di
Disusun Oleh :
di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Disusun Oleh :
Pembimbing
apt. Eva Diansari Marbun, S.Farm., M.Si apt. Eva Multini Surbakti, S.Farm.
NIDN : 0119029102 NIP: 19840405 201001 2 009
Staf Pengajar Fakultas Farmasi Apoteker Penanggung Jawab
Universitas Sari Mutiara Indonesia UPT. Puskesmas Kampung Baru
Taruli Rohana Sinaga, SP., M.KM., Ph.D apt. Eva Diansari Marbun, S.Farm., M.Si
NIDN : 0116107103 NIDN : 0119029102
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih, karunia dan
Pendidikan Profesi Apoteker (PKPPA) ini merupakan salah satu syarat dalam
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia untuk memperoleh
gelar Apoteker.
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimah
1. Bapak Dr. Parlindungan Purba, S.H., M.M., sebagai Ketua Yayasan Sari
Mutiara Indonesia.
2. Ibu Dr. Dra. Ivan Elisabeth Purba, S.H., M.Kes selaku Rektor Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
3. Ibu Taruli Rohana Sinaga, SP., M.KM., Ph.D selaku Dekan Fakultas Farmasi
4. Ibu apt. Eva Diansari Marbun, M.Farm., M.Si selaku pembimbing mahasiswa
5. Bapak dr. Adi Raja Brando Lubis, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kampung
Baru, yang telah memberikan izin dan fasilitas selama pelaksanaan PKPPA.
iii
6. Ibu apt. Eva Multini Surbakti, S.Farm selaku Pembimbing di Puskesmas
Profesi Apoteker.
7. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu Staf Pengajar
8. Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
serta seluruh pegawai di UPT. Puskesmas Kampung Baru atas kerja sama dan
Apoteker yang telah bekerja sama dengan baik selama praktek di Puskesmas
Kampung Baru.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
iv
RINGKASAN
serta aspek sikap dan perilaku dilaksanakan melalui Praktek Kerja Pendidikan
v
keterampilan, dan keahlian kepada calon apoteker dengan praktek secara langsung
pemberian informasi obat. Selain itu juga mengetahui peran apoteker dalam
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
RINGKASAN .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
vii
2.4.2 Fugsi Apoteker di Puskesmas ................................... 24
2.5 Sarana dan Prasarana ........................................................... 24
viii
4.3.4 Penyimpanan ............................................................... 43
4.3.5 Pendistribusian ............................................................ 44
4.3.6 Pemusnahan ................................................................ 44
4.3.7 Pengendalian ............................................................... 45
4.3.8 Administrasi ................................................................ 45
4.3.1 Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Sediaan
Farmasi ....................................................................... 46
4.4 Pelayanan Farmasi Klinis .................................................... 47
4.5 Penggunaan Obat Rasional (POR)....................................... 48
4.6 Kegiatan Penyuluhan di Puskesmas Kampung Baru ........... 48
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Alur Pelayanan Puskesmas Kampung .................................. 54
Lampiran 2. Resep ..................................................................................... 55
Lampiran 3. Etiket Obat ............................................................................ 56
Lampiran 4. Kartu Stok ............................................................................. 57
Lampiran 5. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat ............... 58
Lampiran 6. Kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
Disekolah Global.................................................................... 60
Lampiran 7. Foto Bersama Preseptor UPT. Puskesmas Kampung Baru ... 61
x
BAB I
PENDAHULUAN
R1.2019).
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pengaturan standar
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP
dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP
1
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan
BMHP dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
2
4. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk belajar berkomunikasi dan
Baru Jalan Pasar Senen, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun,
Kota Medan, Sumatera Utara. Pelaksanaaan PKPPA ini dilakukan mulai dari
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
visi dan misi tersebut perlu ditunjang dengan pelayanan puskesmas yang
terakreditasi sesuai dengan PMK 34 tahun 2022 tentang akreditasi pusat kesehatan
mandiri dokter dan tempat praktek mandiri dokter gigi setelah dilakukan penilaian
fungsi yang terkait dengan penyediaan pelayanan bagi pasien (good care
(good corporate governance), dan dikelola dengan baik terdiri atas 5 (lima) bab
meliputi :
4
4. Manajemen fasilitas dan keselamatan
5. Manajemen keuangan
kefarmasian
5. Pelayanan gizi
7. Pelayanan rujukan
5
9. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium
keselamatan
Indonesia No.43 Tahun 2019 Pasal 2 yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat,
bermutu, untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat, untuk
6
2.1.2 Fungsi Puskesmas
berbasis masyarakat.
pelayanan kesehatan.
7
2.1.3 Visi Puskesmas
tersebut adalah :
wilayah kerjanya.
masyaratkat.
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil dan tanpa membedakan
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) lintas program dan
8
lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung
kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
b. Dokter gigi.
c. Perawat.
d. Bidan.
h. Tenaga gizi.
9
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,
kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin praktek sesuai
Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat
dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
(dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan
farmasi dan BMHP dan kegiatan pelayanan farmasi klinik (Permenkes RI, 2016).
10
2.2.1 Pengelolaan sediaan dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis
pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai yang
mendekati kebutuhan;
setiap periode dilaksanakan oleh ruang farmasi di puskesmas. Proses seleksi obat
dan bahan medis habis pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit,
pola konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai juga harus
mengacu pada daftar obat esensial nasional (DOEN) dan formularium nasional
(FORNAS). Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di
11
puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program
anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock,
Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah memenuhi
kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan
Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima obat dan bahan medis habis pakai dari instalasi farmasi kabupaten/kota
sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar obat yang
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
12
persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di
2016).
pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis pakai secara merata dan
jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan
b. Puskesmas Pembantu
c. Puskesmas Keliling
d. Posyandu; dan
e. Polindes.
13
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima (floor stock),
pemberian obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi,
penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock) (Permenkes RI, 2016).
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan BMHP yang tidak dapat
digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan bahan medis habis pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri Kesehatan (Permenkes RI,
2016).
b. Telah kadaluwarsa.
14
c. Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait.
Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan
dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar (Permenkes RI, 2019).
a. Pengendalian persediaan
b. Pengendalian penggunaan
2.2.1.8 Administrasi
kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat dan bahan medis habis pakai secara
tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan,
a. Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah dilakukan
15
2.2.1.9 Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai
dan bahan medis habis pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun
pemerataan pelayanan.
Pakai.
2020).
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan
bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
Puskesmas
16
d. Melaksanakan kebijakan obat di puskesmas dalam rangka meningkatkan
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan.
3. Tanggal resep.
2. Duplikasi pengobatan.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
17
Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
Tujuan :
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
Tujuan :
memadai).
Kegiatan :
pasif.
18
c. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
masyarakat.
kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
2.2.2.3 Konseling
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan
pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama
Kegiatan :
b. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter kepada
yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana cara pemakaian, apa efek
19
Faktor yang perlu diperhatikan :
a. Kriteria pasien :
3. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli farmasi.
4. Pasien geriatrik.
5. Pasien pediatrik.
a. Ruangan khusus.
risiko masalah terkait Obat misalnya lanjut usia, lingkungan sosial, karateristik
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli
Tujuan :
20
mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
d. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan dalam terapi
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Tujuan :
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat
Kegiatan :
2016).
21
2.2.2.6 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Tujuan :
Kriteria pasien :
c. Adanya multidiagnosis.
Tujuan :
22
2.3 Sumber Daya Manusia
puskesmas adalah minimal harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker
sebagai penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian
rasio kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
d. Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun informal,
sehingga ilmu dan keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date).
23
c. Merencanakan kebutuhan obat dan perbekalan kefarmasian baik bulanan dan
tahunan.
d. Mengelola pemasukan obat dan alkes (alat kesehatan) baik dari Gudang
Keliling.
yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh asisten apoteker (Permenkes RI, 2019).
Sarana adalah suatu tempat, fasilitas yang secara langsung terkait dengan
farmasi yang dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai penanggung jawab, dapat
24
dibantu oleh apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga kesehatan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan pengkajian dan pelayanan resep,
pelayanan informasi Obat, dan monitoring efek samping Obat (Permenkes RI,
2020).
Ruang penerimaaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set meja
dan kursi, serta 1 (satu) set computer jika memungkinkan. Ruang penerimaan resep
ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan
air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat,
lemari pendingin, temperature ruangan, blangko salinan resep, etiket dan label obat,
buku catatan pelayanan resep, buku-buku referensi standar sesuai kebutuhan, serta
alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi
25
udara yang cukup. Jika memungkinkan disediakan pendingin ruangan (AC) sesuai
kebutuhan.
penerimaan resep.
d. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-
buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan
konseling, formulir jadwal konsumsi obat, formulir catatan pengobatan pasien, dan
petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak dan lemari obat, pallet,
f. Ruang arsip
pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dan pelayanan kefarmasian dalam
Istilah ruang disini tidak harus diartkan sebagai wujud ruangan secara fisik,
namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan setiap fungsi
26
tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan
lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi
27
BAB III
dan berkesinambungan.
yang berada di Jalan Pasar Senen, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan
28
4. Meningkatkan manajemen dan informasi Kesehatan yang akuntabel,
Berkesinambungan)
4. Sebelah Timur : Kecamatan Medan Kota, Medan Amplas, dan Medan Johor
6 Kelurahan dan 66 Lingkungan dengan luas wilayah 334,5 Ha, dan jumlah
29
2. Kelurahan Sei Mati : 12 Lingkungan.
Sumber daya manusia ruang farmasi Puskesmas Kampung Baru terdiri dari seorang
30
e. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan
3.2.2.1 Perencanaan
b. Penetapan prioritas.
31
c. Sisa persediaan.
puskesmas. Proses seleksi ini melibatkan tenaga kesehatan yang ada di seperti
3.2.2.2 Permintaan
3.2.2.3 Penerimaan
jumlah kemasan, jenis dan jumlah sediaan, bentuk sediaan sesuai dengan isi
dokumen LPLPO dan BAST (Berita Acara Serah Terima), ditandatangani oleh
apoteker Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka apoteker Puskesmas dapat
3.2.2.4 Penyimpanan
a. Sediaan farmasi dan BMHP disimpan sesuai bentuk dan jenis sediaan.
32
b. Sediaan farmasi dan BMHP disimpan dalam kondisi yang sesuai stabilitas
c. Bahan yang terkontrol dilaporkan secara akurat sesuai dengan regulasi yang
berlaku.
d. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diber label
jelas, dapat dibaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal
e. Obat psikotropika dan obat narkotika disimpan dalam lemari khusus berkuncı
ganda yang kuncinya l set dipegang oleh kepala ruang farmasi dan 1 set lagi
dalam lemari dimana setiap pemasukan dan pengeluaran obat harus dilakukan
f. Obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike) diberi stiker LASA pada kotak
sediaan farmasi dan BMHP yang disusun secara alfabetis dengan menerapkan
prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO).
3.2.2.5 Pendistribusian
resep perseorangan untuk pasien rawat jalan, serta jumlah obat yang diberikan
pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi dan BMHP secara merata dan teratur
sediaan farmasi sub unit pelayanan kesehatan vang ada di wilayah keja Puskesmas
33
dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu vang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan
b. Posyandu.
3.2.2.6 Pemusnahan
Pemusnahan dan penarikan dilak sanakan dengan cara yang sesuai dengan
b. Telah kadaluwarsa.
tersebut.
3.2.2.7 Pengendalian
a. Pengendalian persediaan.
b. Pengendalian penggunaan.
34
persediaan sediaan farmasi dan BMHP yaitu :
b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
laporan harian yang dicocokkan dengan jumlah fisik barang dan di sistem informasi
Puskesmas.
3.2.2.8 Administrasi
3. Dokumentasi Puskesmas.
1. Kebutuhan obat.
2. Persediaan obat.
4. Jumlah pasien.
Jenis laporan yang dibuat oleh ruang farmasi di Puskesmas Kampung Baru
yaitu :
35
a. Laporan Penggunaan Obat harian
b. Laporan Narkotika
c. Laporan Psikotropika
f. Laporan mutasi sediaan obat dan BMHP (JKN dan NON JKN)
h. Stok Opname
farmasi dan BMHP yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak
memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan sediaan farmasi dan
pemerataan pelayanan.
BMHP.
terdiri dari:
36
a. Pengkajian dan pelayanan resep
f. Konseling
resep :
a. Resep ditulis oleh dokter yang bertugas dan mempunyai surat izin praktek di
b. Semua resep ditulis oleh dokter dengan mencantumkan Surat lzin Praktek (SIP).
d. Resep ditulis secara manual pada blanko lembar resep untuk pasien rawat jalan.
e. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca, menggunakan istilah dan singkatan yang
pengertian.
37
f. Dokter harus mengenali obat-obatan yang masuk dalamn daftar LASA yang
c. Pasien diberi penjelasan tentang efek tidak diharapkan yang mungkin terjadi
d. Jika resep pasien tidak dapat dibaca atau tidak jelas, maka apoteker/tenaga teknis
resep.
sediaan farmasi dan BMHP. Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
38
a. Tenaga teknis kefarmasian yang melakukan tahap penyiapan sediaan farmasi
dan BMHP, membubuhkan paraf dan nama jelas pada form yang sudah
disediakan.
b. Pencucian tangan dengan air dilakukan oleh semua petugas sebelum dan sesudah
Tata cara pencucian tangan dengan air sesuai standar yang ditetapkan
informasi masing-masing obat yang diresepkan untuk pasien oleh apoteker. PIO
3.2.3.3 Konseling
terhadap pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, ibu hamil dan menyusui),
pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit, pasien dengan terapi
untuk menemukan, meminimalkan dan mencegah efek samping serta Reaksi Obat
39
pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan
tentang cara menggunakan obat yang baik . Dimana cara menggunakan obat yang
d. Hentikan penggunaan obat apabila timbul efek yang tidak diinginkan. Segera
lengkap.
40
BAB IV
PEMBAHASAN
Manusia Ruang farmasi Puskesmas Kampung Baru terdiri dari Kepala Ruang
Farmasi sebagai apoteker penanggung jawab sebanyak satu orang, didampingi oleh
Kepala Gudang Farmasi sebanyak satu orang dan Tenaga Teknis Kefarmasian
dan efisien.
41
4.2.2 Fungsi Apoteker Di Puskesmas Kampung Baru
Efek Samping Obat, Pemantauan Trapi Obat, dan Evaluasi Penggunaan Obat
(EPO).
pelaporan serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan
(Rencana Kebutuhan Obat) yang dibuat setiap tahun oleh Apoteker Instalasi
Farmasi, Perencanaan tersebut terbagi atas dua jenis sumber dana yaitu dana JKN
dan Non JKN. Sumber dana JKN diperoleh dari dana BPJS, beda halnya dengan
42
sumber dana Non JKN yang diperoleh dari Pemerintah atau dari Dinas Kesehatan
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga mengacu
pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses
seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter,
bidan, ahli gizi, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
4.3.2 Permintaan
4.3.3 Penerimaan
Jawab Instalasi Farmasi UPT Puskesmas Kampung Baru, dengan melampirkan Surat
SBBK (Surat Bukti Barang Keluar) dari pihak Gudang Farmasi. Pemeriksaan obat
meliputi nama jumlah barang, kondisi fisik dan expired date. Jika expired date obat
tersebut mendekati tanggal terima obat, maka obat tersebut berhak ditolak atau diterima
4.3.4 Penyimpanan
bentuk sediaan dan sumber dana, sistem penyimpanan obat berdasarkan sistem
FEFO/FIFO. Penyimpanan obat juga difasilitasi dengan AC, yang bertujuan agar
sediaan obat tidak mudah rusak. Untuk golongan obat Psikotropika disimpan
dilemari khusus yaitu lemari double lock (kunci ganda). Obat kadaluarsa disimpan
43
tersendiri atau terpisah dari obat yang lain, namun dengan menggunakan pelabelan
yang jelas “obat karantina” yang bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam
4.3.5 Pendistribusian
melalui resep dan permintaan Unit. Unit-unit yang dimaksud seperti IGD
Emergensi, LAB, dan KIA (pemeriksaan ibu hamil), permintaan dibuat oleh Unit
mengeluarkan barang tersebut dan dibuat Surat Tanda Terima ke Unit, sebagai
4.3.6 Pemusnahan
Pakai bila :
2. Telah kadaluwarsa
44
4.3.7 Pengendalian
a. Pengendalian persediaan;
b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
habis pakai dilakukan melalui buku laporan harian yang dicocokkan dengan jumlah
4.3.8 Administrasi
45
3. Dokumentasi farmasi Pelaporan dilakukan di Puskesmas Kampung Baru
Jenis laporan yang dibuat oleh Ruang Farmasi Puskesmas Kampung Baru
adalah :
2) Laporan Narkotika
3) Laporan Psikotropika
6) Laporan mutasi sediaan obat dan BMHP (JKN dan NON JKN)
8) Stok Opname
farmasi dan BMHP yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak
dan BMHP kepada dinas kesehatan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas
46
b. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Seperti yang telah tertera pada Permenkes No. 26 Tahun 2020, pelayanan
farmasi meliputi :
a. Pengkajian dan pelayanan resep pengkajian dan pelayanan resep tersebut telah
Puskesmas Kampung Baru namun sampai saat ini tidak ada etek samaping yang
d. PTO (Pemantauan Terapi Obat); Pemantauan terapi obat dilakukan pada obat
PRB (Pasien Rujuk Balik) yang diketahui obat tersebut lebih banyak, sehingga
dipantau setiap bulan, apakah pasien tersebut rutin atau tidak dalam pengambilan
47
4.5 Penggunaan Obat Rasional (POR)
menjamin keamanan, efektifitas serta harga yang terjangkau dari suatu obat yang
medik oleh dokter dan pelayanana farmasi klinik oleh apoteker. Indikator
rasionalitasnya meliputi tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat
stabilitas dan efektivitas obat itu sendiri. Obat akan lebih efektif/manjur bila
disimpan dengan tepat dan benar. Berikut cara menyimpan obat dengan baik dan
benar :
a. Sediakan wadah penyimpanan obat dan pilah-pilah obat menurut jenisnya, untuk
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
c. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau
Sebagian besar obat teroksidasi/rusak pada suhu yang terlalu panas. Suhu
1. Suhu beku : suhu dipertahankan secara termostatik antara -25º dan -10ºC
48
2. Suhu dingin : disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu stabil pada
rentang 2º - 8ºC
3. Suhu sejuk : pada rentang suhu 8° - 15° C, jika tidak disebutkan, obat yang
4. Suhu ruang/suhu kamar : suhu pada ruang kerja tidak lebih dari 30°C
5. Suhu Hangat: disebut hangat jika suhu pada rentang 30° - 40°C
d. Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa
atau rusak.
e. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Bila perlu jelaskan kepada anak manfaat
dan bahaya dari obat tersebut. Sebaiknya disimpan dalam lemari obat yang
terkunci.
Beberapa obat terdapat informasi pada label atau kemasan terkait masa
penyimpanan obat setelah dibuka. Misalnya, sirup kering yang pada umumnya
adalah sirup antibiotika, setelah direkonstitusi dapat disimpan paling lama 7 hari.
Selain, penyimpanan obat secara umum di atas, terdapat juga cara penyimpanan
b. Obat sirup tidak disimpan dalam lemari pendingin kecuali sesuai ketentuan yang
49
c. Obat untuk vagina (ovula) dan anus (suppositoria) disimpan dalam lemari
pendingin (bukan pada bagian freezer) agar tidak meleleh pada suhu ruangan.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
kerja yang terhitung mulai tanggal 13 November 2023 sampai 8 Desember 2023
jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, serta
51
4. Mahasiswa calon apoteker telah diberi kesempatan untuk belajar
Puskesmas melalui kerja sama antar profesi dalam melayani pasien yang
5.2 Saran
sehingga obat-obat dan alat kesehatan yang ada tetap terjamin kualitasnya.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN
54
Lampiran 2. Resep Kosong
55
Lampiran 3. Etiket
Obat luar
Obat dalam
56
Lampiran 4. Kartu Stok
Banyaknya Keterangan
Tgl Dari Kepada Sisa Paraf
Masuk Keluar No.Batch/ED
1 2 3 4 5 6 7 8
57
Lampiran 5. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
58
Lampiran 5. (Lanjutan) Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO)
59
Lampiran 6. Kegiatan Bias ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) di Sekolah Global
60
Lampiran 7. Foto Bersama Preseptor UPT. Puskesmas Kampung Baru
61
62