial keVIII,dan nefrotoksik,


tidak dianjurkan pada penderita usia 65 tahun keatas.
- Syok anafilaksis.
 Interaksi obat : obat neuromuscular berupa potensiasi
penghambatan. obat ototoksik (asam etakrinat,
furosemid) dan obat nefrotoksik.
 Sediaan : Bubuk injeksi dalam vial 1 dan 5 gram.
Etambutol (E)
 Bersifat bakteriostatik.
 Mekanisme kerja : menghambat sintesa
metabolit sel mycobacterium TBC.
 Dosis harian yang dianjurkan 15mg/kg BB
sedangkan untuk pengobatan intermiten 3
kali seminggu digunakan 30mg/kg BB
 Efek samping : gangguan penglihatan
berupa neuritis retrobulbar yaitu penurunan
ketajaman penglihatan.
 Sediaan : Tablet 250,500mg.
Terapi TBC
2. INH, Rifampisin,
 Terapi jangka Streptomisin
pendek Fase (15mg/kg)
intensif : 1 – 3 bln
3. INH, Rifampisin,
1. INH (5-10 mg/kg etambutol 15-25
bb 1x24 jam) mg/kg
Rifampisin (10 Fase Lanjutan
mg/kg bb 1x24
1.INH, Rif 3-8 bln
jam)
1x24 j
Pirazinamid (25mg
2. INH 700mg,
1x 24 jam)
Rif.600mg 2x24 j.
Trapi TBC
 Terapi jangka  Fase lanjut 17 bln
panjang 1. INH , etamb. 50
Fase intensif 1 – 3 mg/kg 1x 24j
bln atau 2x/minggu
1. INH, etambutol, 2. INH, strep. 1x24 j
strep. 1x24 jam atau 2x /minggu
2. INH, etambutol, 3. INH, pirzinamida
pirazinamida 1x24 1x24j atau 2x
jam /minggu
3. INH, strep.
Trapi TBC anak
A. Fase intensif (3 bln) : INH 20
mg/kg , rif. 10mg/kg, strep. 20-40
mg/kg 1x24 j. Fase lanjut : 15
bln : INH, rif. 1x 24 j
B. INH, rif.,etam. 15mg/kg 1x24 j 18
bln
C. Fase intensif 3 bln : INH, etam,
strep, 1x24 j. Fase lanjut 15-27 bln.:
INH, etam, 1x24 j
TBC anak ringan /sedang

A. Fase intensif 1bln : INH, strp. 1x


24 j. Fase lanjut 11 – 17
bln : INH , etam, 1x 24 j
B. INH, rif. 1x24 j. selam 9 bln
C. Fase intensif 1 bln. : INH, strep.
1x 24 j
Fase lanjut (11–17 bln): INH,
PAS (200mg/kg) 1x24 j
Kombinasi berdasarkan katagori
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Diberikan untuk :
- Penderita baru TBC paru BTA Positif
- Penderita TBC paru BTA negatif Rongent positif yang sakit berat.
- Penderita TBC ekstra paru berat.
Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Diberikan untuk :
- Penderita kambuh(relaps)
- Penderita gagal (fialure)
- Penderita dengan pengobatan setelah lalai(after default)
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan untuk :
- Penderita baru BTA negatif rongent positif sakit ringan.
- Penderita ekstra paru ringan
HASIL PENGOBATAN
DAN TINDAK LANJUT

1.SEMBUH
 Bila hasil pemeriksaan sputum pada 1 bulan sebelum AP
dan pada AP negatif.
 Tindak lanjut : penderita diberitahu apabila gejala muncul
kembali supaya memeriksakan diri kembali.
2. PENGOBATAN LENGKAP
 penderita telah menyelesaikan pengobatannya secara
lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan ulang sputum
pada AP.
 Tindak lanjut : penderita diberitahu apabila gejala muncul
kembali supaya memeriksakan diri kembali.
HASIL PENGOBATAN
DAN TINDAK LANJUT
3. DEFAULTED ATAU DROUP OUT
 Penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut-
turut atau lebih sebelum masa pengobatan selesai.
Tindal lanjut : Lacak dan beri penyuluhan. bila penderita
ingin meneruskan pengobatan lakukan pemeriksaan
sputum, bila negatif lanjutkan pengobatan kategori 1, bila
positif ganti kategori 2.
4. GAGAL
 Penderita BTA Positif yang hasil pemeriksaan sputumnya
tetap positif pada 1 bulan sebelum AP atau pada AP.
Tindak lanjut :
- Penderita BTA positif baru, beri kategori 2 mulai dari
awal
- Penderita BTA positif kambuh, beri INH seumur hidup.
 Penderita BTA negatif yang hasil pemeriksaan sputumnya
pada 1 bulan sebelum AP atau pada AP menjadi positif.
Tindak lanjut : berikan kategori 2 mulai dari awal.
OBAT ANTI TB BARU
 Rifabutin

 Sifat mirip dengan rifampin.


 Profilaksis & pengobatan TB resisten.
 Rifampin (600 mg/hari) = rifabutin (150 mg/hari)
 yang diberi bersama + H + 2PE
 Absorpsi diperlambat makanan.
 Geriatrik, insufisiensi ginjal &hepar .
 ES: dosis >300 mg/hr gang. sal cerna. Urin &
cairan tubuh (jingga - coklat).
 Menghambat RNA polimerase
tergantung DNA dengan cara =
rifampin.
 Lab: neutropeni, leukopeni, trombo
sitopeni & peningkatan kadar
enzimhatik.
 Interaksi: antikoagulan, kuinidin,
kontrasepsi oral, sulfonilurea,
analgetik, dapson, glukokortikoid,
klaritromisin, zidovudin & glikosida
jantung , menginduksi enzim
sitokromP450 <<
 RIFAPENTIN

 Do: 600 mg sekali atau 2 x/minggu.


 INH-rifapentin memiliki tingkat
kekambuhan yang lebih tinggi (10%)
dibandingkan INH-rifampin (5%).
 Menghambat enzimRNA polimerase
tergantung DNA.
 ES = rifampin, + P hiperurisemia
peningkatan enzimhepar. Menginduksi
enzim P450.
 Kuinolon

 Mencegah sintesis DNA melalui


penghambatan DNA girase.
 Ofloksasin, sifrofloksasin & pefloksasin.
 ES jarang.
PROSEDUR PENELITIAN

Data-data yang akan diambil:


 Identitas pasien

 Tanggal masuk dan keluar RS

 Sebab dirawat, keluhan/gejala, dan diagnosa.

 Kombinasi yg diberikan (dagang /Generik) dan


tanggal pemberian
 Riwayat penyakit dan data klinik/laboratorium
yang penting.

NISA MARIA
05131043

Anda mungkin juga menyukai