Disusun Oleh :
1. Serlin Aoralia,
S.Farm
(20102200229)
2. Siti Muchifah,
S.Farm
(20102200232)
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkah,
nikmat, rahmat dan karunia hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Ngaliyan
Semarang pada tanggal 09 Januari – 04 Februari 2023 dengan lancar.
Laporan PKPA ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Apoteker di Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Praktek kerja
lapangan ini bertujuan agar mahasiswa di tingkat profesi mendapatkan bekal
pengetahuan dan kemampuan praktis sebagai calong seorang Apoteker dalam
menjalankan profesinya dengan penuh amanah di Puskesmas. Mahasiswa
diharapkan dapat memiliki kemampuan dalam memberikan informasi kesehatan
kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian profesi Apoteker sekaligus
memiliki pengetahuan tentang pengelolaan obat, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Adapun laporan ini disusun
berdasarkan studi pustaka, diskusi dengan Apoteker koordinator Farmasi di
Puskesmas Ngaliyan dan data-data dikumpulkan dari Puskesmas.
Pelaksanaan dan penyusunan laporan PKPA ini tentunya tidak dapat
berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. dr. H Setyo Trisnadi. Sp. KF. SH selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
2. Prof. Dr. apt. Suwaldi M, M. Sc., selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
3. Dr. apt. Naniek Widyaningrum, M. Sc., selaku wakil ketua Program Studi Profesi
Apoteker Universitan Islam Sultan Agung Semarang.
4. Apt. Willi Wahyu Timur, M. Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA)
atas bimbingan, motivasi, masukan dan saran dalam menyelesaikan laporan PKPA
ini.
5. dr. Indah Widiastuti selaku Kepala Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang yang
Telah memberikan dukungan dan pengarahan selama melaksanakan Praktek Kerja
Profesi Apoteker.
6. apt. Maya Chrisdita, S.Farm Dosen Pembimbing Lapangan (DPL/Preceptor) atas
bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikanlaporan PKPA ini.
7. Seluruh karyawan Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang, terima kasih atas
bimbingan dan bantuan yang telah diberikan selama Praktek Kerja Profesi
Apoteker berlangsung.
8. Keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, cinta dan doa serta
teman-teman semua atas kebersamaan dan kerjasama selama pelaksanaan praktek
kerja.
9. Teman kelompok PKPA saya di Puskesmas Ngaliyan Siti Muchlifah H.N, S.Farm,
yang telah memberikan semangatnya dalam melalui PKPA ini.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Penulis mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati,
semoga laporan PKPA ini berkesan dihati pembaca dan memiliki manfaat bagi
pembaca. Aamiin aamiin ya robbal alamin....
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Penulis
DAFTAR SINGKATAN
c) Kemandirian masyarakat
% POR =
Keterangan :
1) Presentase Penggunaan antibiotic pada ISPA dan non pneumonia
(angkariil)
2) Presentase Penggunaan antibiotic pada Diare non Spesifik (angka riil)
3) Presentase Penggunaan injeksi pada Myalgia (angka riil)
INDIKATOR KINERJA POR: INDIKATOR PERESEPAN PADA
PUSKESMAS
1. Presentase ISPA Non Pneumonia < 20 % capaian indikator kerja POR 100%
Penggunaan antibiotic pneumonia (a) =
2. Presentase pada diare non spesifik batas <8 % capaian indikator 100%
3. Presentase injeksi pada Myalgia < 1 % maka presentasi capaian kerja POR
adalah 100%
Kepala Puskesmas
dr. Indah Widiastuti
Apoteker
Apt. Maya Chrisdita., S. Farm
Asisten Apoteker
Yolandha Greta V, S.Farm
Anggi Dyah A, Amd.
Farm
A= (B+C+D) - E
A = Rencana kebutuhan
B = Pemakaian rata-rata x 12 bulan C = Stok pengaman 10 % – 20 %
D = Waktu tunggu (3 – 4minggu) E = Sisa stok
4) Metode Morbiditas
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat
berdasarkan pola penyakit. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah
perkembangan pola penyakit, waktu tunggu, dan stok pengaman.
Langkah-langkah perhitungan morbiditas adalah:
a) Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan kelompok umur
b) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan prevalensipenyakit
c) Menyediakan formularium atau standar ataupendoman sediaan farmasi
d) Menghitung perkiraan kebutuhan sediaanfarmasi
e) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.
5) Evaluasi Perencanaan
Evaluasi terhadap perencanaan dilakukan meliputi:
a) Kesesuaian perencanaan dengan kebutuhan. Dilakukan penilaian
kesesuaian antara RKO dengan realisasi. Sumber data berasal dari
rumah sakit, LKPP dan pemasok.
b) Masalah dalam ketersediaan yang terkait dengan perencanaan.
Dilakukan dengan cek silang data dari pemasok.
Cara atau teknik evaluasi yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
a) Analisa ABC, untuk evaluasi aspek ekonomi
b) Pertimbangan atau criteria VEN, untuk evaluasi aspek medik atau
terapi
c) Kombinasi ABC dan VEN
d) Revisi daftar obat
6) Analisis ABC
ABC bukan singkayan melaikan suaru penamaan yang
menunjukan peringkat atau rangking dimana urutan dimulai dengan
yang terbaik atau terbanyak. Analisis ABC mengelompokkan item obat
berdasarkan kebutuhan dananya yaitu:
a) Kelompok A adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaanya menunjukkan penyerapan dana 70% dari jumlah dana
obat keseluruhan.
b) Kelompok B adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.
c) Kelompok C adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari
jumlah dana obat keseluruhan.
Berdasarkan berbagai observasi dalam manajemen persediaan, yang
paling banyak ditemukan adalah tingkat konsumsi pertahun hanya
diwakili oleh relative sejumlah kecil item. Sebagai contoh, dari
pengamatan terhadap pengadaan obat dijumpai bahwa sebagian besar dana
obat (70%) digunakan untuk pengadaan 10% dari jenis atau item obat yang
paling banyak digunakan, sedangkan sisanya sekitar 90% jenis atau item
obat menggunakan dana sebesar 30%. Dengan analisis ABC, jenis-jenis
obat ini dapat diidentifikasi, untuk kemudian dilakukan evaluasi lebih
lanjut. Evaluasi ini misal dengan mengkoreksi kembali apakah
penggunaannya memang banyak atau apakah ada alternative sediaan lain
yang lebih efisien dari segi biaya (misalnya nama dagang lain, bentuk
sediaan lain, dan sebagainya). Evaluasi terhadap jenis-jenis obat yang
menyerap biaya terbanyak juga lebih efektif dibandingkan evaluasi
terhadap obat yang relatif memerlukan anggaran sedikit.
Langkah-langkah menentukan Kelompok A, B dan C:
a) Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing- masing obat
dengan cara mengalikan jumlah obat dengan harga obat.
b) Tentukan peringkat mulai dari yang terbesar dananya sampai yang
terkecil.
c) Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.
d) Hitung akumulasi persennya.
e) Obat kelompok A termasuk dalam akumulasi70%
f) Obat kelompok B termasuk dalam akumulasi >70% s/d 90%
(menyerap dana ±20%)
g) Obat kelompok C termasuk dalam akumulasi > 90% s/d 100%
(menyerap dana ±10%).
7) Analisis VEN
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana
obat yang terbatas dengan mengelompokkan obat berdasarkan manfaat tiap
jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang tercantum dalam
daftar obat dikelompokkan kedalam tiga kelompok berikut:
a) Kelompok V (Vital):
Adalah kelompok obat yang mampu menyelamatkan jiwa (life
saving). Contoh: obat syok anafilaksis
b) Kelompok E (Esensial) :
Adalah kelompok obat yang bekerja pada sumber penyebab
penyakit dan paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan.
Contoh :
Obat untuk pelayanan kesehatan pokok (contoh: antidiabetes,
analgesik,antikonvulsi) dan Obat untuk mengatasi penyakit penyebab
kematian terbesar.
c) Kelompok N (Non Esensial):
Merupakan obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan
dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk
mengatasi keluhan ringan. Contoh: suplemen.
Penggolongan obat sistem VEN dapat digunakan untuk:
(1) Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang
tersedia. Obat yang perlu ditambah atau dikurangi dapat
didasarkan atas pengelompokan obat menurutVEN.
(2) Penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok V
agar selalutersedia. Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan
lebih dahulu kriteria penentuan VEN yang sebaiknya disusun oleh
suatu tim. Dalam menentukan kriteria perlu dipertimbangkan
kondisi dan kebutuhan masing-masing wilayah. Kriteria yang
disusun dapat mencakup berbagai aspek antara lain aspek klinis,
konsumsi, target kondisi dan biaya.
8) Analisis Kombinasi
Jenis obat yang termasuk kategori A dari analisis ABC adalah
benar- benar jenis obat yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit
terbanyak. Dengan kata lain, statusnya harus E dan sebagian V dari VEN.
Sebaliknya, jenis obat dengan status N harusnya masuk kategori C.
Digunakan untuk menetapkan prioritas untuk pengadaan obat
dimana anggaran yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 1. Kategori Kombinasi ABC dan VE
1. Pengkajian Resep
a. Penerimaan Resep
Pengkajian resep yang dilakukan dipuskesmas Ngaliyan
semarang adalah akan mengecek kembali resep sebelum diambilkan
obatnya. Pengecekan resep meliputi nama pasien, usia pasien, berat
badan pasien, nama dokter, jumlah dan dosis obat dan aturan pakai obat.
Bahkan terkadang saat obat sudah diambilkan dan akan diserahkan
kepada pasien, maka pasien akan ditanyakan kembali keluhan yang
diderita, alergi terhadap obat dll yang akan kemungkinan mengganti
obat atau dosis obat yang didapatkan oleh pasien. Hal ini sesuai dengan
peraturan bahwa sebelum obat dibuat maka resep harus dikaji terlebih
dahulu terkadit kelengkapan administratif, fakmasetik dan dan klinisnya
(PERMENKES 74, 2016).
b. Penyiapan dan Peracikan
Pada puskesmas Ngaliyan, penyiapan dan peracikan obat
dilakukan oleh asisten apoteker. Penyiapan obat di puskesmas Ngaliyan
ada dua yaitu, obat racikan atau puyer dan obat non racikan. Untuk obat
racikan dengan pemberian waktu 15 sampai 20 menit sedangkan untuk
obat non racikan dengan pemberian waktu 5 sampai 10 menit.
Standar waktu pengeluaran menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek adalah 15-30 menit, sedangkan pada
Kepmenkes RI No.129 / Menkes / SK / II / 2008 tentang kapan harus
menunggu layanan obat racikan <60 menit dan untuk waktu menunggu
pelayanan obat non racikan <30 menit (KEMENKES129, 2008)
(PERMENKES73, 2016). Kemudian obat yang sudah di racik yang non
racik maupun racik diberi etiket sesuai dengan penggunaan. Etiket yang
digunakan etiket berwarna putih dan biru. Etiket warna putih digunakan
untuk obat yang dimasukkan dalam mulut atau secara oral sedangkan
etiket warna biru untuk obat luar. Pemberian etiket untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap berbeda.
Etiket pada rawat jalan terdiri dari nama puskesmas, alamat
puskesmas, No. CM, tanggal, alamat, umur pasien, Poli, Nama obat,
dosis obat, cara pemakaian, nama penyakit dan jam sedangkan untuk
rawat inap terdiri dari nama pasien, hari tanggal, jam penggunaan, cara
penggunaan dan nama obat. Rawat inap di puskesmas Ngaliyan
menggunakan sistem UDD (Unit Dispensing Dose) yang artinya untuk
dosis sekali minum sehingga cara penggunaanya hanya sekali minum.
c. Penyerahan Obat
Obat yang diserahkan kepada pasien obat yang telah disiapkan
diperiksa kembali terhadap nama, dosis jenis, jumlah, cara pakai, nama
pasien,tanggal lahir serta alamat pasien.
Penyerahan obat dilakukan sesuai urutan dengan menggunakan
Sistem Informasi Managemen Puskesmas (SIMPUS) dalam penyerahan
obat oleh apoteker dipastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien
atau keluarganya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.
Biasanya konfirmasi ulang kepada pasien nama pasien untuk
memastikan lagi bahwa obat telah diserahkan pada pasien yang
bersangkutan. Penyerahan obat disertai dengan pemberian informasi
dan konseling kepada pasien.
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Tujuan dilakukan PIO dapat memberikan informasi yang jelas dan
benar kepada pasien. Pelayanan Informasi Obat dibedakan menjadi 2
yaitu aktif dan pasif:
i. Pelayanan Informasi Obat secara Aktif yang dilakukan apoteker
dan pasien dengan cara pemberian informasi obat secaralangsung.
Informasi yang di sampaikan oleh apoteker kepada pasien berupa
cara penggunaan obatyang benar
ii. Pelayanan Informasi obat secara pasif dapat berupa majalahatau
brosur.
Di Puskesmas Ngaliyan Pelayanan Informasi Obat memenuhi
management puskesmas karena telah terlaksana PIO aktif dan PIO pasif.
Pelayanan informasi obat di lakukan di puskesmas Ngaliyan dilakukan
setiap hari dan data pasien di catat dalam formulir. Pelaksanaan PIO
tidak hanya dilakukan terhadap pasien yang rawat jalan, tetapi juga di
lakukan terhadap pasien yang rawat inap.
e. Konseling
Tujuan konseling adalah untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dan kemampuan pasien dalam menjalani pengobatannya serta
memantau perkembangan terapi yang dijalani, jadwal pengobatan, cara dan
lama penggunaan obat, efek samping, tanda- tanda toksisistas, dan cara
penyimpanan. Apoteker di puskesmas Ngaliyan berkewajiban memberikan
konseling pasien.
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan terapi obat(PTO) adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional
bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup pengkajian pilihan obat, dosis,
cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki
(ROTD), serta rekomenasi atau alternatif .
Pemantauan terapi obat dilakukan dipuskesmas Ngaliyan untuk
memastikan terapi obat secara tepat dan aman, efektif dan efisien, serta
ekonomis pada pasien rawat inap. Apoteker harus mampu mengkaji obat
yang diresepkan oleh dokter untuk kondisi yang didiagnosis. Selanjutnya
apoteker harus mampu mengkaji pemberian obat, meliputi dosis, indikasi,
interaksi, antagonis, duplikasi, dan kontraindikasi. Apoteker harus mampu
mengaji ketepatan informasi yang diberikan pada pasien. Untuk
mengevaluasi ketepatan pemberian atau terapi obat, apoteker harus mampu
mengkaji data laboratorium klinik dan farmakokinetika. Bila ditemukan
adanya DRP, apoteker harus mampu merekomendasikan perubahan
alternative dalamterapi.
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah merupakan
kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau
tidak diharapkan. Monitoring efek samping obat bertujuan untuk
memonitoring kepada pasien apabila terjadi efek samping obat pada saat
menggunakan terapi obat. Pelaksanaan monitoring efek samping obat di
puskesmas Ngaliyan menggunakan metode naranjo. Pada saat Mahasiswa
PKPA di puskesmas Ngaliyan belum menemukan dilakukan Monitoring
efek samping obat. Puskesmas Ngaliyan melakukan monitoring efek
samping obat akan tetapi, belum pernah tejadi kasus efek samping obat.
karena, rendahnya terjadi efek samping obat, yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis
dan terapi.
h. Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Peggunaan Obat merupakan kegiatan untuk mengevaluasi
penggunaan Obat secara terstruktur dan berkesinambungan untuk
menjamin Obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau (rasional). Tujuan mendapatkan gambaran pola penggunaan
Obat pada kasus tertentu. Melakukan evaluasi secara berkala untuk
penggunaan Obat tertentu
i. Home Care
Pelayanan Home Pharmacy Care dilakukan dengan mendatangi
rumah pasien lanjut usia, komorbiditas, lingkungan sosial, karateristik
obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan obat,
kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang
bagaimana menggunakan obat dan atau alat kesehatanuntuk menilai
kepatuhan pengobatannya. Mahasiswa PKPA belum melakukan home
care.
j. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan (Promkes) dilakukan oleh puskesmas
Ngaliyan dengan tujuan untuk memberikan edukasi dan informasi kepada
masyarakat mengenai cara membuang obat kadaluarsa yang baik dan benar
dan memberikan informasi mengenai batas waktu penggunaan obat setelah
di racik atau di buka kemasan primernya. Mahasiswa PKPA di puskesmas
Ngaliyan melaksanakan promkes menggunakan tema Cara membuang
Obat Kadaruasa dan dengan tema BUD dan ED.
1. Pisahkan isi obat dari kemassan, lepaskan etiket dan tutup dari
wadah/botol/tube.
Objektif :
Suhu : 36,2 derajat selsius normal (suhu tubuh pasien normal yaitu tidak
lebih dari 37,5 derajat selsius.
TD : 134/64 (tekanan darah pasien normal, dimana tekanan darah normal
manusia tidak kurang dari 90/69 mmHg dan tidak lebih dari
120/80mmHg.
HR : 77 Normal , Nilai HR pasien normal, dimana nilai HR dewasa normal
yaitu berkisar 60-100x/menit.
RR: 20 , Nilai RR pasien normal, dimana nilai RR dewasa normal yaitu
berkisar 12-20x/menit.
GDS : 249 mg/dL ( Normal : kurang dari 200mg//dL)
Assesment :
Metformin Tab 500mg
Salisil Bedak 2%
Vitamin B Kompleks Tablet
Plan :
Diet rendah gula, kontrol dan minum obat rutin
Kasus C
Ny. S umur 66 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan pusing, nyeri
tengkuk ( pasien kontrol kemarin sudah periksa) sekarang masih nyeri terutama
di tengkuk, kadang pusing, dengan berat badan 70kg, Tinggi badan 158 cm, suhu
tubuh 36,5 derajat celsius, Respiratory rate 20, lingkar perut 80, tekanan darah
136/69 , Heart rate 84. Setelah di lakukan pemeriksaan di dapatkan hasil
laboratorium yaitu gula darah puasa 157 mg/dL, Cholosterol total 161 mg/dL,
Asam Urat 6,07 mg/dL.. Dokter memberikan diagnosa pada Ny. S rheumatoid
arthritis Tentukan kasus dengan metode SOAP!!
Subjektif :
keluhan pusing, nyeri tengkuk ( pasien kontrol kemarin sudah periksa)
sekarang masih nyeri terutama di tengkuk, kadang pusing.
Objektif :
Suhu : 36,5 derajat selsius normal (suhu tubuh pasien normal yaitu tidak
lebih dari 37,5 derajat selsius.
TD : 136/69 (tekanan darah pasien normal, dimana tekanan darah normal
manusia tidak kurang dari 90/69 mmHg dan tidak lebih dari
120/80mmHg.
HR : 84 Normal , Nilai HR pasien normal, dimana nilai HR dewasa normal
yaitu berkisar 60-100x/menit.
RR: 20 , Nilai RR pasien normal, dimana nilai RR dewasa normal yaitu
berkisar 12-20x/menit.
GDP : 157 mg/dL ( Normal : kurang dari 70-100mg//dL)
Cholosterol total 161 mg/dL (Normal : <200 mg/dL)
Asam Urat 6,07 mg/dL (Normal :L < 72, P < 5,4)
Assesment :
Alopurinol tablet 100mg 2x1
Glimepiride tablet 2 mg 1x1/2
Amlodipine tab 5 mg 1x1
Plan :
Hindari manis dan asin
Kasus D
Ny. Sutiwi umur 53 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kesemutan
tangan kanan kiri, badan sakit semua (keluhan dirasakan 1 bulan), dengan berat
badan 56kg, Tinggi badan 152 cm, suhu tubuh 36,4 derajat celsius, Respiratory
rate 20, lingkar perut 90, tekanan darah 131/79 , Heart rate 71. Setelah di lakukan
pemeriksaan di dapatkan hasil laboratorium yaitu Cholosterol total 244 mg/dL,
Asam Urat 5,44 mg/dL , Trigliserid 123 mg/dL. Dokter memberikan diagnosa
pada Ny. Sutiwi hyperlipidemia unspecified. Tentukan kasus dengan metode
SOAP!!
Subjektif :
keluhan kesemutan tangan kanan kiri, badan sakit semua (keluhan dirasakan
1 bulan)
Objektif :
Suhu : 36,4 derajat selsius normal (suhu tubuh pasien normal yaitu tidak
lebih dari 37,5 derajat selsius.
TD : 131/79 (tekanan darah pasien normal, dimana tekanan darah normal
manusia tidak kurang dari 90/69 mmHg dan tidak lebih dari
120/80mmHg.
HR : 71 Normal , Nilai HR pasien normal, dimana nilai HR dewasa normal
yaitu berkisar 60-100x/menit.
RR: 20 , Nilai RR pasien normal, dimana nilai RR dewasa normal yaitu
berkisar 12-20x/menit.
Cholosterol total 244 mg/dL (Normal : <200 mg/dL)
Asam Urat 5,44 mg/dL (Normal :L < 72, P 5,4)
Teigliserid 123 (Normalnya <150 mg/dL)
Assesment :
Simvastatin tab 10 mg
Alopurinol tablet 100mg
Plan :
Hindari makan berminyak
Kasus E
NN. WS 21 thn
Analisis menggunakan SOAP :
S (Subjek)
Demam kurang lebih 1 minggu, demam malam hari, pilek selama 2 minggu berwarna
putih kental, sariawan 3 hari, bintik2 merah di kedua telapak kaki.
O (Objek) :
BB/TB : 13.3/97
RR : 30
Lingkaran perut :37
Suhu : 36,7
TD : 90/60
HR : 90
Pemeriksaan fisik : Nafsu makan mulai berkurang
Lab :
PMN Uretra/serviks (+)
Diplococcus intrasel uretra/serviks (+)
Diagnosa : gonococcal infection of lower genitourinary tract
A (Assesment) :
combipak azhitromycin cefixime no. 1,
Asam mefenamat 500mg no. 6 1x1
Kasus F
An. RZ 3 thn
Analisis menggunakan SOAP :
S (Subjek) :
konsultasi keputihan dan nyeri di Vagina, Lendir berwarna agak kecoklatan semalam,
sudah 2 kali pengobatan tdk ada perubahan, pernah melakukancoitus 1x tapi sudah 1
bulan laluBAK sakit, terkadang BAK warna keputihan, apakah peri.
O (Objek) :
BB/TB : 44/155
RR : 20
Lingkaran perut : 78
Pemeriksaan fisik : status general DBN
Suhu : 36,8
TD : 110/70
HR : 80
Lab:
Hemoglobin : 12,2 gr/dl (normal : L 13,0-18,0, P 11,5 - 16,5
Eritrosit : 4,53 (Normal : L 4,5-6,2 juta/mikro liter, P 4,0-5,4)
Hematokrit : 34,8% (Normal : L:40-52, P:36-47)
Jmlh Leukosit : 12.200/mikroliter (Normal : 4.000-11.000)
Jmlh Trombosit :377.000/mikroliter
(Normal :150.000-400.000)
MCV : 76,8/L (Normal : 85,3-95,3)
MCH : 26,9 pg (Normal : 29,3-36,2)
MCHC : 35,0 g/L (Normal : 31,6-39,6)
Neutrofil :48,7% (Normal :50-70)
Limfosit : 44,4% (Normal : 20-40)
Monosit :6,9% (Normal :2-8)
Diagnosa : Demam yang lain dan tidak diketahui asalnya
A (Assesmen) :
paracetamol tab 500mg 2 tablet
CTM 4mg 2 tablet
Asam Askorbat tab 50mg 2 tablet
mfla.pulv dtd 10
S 3dd pulv 1
P (Plan) :
Cukupi hidrasi tubuh, istirahat yg cukup
Kasus G
. Nn. NN 24 thn
Analisis menggunakan SOAP :
S (Subjek) :
Lemas sejak 2 hari yg lalu, mual muntah 3x, diare cair >5x, makan dan minum tdk
mau.
O (Objek) :
BB/TB : 57/152
RR : 20
Lingkaran perut : 90
Suhu : 37
TD : 95/64
HR : 122
Lab:
Hemoglobin : 14,0 gr/dl (normal : L 13,0-18,0, P 11,5 - 16,5
Eritrosit : 5,08 (Normal : L 4,5-6,2 juta/mikro liter, P 4,0-5,4)
Hematokrit : 41,0% (Normal : L:40-52, P:36-47)
Jmlh Leukosit : 10.100/mikroliter (Normal : 4.000-11.000)
Jmlh Trombosit :227.000/mikroliter (Normal :150.000-400.000)
MCV : 80,8/L (Normal : 85,3-95,3)
MCH : 27,6 pg (Normal : 29,3-36,2)
MCHC : 34,1 g/L (Normal : 31,6-39,6)
Neutrofil :88,3% (Normal :50-70)
Limfosit : 6,5% (Normal : 20-40)
Monosit :5,2% (Normal :2-8)
Diagnosa : viral and other spesified intestinal infections (virus dan infeksi usus tertentu
lainnya)
A (Assesmen) :
RL IV No. 1
Attapulgit tab 6
S 3dd2
Ranitidin inj 25mg/2ml
Paracetamol 500mg tab 3
S 3dd1
Antasida Doen tab 3
S 3dd1
Domperidon 10 mg tab 3
S 3dd1
Zinc 20mg tab 1
S 1dd1
Kasus J
Analisis menggunakan SOAP :
S (Subjek)
Batuk dan Sesak.
O (Objek)
Suhu 36,50C : Suhu tubuh pasien normal. Suhu tubuh manusia normal
yaitu tidak lebih dari 37,50C.
TD : 150/80 mmHg : Tekanan darah pasien tidak normal (hipertensi),
dimana pasien dikatakan hipertens apabila tekanan darahnya lebih dari
120/80mmHg.
HR : 80x/permenit : Nilai HR pasien normal, dimana nilai HR dewasa
normal yaitu berkisar 60-100x/menit
RR : 18x/menit : Nilai RR pasien normal, dimana nilai RR dewasa
normal yaitu berkisar 12-20x/menit
A (Assesment)
1. Monitoring penggunaan ctm dan salbutamol, karena dapat
meningkatkan efek sedasi (Medscape)
2. Dosis ctm underdose (PIONAS)
3. Ada indikasi belum ada obat
P (Planning)
1. Dosis CTM 4 mg tiap 4 – 6 jam dan tidak lebih dari 24 mg/hari (3
kali sehari )
Ditambahkan n-acetil untuk terapi batuknya, dan diminum bila
perlu.
Kasus K
Analisis menggunakan SOAP :
S (Subjek)
Benjolan pada anus , BAB nyeri dan panas, Cek GDS.
O (Objek)
Suhu 36,60C : Suhu tubuh pasien normal. Suhu tubuh manusia normal
yaitu tidak lebih dari 37,50C.
TD : 142/86 mmHg : Tekanan darah pasien tidak normal (hipertensi),
dimana pasien dikatakan hipertens apabila tekanan darahnya lebih dari
120/80mmHg.
RR : 21x/menit : Nilai RR pasien normal, dimana nilai RR dewasa
normal yaitu berkisar 12-20x/menit
A (Assesment)
Penggunaan as. mefenamat bersamaan dengan glimepiride dapat
meningkatkan efek hipoglikemia.(Medscape)
P (Planning)
Manajemen cara konsumsi Glimepiride diminum 1x pagi sesaat
sebelum makan, asam mefenamat diminum siang sesudah makan bila
perlu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto UPTD Puskesmas Ngaliyan
Lampiran 6. Resep
Lampiran 7 Kartu Stock
Lampiran 8 Simanis
Lampiran 12 Etiket
Lampiran 13 Alur Pasien Rawat Jalan Puskesma Ngaliyan
R/ Amlodipin No. 6
S.1.dd.1
R/ parasetamol tab 500mg
No. 6
S.2.dd.1
Resep 11. Skrining Resep