Disusun oleh:
Imas Sirojul Hidayah
Agil Setyaningrum
Tatang Tajudin
1308020060
1308020101
1308020076
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Alloh SWT yang Maha
Melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Alhamdulillah, dengan
bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. Sholawat
beserta salam semoga terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
serta para sahabatnya.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini disusun guna
memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Studi Profesi Apoteker dan
memperoleh gelar Apoteker di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Dr. Nunuk Aries Nurulita, M.Si, Apt, selaku dekan Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
2.
Anjar Mahardian Kusuma, M.Sc, Apt, selaku ketua Program Profesi Apoteker
sekaligus
pembimbing
PKPA
dari
Fakultas
Farmasi
Universitas
4.
Budiyono, S.Far, Apt, Pendhiko Eko, S.Farm, Apt dan Karla Rokhyana,
S.Farm, Apt selaku apoteker di RSU. PKU Muhammadiyah Bantul yang telah
iii
Keluarga yang telah memberikan dorongan berupa doa, bantual moril serta
materil sehingga pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker dapat berjalan
lancar sebagaimana mestinya.
6.
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik ditinjau dari segi isi maupun
sistematika penulisannya. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin YaaRobbalaalamin..
Bantul, Mei 2014
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
ii
iii
vii
DAFTAR TABEL ..
viii
ix
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
10
2.4.1
10
2.4.2
13
14
2.5.1 Perencanaan.
14
2.5.2 Pengadaan
18
2.5.3 Penerimaan .
19
2.5.4 Penyimpanan ..
20
2.5.5 Pendistribusian
21
21
2.5.7 Penghapusan
22
23
2.5.9 Pelaporan
24
25
3.1
Identifikasi.. .
25
3.2
25
26
36
4.1
Gudang Farmasi.................................................................
36
4.2
48
4.3
54
4.4
Management Support.........................................................
58
4.5
61
65
65
66
67
vi
DAFTAR GAMBAR
26
31
57
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Persentase Kesesuaian Terhadap Formularium
36
39
40
Tabel 4.4 Evaluasi Distributor Januari dan Februari 2014 di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
43
viii
46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formularium
Lampiran 2. Evaluasi Kesesuaian Resep Dengan Formularium
Lampiran 3. Evaluasi Analisis Prioritas
Lampiran 4. Evaluasi Distributor
Lampiran 5. SOP Pengenceran Formalin dan Pehidrol
Lampiran 6. Data Stabilitas
Lampiran 7. Evaluasi Anfrag
Lampiran 8. Pengelompokkan Obat
Lampiran 9. Telaah Resep Bulan April
Lampiran 10. Interaksi Obat
Lampiran 11. Konseling
Lampiran 12. Leaflet
Lampiran 13. Lembar Kuisioner
Lampiran 14. Tugas Analisis Paket Operasi Sectio Caesaria
Lampiran 15. Studi Kasus
ix
BAB I
PENDAHULUAN
kefarmasian.
Dengan
semakin
berkembangnya
zaman,
Fakultas
Farmasi
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
1.2.2
1.2.3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN
INSTALASI FARMASI
2.1 Rumah Sakit
2.1.1 Definisi Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya (UU No 44 tahun 2009).
Rumah
Sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
b. Rumah Sakit tipe B adalah Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemempuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialistik
dan sub spesialistik terbatas dengan fasilitas tempat tidur 500-1000 buah.
Rumah Sakit umum tipe B dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan
fungsinya sebagai tempat pendidikan tenaga medik yaitu RSU
pendidikan dan RSU non pendidikan.
c. Rumah Sakit umum tipe C adalah Rumah Sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar dengan
kapasitas 150-500 buah.
d. Rumah Sakit tipe D adalah Rumah Sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar dengan kapasitas tempat
tidur 50-150 buah (Siregar dan Amalia, 2004).
Klasifikasi Rumah Sakit umum Swasta sesuai dengan keputusan
menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor: 306b/SK/XII/1987, Yaitu :
Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, memberikan pelayanan medik bersifat
umum: Rumah Sakit Umum Swasta Madya, memberikan pelayanan medik
bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang ; Rumah Sakit Umum
Swasta Utama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
spesialistik dan sub spesialistik (Siregar dan Amalia, 2004).
Klasifikasikan Rumah Sakit berdasarkan jenis pelayanan, yaitu:
Rumah Sakit umum (General Hospital) dan Rumah Sakit khusus (Special
Hospital), merupakan suatu organisasi sosial terintegrasi berfungsi
menyediakan pelayanan kesehatan lengkap bagi masyarakat dengan tujuan
kuratif, promotif, rehabilitatif, dan preventif, serta tempat pendidikan dan
penelitian. Memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat khusus seperti :
TBC, Kanker, Jantung, Mata dan Rumah Sakit Jiwa.
Berdasarkan kepemilikanya (Ownersrship), Rumah Sakit digolongkan
menjadi:
a. Rumah Sakit Pemerintah
Langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan seperti Rumah Sakit
Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Militer dan Rumah Sakit BUMN.
Membangun
kepemimpinan
yang
mengutamakan
kerja
sama.
profesional,
tempat
atau
fasilitas
penyelenggaraan
yang
bahan
sitotoksik,
pelayanan
di
unit
perawatan
kritis,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan pimpinan farmasi
8.
10
9.
10. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait
dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan
kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan pelayanan (Siregar, 2004).
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Menerbitkan
kebijakan-kebijakan
mengenai
pemilihan
obat,
Melengkapi
staf
profesional
di
bidang
kesehatan
dengan
11
12
dengan
ilmu-ilmu
farmakologi,
farmakologi
klinik,
terapi lain.
9. Membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan
Panitia Farmasi dan Terapi.
10.
13
11.
12.
Halaman judul
2.
3.
Daftar isi
4.
5.
6.
Lampiran
Sistem yang dipakai adalah suatu sistem dimana prosesnya tetap
Keputusan
Dirjen
Yanmed
No.
14
perencanaan,
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan,
15
16
formularium/
standard/
peoman
perbekalan
17
4. Evaluasi Perencanaan
Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi untuk
tahun yang akan datang, biasanya akan diperoleh jumlah kebutuhan, dan
idealnya diikuti dengan evaluasi.
Cara teknik evaluasi yang dapat dilakukan adalah:
1) Analisis ABC
Prinsip dari analisis ABC adalah dengan menempatkan jenis-jenis
perbekalan farmasi ke dalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang
memakan anggaran/ rupiah terbanyak.
2) Analisis VEN
VEN adalah singkatan dari V=Vital, E=Esensial, dan N = Non
esensial. Analisis VEN yaitu menentukan apakah suatu jenis
perbekalan farmasi termasuk Vital (harus tersedia), Esensial (perlu
tersedia), atau Non Esensial (tidak prioritas untuk disediakan).
3) Analisa Kombinasi ABC dan VEN
Jenis perbekalan farmasi yang termasuk kategori A dari analisis
ABC adalah benar-benar jenis perbekalan farmasi yang diperlukan
untuk penanggulangan penyakit terbanyak. Dengan kata lain,
statusnya harus E dan sebagian V dari VEN. Sebaliknya, jenis
perbekalan farmasi dengan status N harusnya masuk kategori C.
digunakan untuk menetapkan prioritas untuk pengadaan obat dimana
anggaran yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan.
A
VA
VB
VC
EA
EB
EC
NA
NB
NC
(JICA,2010).
18
2.5.2 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui, melalui:
1. Pembelian
Pembelian adalah rangkaian proses pengadaan untuk mendapatkan
perbekalan farmasi. Ada 4 metode proses pembelian:
a.
ini
lebih
menguntungkan.
Untuk
pelaksanaannya
memerlukan staf yang kuat, waktu yang lama serta perhatian penuh.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
e.
f.
19
g.
h.
20
2.5.4 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan perbekalan faramsi yang diterima pada tempat
yang dinilai aman darinpencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
mutu obat.
Tujuan penyimpanan adalah:
a. memelihara mutu sediaan farmasi
b. menghindari penggunaan yang tidak bertangguang jawab
c. menjaga ketersediaan
d. memudahkan pencarian
Tujuan pengaturan tata ruang :
1. Kemudahan bergerak
2. Sirkulasi udara yang baik.
3. Rak dan pallet.
4. Kondisi penyimpanan kusus.
5. Pencegahan kebakaran.
Penyusunan stok perbekalan farmasi
1. Gunakan prinsip FEFO (first Exoired First Out)
2. Susunan perbekalan farmasi dalam kemasan besar di atas pallet secara
rapi dan teratur.
3. Gunakan lemari khusus.
4. Simpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur,
udara, cahaya, dan kontaminasi bakteri.
5. Simpan perbekalan farmsi di dalam rak dan berikan nomor kode,
pisahkan perbekalan farmasi dalam dengan perbekalan farmmsi untuk
pengggunaan luar.
6. Cantumkan nama masing-masing perbekalan farmasi pada rak dengan
rapi (JICA, 2010).
21
2.5.5 Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan mendistribuskan perbekalan di rumah
sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap
rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan pendistribusian
adalah tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat
waktu tepat jenis dan jumlah.
Jenis sistem pendistribusian :
1. Resep perorangan
2. Sistem distribusi persediaan lengkap di ruang
3. Sistem distribusi dosis unit (JICA, 2010).
2.5.6 Pengendalian
Definisi pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan atau kekosongan obat di unit-unit pelayanan. Kegiatan
pengendalian mencakup:
1. Memperkirakan atau menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu.
Jumlah stock ini disebut stok kerja.
2. Menentukan:
- stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan
agar tidak mengalami kekurangan.
- Stok pengaman adalah jumlah stok yang disediakan untuk mencegah
terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya karena
keterlambatan pengiriman.
3. Menentukan waktu tunggu (leadtime) adalah waktu yang diperlukan dari
mulai pemesanan sampai obat diterima.
22
2.5.7 Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan
farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi
kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Penanganannya
sebagai berikut:
1. Catatan dari manufaktur seperti nama dan nomor batch sediaan
perbekalan farmasi harus tertera pada resep pasien rawat jalan, order
pasien rawat inap, rekaman pengendalian kemasan dan daftar persediaan
dan etiket yang bersangkutan.
2. Dokumen terebut No 1 (resep, order perbekalan farmasi, dan sebagainya)
dikaji untuk menetapkan penerima no batch perbekalan farmasi yang
ditarik.
23
2.5.8
2.5.8.1 Pencatatan
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor
transaksi perbekalan farmsi yang keluar dan masuk di lingkungan IFRS.
Adanya pencatatan akan memudahkan petugas untuk melakukan
penelusuran bila terjadi adanya mutu obat yang sub standar atau dibawah
standar dan harus ditarik dari peredaran.
Fungsi :
a. Kartu stok digunakan untuk mecatat mutasi perbekalan farmasi.
b. Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukan untuk mencatat data mutasi
satu jenis perbekalan farmasi saja yang berasal dari satu sumber
anggaran.
c. Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan,
pengadaan distribusi.
Hal-hal yang haru diperhatikan:
a. Kartu stok diletakan bersamaan dengan perbekalan farmasi yang
bersangkutan.
b. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari
24
2.5.8.2 Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiaan administrasi
perbekalan farmasi, tenaga, dan perlengkapan kesehatan yang disajikan
kepada pihak yang berkepentingan (JICA, 2010).
2.5.9
25
BAB III
PROFIL RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
3.1 Identifikasi
a. Nama Rumah Sakit
b. Alamat
c. Telp/Fax
d. Email
: pkubantul@yahoo.co.id,
pkubantul@gmail.com
e. Luas tanah
: 5700 m2
f. Pemilik
g. Pendiri
h. Direktur
i. Jumlah TT
j. Type/kelas
: C Pratama
: Standar 5 Pelayanan
No. YM.00.03.3.5.671
l. Sertifikasi
: ISO 9001-2008
untuk
maju
mendorong
pengelola
PKO
untuk
25
26
3.3 Motto, Visi, Misi, dan Logo RSU PKU Muhammadiyah Bantul
3.3.1
Motto
Layananku, Ibadahku
3.3.2
Visi
Terwujudnya rumah sakit islami yang mempunyai keunggulan kompetitif
global dan menjadi kebanggaan umat
3.3.3
Misi
Berdakwah melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan serta peduli pada kaum dhuafa.
3.3.4
Logo
27
28
3.4.3
Rawat inap
- Kelas III
- Kelas II
- Kelas I
- VIP
- ICU
- R. Isolasi
- R. Observasi
- Perinatal
3.4.4
Penunjang medis
- Lab patologiklinik
- X-Ray
- CT-scan
- Laparoscopy
- URS
- USG
- EKG
- Fisioterapi
- Konsultasi obat
- Konsultasi Gizi
3.4.5
Pelayanan lain
- Home care
- Medical check up
- Tim Kesehatan
- Klub Lansia
- Klub diabet
- Klub Stroke
- Senam hamil
- Pengobatan Gratis
- Khitan
29
- Akte kelahiran
- Penyuluhan Kesehatan
- Siaga Bencana Alam (Team PKU Disaster Medic Committee)
- Posko kesehatan
- PKU Peduli Dhuafa
- Rukti Jenazah
3.4.6
Pelayanan unggulan
Pelayanan Bedah
Pelayanan Gawat Darurat
: 326 Orang
: 14 Orang
4. Dokter Soesialis
: 49 Orang
5. Dokter Gigi
: 5 Orang
30
31
32
33
34
Muhammadiyah
Bantul
dan
dapat
dievaluasi,
direvisi
dan
obat
diluar
dan mendapat
formularium
persetujuan
diperkenankan
apabila
2.
3.
35
BAB IV
PEMBAHASAN
36
dengan
yang
tertulis
dalam
KepMenkes
RI
nomor
perhitungan
persentase
x 100 %
kesesuaian
peresepan
dengan
Rawat jalan
Rawat inap
Bulan
Jan
Feb
Mar
Jan
Feb
Mar
% Kesesuain
94,6
91
94.3
95,2
97,8
88,4
37
secara
rasional
(Dirjen
Yanmed
No.1467/Yanmed/RSUM.Dik/YMD/XI/1989).
4.1.2
Pengadaan
4.1.2.1 Perencanaan
a) Tujuan Pembelajaran
1. Dapat menjelaskan macam-macam metode perencanaan serta
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
2. Dapat menghitung perencanaan perbekalan farmasi.
3. Dapat melakukan evaluasi perencanaan dengan analisa ABC dan
VEN.
b) Kegiatan
1. Melakukan
evaluasi
prioritas
pada
tahap
perencanaan
Pembahasan
Kegiatan yang dilakukan dalam melakukan perencanaan di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah adalah berdasarkan metode
konsumsi dengan menetapkan 11 langkah sebagai berikut :
1. Menyiapkan daftar obat yang akan direncanakan.
Pada langkah ini kegiatan PKPA yang dilakukan adalah meminta
data konsumsi obat dengan awalan huruf A - Z.
2. Menentukan periode waktu yang direview untuk konsumsi
Periode waktu yang ditetapkan untuk estimasi perencanaan obat
untuk tahun 2014 adalah data konsumsi bulan Januari- Maret 2014.
3. Memasukkan data konsumsi untuk setiap obat
Perencanaan yang dilakukan dalam kegiatan PKPA merupakan
simulasi untuk pembelajaran, maka periode waktu konsumsi yang
direview adalah 3 bulan.
4. Mengkalkulasi rata-rata konsumsi setiap bulan
38
39
Analisis ABC
Analisis ABC adalah analisis yang digunakan dalam beberapa
sistem persediaan untuk menganalisis pola konsumsi dan jumlah dari
total konsumsi untuk semua jenis obat. Meliputi hasil analisis
perencanaan obat kategori A - Z pada konsumsi obat. Dimana Analisis
Pareto (ABC) merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan
berdasarkan peringkat nilai nominal dari nilai nominal tertinggi hingga
terendah dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok
A (60-70 % total nilai) , kelompok B (20 % total nilai), dan C (10-20
% total nilai). Hasil analisis prioritas obat dapat dilihat dihat dibawah
ini.
Tabel 4.2 Hasil analisis Pareto untuk obat
di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Kelompok
Jumlah item
Persentase
274
23,52 %
143
12,27 %
748
64,2 %
Total
1164
99,99%
40
prioritas
pembelian
obat
berdasarkan
kegunaan
Jumlah item
Persentase
256
21,99 %
779
66,92 %
127
11,08%
Total
1164
99,99 %
41
RSU PKU
4.1.2.1 Pengadaan
a. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat menjelaskan macam-macam metode pengadaan serta
kelebihan dan kekurangan masing-masing
2. Dapat menghitung ROP, EOI dan EOQ untuk defisiensi proses
pengadaan
b. Kegiatan PKPA
1. Melakukan evaluasi distributor.
2. Mambuat SOP pengenceran pehidrol dan formalin
3. Membuat daftar dispensing sediiaan antibiotik serbuk injeksi
4.Menghitung ROP, EOI, EOQ untuk efisiensi proses pengadaan
c. Pembahasan
Dalam melakukan pengadaan, RSU PKU Muhammadiyah
Bantul belum menggunakan e-catalogue sebagaimana diatur dalam
peraturan presiden RI nomor 70 tahun 2012 tentang pengadaan
barang/jasa
pemerintah.
Hal
ini
dikarenakan
RSU
PKU
42
43
Tabel 4.4 Evaluasi distributor Januari dan Februari 2014 di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
Distributor
% ketepatan
% ketersediaan
% kesesuaian
waktu
pesanan
Bulan
Jan
Feb
Jan
Feb
Jan
Feb
APL
97,4
100
96,1
85,9
99,4
85,7
AMS
90,1
100
93,7
84
100
84
PPG
100
100
70,8
74,6
100
74,6
AAM
97,8
99,54
90,2
90,7
100
90,3
ESV
98,3
67,39
86,3
99,7
86,3
95,2
lain,
maka
harus
dilakukan
pengenceran.
Untuk
SOP
untuk
setiap
pengencerannya
dengan
tujuan
memang
tidak
adanya
kebutuhan.yang
ada
hanyalah
44
menunjukkan
bahwa
metode
EOQ
lebih
efisien
45
c. Pembahasan
Sistem penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi RSU
PKU Muhammadiyah Bantul menggunakan gabungan antara metode
FIFO dan metode FEFO. Metode FIFO (First in FirstOut), yaitu obatobatan yang baru masuk diletakkan di belakang obat yang terdahulu,
sedangkan metode FEFO (first expired first out) dengan cara
menempatkan obat-obatan yang mempunyai ED (expired date) lebih
lama diletakkan di belakang obat-obatan yang mempunyai ED lebih
pendek. Proses penyimpanannya memprioritaskan metode FEFO, baru
kemudian dilakukan metode FIFO. Barang yang ED-nya paling dekat
diletakkan di depan walaupun barang tersebut datangnya belakangan.
Sistem penyimpanan dikelompokkan berdasarkan :
1) Bentuk sediaan obat (tablet, kapsul, sirup, drop, salep/krim, injeksi
dan infus).
2) Bahan baku.
3) Nutrisi.
4) Alat-alat kesehatan.
5) Gas medik.
6) Bahan mudah terbakar.
7) Bahan berbahaya.
8) Reagensia.
9) Film Rontgen
Penyimpanan obat di gudang diawali dari menerima barang dan
dokumen-dokumen pendukungnya, memeriksa barang, pengarsipan,
memasukkan data-data ke komputer, setelah itu proses menyimpan
barang di ruang penyimpanan. Sistem penyimpanan perbekalan
farmasi di gudang farmasi RSU PKU Muhammadiyah Bantul sudah
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Untuk obat-obatan yang stabil pada suhu kamar disimpan pada
ruangan berAC dengan tetap dilakukan kontrol suhu ruangan setiap
harinya antara 15-300C, untuk obat yang stabil pada suhu dingin
46
obat
yang
sesuai
dengan
kestabilan
suhu
yang
menyatakan
bahwa
suhu
dan
kelembaban
% Kesesuain
Gudang farmasi
Rawat jalan
Rawat inap
95
90
95
Penyimpanan
obat
di
Gudang
Farmasi
di
RSU
PKU
47
4.1.3
4.1.3.1 Kegiatan
Mengevaluasi % keterpenuhan permintaan obat ke gudang (ANFRAG)
4.1.3.2 Pembahasan
Sistem distribusi perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang
diterapkan gudang farmasi RSU PKU Muhammadiyah Bantul disebut juga
anfrag (permintaan) untuk instalasi farmasi rawat inap, instalasi farmasi
rawat jalan, instalasi gawat darurat, laboratorium, maupun bangsal. Sistem
distribusi atau anfrag di RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan
permintaan obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai untuk material
tindakan yang berasal dari istalasi farmasi rawat inap, instalasi farmasi
rawat jalan, instalasi gawat darurat, laboratorium, dan bangsal. Permintaan
atau Anfrag dari istalasi farmasi rawat inap, instalasi farmasi rawat jalan,
instalasi gawat darurat, laboratorium, dan bangsal memiliki beberapa
perbedaan, dimana permintaan atau anfrag dari poliklinik dan IGD selain
anfrag alat kesehatan dan bahan medis habis pakai juga ada obat injeksi
yang sering digunakan atau obat emergency atau obat live saving,
sedangkan anfrag dari instalasi farmasi rawat jalan dan instalasi farmasi
rawat inap yaitu obat dan alat kesehatan untuk pelayanan pasien yang
selanjutnya akan didistribusikan kepada pasien dengan sistem distribusi
individual Prescribing.
Untuk mengetahui % keterpenuhan permintaan obat dan alat
kesehatan melalui anfrah oleh gudang, maka dilakukan evaluasi
berdasarkan data anfrah yang masuk pada bulan maret 2014. Hasil
evaluasi diketahui % keterpenuhan permintaan obat dan alkes adalah 79,3
%. Tidak terpenuhinya permintaan obat dan alkes adalah karena
kekosongan barang di gudang yang disebabkan beberapa hal, misalnya
karena kekosongan barang dari distributor atau kedatangan obat yang
terlambat dari distributor, atau barang yang memang belum dipesan
kembali oleh gudang.
48
Kegiatan
a) Mempelajari sistem tata ruang.
b) Mempelajari alur pelayanan resep.
c) Mempelajari sistem pengelolaan obat dan alkes.
d) Mempelajari proses distribusi obat dan alat kesehatan
e) Melakukan pelayanan informasi obat dan konseling kepada pasien
f) Mempelajari tentang sasaran mutu pelayanan kefarmasian.
4.2.2
Pembahasan
a. Tata ruang instalasi farmasi rawat jalan
Tata ruang Instalasi farmasi rawat jalan di RSU PKU
Muhammadiyah dalam pelayanan kesehatan di rumah sakitsangat
diperhatikan karena sangat penting untuk menjaga kualitas mutu
produk dan keamanan bagi petugas. Pada instalasi farmasi rawat
jalanRSU PKU Muhammadiyah Bantul terdapat ruang kantor,
produksi, penyimpanan, pelayanan, konsultasi dan arsip dokumen.
Tetapi tidak semua ruangan itu terpisah antara satu dengan yang lain.
Ruang administrasi menjadi satu dengan ruang pelayanan dan ruang
penerimaan resep. Ruang produksi menjadi satu dengan ruang
penyimpanan, ruang arsip dan ruang kantor. Sedangkan ruang
konsultasi sudah terpisah dengan yang lain tetapi masih belum cukup
untuk menjaga privasi dan kenyamanan pasien karena ruangan
konseling tidak tertutup secara penuh. Selain itu ruangan tunggu bagi
pasien kurang nyaman dikarenakan tidak ada pembagian ruangan
antara pasien tunggu yang akan mengambil obat dengan pasien tunggu
yang menunggu antrian dokter. Hal ini juga mengakibatkan informasi
obat yang diberikan kepada pasien kurang efektif karena kondisi yag
tidak tenang, sehingga menyulitkan pasien untuk mendengarkan
dengan baik informasi yang diberikan oleh apoteker. Tata ruang
Instalasi Farmasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum
PKU
49
Teknis Fasilitas
Almari
50
saja lemari obat narkotik dan psikotropik tidak selalu dikunci kembali
setelah
pengambilan,
dikarenakan
pengambilan
cukup
51
yang ada
di
instalasi
farmasi
rawat
jalan
keberhasilan
terapi.
Selain
itu
berguna
untuk
52
meningkatkan
pengetahuan
pasien
tentang
fungsi
obat,
cara
53
agar
ketika
banyak
resep
racikan
maka
diharapkan
54
rawat
inap
terletak
jauh
dari
tempat-tempat
instalasi
farmasi
rawat
inap
RSU
PKU
55
bangsal,
sedangkan
untuk
resep
pasien
56
lembar
resep
perawatan
pasien.Kelebihan
sisitem
ini
adalah
List
obat-obatan
maupun
alat
yang
dipakai
57
rawat
inap
menerapkan
berbagai
metode
serta
berdasarkan
suhu
tempat
penyimpanan
obat
58
tanda
vital,
pemeriksaan
penunjang
seperti
didiskusikan
dengan
apoteker
penanggungjawab
instalasi farmasi rawat jalan. Hasil kegiatan visite pasien yang telah
dilakukan dapat dilihat pada lampiran.
Kegiatan visite terhadap pasien perlu dilakukan oleh seorang
apoteker terhadap pasien di rumah sakit karena dengan visite
pengobatan
pasien
akan
lebih
maksimal.
Di
RSU
PKU
dan
pengambilan
keputusan
dalam
sebuah
59
60
setiap
hari
jumat
di
Masjid
RSU
PKU
61
pusat
pelayanan
sterilisasi
merupakan
satu
62
menjamin keamanan
63
permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004,
limbah rumah sakit ialah semua limbah yang dihasilkan oleh dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah klinis
adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, vaterinari,
farmasi atau sejenis, pengoabatan, penelitian atau pendidikan yang
menggunakan
bahan
beracun,
infeksius
berbahaya
atau
bisa
64
non medis dan dengan pihak swasta untuk limbah medis bekerja. RS
juga bekerjasama dengan beberapa puskesmas dan PMI yang berada di
sekitar RS dimana mereka ikut menitipkan limbah ke PKU
Muhammadiyah. Kemudian untuk pengolahan limbah cair RS belum
mempunyai IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dikarenakan
hambatan biaya dan lahan. Pengolahan limbah cair selama ini masih
,menggunakan sistem sederhana, yaitu limbah cair dari RS ditampung
dalam suatu penampungan, kemudian di tambahkan zat kimia untuk
mengendapkan protein atau zat-zat lain yang dapat, mencemari
lingkungan. Dan selanjutnya air tersebut dialirkan ke sungai.
Pengelolaan Limbah di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sudah
sesuai dengan pengelolaan limbah yang terdapat dalam KepMenkes RI
No.
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang
Persyaratan
Kesehatan
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan rumah sakit tipe C yang
telah
terakreditasi,
dengan
status
kepemilikan
Pimpinan
Pusat
Muhammadiyah, memiliki 129 tempat tidur dan terdiri dari 4 tingkat kelas
kamar yaitu kamar kelas I, II, III, dan VIP.
2. Instalasi Farmasi RSU PKU Muhammadiyah
Bantul melakukan
mengawasi secara
65
66
5.2 Saran
1. Sebaiknya disediakan tempat Pelayanan Informasi Obat dan konseling
secara khusus dan terpisah sehingga apoteker lebih maksimal dalam
memberikan pelayanan kefarmasian, selain itu kegiatan pelayanan farmasi
klinik misalnya visite, konseling dan sebagainya perlu ditingkatkanl agi.
2. Perlu peningkatan pelayanan informasi obat baik terhadap pasien maupun
rekan sejawat demi peningkatan pelayanan pasien safety diantaranya dengan
pelaksanaan dan pengembangan farmasi klinik untuk meningkatkan peran
dan eksistensi Apoteker dalam proses terapi.
3. Perlu dilakukan penambahan jumlah tenaga Apoteker yang lebih berperan
dalam farmasi klinik. Sehingga dapat dilakukan evaluasi penggunaan obat
terhadap pasien khususnya pasien rawat inap dengan cara visite terhadap
pasien secara menyeluruh tidak hanya di bangsal dan pasien tertentu saja.
4. Perlu adanya penataan kembali ruangan Instalasi Farmasi rawat Inap dan
rawat jalan sehingga penyimpanan obat lebih terkendali.
5. Pelayanan terhadap permintaan dari kamar oprasi khususnya set/paket
operasi hendaknya dievaluasi kembali sehingga tidak ada permintaan dari
kamar operasi saat proses operasi berlangsung.
6. Adanya evaluasi terhadap pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit RSU PKU Muhammadiyah Bantul secara berkala sehingga
mutu pelayanan akan lebih meningkat menjadi lebih baik
67
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1992. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No
Hassan, W.E. 1986. Hospital Pharmacy. Fifth Ed. Philadelphia: Lea and Febigher.
Hicks, W.E.1994.Practise Standard of ASHP 1994-1995.Bethesda: The American
society of Hospital Pharmacists Inc.
http://www.kars.or.id/komisi_akreditasi_rumah_sakit/ [diaksespadaharikamis, 15
Mei 2014 pukul 12:45].
JICA.2010. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Rumah Sakit. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI bekerjasamadengan Japan International Cooperation Agency.
Maimun, Ali. 2008. Pengobatan Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode
Konsumsi dengan
67
68
69
LAMPIRAN 1. Formularium
NO
Anti Infeksi
1,1
Antibiotika
5.1.1.
Amoxicillin
NAMA DAGANG
Amoxicillin
5.1.3.
5.1.4.
5.1.5.
PABRIK
Tab, Syr
Inj,Cap,Syr,
Drop
OGB
Kalmoxillin Inj
Inj,Cap,Syr,
Kalbe
Co-Amoxiclav
Kapl, Inj
OGB
Claneksi
Cap, Inj
Sanbe
Clavamox 250mg,500mg,1g
Ampisilin 1 g
Tab/ Inj
Inj
Kalbe
OGB
Inj
Meiji
Ampicilin+Sulbactam
Bactesyn
Tab
Kalbe
Amikasin
Cinam 1,5 g
Amikasin 250, 500
Inj
Inj
Sanbe
OGB
Mikasin 500
Inj
Kalbe
Amoxsan
5.1.2.
BENTUK
Amox+Asam Klavulanat
Ampicillin
Sanbe
5.1.6.
Asam pipemidat
Urotractin 400 mg
tab/cap
Sanbe
5.1.7.
Azithromycin
Azithromycin
Tab, Syr
OGB
Bynozit
Zycin
Tab
Tab
Sandoz
interbat
Zistic
Tab
Soho
Cap, Syr
OGB
Cap, Syp
Sanbe
Renasistin
Drop
Fahrenheit
Maxcef 500
Tab
Simex
Opicef
Cap, Syr
Otto
5.1.8.
Cefadroxyl
5.1.9.
Cefalexin
Cefabiotic 500mg
Cap
Berno
5.1.10.
Cefazoline
Cefazoline 1 g
Inj
OGB
Cefazol 1g
Inj
Kalbe
5.1.11.
Cefditoren
Meiact 200mg
Tab
Meiji
5.1.12.
Cefepime
Cefepime
Inj
OGB
Maximer
Inj.
Mersi
Sopime
Inj.
Soho
Cefixime
Tab, Syr
OGB
Cefspan
Cap,Syr,Tab
Kalbe
Cefila
Drop
Lapi
Sporetic 100 mg
Cefoperazone
Tab
Inj
Sanbe
OGB
Bifotik
Inj
Sanbe
Stabixin 1 Gr Inj
Inj
Fahrenheit
5.1.13.
5.1.14.
Cefixime
Cefoperazone
70
5.1.15.
5.1.16.
5.1.17.
Cefoperazone+Sulbactam
Cefotaxime
Cefpirome
Cefoperazone+Sulbactam
Cebactam
Inj.
Inj.
OGB
Lapi
Sulbacef
Cefotaxime 1g
Inj.
Inj.
berno
OGB
Kalfoxim
Simexim
Inj.
Inj
Kalbe
Simex
Cefarin
Inj
Gracia
Cefpirome
Vial
OGB
Morcef 1g
Vial
inmark
5.1.18.
Cefpodoxime proxetil
Tab.
Sandoz
5.1.19.
Cefradine
Ceftazidime
Velodine
Ceftazidime
Tab.
Vial
soho
OGB
Biozim
Inj
Otto
Ceftum 1g
Vial
Ferron
Thidim
Vial
Kalbe
Ceftizoxime
Inj
OGB
Cefizox 1g
Inj
Kalbe
Ceftiz
Inj
Novell
Ceftriaxone 1g (10)
Inj
OGB
Broadced 1g
Inj
Kalbe
Starxon 1g
Inj.
interbat
Renxon
Inj
Metiska
Anbacim 1000 mg
Sharox 250, 500
Inj,Infus
Tab., Inj
Sanbe
Fahrenheit
Tab
Glaxo
Tab, Infus
OGB
Tab., Infus
Sanbe
Simflox 500
Kap
Simex
Clarythromycin
Floxid
Bicrolid
Tab
Tab
Promed
Sanbe
Clindamycin
Cap
OGB
Cap, Cream
Kalbe
Tab, Cream
Interbat
5.1.20.
5.1.21.
5.1.22.
5.1.23.
5.1.24.
5.1.25.
5.1.26.
Ceftizoxime
Ceftriaxone
Cefuroxime
Ciprofloxacin
5.1.27.
Colistin
tab
Alpharma
5.1.28.
5.1.29.
Dibekacin sulfat
Doksisiklin
Infus
Cap
Meiji
OGB
5.1.30.
Erythromicin
Siclidon
Erythromicin 250, 500 mg, Syr
Cap
Tab , Syr
Sanbe
Sanbe
Erysanbe
Sanbe
Opitrochin
Tab, Syr
Otto
Fosmicine 1g /2 g
Inj.
Meiji
5.1.31.
Fosfomycin
71
5.1.32.
Gentamicin sulfat
Gentamycin
Sagestam 80 mg Inj
Garamisin 20 mg
5.1.33.
5.1.34.
5.1.35.
5.1.36.
5.1.37.
5.1.38.
Levofloxacin
Linkomisin
Meropenem
Metronidazol
Inj
Inj.,Infus,
Cream
Inj.
OGB
Sanbe
Shering
Imiclast
Kloramfenikol
Novell
Tab
Chlorbiotic
Inj.
OGB
Berno
Chloramex
Inj
Actavis
Ramicort
TT
Nicholas
Levofloxacin
Tab, Infus
OGB
Kalbe
Levoxal
Infus
Sandoz
Cravox
Linkomisin 500mg
Tab
Cap
Lapi
OGB
Licyn 500mg
Cap
Promed
Nolipo 500mg
Cap
Sanbe
Inj.
Kalbe
Meropex
Inj
Berno
Merobat 0.5g, 1g
Inj
Interbat
Metronidazol
Tab,Syr, inf
OGB/ Kalbe
Trogyl
Tab,Syr, Inf
Otto
Velazole
Tab
Novell
5.1.39.
Minocyclin
Nomika
Tab
Ikapharmind
5.1.40.
Moxifloxacin HCl
Avelox
Tab
Bayer
Avelox
Ofloxacin
Infus
Tab
Bayer
OGB
Tazocin
Vial
Wyeth
Uplores
Spiramisin 500mg
Caps
Cap
Sanbe
OGB
Spirasin 500mg
Cap
OGB
Thiamfenikol
Syr
Sanbe
Syr
Sanbe
Kaltikol 500 mg
Cap
Kalbe
Vancep
Novelmycin
Inj
inj
Fahrenheit
Novell
Vagizol Ovula
Ovula
KF
Neo Gynoxa
Ovula
Kalbe
Fladystin
Ovula
Dexa
5.1.41.
5.1.42.
Ofloxacin
Piperacillin,kombinasi
5.1.43.
5.1.44.
Roxythromycin
Spiramycin
5.1.45.
Thiamfenikol
5.1.46.
Vancomycin
5.1.46.
Ovula
5.1.46a.
5.1.46b.
Metronidazol (Ovula)
Metronidazol + Nystatin
(Ovula)
72
2
Hipertensi
14.3.1.
14.3.1.1.
ACE Inhibitor
Captopril
Captopril 25 mg , 12,5 mg
Tab
OGB
Tensicap
Tab
Sanbe
14.3.1.2.
Perindropril
Tab
Servier
14.3.1.3.
Ramipril
Hyperil 2.5,5,10
Ramixal 1.25mg, 2,5mg,
5mg,10mg
tab
ferron
Cardace
Sanofi
Noperten 5 mg, 10 mg
Tab
Tab
Interpril 10 mg
Tab
Interbat
Tanapres 5 mg,10 mg
Tab
Tanabe
Propanolol 10 mg (OG),40mg
Tab
OGB
Inderal 10mg
Tab
Zeneca
Bisoprolol
Tab
OGB
Tab
Tanabe
Tab
Kalbe
Tab
Kalbe
Nifedin 10mg
Tab.
Sanbe
Adalat Oros
Tab
Bayer
Amlodipin 5 mg, 10 mg
Tab
OGB
Norvask 5 mg, 10 mg
Tab.
Pfizer
Divask 5mg, 10 mg
Tab
Kalbe
Amdixal 5 mg, 10 mg
Tab
Sandoz
Ceremax IV 50 ml + PE Tubing
Infus
Kalbe
Nimotop
Tab, Inj
Bayer
Perdipine 10 mg inj
Amp
Astellas
Tensilo
Amp
Fahreinheit
Isoptin SR
Cap
Knoll
Tab
Valsartan
Tab.
Tab
OGB
Dexa
Medika
OGB
Tab.
Novell
14.3.1.4.
14.3.1.5
14.3.2.
14.3.2.1.
14.3.2.2.
14.3.2.3
14.3.3.
14.3.3.1.
14.3.3.2.
14.3.3.3.
14.3.3.4.
14.3.3.5.
14.3.4.
14.3.4.1.
14.3.4.3.
Lisinopril
Imidapril
Tab
Sandoz
Dexa
Beta Blocker
Propanolol
Bisoprolol
Carvedilol
Calsium Antagonis
Nifedipin
Amlodipin
Nimodipin
Nicardipine HCl
Verapamil
Angiotensin II Antagonis
Valsartan
Irbesartan
Sandoz
14.3.4.4.
Olmesartan
Tab
Pfizer
14.3.4.5.
Telmisartan
Micardis 40 mg, 80 mg
Tab
Boehringer
14.3.4.6.
Telmisartan + Amlodipin
Twynsta 40-5,40-10,80-5
Tab
Boehringer
14.3.4.7.
Candesartan
Candersatan 8 mg, 16 MG
Tab
OGB
73
Canderin 8 mg, 16 mg
Dexa
Medika
Losartan
Alfa Blocker
Angioten
Tab
Tab
14.3.5.1.
Prazosin
Prazosin 1 mg
Tab
OGB
14.3.5.2.
Terrazosin
Hytrin 1 mg
Tab
Abbot
Hytroz 1 mg
Tab
Dexa
Clonidine
Tab
OGB
Inj.
Boehringer
14.3.4.8.
14.3.5.
14.3.6.
14.3.6.1.
kalbe
Antihipertensi Lain
Clonidin
14.3.6.2.
Hidralazin
Hidralazin 50
OGB
14.3.6.3.
Methyl dopa
Dopamet
Tab
Actavis
14.3.6.4.
Amlodipin + Perindopril
Coveram 5/5mg, 5/ 10 mg
Tab
Servier
Tab
Servier
74
Jumlah
Resep
Jumlah Item
Obat
Januari
Februari
Maret
100
100
100
315
277
285
Jumlah
Jumlah
Kesesuaian Ketidaksesuaian
Obat dengan
Obat dengan
Formularium
Formularium
300 (95,2%)
15 (4,8%)
271 (97,8%)
6 (2,2%)
252 (88,4%)
33 (11,6%)
75
Lampiran 3. Evaluasi Analisis Prioritas
Analisi
Analisis ABC
Analisis VEN
Analisis PUT
Kategori
A
B
C
V
E
N
P
U
T
Jumlah
274
143
748
256
780
130
257
779
130
76
DISTRIBUTOR
PROSENTASE
APL
100
AMS
100
PPG
100
AAM
99,54
ENS
67,39
DISTRIBUTOR
PROSENTASE
AAM
90.7
ENS
86,3
APL
85,9
AMS
84,0
PPG
74,6
PERINGKAT KESESUAIAN
DISTRIBUTOR
PROSENTASE
AAM
90,3
ENS
86,3
APL
85,7
AMS
84,0
PPG
74,6
No
PBF
jumlah hari
Jumlah
SP
ENSEVAL
12
29
321
APL
11
26
184
AAM
24
215
AMS
23
39
221
PPG
63
77
Kebijakan
Prosedur
Kebijakan
Prosedur
78
9. Tutup botol kemasan kemudian kocok hingga homogen
10. Beri label, dan pipet
11. Formalin yang telah diencerkan siap digunakan
Pengertian : SPO Penanganan Perhidrol
Tujuan
: Untuk membuat larutan perhidrol encer sesuai persentasi dari perhidrol pekat
Kebijakan : Obat harus dibuat dan dilakukan di ruangan yang bersih dan ditangani minimal oleh
Tenaga Tekhnis Kefarmasian
Prosedur :
1. Bersihkan meja kerja dengan lap hingga kering
2. Cuci tangan sebelum melakukan pencampuran
3. Pakailah sarung tangan karet satu rangkap
4. Lakukan perhitungan sesuai dengan permintaan
5. Siapkan botol perhidrol pekat 30%, aqua destilata, gelas ukur, pipet, botol kemasan
6. Ambil sejumlah perhidrol yang dibutuhkan dengan pipet ke dalam gelas ukur (A)
7. Masukkan (A) kedalam botol kemasan
8. Masukkan aqua destillata sesuai dengan kebutuhan ke dalam gelas ukur (B)
9. Masukkan (B) kedalam botol kemasan
10. Tutup botol kemasan kemudian kocok hingga homogen
11. Beri etiket, label, dan pipet
12. Perhidrol yang telah diencerkan siap digunakan dan hanya boleh digunakan selama satu minggu
79
Golongan
Antibiotik:
1 Aminoglikosida
Antibiotik:
2 Carbapenem
Antibiotik;
Sefalosporin generasi
3 II
Antibiotik :
Sefalosporin generasi
4 III
Nama Obat
Pelarut
Sesuai
Amikasin
D5W, NS
dan RL
Gentamisin
D5W, NS
Tobramisin
D5W,NS
Imipenem dan
Silstatin
Pelarut
original
Konsentrasi
dalam pelarut
0,25-5 mg/ml
40 mg/ml dalam
50-200 ml
dalam 50-100 ml
D5W,NS
5mg/ml
Meropenem
SWFI, NS,
D5W
Sefuroksim
SWFI; D5W
NS; D5w
Sefotaksim
Seftriakson
NS; D5W
NS: D5W
750 mg/50 ml
1g/50ml 1040mg/ml;
100mg/ml
Seftriakson
NS ; D5W
10-40 mg/ml ;
100 mg/ml
Stabilitas setelah
pencampuran
24 jam dalam suhu
ruangan; 2 hari dalam
lemari pendingin
24 jam dalam suhu
ruangan
24 jam dalam suhu
ruangan
4 jam dalam suhu
ruangan; 24 jam dalam
lemari pendingin
SWFI : 2 jam dalam
suhu ruangan; 12 jam
dalam lemari pendingin
NS: 2 jam dalam suhu
kamar, 18 jam dalam
lemari pendingin
D5W: 1 jam dalam suhu
kamar, 8 jam dalam
lemari pendingin
24 jam dalam suhu
kamar; 48 jam dalam
lemari pendingin
12-24 jam dalam suhu
kamar dan 7-10 hari
dalam lemari pendingin
stabil2 hari salam suhu
kamar 25 C dan 10 hari
dalam lemari pendingin
Penyimpanan
Suhu kamar;
lemari
pendingin
Suhu kamar
suhu kamar
dalam lemari
pendingin;
BUKAN
FREEZER
dalam lemari
pendingin;
BUKAN
FREEZER
suhu kamar;
lemari
pendingin
Suhu kamar ;
lemari
pendingin
Suhu kamar ;
lemari
pendingin
80
Antibiotik;
Sefalosporin generasi
5 IV
6 Anbiotik; Kuinolon
7 Anbiotik; Penicilin
Anbiotik ; golongan
8 lain-lain
9
10
Seftizoksim
NS ; D5W
1g/50ml
Seftazidim
SWFI ; NS
100mg/ml
Sefepime
40 mg/ml
Sefpirom
NS ; D5W
SWFI; NS
(NaCL 0,9%)
D5W
5C
24 jam pada suhu kamar
; 96 jam pada lemari
pendingin
12 jam dalam suhu
ruangan; 3 hari dalam
lemari pendigin
24 jam dalam suhu
ruangan; 7 hari dalam
dalam lemari pendingin
1-2/10-20ml
Levofloksasin
Larutan
original
Fosfomisin
NS (NaCl
0,9%) ; D5W
SWFI; NS
(NaCL 0,9%)
D5W
Tecoplanin
SWFI;
Ampisilin
chloramfenikol
Heparin Sodium
Aqua Pro
Injeksi
5 mg/ml
30 mg/ml
1g/ml
400 mg/3ml
Suhu kamar;
lemari
pendingin
Suhu kamar ;
lemari
pendingin
Suhu kamar;
lemari
pendingin
suhu kamar
Hindari cahaya
langsung; dalam
suhu kamar;
dalam leari
pendngin
Suhu kamar ;
lemari
pendingin
Suhu ruangan
suhu ruangan
sejuk,
terlindungi oleh
cahaya dengan
suhu 15-25 C
15-25 C
81
cefoperzone
11
Aztreonam
12
Leuprolid Asetat
Pantoprazol
13
Omeprazol
14
Lansoprazol
Dextrose
5%atau water
for
injeksi
untuk
intravena di
dilusi
menjadi 20
ml
dengan
cairan yang
sama
diberikan 1560
menit,
water
for
injeksi
di
dilusi dengan
lidocain HCl
2%
water for
injeksi add
10 ml
NACl 0,9%,
dextrose
5/10%
kurang dari 25
C
kurang dari 25
C
kurang dari 25
C dan tidak
dibekukan serta
terlindung dari
sinar matahari
15-25 C
kurang dari 30
derajat C
kurang dari 25
derajat C
82
15
Triamcinolon
Ketamin
16
Ciproploxacin
17
Metronidazol
15-25 derajat C
15-25 derajat C
kurang dari 25
derajat Celcius
kurang dari 30
derajat celcius
83
Lampiran 7. Evaluasi anfrag
FORM PERMINTAAN OBAT / ALKES INSTALASI FARMASI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL MARET 2014
Tanggal
29 Maret 2014
25 maret 2014
24 maret 2014
22 maret 2014
21 maret 2014
20 maret 2014
19 maret 2014
18 maret 2014
17 maret 2014
15 maret 2014
14 maret 2014
13 maret 2014
12 maret 2014
11 maret 2014
10 maret 2014
9 maret 2014
7 maret 2014
6 maret 2014
5 maret 2014
4 maret 2014
3 maret 2014
2 maret 2014
1 maret 2014
84
LAMPIRAN 8. PENGELOMPOKKAN OBAT
Nama obat
Amoxan 250
Amoxicillin 500
Ampicillin
Azitromycin 500
Acyclovir
Albendazole 400
Akilen
Bactesyn 375
Baquinor
Biatron
Bicrolid 500
Biothicol
Chloracef
Cefat 250 mg, 500 mg
Cefspan
Cholistin
Clanexi 625
Co. Amox 625
Clavamox 625
Cotrimox
Combantrin 250
Clindamycin
Ciprofloxacin
Climadan
Cravit
Cefixime
Doxycicllin 100
Erysanbe
Ethambutol 500
Erythromycin
FG Troches
Formyco
Fixiphar
Fluconaz
Govazol
Indanox
Itraconaz
Ketoconazole
Lefos
Lyncomicin
Lizor
Levofloxacin
Methisoprinol
Aturan pakai
dc
dc
ac/pc
pc
pc
pc
ac
pc
pc
pc
pc
Ac
pc
pc
pc
Pc
Pc
pc/dc
pc/dc
pc
pc
pc+air
pc
pc+air
pc
pc
pc
ac
pc
ac
pc
pc
pc
pc
pc
pc
pc
pc
pc
pc
pc
pc
pc
Keterangan
85
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Metronidazole
Mezatrin 250
Nucef 100
Nolepo 500
Ofloxacin 400
Osmycin
Pirazinamid 500
Pharflox 400
Pyrantel P 125
Petrazole
Rimcure paed
Rifampicin
Rimectazid paed
Supramox
Sanprima F
Sharox
Spyramicin 500
Sedaoven 500
Siclidon
Trichodazol
Thiamphenicol
Sitro
Vioaulin
Velodin
Valvir
Zibramax
Zemyc 150
Nama Obat
Cobazym
Dulcolax
New Diatab
Diagit
Lodia
Rillus
Smecta
Sequest
Ursolic
pc
pc
pc
ac
ac
pc
ac
pc
pc
ac/pc
ac
ac
pc
dc
dc
pc
pc
ac
dc
ac
ac
ac
pc
pc
pc
pc
Aturan Pakai
ac
ac
pc
Pc
pc
pc
pc
pc
dc
Keterangan
86
Obat Saluran Cerna
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Nama obat
Antacida
Acitral
Anvomer 40
Acran 150
Becantex
Budenofalk
Cimetidine
Dimenhydrinate
Cedantron
Dramasin
Ethiferan
Domperidone
Fucoidan 100
Farmacrol F
Guarpocid 5
Inhipump 20
Lancid 30
Lapraz 30
Lansoprazol 30
Mucosta
Magard FA
Nucral sachet 1 g
Nexium 20, 40
Narfoz
Nucral 500
Ondansetron 4 mg, 8mg
Omeprazole 20
Primperan 10
Pantozol
Pumpitor
Prosogan FD 30
Ranitidin 150
Rantin
Salofalk 250
Sanmetidine 200
Sulfasalaz
Vosedon 10
Vometa FT
Aturan pakai
ac
ac
ac
ac/pc
ac/pc
ac
dc
ac
pc
ac/pc
ac
ac
ac/pc
ac
ac
ac/pc
ac
ac
ac
ac
ac
ac
pc
ac/pc
ac
pc
ac
ac
ac
ac/pc
ac
ac/pc
ac/pc
ac
dc
dc
ac
ac
Keterangan
87
Diabetes Melitus
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama obat
Deculin 15, 30
Eclid 50, 100
Forbetes 500, 800
Galvus
Glimepirid
Glumin XR
Glucodex
Gliquidon
Glucobay
Glibenclamid
Glamarol
Onglyza
Trajenta
Inlacin
Metformin 500, 850
Aturan pakai
Keterangan
Aturan pakai
Keterangan
pc
dc
dc
pc
dc
dc
dc
dc
dc
dc
dc
pc
pc
pc
dc
Obat Hipertensi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nama obat
Aspar K
Angioten
Allupunirol
Asam Tranex
Aspilet
Amlodipine
Blopers plus
Brilinta
Bisoprolol
Cardisan 5, 10
Cedocart 5, 10
Canderin 8, 16
Candesartan
Carpiaton
Cordila 5 R
CPG 25 mg
Clopidogrel
Carpiaton
Cilastazol
Candesartan 8
Captopril 12,5
Disolf
Dorner
Digoxin
Diltiazem
Divask 5, 10
Dopamet
pc
pc
pc
pc
pc
pc
pc
ac/pc
ac/pc
pc
ac
ac/pc
dc
pc
pc
pc
ac/pc
dc
pc
ac/pc
ac
ac
pc
dc
pc
ac/pc
dc
88
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
Exforge
Euthyrax
Farmoten
Farmasal
Furosemid
Fargoxin
Fasorbid
Farsix
Herbesser
Heptamyl
Hypril
HCT 25
Hytrin
Interpril
Irbesartan
Irhensa
Irvask
ISDN 5
Kalitake
Lisinopril
Losartan
Lasix
Lisinopril 5
Miozidan
Naletal
Neo mercazol
Nefedipine
PTN
Plyfarol
Proxime
Propanolol
Plasminex
Puricema
Pradaxa
Lenapar
Simarc
Spironolact 25, 100
Spirola
Stobled
Tiaryt
Twinsta
v-bloc
X arelso
dc
pc
ac/pc
dc
pc
dc
ac
dc
dc
dc
dc
dc
dc
dc
dc
dc
dc
dc
ac
pc
pc
pc
pc
pc
pc
dc
pc
pc
pc
dc
ac
ac
pc
ac/pc
pc
ac
dc
dc
ac/pc
ac/pc
pc
dc
pc
89
LAMPIRAN 9. TELAAH RESEP BULAN APRIL 2014
Tgl
11-042014
12-042014
14-042014
15-042014
16-042014
Nama pasien
Ny.Kustianingsih
Dokter jaga
dr. Junaidy
Wawan
dr. Zulfan
Rahmadani F
19 kg
dr. junaidy
Ny. syafitri
dr. Susi
An Arshita
13 kg
dr.Sasmito
Surawan
dr.Marjoto
Ny.Al Resti
dr.Ana
Muh Rifai
Ny.Ngatijem
dr.Ari eko
dr.Ana
Ny.Suratmi
dr.Yuli
Chalwa
9 kg
Liska R
21 kg
Bp. Suradi
dr.Susi
Irpan agus
15 kg
Mahduri Islah
dr.Susi
Ny. Perento
Dr. Sumardi
dr.Susi
dr.Susi
dr.Kunt
dr.Dwi rini
Permasalahan
Mendapatkan
levofloxacin X
(2x1)
DRP
Penyelesaian
Setelah
Low dose dikonsultasikan
diganti X tab (1x1
tablet
Levofloxacin
High dose Setelah
(2x1)
dikonsultasikan 1x1
untuk 5 hari
Cefadroxil syr Pengobat Setelah
(2x1 cth)
an tidak dikonsultasikan
sesuai
diganti
dengan
sediaan
cefadroxil F syr (2x1
cth
Fixiphar 200 (6)
Fixiphar 200 (6) 2x1
2x1
Becantex (10) 3x1
Becantex (10)
263.500
3x1
263.500
Dapat
Diganti Cefadroxyl F
cefadroxyl syrup
syrup
2x1
2x1
Dapat
Pakai thiamphenicol
cefadroxyl
3x1
padahal alergi
cefadroxyl
Dapat salep tapi
Diberi lanakeloid
tidak diresepkan
Sanmol V 4x1
Sanmol X 3x1
Dapat miniaspi
Setelah dikonsulkan1
di resep 2 kali
di coret
Pasien dapat
Diganti sucralfat
antasida,
mengeluh
sembelit 10 hari
tidak BAB
Dapat sanmol
Under
Diganti 3 dd 3/4 cth
syr 3 dd 1/2 cth doses
Vasedon 3 dd
Over
Dirubah jadi 3 dd cth
cth 2
doses
1/2
Fixiphar 200 no
223.800
VI 2 dd 1
Sanmol syrup 3
Under
3 dd cth
dd cth 1
doses
Sama-sama
Over
Dipilih salah satu
memberi
doses
cefadroxyl
Pasien dapat
Setelah dikonsulkan
90
17-042014
Yosie
dr.Ana
An.Zaka
dr.Rizka
Bp. Sutrisno
Dr. Susi
22-042014
Ny paniyem
Dr. Ana
23-042014
Arista L
Dr .indra
Ny. Ret K
Dr.sumardi
Dr.Tri /farida
Dyah ayu A 17 th
Dr. dananto
24-0414
entromicin 250
mg padahal
pasien alergi
eritromicin.
Tulisan tidak
terbaca
Puyeran tidak
ditulis aturan
pakai nya
Ada tindakan
injeksi tidak
diresepkan
Pasien
hipertensi
190/100 belum
mendapatkan
terapi obat R/
meloxicam,
mecobalamin,
phenitoin
Trileptan 300
mg LX (2x1)
Ikaphen 100 mg
LX ( s 0 0 1)
Levofloxacin 0,5
XX
INH syr II
Hepamerz XXX
Biasanya pasien
mendapatkan
rimactane kali
ini tidak
diresepkan
Sanmol (4x2
cth)
Inpepsa syr (2x1
cth)
Px
mendapatkan
amoxcicilin 500
mg, sblm tgl
22/04/2014
mendapatkan
co-amoxciclav
dr dr.THT
diganti clindamicin
300mg 2x 1
Setelah di
konsultasikan
ternyata pasien
dapat mecobalamin
Setelah di
konsultasikn aturan
pakai 3x1
Setelah di
informasikan inj
keterolac inj
Setelah dikonsulkan
ditambahkan
amlodipin
Low dose
ADR
Low dose
Setelah
dikonsultasikan
trileptal 300 LX (2x1)
Ikaphen 100mg LX
(2x1)
Setelah
dikonsultasikan
rimactane syr di stop
karena pasien
menderita hepatitis
akibat efek samping
Setelah
dikonsultasikan
sanmol 4x15ml
inpepsa 2x15ml
Setelah
dikonsultasikan
amoxicilinya tidak
diberikan
91
TELAAH RESEP BULAN MEI 2014
Tgl
7-052014
Nama
pasien
An. Yaffi
ramadhan
(7,2 kg)
Bp. Dwi S
8-052014
12-052014
An. Ahmad
saifan
An. Desinta
agtri (16
kg)
An. Danial
Dokter
jaga
dr. Gusti
dr.
Barkah
dr. Siti
maryam
dr. Siti
maryam
Ny.
Murjiyem
An. Khansa
(10kg)
Permasalahan
DRP
Penyelesaian
Mendapatkan
sanmol 250 mg
4x3/4 cth
Mendapatkan trilac
1/15 tab
Mendapatkan
digezym 3x2 tab
Mendapatkan
vometa drop 3x1 cc
Mendapatkan
cefixime syr 2x1
cth
Mendapat norages
60 mg 2x2 cth
High
dose
Low
dose
High
dose
High
dose
High
dose
Mendapat indanox
500 mg 3x1
Mendapat trifed 1/5
mg
High
dose
Low
dose
Ny.Meila
A(13 th)
dr. alan
Mendapat
Meloxicam 7,5mg
3x1
High
dose
17-052014
Ny. Maya
dr.
bachtiar
Mendapat dulcolac
Salah
obat
19-052014
23-052014
Ny.
Rusmiatun
An. Nabila
dr.
Zainul
dr.
Zamroni
Mendapat sanprima
syr 3x1 cth
Mendapat ikaphen
7,5 mg
High
dose
Low
dose
92
LAMPIRAN 10. INTERAKSI OBAT
Glibenklamid
+
Enalapril
Acarbose
+
Digoxin
Pioglitazone
+
Sucralfate
93
5. Metformin
+
Sulfonilurea
Hipoglikemi
6.
Antidiabetics
+
Glucocorticoids
Hipoglikemi
8.
Antidiabetics
+
Phenytoin
94
Interaksi obat Hipertensi
No
1
Obat
Klonidin + ACE inhibitor
Interaksi
Potensi efek hipotensif
apabila kombinasi ini
digunakan
Meningkatkan
resiko
penurunan jumlah sel
darah putih dan reaksi
hipertensif, terutama pada
gangguan ginjal.
Penyelesainnya
Digunakan secara terpisah
agar supaya tidak terjadi efek
hipotensif.
Sehingga
pemberiannya
harus dikasih jeda waktu
jngan bersamaan.
.
Interaksi Obat Hormon
-
Avodart (Dutasteride)
Dutasteride+Tryptophan = Jika dipakai bersamaan maka akan menimbulkan sindrom serotonin,
maka tidak boleh digunakan bersamaan.
Dutasteride+Venlafaxine = Jika dipakai bersamaan maka akan menimbulkan sindrom serotonin,
maka tidak boleh digunakan bersamaan.
Invitec (Misoprostol)
Misoprostol + Antasida dosis tinggi = Bioavabilitas Misoprostol akan menurun jika
dikombinasikan dengan antasida dosis tinggi.
Lutenyl (Nomogestrol acetat)
Nomogestrol acetat + Antikonfulsan = Menurunkan efek progestin dengan induksi enzimatik
Lynoral (Ethilestradiol)
Lynoral + Penisilin / tetrasiklin = Dapat menurunkan konsentrasi etinilestradiol.
Interaksi dapat timbul dengan obat yang mempengaruhi enzim mikrosom, yang mungkin dapat
mempengaruhi peningkatan klirens dari hormon reproduksi.
95
-
Norelut (Norethisterone)
Jangan gunakan Primolut N bersamaan dengan obat yang mengandung zat aktif carbamazepine,
primidone, barbiturat, fenitoin, rifamfisin, griseofulvin, oxcarbazepine, dan rifabutin.
- Prothyra
- Primolut N (Norethisterone)
Jangan gunakan Primolut N bersamaan dengan obat yang mengandung zat aktif carbamazepine,
primidone, barbiturat, fenitoin, rifamfisin, griseofulvin, oxcarbazepine, dan rifabutin.
-
Ulsidat
Ulsidat + Tetracyclin = Akan menghambat absorbsi tetracyclin.
Venosmil (Hidrosmin)
Tidak ada interaksi dengan makanan dan obat-obatan lain. Sebaiknya tidak dikonsumsi dengan
obat-obatan lain
96
Interaksi
Eritromisin + teofilin
Acyclovir + Antagonis
Receptor H2
Acyclovir +
Theophylline
Aminoglikosida
Meningkatkan risiko nephrotoxicity
(amikasin, gentamisin,
Kanamisin, Neomisin,
Streptomisin,
tobramisin) +
Cephalosporin
(cefamandol, cefazolin,
cefocinid, cefoperazone,
cefotaxime, ceftazidime,
ceftrizoxime, cepalothin,
cefradine)
Aminoglikosida+Digoxin Menurunkan kadar atau konsentrasi digoxin
Aminoglikosida
(amikasin, gentamisin,
Penyelesaian
Sumber
Monitoring
efek samping
dari interaksi
tersebut
Stockleys
Monitoring
efek samping
Monitoring
efek samping
Stockleys
Mengkonsumsi
antibiotic
Cefalosporin
sebaiknya 2
jam sebelum
mengkonsumsi
obat antagonis
reseptor H2 (
ranitidine dan
famotidin)
Monitoring
konsentrasi
aminoglikosida
dan fungsi
ginjal
Stockleys
Monitoring
konsentrasi
digoxin, dan
menaikkan
dosis digoxin
jika perlu.
Monitoring
kadar
Med Facts
Stockleys
Med Facts
Med Facts
97
10
Kanamisin, Neomisin,
Streptomisin,
tobramisin) + Diuretic
kuat (bumetonid,
furosemid, ethacrynic
acid, torsemide)
Aminoglikosida
(amikasin, gentamisin,
Kanamisin, Neomisin,
Streptomisin,
tobramisin) + NSAIDs
(diklofenak, etodolac,
fenoprofen, flubiprofen,
ibu profen,
indomethacin,
ketoprofen, ketorolac,
meclofenamat, asam
mefenamat,
nabumetone, naproxen,
oxaprozin, piroxicam,
sulindac, tolmetin)
Aminoglikosida
(amikasin, gentamisin,
Kanamisin, Neomisin,
Streptomisin,
tobramisin) + Penicillins
[ampicillin, I
methicillin, mezlocillin, a
nafcillin, oxacillin, a
penicillin G, piperacillin,
l
ticarcillin]
Erythromycin + MTP
aminoglikosida,
dan jika
memungkinkan
diganti dengan
antibiotic lain
Meningkatkan konsentrasi aminoglikosida
pada janin
Menurunkan
Med Facts
dosis
aminoglikosida,
dan
memonitoring
konsentrasi
aminoglikosida
dan fungsi
ginjal
Tidak boleh
menggunakan
obat secara
bersamaan,
tetapi harus
ada jeda waktu
selama 2 jam
Med Facts
Menurunkan
dosis MTP jika
perlu
Gunakan
antibiotic
quinolones lain
(seperti
ciprofloxacin,
levofloxacin)
Gunakan
antibiotic lain
yaitu
azithromycin,
dirithromycin
HIndari
kombinasi obat
tersebut
Med Facts
11
Erythromycin +
Quinolones
[gatifloxacin, I
moxifloxacin,
sparfloxacin]
12
Erythromycin +
Rifamycins
[rifabutin, rifampin]
13
Penicillins (Amoxicillin,
Ampicillin,
Bacampicillin,
Carbenicillin, Cloxacillin,
Dicloxacillin, Methicillin,
Med Facts
Med Facts
Med Facts
98
Menurunkan
dosis warfarin
jika perlu
Med Facts
15
Mezlocillin, Penicillin G,
Penicillin V,
Piperacillin, Ticarcillin) +
Tetracyclines
[demeclocycline,
doxycycline,
minocycline,
oxytetracycline,
tetracycline]
Penicillins (Amoxicillin,
Ampicillin,
Bacampicillin,
Carbenicillin, Cloxacillin,
Dicloxacillin, Methicillin,
Mezlocillin, Penicillin G,
Penicillin V,
Piperacillin, Ticarcillin) +
Warfarin
Ampicillin + Allopurinol
Med Facts
16
Ampicillin + Atenolol
Menurunkan
dosis
allopurinol
atau
menggunakan
antibiotic
lainnya
Gunakan jeda
waktu minum
obat,
monitoring TD,
dan tingkatkan
dosis atenolol
jika perlu
17
Quinolones
(Ciprofloxacin,
Gatifloxacin,
Gemifloxacin,
Levofloxacin,
Lomefloxacin,
Moxifloxacin, Nalidixic
Acid, Norfloxacin,
Ofloxacin, Sparfloxacin,
Trovafloxacin) +
Phosphate
Binders/Antacids
[aluminum hydroxide, o
aluminum-magnesium
hydroxide, calcium
acetate,
calcium carbonate,
magnesium hydroxide]
Gunakan jeda
waktu dalam
minum obat
sekitar 2 jam
Med Facts
14
Med Facts
99
18
Ciprofloxacin +
Theophylline
19
Tetracyclines
(Demeclocycline,
Doxycycline,
Methacycline,
Minocycline,
Oxytetracycline,
Tetracycline) +
Phosphate
Binders/Antacids
(aluminum carbonate, o
aluminum hydroxide,
calcium acetate, calcium
carbonate, calcium
citrate,
calcium glubionate,
calcium
gluconate, calcium
lactate,
tricalcium phosphate,
magaldrate, magnesium
carbonate, magnesium
gluconate, magnesium
hydroxide, magnesium
oxide,
magnesium sulfate,
magnesium trisilicate)
Tetracyclines
(Demeclocycline,
Doxycycline,
Methacycline,
Minocycline,
Oxytetracycline,
Tetracycline) + Zinc
Salts [zinc gluconate,
zinc sulfate]
Doxycycline +
Barbiturates
[amobarbital, D
aprobarbital,
butabarbital, d
butalbital,
mephobarbital, t
metharbital,
pentobarbital,
20
21
Monitoring
kadar teofilin
dan
menurunkan
dosis teofilin
jika perlu
Gunakan jeda
waktu pada
saat minum
obat tersebut
sekitar 3-4 jam
Med Facts
Gunakan jeda
waktu pada
saat minum
obat tersebut
sekitar 3-4 jam
Med Facts
Meningkatkan
dosis doxyciclin
atau
menggunakan
antibiotic
tetrasiklin
Med Facts
Med Facts
100
22
phenobarbital,
primidone,
secobarbital]
Doxycycline +
Carbamazepin
Meningkatkan
dosis doxyciclin
atau
menggunakan
antibiotic
tetrasiklin
Meningkatkan
dosis doxyciclin
atau
menggunakan
antibiotic
tetrasiklin
Gunakan
Garam
aluminium 2
jam sebelum
menggunakan
klindamisin
Med Facts
23
Doxycycline +
Rifamycins
[rifabutin, rifampin]
24
Clindamycin +
Aluminum Salts
[aluminum carbonate, o
aluminum hydroxide, c
aluminum phosphate,
attapulgite, kaolin,
magaldrate]
25
Metronidazole +
Barbiturates
[amobarbital, T
aprobarbital,
butabarbital, m
butalbital,
mephobarbital, m
pentobarbital,
phenobarbital,
primidone, secobarbital]
Itraconazole + Proton
Pump Inhibitors
[esomeprazole,
lansoprazole
omeprazole,
pantoprazole, i
rabeprazole]
Ketoconazole +
Histamine H2Antagonists
[cimetidine, famotidine,
o
nizatidine, ranitidine]
Isoniazid + Rifampin
Meningkatkan
dosis
metronidazole
Med Facts
Hindari
kombinasi obat
tersebut
Med Facts
Hindari
kombinasi obat
tersebut
Med Facts
Monitoring
fungsi hati ,
hentikan
penggunaan
Med Facts
26
27
28
Med Facts
Med Facts
101
obat jika perlu
29
Rifampycins +
Bisoprolol
30
Rifampycins +
propanolol
Monitoring
Med Facts
kondisi jantung
dan
meningkatkan
dosis bisoprolol
jika perlu
Monitoring
Med Facts
kondisi jantung
dan
meningkatkan
dosis
propanolol jika
perlu
102
Interaksi
Golongan
Lansoprazole kaps 30 mg
Menurunkan
Ulsicral syr
proses Sukralfat
dengan PPI
Penyelesaian
Diberikan jeda waktu
cara mengkonsumsi
ulsicral syr 1 jam
sebelum
di
jam
sesudah makan
Ranitidine 150 mg
Menurunkan
Diazepam tab 2 mg
metabolisme
PPI
dari
diazepam mg
setelah
makan
Omeprazole 20mg
Menginduksi
sitokrom H2RA
Artemisinin
P450
isoenzim
pada
CYP2C19
sehingga
dikonsumsi
meningkatkan
omeprazole
1
jam
metabolisme
dari
artemisin
omeprazole
sesudah
makan
Omeprazole
Meningkatkan
claritomicine
omeprazole
level H2RA
dalam
omeprazole
dikonsumsi
lebih
banyak
tanpa
mengubah efeknya
jam
claritomicine
sesudah makan
Antasida
Fe
sehingga
pada
antacid
dikonsumsi
absorpsi
jumalah
obat
fe
meningkat
jam
Inpepsa
Sukralfat
dengan
bioavailibilitas
Digoxin,fenitoin,teofilin,k
Digoxin
etokonazol,quinidine,quin
teofilin,ketokonazol,qui
obat
obat
olone,warfarin
nidine,quinolone,warfari
jantung
setelah makan
menurunkan Sukralfat
dari dengan
fenitoin, golongan
lain
103
Ranitidine,cimetidin
Menganggu
absorbsi Antacid
dengan ciproflocacin
dari antacid
dengan
pada
antibiotic
diminum
tetrasiklin
antacid
2
jam
ciprofloxasin 1 jam
sesudah makan
Lansoprazol,omeprazole
Menurunkan
Fenitoin, tolbutamin
fenitoi,tolbutamin
104
No.
Nama obat
1
2
3
Betahistine
Citicholin
Divalproek
Sodium
Digunakan
bersama
Olanzapine
CCB (
nimodipin)
Phenobarbital
Ergotamine
Interaksi
Penanganan
Phenytoin
Amobarbital,
hydrocortison
Menurunkan kadar
ergotamine padafase
metabolism
Meningkatkan toxisitas
ergotamine hingga dapat
menimbulkan vasospasm,
iskemik.
Meningkatkan toxisitas
keduanya
Menurunkan kadar
ergotamine pada fase
metabolisme
Menurunkan kadar
ergotamine pada fase
metabolism
Menurunkan kadar
ergotamine pada fase
metabolism
Meningkatkan level
ergotamine dengan
menurunkan metabolismenya
Menurunkan kadar
ergotamine pada fase
metabolism
Claritromicin
Sumatripan
Budesonide
Carbamazepin
e
Cimetidine
Claritromicin,
diltiazem,
eritromicin
Dexamethason
e
ISDN
Flunarizin
Gabapentin
Alkohol/
obathipnotik/p
enenang
Antasida
Phenytoin
Allopurinol
Antipsychotic
Tidak dikombinasikan
Monitoring dengan ketat,
lebih baik digunakan
alternative lain
Tidak dikombinasikan
Tidak dikombinasikan
Tidak dikombinasikan
Monitoring denganketat,
lebih baik digunakan
alternative lain
Meningkatkan level
ergotamine dengan
menurunkan metabolismenya
Menyebabkan kantuk berat
Menurunkan biaovailabiliti
antacid hingga 20%
Menyebabkan keracunan
phenytoin
Menurunkan kadar
antipsychotic
Menaikkan kadar
antipsychotic. Tapi tetap
harus dimonitoring.
105
Itrakonazole /
ketoconazole
CCB (
nimodipin)
Diuretic
(epleronone)
Antipsychotic
Besi
Levodopa
Piracetam
MAOIs
-
Menurunkankadaritrakonazol
esampai 90%
Menurunkan kadar nomodipin
sampai 85%
Menurunkankonsentrasieplero
nonesampai 35%
Melawan efek levodopa
Menurunkan absorpsi 20-50%
karena ferro sulfate
Menyebabkan hipertensi
-
10
11
Pregabalin
Sumatripan
Tidakdikombinasikan
Tidak dikombinasikan
Tidak dikombinasikan
Monitoring secaraketat
Pemberian jeda pemberian
keduanya.
Tidak dikombinasikan
-
106
LAMPIRAN 11. KONSELING
Ny.Riyanti (30th)
R/ (1)Amoxicillin 500mg No.X (3 x 1)
R/ (2)Paracetamol 500mg No.XX (3 x 1)
R/ (3)Mucohexin No.xx (3 x 1)
Indikasi
1. Antibiotik
2. Analgetik Antipiretik
3. Ekspektoran
Kontra indikasi
1. Hipersensitif terhadap amoxicillin, dan penisilin
2. Hipersensitif terhadap paracetamol
3. Hipersensitif terhadap bromheksin HCL
ESO
1. Mual, Muntah, Diare
2. Kerusakan hati
3. Gangguan saluran cerna
Permasalahan:
Paracetamol dan mucohexin diminum sampai habis atau tidak?
Penyelesaian:
PCT dan Mucohexin dihentikan bila demam dan atau batuknya sudah sembuh. Amoxicillin harus
sampai habis. Obat diminum sesudah makan semua.
Ny.Rukmi (55th)
R/ (1)Ketorolac inj No.I
R/ (2)Mexpharm 7,5 No.X (1 x 1)
R/ (3)Ossovit No.X (1 x 1)
R/ (4)Corset S No.I
Indikasi:
1. Analgetik pasca operasi
2. Osteoarthritis, ankylosing spondilitis & Artritis Reumatoid
3. Pencegahan dan pengobatan osteoporosis; suplemen kalsium selama pertumbuhan dan
perkembangan, hamil dan laktasi
4. Pelindung daerah abdomen
Kontra Indikasi:
1. alergi terhadap golongan salisilat, Penderita polip, asma, hipotensi, penanganan kondisi
nyeri yang minor atau kronik
2. Hipersensitif terhadap Meloxicam, atau komponen lain dalam formulasi sediaan meloxicam
Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin
atau golongan AINS lain.
3.
4.
ESO:
1. Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit berkonsentrasi, nervous, kejang , tremor
bermimpi, halusinasi, insomnia vertigo, psikosis
2. Depresi, instabilitas emosional, euforia, sakit kepala, peningkatan tekanan intracranial,
Aritmia, bradikardia
3.
4.
Permasalahan: Ossofit untuk apa?
107
Penyelesaian: Ossovit adalah vitamin untuk tulang. Obat diminum sesuai dosis sesudah makan
semua, injeksi ketorolac sudah diberikan, ukuran korset sudah pas. Pasien dianjurkan untuk istirahat
sampai kondisi membaik, boleh bergerak ringan asal tidak berlebihan.
An.Brilliant alif hakim (22kg)
R/ (1)Trilac 1/3
(2)Trifed 1/3
(3)Salbutamol 1.5mg
Mf pulv dtd No.XII (3 x 1)
R/ (4)Sanmol syr No.1 (3 x 2cth)
Indikasi:
1. Artritis gout akut, epikondilitis, tendosinovitis nonseptik akut dan OA pasca traumatik.
Intradermal : pengobatan keloid, eritematosus lupus diskoid, nekrobiosis lipoidika
diabetikorum, alopesia areata dan hipertrofi terlokalisir, lesi lichen planus yang mengalamai
inflitrasi dan inflamasi, plak psoriatik, granuloma anulare dan neurodermatitis
2. Pengobatan gejala-gejala yang berhubungan dengan pilek, sinusitis, dan kondisi alergika.
3. Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnya asma akibat olah tubuh
4. Nyeri ringan sampai sedang dan demam
Kontra indikasi:
1. Infeksi jamur sistemik. Purpura trombositopenia idiopatik
2. 3. Reaksi hipersensitivitas terhadap salbutamol/albuterol, adrenergic amines
4. Hipersensitivitas
ESO:
1. Disfungsi cairan dan elektrolit; muski;osketel, Gl, dermatologik, dan gangguan endokrin;
konvulsi, peningkatan TIK dengan papiledema, vertigo, sakit kepala, neuritis, parestesia,
perburukan kondisi kejiwaan; katarak subkapsular posterior, peningkatan TIO, glaukoma,
eksoftalmos; hiperglikemia, glikosuria, keseimbangan negatif nitrogen, necrotizing angiitis,
tromboflebitis, tromboemboli, perburukan infeksi atau menyamarkan gejala-gejala infeksi
2. Gangguan gastrointestinal
3. Takiaritmia, palpitasi, hipokalemia
4. Kerusakan hati
Permasalahan: Kalau sudah tidak demam bagaimana?
Penyelesaian: Jika sudah tidak batuk dan demam, obat boleh dihentikan.
An.Arsakha (12kg)
R/ (1)Kandistin drop No.I (4 x 1cc)
R/ (2)Nucef 60mg
(3)Trilac 1,5mg
(4)Cetirizin 1/3
Mf pulf dtd No.X (2 x 1)
R/ (5)Pyrexin syr No.I (4 x 1cth)
Indikasi:
1. Pengobatan kandidiasis pada rongga mulut
2. Pengobatan infeksi pada saluran urin, otitis media, infeksi saluran nafas termasuk suspek
dari S. pneumonia dan S. Pyogenes, H. Influenza dan beberapa Enterobacteriaceae; tidak
termasuk N. Gonorrhoeae gonorrhea pada serviks dan ureter
3. Artritis gout akut, epikondilitis, tendosinovitis nonseptik akut dan OA pasca traumatik.
Intradermal : pengobatan keloid, eritematosus lupus diskoid, nekrobiosis lipoidika
108
diabetikorum, alopesia areata dan hipertrofi terlokalisir, lesi lichen planus yang mengalamai
inflitrasi dan inflamasi, plak psoriatik, granuloma anulare dan neurodermatitis
4. Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria; dan urtikaria kronik idiopatik.
5. Nyeri ringan sampai sedang dan demam
Kontra indikasi:
1. Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap Nystatin
2. Hipersensitif terhadap sefiksim, komponen lain dalam sediaan dan sefalosporin lain
3. Infeksi jamur sistemik. Purpura trombositopenia idiopatik
4. Hipersensitif terhadap cetirizine, hydroxyzine, atau komponen lain dari formulasi.
5. Hipersensitivitas
ESO:
1. Pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Kadang-kadang dapat dijumpai efek samping
seperti diare, mual, muntah dan gangguan gastrointestinal. Jarang terjadi ruam, termasuk
urtikaria dan sangat jarang sekali ditemukan Steven Johnson Syndrome.
2. Diare, abdominal pain, mual, dispepsia, perut kembung(flatulense),
3. Disfungsi cairan dan elektrolit; muski;osketel, Gl, dermatologik, dan gangguan endokrin;
konvulsi, peningkatan TIK dengan papiledema, vertigo, sakit kepala, neuritis, parestesia,
perburukan kondisi kejiwaan; katarak subkapsular posterior, peningkatan TIO, glaukoma,
eksoftalmos; hiperglikemia, glikosuria, keseimbangan negatif nitrogen, necrotizing angiitis,
tromboflebitis, tromboemboli, perburukan infeksi atau menyamarkan gejala-gejala infeksi
4. Sakit kepala, insomnia, diare mual
5. Dapat merusak hati jika dikonsumsi dalam waktu yang lama
Permasalahan: Obatnya diminum sampai habis tidak?
Penyelesaian: Kandistatin jika sudah tidak sariawan maka boleh dihentikan, Yang obat puyer
diminum sampai habis, Yang sirup boleh dihentikan jika sudah tidak demam.
An.Iqbal (9kg)
R/ Rimcur paed No.XXX (1 x 1)
Indikasi:
Tuberkulosis mikobakterium tuberkulosis yang peka terhadap rifampisin, isonicotine hydrazine,
dan pirazinamid
Kontra indikasi:
Hipersensitivitas, riwayat hepatitis yang diinduksi obat, penyakit hati akut, neuritis perifer atau
optik, gangguan fungsi ginjal, epilepsi, akoholisme kronik
ESO:
Rifampisin: warna merah pada cairan tubuh, peningkatan enzim hati asimtomatik, peningkatan
nitrogen urea darah dan asam urat, hemolisis, hematuria, nefritis, isufisiensi ginjal, gangguan
gastrointestinal, gangguan susunan saraf pusat, perubahan hematologi, ruam kulit, kelainan
endokrin.
Isoniazidum: gangguan fungsi hati, neuropati perifer, pusing, kepala terasa ringan, perubahan
hematologi, reaksi alergi.
Pirazinamid: perubahan sementara transaminase serum, hepatotoksisitas, hepatomegali, ikterus,
hiperurisemia, nefritis, disuria, gangguan gastrointestinal, perubahan hematologi, reaksi alergi
Permasalahan: Kontrolnya kapan? Kenapa harus sampai habis?
Penyelesaian: Kontrol lagi ketika jumlah obat tinggal 3 atau 2 butir agar pemberian obat bisa teratur.
Harus sampai habis karena jika tidak habis maka mukannya tidak akan mati dan pasien kemungkinan
besar tidak akan sembuh. Pemberian obat juga harus rutin diberikan setiap hari, karen jika lupa
minum obat maka pengobatan diulangi lagi dari awal.
109
An.Yuniza (18kg)
R/ (1)Praxion Forte No.I (1cth tiap 4 jam)
R/ (2)Ataroc 8,9
(3)Trilac 2mg
(4)Cefixime 1/3
(5)Trifed 1/3
Mf pulv dtd no.XX (3 x 1)
Indikasi:
1. Nyeri ringan sampai sedang dan demam
2. Dispnea karena asma bronkial, bronkitis akut dan kronik, emfisema paru.
3. Artritis gout akut, epikondilitis, tendosinovitis nonseptik akut dan OA pasca traumatik.
Intradermal : pengobatan keloid, eritematosus lupus diskoid, nekrobiosis lipoidika
diabetikorum, alopesia areata dan hipertrofi terlokalisir, lesi lichen planus yang mengalamai
inflitrasi dan inflamasi, plak psoriatik, granuloma anulare dan neurodermatitis
4. Pengobatan infeksi pada saluran urin, otitis media, infeksi saluran nafas termasuk suspek
dari S. pneumonia dan S. Pyogenes, H. Influenza dan beberapa Enterobacteriaceae; tidak
termasuk N. Gonorrhoeae gonorrhea pada serviks dan ureter
5. Pengobatan gejala-gejala yang berhubungan dengan pilek, sinusitis, dan kondisi alergika.
Kontra indikasi:
1. Hipersensitivitas
2. Hipersensitivitas.
3. Infeksi jamur sistemik. Purpura trombositopenia idiopatik
4. Hipersensitif terhadap sefiksim, komponen lain dalam sediaan dan sefalosporin lain
5. ESO:
1. Dalam pemakaian lama akan merusak hati
2. Palpitasi, takikardi, tremor, sakit kepala, mual, muntah, ruam kulit
3. Disfungsi cairan dan elektrolit; muski;osketel, Gl, dermatologik, dan gangguan endokrin;
konvulsi, peningkatan TIK dengan papiledema, vertigo, sakit kepala, neuritis, parestesia,
perburukan kondisi kejiwaan; katarak subkapsular posterior, peningkatan TIO, glaukoma,
eksoftalmos; hiperglikemia, glikosuria, keseimbangan negatif nitrogen, necrotizing angiitis,
tromboflebitis, tromboemboli, perburukan infeksi atau menyamarkan gejala-gejala infeksi
4. Diare, abdominal pain, mual, dispepsia, perut kembung(flatulense),
5. Gangguan gastrointestinal
Permasalahan: Kalau minum obatnya pakai sendok untuk makan bagaimana?
Penyelesaian: Takaran sendok nasi untuk makan itu tidak cocok dengan dosis dan tidak seragam,
maka harus pakai sendok obat yang sudah diberikan supaya takaran dosisnya tepat.
An.Safrina (15kg)
R/ (1)TB Vit.6 150mg
Mf pulf dtd no.XXX (1 x 1)
R/ (2)Rifampicin 225mg
(3)Cobazym tab 1/3
Mf pulv dtd no.XXX (1 x 1)
R/ (4)Ataroc 15mg
(5)Trilac 2mg
(6)Cetirizin tab 1/3
(7)Trifed tab
Mf pulv dtd no.XV (3 x 1)
110
Indikasi:
1. Stimulasi nafsu makan, hiperlipidemia, radiation sickness, hyperemesis gradivarum, vertigo,
motion sickness
2. Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain, brucellosis, penyakit legionnaires,
endocarditis dan infeksi staphylococcus yang berat dalam kombinasi dengan obat lain
3. Kehilangan nafsu makan, kurang gizi, anemia pernisiosa
4. Dispnea karena asma bronkial, bronkitis akut dan kronik, emfisema paru.
5. Artritis gout akut, epikondilitis, tendosinovitis nonseptik akut dan OA pasca traumatik.
Intradermal : pengobatan keloid, eritematosus lupus diskoid, nekrobiosis lipoidika
diabetikorum, alopesia areata dan hipertrofi terlokalisir, lesi lichen planus yang mengalamai
inflitrasi dan inflamasi, plak psoriatik, granuloma anulare dan neurodermatitis
6. Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria; dan urtikaria kronik idiopatik.
7. Pengobatan gejala-gejala yang berhubungan dengan pilek, sinusitis, dan kondisi alergika
Kontra indikasi:
1. Pasien dengan sejarah sensitivitas pada vitamin, hipersensitivitas terhadap piridoksin atau
komponen lain dalam formulasi
2. Hipersensitivitas terhadap rifampisin atau komponen lain yang terdapat dalam sediaan;
penggunaan bersama amprenavir, saquinafir/rotonavir (kemungkinan dengan proease
inhibitor), jaundice (penyakit kuning)
3. 4. Hipersensitivitas.
5. Infeksi jamur sistemik. Purpura trombositopenia idiopatik
6. Hipersensitif terhadap cetirizine, hydroxyzine, atau komponen lain dari formulasi.
7. ESO:
1. sakit kepala, kejang, penurunan sekresi serum asam folat Gastrointestinal,
2. Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, diare
3. 4. Palpitasi, takikardi, tremor, sakit kepala, mual, muntah, ruam kulit
5. Disfungsi cairan dan elektrolit; muski;osketel, Gl, dermatologik, dan gangguan endokrin;
konvulsi, peningkatan TIK dengan papiledema, vertigo, sakit kepala, neuritis, parestesia,
perburukan kondisi kejiwaan; katarak subkapsular posterior, peningkatan TIO, glaukoma,
eksoftalmos; hiperglikemia, glikosuria, keseimbangan negatif nitrogen, necrotizing angiitis,
tromboflebitis, tromboemboli, perburukan infeksi atau menyamarkan gejala-gejala infeksi
6. Sakit kepala, insomnia, sakit perut, bronkospasme
7. Gangguan gastrointestinal
Permasalahan: Vitaminnya harus habis atau tidak?
Penyelesaian: Vitaminnya harus sampai habis untuk memaksimalkan pengobatan flek.
Ny.Gangsar
R/ (1)Betahistin No.1
(2)Dimenhidrinat No.1
Mf pulf da in caps dtd no.X (3 x 1)
R/ (3)Mecobalamin 500mg No.X (2 x 1)
R/ (4)Vit.C No.XX (3 x 2)
R/ (5)Amlodipin 5mg No.X (1 x 1)
Indikasi:
1. vertigo dan pusing yang berkaitan dengan penyakit meniere, sindrom meniere dan fertigo
perifer.
111
2. Nausea, vomiting, dan/atau vertigo yang berhubungan dengan motion sickness; profilaksis
motion sickness.
3. Neuropati perifer & anemia megaloblastik yg disebabkan defisiensi vitamin B12
4. Mencegah dan mengobati flu, obat sariawan
5. Pengobatan hipertensi, pengobatan gejala angina stabil kronik, angina vasospastik (angina
Prinzmetal- kasus suspek atau telah dikonfirmasi), pencegahan hospitalisasi karena angina
dengan penyakit jantung koroner
Kontra indikasi:
1. ibu hamil dan menyusui, anak anak dengan usia dibawah 2 tahun, hipersensitifitas tehadap
betahistine meaylate.
2. 3. 4. Hipersensitivitas terhadap komponen dalam sediaan
5. Hipersensitivitas terhadap amlodipine atau komponen lain dalam sediaan.
ESO:
1. Sistem pencernaan: Pada kasus yang mungkin jaranng terjadi mual dan muntah.
Reaksi hipersensitifitis, misalnya ruam kulit dapat terjadi pada kasus yang jarang,
mengantuk, sakit kepala, pandangan kabur, telinga berdenging, mulut dan saluran
pernapasan kering, inkoordinasi, palpitasi, pusing, hipotensi.
2. Pusing, faintness, fatigue, flank pain, sakit kepala
3.
4. 5. Edema perifer, mual, sakit perut, gangguan cardiofaskular
Permasalahan: Obatnya boleh diminum bersama-sama? Yang diminum 1x1 pagi atau sore?
Pusingnya karena apa?
Penyelesaian: Penggunaan obat boleh diminum bersamaan, yang 1x1 diminum pagi hari, pusingnya
karena vertigo dan hipertensi.
An.Tasya (11kg)
R/ (1)Ataroc 12mcg
(2)Trilac 2mg
(3)Cetirizin tab 1/3
(4)Trifed tab 1/3
Mf pulv dtd No.XX (3 x 1)
R/ (5)Paracetamol syr No.1 (1cth tiap 4jam)
Indikasi:
1. Dispnea karena asma bronkial, bronkitis akut dan kronik, emfisema paru.
2. Artritis gout akut, epikondilitis, tendosinovitis nonseptik akut dan OA pasca traumatik.
Intradermal : pengobatan keloid, eritematosus lupus diskoid, nekrobiosis lipoidika
diabetikorum, alopesia areata dan hipertrofi terlokalisir, lesi lichen planus yang mengalamai
inflitrasi dan inflamasi, plak psoriatik, granuloma anulare dan neurodermatitis
3. Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria; dan urtikaria kronik idiopatik.
4. Pengobatan gejala-gejala yang berhubungan dengan pilek, sinusitis, dan kondisi alergika
5. Nyeri ringan sampai sedang dan demam
Kontra indikasi:
1. Hipersensitivitas.
2. Infeksi jamur sistemik. Purpura trombositopenia idiopatik
3. Hipersensitif terhadap cetirizine, hydroxyzine, atau komponen lain dari formulasi.
4.
5. Hipersensitivitas
112
ESO:
1. Palpitasi, takikardi, tremor, sakit kepala, mual, muntah, ruam kulit
2. Disfungsi cairan dan elektrolit; muski;osketel, Gl, dermatologik, dan gangguan endokrin;
konvulsi, peningkatan TIK dengan papiledema, vertigo, sakit kepala, neuritis, parestesia,
perburukan kondisi kejiwaan; katarak subkapsular posterior, peningkatan TIO, glaukoma,
eksoftalmos; hiperglikemia, glikosuria, keseimbangan negatif nitrogen, necrotizing angiitis,
tromboflebitis, tromboemboli, perburukan infeksi atau menyamarkan gejala-gejala infeksi
3. Sakit kepala, insomnia, sakit perut, bronkospasme
4. Gangguan gastrointestinal
5. Dapat mersak hati dalam pemakaian lama
Permasalahan: Obatnya dihabiskan atau tidak?
Penyelesaian: Obat boleh dihentikan jika sudah tidak batuk dan demam.
An.Fatiah (8,5kg)
R/ (1)Ataroc 9mcg
(2)Trilac 1mg
(3)Cetirizin tab 1/3
(4)Trifed tab
Mf pulf dtd No.XX (3 x 1)
R/ (5)Farbifent amp No.II (diserahkan ke pasien)
Indikasi:
1. Dispnea karena asma bronkial, bronkitis akut dan kronik, emfisema paru.
2. Artritis gout akut, epikondilitis, tendosinovitis nonseptik akut dan OA pasca traumatik.
Intradermal : pengobatan keloid, eritematosus lupus diskoid, nekrobiosis lipoidika
diabetikorum, alopesia areata dan hipertrofi terlokalisir, lesi lichen planus yang mengalamai
inflitrasi dan inflamasi, plak psoriatik, granuloma anulare dan neurodermatitis
3. Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria; dan urtikaria kronik idiopatik.
4. Pengobatan gejala-gejala yang berhubungan dengan pilek, sinusitis, dan kondisi alergika
5. Terapi utk bronkospasme yg berhubungan dg peny paru obstruktif kronik (PPOK) pd pasien
yg diterapi dg ipratropium bromida bersama salbutamol
Kontra indikasi:
1. Hipersensitivitas.
2. Infeksi jamur sistemik. Purpura trombositopenia idiopatik
3. Hipersensitif terhadap cetirizine, hydroxyzine, atau komponen lain dari formulasi.
4.
5. Kardiomiopati obstruktif hipertrofi, takiaritmia. Hipersensitivitas thd atropin atau
derivatnya.
ESO:
1. Palpitasi, takikardi, tremor, sakit kepala, mual, muntah, ruam kulit
2. Disfungsi cairan dan elektrolit; muski;osketel, Gl, dermatologik, dan gangguan endokrin;
konvulsi, peningkatan TIK dengan papiledema, vertigo, sakit kepala, neuritis, parestesia,
perburukan kondisi kejiwaan; katarak subkapsular posterior, peningkatan TIO, glaukoma,
eksoftalmos; hiperglikemia, glikosuria, keseimbangan negatif nitrogen, necrotizing angiitis,
tromboflebitis, tromboemboli, perburukan infeksi atau menyamarkan gejala-gejala infeksi
3. Sakit kepala, insomnia, sakit perut, bronkospasme
4. Gangguan gastrointestinal
5. Palpitasi, Takiaritmia, tremor, hipokalemia
Permasalahan: Obat farbifent dipakainya bagaimana?
113
Penyelesaian: Farbifent diserahkan ke bagian fisioterapi, nanti oleh perawatnya dipakai untuk
meredakan batuk dan sesak.
PEMBAHASAN
Secara teoritis konseling obat dengan resep adalah pertama kita memperkenalkan nama
serta menjelaskan tujuan konseling. Kemudian menggali latar belakang pasien meliputi
riwayat penyakit, durasi penyakit yang diderita, obat lain yang digunakan, dan gaya hidup.
Lalu uji pengetahuan pasien tentang obat yang diresepkan/apa yang sudah disampaikan
oleh dokter mengenai, alasan diresepkan, bagaimana menggunakan obat, apa yang
diharapkan dari pengobatan dan apa yang perlu diperhatikan/diwaspadai. Lalu mengedukasi
tentang penyakit pasien. Selanjutnya menjelaskan terapi farmakologi, disertai informasi cara
pemakaian obat, durasi pengobatan, aktivitas-makanan-minuman yang perlu dihindari.
Terapi non-farmakologi, disertai informasi yang diperlukan, waspada efek samping dan
monitoring. Setelah itu tanyakan pada pasien apakah ada hal atau pertanyaan yang belum
disampaikan, cek pemahaman pasien tentang informasi yang didiskusikan dalam sesi
konseling (verifikasi). Terakhir tutup pembicaraan dengan ucapan terima kasih, semoga
lekas sembuh atau ucapan perpisahan lainnya.
Sebelum kami melakukan konseling atau pelayanan informasi obat, kami melakukan
skrining resep terlebih dahulu dan meminta pasien menunjukan nota pembayaran obat dan
nota periksa dokter. Setelah itu kami melakukan konseling. Tetapi dalam prakteknya, kami
tidak melakukan konseling sesuai teori karena akan menghabiskan waktu yang cukup lama.
Konseling yang kami lakukan tergantung dari resep yang kami terima. Jika obat dalam resep
bukan obat yang perlu perhatian khusus maka kami hanya memberikan pelayanan informasi
obat kepada pasien berupa indikasi, aturan pakai dan cara penggunaan. Tetapi jika obat
dalam resep yang kami terima terima termasuk obat yang perlu perhatian khusus seperti
obat dengan indeks terapi sempit atau obat dengan potensi efek samping yang besar atau
obat dengan cara pemakaian khusus seperti insulin, maka kami melakukan konseling secara
lengkap sesuai teori. Setelah melakukan konseling kami memberi cap Obat Sudah
Diberikan di resep dan nota pembayaran pasien sebagai tanda bahwa obat telah diterima
oleh pasien.
114
1. Nama pasien
: Ny. Ngaisah
Umur
: 45 thn
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 2-5-2014
R/ Ranitidin Inj
S1m
R/ Omeprazol No X
S 2 dd 1
R/ Ondansentron
No X
S 2 dd 1
R/ Sukralfat syr
S 3 dd 1 cth
a. Ranitidin
Indikasi : tukak lambung dan usus 12 jari, Hipersekresi
patologik sehubungan dengan sindrom Zollinger-Ellison.
Kontraindikasi
: penderita gangguan fugsi hati dan ginjal,
wanita hamil dan menyususi.
Efek samping
: berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul
ruam kulit. Konstipasi. Penurunan jumlah sel darah putih dan
platelet.
b. Omeprazol
Indikasi : pengobatan jangka pendek pada tukak usus 12 jari,
tukak lambung.
Kontraindikasi
: hipersensitivitas terhadap omeprazol.
Efek samping
: mual, sakit kepala, diare, konstipasi, kembung,
ruam kulit.
c. Ondansentron
Indikasi : mual, muntah,yang di induksi oleh obat kemoterapi
dan radioterapi sitotastika. Mual, muntah pasca operasi.
Kontraindikasi
: narfoz jangan diberikan kepada penderita yang
hipertensif atau alergi terhadap ondansentron.
Efek samping
: sakit kepala, sensasi kemerahan atau hangat
pada kepala epigastrium.
d. Sukralfat syr
Indikasi : obat untuk saluran cerna.
Kontraindikasi
: Hipersensitif terhadap produk sukralfat.
Efek samping
: konstipasi, mual, muntah, kembung, mulut
kering, gata-gatal, sakit kepala.
115
Interaksi obat
: absorpsi berkurang apabila digunakan
bersamaan dengan Ciprofloxacin, cimetidine, Ranitidin, Digoxin,
Ketoconazole, Teofilin, Fenitoin. Penggunaan obat di atas
sebaiknya digunakan setelah 2 jam sebelum atau sesudah
pemberian sukralfat.
2. Nama pasien
: Bagas Intan Sanjaya
Umur
:
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 2-5-2014
R/ Ambroxol
S 3 dd 1
R/ Arifed
S 3 dd 1
R/ Imunos
S 1 dd 1
a. Ambroxol
Indikasi
: penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi
bronkial yang abnormal, khususnya untuk eksaserbasi dan bronkitis kronis,
bronkitis asmatik, asma bronkial.
Kontraindikasi
: hipersensitif terhadap ambroxol.
Efek samping
: ambroxol umunya ditoliransi dengan baik. Efek
samping yang ringan pada saluran pencernaan, reaksi alergi.
Interaksi obat
: kombinasi ambroxol dengan obat-obat lain
dimunginkan, terutama yang berhubungan dengan sediaan yang digunakan
sebagai obat standar untuk sindroma jantung (glikosida jantung,
kortiksterida, bronkapasmolitik, deuretik, dan antibiotik).
b. Arifed
Indikasi
: pengobatan dengan gejala-gejala yang berhubungan dengan
pilek, sinusitis, dan kondisi alergika.
Kontraindikasi
:Efek samping
: mulut kering, sakit kepala, mengantuk, palpitasi.
c. Imunos
Indikasi
: suplemen nutrisi untuk menstimulir sistem imun tubuh selama
terjadi infeksi saluran nafas akut dan kronik, terapi untuk penunjang infeksi
akut dan kronik.
Kontrindikasi
:Efek samping
:-
116
Perhatian
: tidak boleh diginakan oleh penderita sklerosis multiple
penyakit kolagen, tidak boleh digunakan dengan bersamaan produk
immuno supresan dapat terjadi alergi.
3. Nama pasien
: Bp. Sunardi
Umur
: 55 thn
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 2-5-2014
R/ Metronidazol
No X
S 3 dd 1
R/ As. Mafenamat
No X
S 3 dd 1
R/ Imbost tab No V
S1 dd 1
a. Metronidazole
Indikasi : Trikomoniasis, Amebiasis
Kontraindikasi
: pendrita yang hipertensif terhadap metronidazole atau
derivat nitroimidazol lainnya dan kehamilan trimester pertama.
Efek samping
: mual, muntah, anoreksia, diare, nyeri epigastrum dan
konstipasi.
b. As. Mafenamat
Indikasi : dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai
sedang sehubungan dengan sakit kepala, gigi, termasuk nyeri karen
trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada
persalinan.
Kontraindikasi
: pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan
ginjal, asama dan hipersensitif terhadap asam mafenamat.
Efek samping
: dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi
lambung, muntah, diare, rasa mengantuk, pusinh, sakit kepala.
c. Imbost tab
Indikasi : membantu memeperbaiki daya tahan tubuh dan membantu
meredakan gejela selesma.
Kontraindikasi
:Efek samping
: walaupu ringan dapat menyebabkan gangguan perut
ringan atau reaksi alergi.
117
4. Nama pasien
: Ny. Fatimah
Umur
: 43 thn
Poli
: Bedah
Tanggal konseling
: 29-4-2014
R/ Cefadroxil
S 2 dd 1
R/ Asam mafenamat
S 3 dd 1
a. Cefadroxil
Indikasi : infeksi saluran pernafasan tonsilifitas, faringitis,otitis media.
Infeksi kulit dan jaringan lunak. Infeksi saluran kemih dan kelamin.
Kontrondiksi
: penderita yang hipersensitifitas terhadapa sefalosforin.
Efek samping
: gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah,
daire, dan gejala kolitispseudomembran.
b. Asam Mafenamat
Indikasi : dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai
sedang sehubungan dengan sakit kepala, gigi, termasuk nyeri karen
trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada
persalinan.
Kontraindikasi
: pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan
ginjal, asama dan hipersensitif terhadap asam mafenamat.
Efek samping
: dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi
lambung, muntah, diare, rasa mengantuk, pusinh, sakit kepala.
5. Nama pasien
: Ny. Wiji
Umur
: 36 thn
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 28-4-2014
R/ Loratadine
S 2 dd 1
R/ Itraconazole
S 1 dd 1
R/ Miconazol
S 2 dd 1
a. Loratadine
Indikasi : alergi seperti, pilek, bersin-bersin, rsa gatal pada hidung serta
rasa gatal dan terbakar pada mata dan gangguan alergi pada kulit lainnya.
Kontraindikasi
: hipersensitifitas terhadap loratadine.
118
Efek samping
: tidak terjadi efek samping yang terlalu klinis karena
belim ada di laporkan seperti mual, pusing, muut kering.
b. Itraconazole
Indikasi : kandidiasis, vulvovaginal,dermatofitosis, krusis, manus.
Kontraindikasi
: kehamilan dan wanita subur usia subur yang tidak
menggunakan bentuk kontrasepsi. Penyakit hati. Hipersensitifitas terhadap
introconazole dan golongan triazolelain.
Efek samping
: efek samping berkisar dari sekitar 7% pada pasien
pasien denga terapi jangka pendek sampai 17,7%. Efek samping bersifat
hanya sementara, dari ringan sampai sedang.
c. Miconazol
Indikasi : untuk penyakit kulit yang diakibatkan oleh jamur sperti panu,
penyakit kulit pada sela sela jari, selangkangan, lipatan lipatan kulit.
Kontraindikasi
: hipersensitifitas terhadap miconazole atau bahan
pebuat obat.
Efek samping
:6. Nama pasien
: Ny. Rismiyati
Umur
: 38 thn
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 28-4-2014
R/ Benoson S cream
Elex cream
Mertus cream 10 gr
S 2 dd 1
R/ Cetirizine
S1 dd 1
a. Benoson S cream
Indikasi : meringkan infkamsi dari dermatosis yang responsif terhadap
kortikostroid. Bila infalamsi disertai infeksi sekunder yang disebabkan
oleh organisme yang peka terhadap neomisin.
Kontraindikasi
: sensitivitas terhadap setiap komponen. Herpes
simplex, vaccina, varcella.
Efek samping
: reaksi alergi, hipersensitifitas, pada pemakaian topikal
akan terjadi rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kuring.
Mertus crem 10 gr
Indikasi
: infeksi bakteri kulit, misalnya : impetigo, folikulitis,
furunculosis.
119
Kontraindikasi
Efek samping
::-
b. Ceterizine
Indikasi : pengobatan rhinitis alergi menahun ataupun musiman, dan
urtikaria idiopatikk kronik.
Kontraindikasi
: penderita dengan riwayat hipertensif terhadap
kandungan dalam obat.
Efek samping
:Interaksi obat
: diazepam dan cimetidine menunjukan kejadiaa
interaksi obat obat. Sama seperti antihistamin lain, disarankan untuk
menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan.
7. Nama pasien
: Astinah
Umur
: 21 thn
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 30-4-2014
R/ Amoxan
S 3 dd 1
R/ Ponsamic
S3 dd 1
a. Amoxan
Indikasi : infeksi saluran nafas, saluran kemih, dan kelamin, kulit da
jaringan lunak.
Kontraindikasi
: hipersensitifitas terhadap penisilin, mononukleosis
infeksiosa.
Efek samping
: gangguan lambung usus, reaksi alergi, anafilaksis,
kelainan drah, superinfeksi.
b. Ponsamic
Indikasi : sakit kepala, sakit gigi, nyeri pada otot skelet, nyeri traumatik,
terbentur,nyeri setelah operasi, nyeri setelah melahirkan, reumatik, sakit
pinggang.
Kontraindikasi
: ulserasi peptik atau usus, kerusaka ginjal, penderita
asma yang sensitifitas terhadap obat obat anti radang non steroid.
Efek samping
: rekasi kulit, darah, gagguan saluran pencernaan.
120
8. Nama pasien
: Ny. Klinem
Umur
: 45 thn
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 30-4-2014
R/ Amlodipin 5 mg
0-0-1
R/ Vometa
S 3 dd 1
R/ Sumagesic
S 3 dd 1
a. Amlodipin
Indikasi : hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospatik.
Kontrindikasi
: amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang
hipersensitifitas terhadap amlodipine dan gangguan dihidropiridin lainnya.
Efek samping
: fatigue, nyeri
b. Vometa
Indikasi : muntah-muntah akut, pengobatan simtom dispepsia
fungsional. Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka panjang.
Kontraindikasi
: penderita hipertensitifitas terhadap Domperidone.
Penderita dengan prolaktinoma yang mengeluarkan prolaktin.
Efek samping
: mulut kering, sait kepala, daire, rasa haus, cemas dan
gatal.
c. Sumagesic
Indikasi : rasa sakit, sakit gigi, sakit pada otot dan persendiaan,
rhemathoid
Kontraindikasi
:Efek samping
:9. Nama pasien
: Ahsan Amin
Umur
: 20 thn
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 28-4-2014
R/ Metilprednisolon
S 3 dd 1
R/ Loratadin
R/ PK 1000 ml 300 cc
121
R/ Betametason cr 0,1 % 5 gr
Miconazol cr 2 % 10 gr
a. Metilprednisolon
Indikasi : abnormalitas fungsi adrenokortikal, untuk pengobatan
insufisiensi adrenokortikal akut dan kronik primer.
Kontraindikasi
: infeksi jamur sitemik dan hipersensitivitas terhadap
bahan obat. Bayi prematur.
Efek samping
: nyeri atau lemah otot, penyembuhan yang tertunda,
dan atropi matriks, kekurangan kalium, diare atau konstipasi.
b. Loratadine
Indikasi : rinitis alergi, sepeti pilek, bersin-bersin, rasa gatal pada
hidung serta rasa gatal dan terbakar pada mata.
Kontraindikasi
: Hipersensitif terhadap loratadine.
Efek samping
: Loratadine tidak memperlihatkan efek samping yang
secara klinis.
c. Betametason
Indikasi : untuk meringankan inflamasi dari dermatosis yang responsif
terhadap kortikosteroid.
Kontraindikasi
: TBC kulit, tidak untuk penyakit kulit yang disebabkan
oleh virus seperti cacar, herpes.
Efek samping
: kulit kering, gatal-gatal,rasa terbakar, iritasi.
Meconazole
Indikasi : untuk penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, seperti
panu, penyakit kulit pada sel-sela jari, selangkangan, lipatan-lipatan kulit,
badan.
Kontraindikasi
: Hipersensitivitas terhdap moconazole atau bahan
pembuat obat.
Efek samping
:10. Nama pasien
: Ny. Puji Rahayu
Umur
: 45 thn
Poli
: umum
Tanggal konseling
: 3-5-2014
R/ Cetirizin
Salbutamol
Pectocil
S 3 dd 1
122
a. Cetirizine
Indikasi : pengobatan rhinitis alergi menhaun ataupun musiman, dan
urtikaria idiopati kronik.
Kontraindikasi
: penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap
kandungan dlam obat. Wanita menyusui.
Efek samping
:Salbutamol
Indikasi : sesak napa pada penderita asma bronkial, bronkitis asmatis dn
emfisma pulmonum.
Kontraindikasi : penderita yang hipersensitifitas terhadap salbutamol.
Efek samping
: berupa nausea, sakit kepala, palpitasi, tremor dan
hipokalemi kadang kadang timbul setelah pemberian dosis tinggi.
Pectocil
Indikasi : gangguan saluran nafas dengan sekresi mukis kental, baik
akut maupun kronik termasuk bronitis, asma,.
Kontraindikasi
: Gangguan lambung.
Efek samping
: Mual, dispepsia, bronkospasme, alergi kulit.
Perhatian
: pasien gastritis sebaiknya diberikan sesudah makan.
123
1. Nama pasien : Bp. Eko Gendroyanto
Alamat
Umur
: 56 tahun
Alergi
: tetrasiklin
R/ Furosemid
S 1 x pagi
R/ Renapar
S 1x pagi
R/ ISDN
S 3 dd 1/2
R/ Aminoophyllin
S 4 dd 1/2
R/ Ambroxol
S 3 dd 1
R/ Interhistin
S 2 dd 1 (siang, malam)
R/ Azythromycin
S 4 dd 1/4
Pembahasan :
Furosemid
Indikasi : Edema yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati,
penyakit ginjal. Terapi tambahan pada edema paru akut, hipertensi, hipotensi.
124
Pemberian obat : Dapat diberikan bersama makan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI.
Renapar
Indikasi : Suplemen K & Mg pada penyakit jantung dan hati. Hipokalemia dan
hipomagnesia karena peningkatan diuretik yang lama.
Perhatian : Penyakit ginjak kronik dan kondisi lain yang mengganggu eksresi K dan
Mg
Pemberian obat : Berikan pada saat perut kososng jam sebelum makan.
125
Efek samping : Hipotensi ortostatik, wajah/leher panas dan kemerahan, sakit kepala,
gangguan GI, denyut nadi cepat.
Codein
Komposisi:
Tiap tablet Codein 10 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 10
mg
Tiap tablet Codein 15 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 15
mg
Tiap tablet Codein 20 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 20
mg
Dosis:
Sebagai analgesik:
- Dewasa
- Anak-anak
Sebagai antitusif :
- Dewasa
Efek Samping:
Interaksi Obat:
- Hendaknya hati-hati dan dosis dikurangi, apabila digunakan bersama-sama dengan obatobat depresan lain, anestetik, tranquilizer, sedatif, hipnotik dan alkohol.
- Tranquilizer terutama fenotiazin bekerja antagonis terhadap analgesik opiat agonis.
- Dekstroamfetamin dapat menghambat efek analgesik opiat agonis.
126
-Jangan diberikan bersama-sama dengan penghambat MAO dan dalam jangka waktu 14 hari
setelah pemberian penghambat MAO.
Aminophyllin
Komposisi : Aminophylline
Ambroxol
Indikasi : Penyakit saluran nafas akut dan kronik yang berhubungan dengan sekresi
abnormal bronkus, terutama pada ekaserbasi bronkitis kronik, bronkits asmatik, dan
asma bronkial.
Dosis : Dewasa 1 tab 3x/hari. Pada terapi jangka panjang dosis dapat dikurangi
menjadi
2x/hari.
Interhistin
Dosis : >10 thn 2-6 tab/hari atau 10-30mL/hari. Diberikan dalam dosis terbagi
127
Azythromycin
Indikasi : infeksi saluran nafas atas dan bawah, kulit dan jaringan lunak. Pengobatan
pneumonia yang didapat dari lingkungan.
Pemberian obat : pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.
Permasalahan :
-
Penyelesaian :
Setelah dikonsultasikan dengan dokter, pasien diberikan antibiotik azytromycin.
2. Nama pasien
: Bp. Hermawan
Alamat
Umur
:31 tahun
: Istri
R/ Amlodipine
S 1 dd 1 (malam)
R/ Irbesartan 150
S 1 dd1
R/ Lapibal
S 1 dd1 (malam)
128
R/ Analsik
S 3 dd 1 prn
Pembahasan :
Amlodipine
Efek samping : edema, sakit kepala, aritmia, bradikardi, nyeri dada, hipotensi,
takikardi
serum ataupun
Irbesartan
Indikasi :
Pengobatan hipertensi
Menurunkan mikro & makro albuminuria pada pasien hipertensi yang mengidap
diabetik nefrotik yang disebabkan NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetic
Mellitus)
Dosis : 150 mg 1x/hari dapat ditingkatkan s/d 300 mg/hari. Lanjut usia awal 75 mg.
Efek samping : sakit kepala, trauma muskuloskeletal, rasa panas dan kemerahan pada
wajah
Lapibal
Komposisi : mecobalamin
Indikasi : neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia megaloblastik karena defisiensi vit
B12
129
Efek samping : mual, diare, ruam kulit, sakit kepala, berkeringat, demam
Analsik
Indikasi : Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-utama nyeri kolik
dan nyeri setelah operasi dimana di -perlukan kombinasi dengan tranquilizer.
Kontra indikasi :
Bayi dibawah 1 bulan atau dengan berat badan dibawah 5 kg, wanita hamil dan
menyusui.
Dosis : 1 kaplet,bila nyeri belum hilang dilanjutkan 1 kaplet tiap 6-8 jam, maksimum
4 kaplet sehari.
Efek samping :
Interaksi obat : Penggunaan bersama - sama dengan obat - obat yang mendepresi SSP
atau alkohol dapat meningkatkan efek Diazepam.
130
3. Nama pasien : Ny. Dais Susanti
Alamat
R/ Vometa FT
S 3 dd 1 ac (dihisap)
R/ Acitral
S 3 dd 1 ac (dikunyah)
R/ Lansoprazole
S 1 dd 1 (malam)
R/ Gitas plus
S 3 dd 1 prn
R/ Cefadroxil 500 mg
S 2 dd 1
Pembahasan :
Vometa FT
Indikasi:
- Mual-muntah akut. Tidak dianjurkan pencegahan rutin pada muntah Setelah operasi.
- Mual dan muntah disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin lebih dari
12 minggu.
- Pengobatan simtom dispepsia fungsional. Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka
lama.
- Mual-muntah pada kemoterapi kanker dan radioterapi.
Kontra Indikasi:
- Penderita hipersensitif terhadap Domperidone.
- Penderita dengan prolaktinoma (salah satu tumor hipofisis) yang mengeluarkan
prolaktin.
Efek Samping:
- Jarang dilaporkan: sedasi, reaksi ekstraperimidal distonik, parkinson, tardive
131
dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat
antiparkinson.
- Peningkatan prolaktin serum, sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia.
- Mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan gatal.
Interaksi Obat:
- Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin.
- Pemberian obat antikolinergik muskarinik dan analgetik apioid secara bersamaan
dapat mengantagonisir efek Domperidone.
- Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas
Domperidone.
- Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila diminum 1,5 jam
sesudah makan.
Acitral
Komposisi: Tiap Tablet : Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200 mg, Simethicone 20 mg
Dosis: 1-2 tablet dikunyah. Diberikan diantara waktu makan dan sebelum tidur
Lansoprazole
Indikasi : Pengobatan jangka pendek pada ulkus duodenum, Benign ulkus gaster, dan
refluks esofagitis.
Efek samping : Sakit kepala, diare, nyeri abdomen, dispepsi, mual, muntah, mulut
kering, sembelit, kembung, pusing, lelah, ruam kulit, urtikaria, pruritus. Terjadi
kenaikan nilai-nilai tes fungsi hati yang bersifat sementara dan akan normal kembali.
Kadang-kadang dapat terjadi artralgia, edema perifer dan depresi.
Interaksi obat :
-
132
-
Gitas plus
Indikasi : Nyeri paroksismal (rasa sakit yang hilang timbul secara berulang) pada
penyakit perut atau usus, nyeri akibat kejang di empedu, saluran kemih dan organ
genital wanita.
Efek samping : Kering pada mulut dan kulit, susah buang air besar, bradikardia,
takikardia, kemerahan pada wajah dan leher, reaksi paradoksikal, gangguan akomidasi
penglihatan.
Cefadroxil 500 mg
Indikasi :
- Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis media.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Infeksi saluran kemih dan kelamin.
- Infeksi lain: osteomielitis dan septisemia.
Dosis :
Dewasa:
- Infeksi saluran kemih:
- Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sistitis : 1 2 g sehari dalam dosis
tunggal atau dua dosis terbagi, infeksi saluran kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis
terbagi.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak: 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis
terbagi.
133
- Infeksi saluran pernafasan
- Infeksi ringan, dosis lazim 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi.
- Infeksi sedang sampai berat, 1 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi. Untuk
faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolytic : 1 g
sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, pengobatan diberikan minimal
selama 10 hari.
Anak-anak:
Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : 25 50 mg/kg BB sehari
dalam dua dosis terbagi.
Faringitis, tonsilitis, impetigo : 25 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau dua dosis
terbagi. Untuk infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan
diberikan minimal selama 10 hari.
Efek samping : Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala
kolitis pseudomembran.
Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis.
Efek samping lain seperti vaginitis, neutropenia dan peningkatan transaminase.
134
Komposisi :
Setiap gram gel mengandung:
n-Acetyl Glukosamine 1 mg
Mint Concentrates 332 mg
Lavender Oil 2 mg
Nano Vitamin E 1 mg
Ossovit
Komposisi : Ca citrate 500 mg, vitamin D3 200 iu, vitamin K1 20 mcg, Mg 100 mg,
Zn 5 mg
Kontra indikasi :
Pasien yang hipersensitif terhadap Meloxicam, Aspirin atau obat-obat Anti
inflamasi Non Steroid lainnya.
Penderita dengan penyakit ginjal berat.
Wanita hamil dan menyusui.
Anak-anak.
Tukak lambung aktif selama 6 bulan terakhir atau memiliki riwayat penyakit
tukak lambung yang berulang.
Gagal ginjal non-dialisis berat.
Perdarahan gangguan saluran pencernaan, perdarahan cerebrosvaskular atau
perdarahan penyakit lainnya.
135
Gangguan pencernaan: sakit perut, konstipasi, diare, dispepsia, flatulence, mual
dan muntah.
Seluruh tubuh: edema, pain.
Sistem saraf pusat dan periferal: pusing, sakit kepala.
Hematologi: anemia.
Musculo-skeletal: artralgia, back pain.
Psikiatri: insomnia.
Sistem pernafasan: batuk, sistem pernafasan bagian atas, infeksi saluran
pernafasan.
Kulit: pruritus, rash.
Saluran kemih: micturition frequency, infeksi saluran kemih.
Interaksi obat
Risiko
pendarahan
dapat
meningkat
jika
diberikan
bersamaan
dengan
meningkatkan
konsentrasi
meloxicam
dalam
serum.
136
5. Nama pasien
: Regina Pacis
Alamat
Umur
: 8 tahun
Indikasi :
Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus
mirabilis.
Otitis media yang disebabkan oleh Haemophillus influenzae (beta-laktamase strain positif
dan negatif), Moraxella (Branhamella) catarrhalis (umumnya yang termasuk beta-laktamase
strain positif) dan Streptococcus pyogenes.
Faringitis dan tonsillitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
Bronkitis akut dan bronkitis kronik eksaserbasi akut yang disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae dan Haemophillus influenzae (beta-laktamase strain negatif dan positif).
Pengobatan demam tifoid pada anak dengan multi-resisten terhadap pengobatan standar.
Kontra indikasi : Pasien dengan riwayat syok atau hipersensitivitas yang disebabkan
oleh komponen dalam obat.
Propyretic supp
Komposisi : Paracetamol
Indikasi : Pereda rasa sakit dan menurunkan suhu tubuh pada waktu demam
Permasalahan :
137
-
Pasien bertanya kenapa suppositoria diresepkan tetapi tidak diberikan bersama dengan
obat cefixime padahal dia bayar sesuai dengan yang tertera di lembar/kertas
pembayaran
Penyelesaian :
-
Diberi penjelasan kepada pendamping pasien bahwa suppositoria yang ada di dalam
kertas pembayaran itu sudah diberikan terlebih dahulu di IGD.
Trilac
Komposisi : Tiamcinolone
Indikasi : Sinovitis of OA, AR, bursitis akut dan subakut, artritis gout akut,
epikondilitis, tendosinovitis nonseptik akut dan OA pasca traumatik. Intradermal :
pengobatan keloid, eritematosus lupus diskoid, nekrobiosis lipoidika diabetikorum,
alopesia areata dan hipertrofi terlokalisir, lesi lichen planus yang mengalamai
inflitrasi dan inflamasi, plak psoriatik, granuloma anulare dan neurodermatitis
Efek samping : Disfungsi cairan dan elektrolit; muski;osketel, Gl, dermatologik, dan
gangguan endokrin; konvulsi, peningkatan TIK dengan papiledema, vertigo, sakit
138
kepala, neuritis, parestesia, perburukan kondisi kejiwaan; katarak subkapsular
posterior, peningkatan TIO, glaukoma, eksoftalmos; hiperglikemia, glikosuria,
keseimbangan negatif nitrogen, necrotizing angiitis, tromboflebitis, tromboemboli,
perburukan infeksi atau menyamarkan gejala-gejala infeksi, episode sinkop
Codein
Komposisi:
Tiap tablet Codein 10 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 10
mg
Tiap tablet Codein 15 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 15
mg
Tiap tablet Codein 20 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 20
mg
Dosis:
Sebagai analgesik:
- Dewasa
- Anak-anak
Sebagai antitusif :
- Dewasa
Efek Samping:
Interaksi Obat:
- Hendaknya hati-hati dan dosis dikurangi, apabila digunakan bersama-sama dengan obatobat depresan lain, anestetik, tranquilizer, sedatif, hipnotik dan alkohol.
139
- Tranquilizer terutama fenotiazin bekerja antagonis terhadap analgesik opiat agonis.
- Dekstroamfetamin dapat menghambat efek analgesik opiat agonis.
-Jangan diberikan bersama-sama dengan penghambat MAO dan dalam jangka waktu 14 hari
setelah pemberian penghambat MAO.
: Mundon Rt 06 Bantul
Umur
: 45 tahun
R/ Dexamethason tab
S 2 dd 2 (pagi, siang)
Pembahasan :
Dexamethason
Komposisi :
Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat.
Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20
mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Kontra Indikasi:
- Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex pada
mata; tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan
penderita.
- Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada bayi
yang dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.
Efek Samping:
- Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid
seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak.
- Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan
140
dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
- Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Permasalahan :
-
Penyelesaian :
-
Diberi penjelasan sampai pasien mengerti bahwa obat nya dikonsumsi 2 kali sehari.
Setiap pemakaian, pasien mengkonsumsi 2 tablet.
Komposisi : ofloxacin
Rhinofed syr
Efek samping : Anoreksia, mual, muntah, tidak enak di perut, mulut kering, insomnia,
mudah lelah, ansietas, palpitasi, takikardia
141
9. Nama pasien
: Bp. Lanjari
Alamat
Umur
: 55 tahun
: Istri
R/ Lansoprazole
S 1 dd 1
R/ Dygezim
S 2 dd 1
R/ Alganax 0,5 mg
S 1 dd 1 (malam)
Pembahasan :
Lansoprazole
Komposisi : Tiap kapsul mengandung lansoprazole 30 mg.
Indikasi : Pengobatan jangka pendek pada ulkus duodenum, Benign ulkus gaster, dan
refluks esofagitis.
Efek samping : Sakit kepala, diare, nyeri abdomen, dispepsi, mual, muntah, mulut
kering, sembelit, kembung, pusing, lelah, ruam kulit, urtikaria, pruritus. Terjadi
kenaikan nilai-nilai tes fungsi hati yang bersifat sementara dan akan normal kembali.
Kadang-kadang dapat terjadi artralgia, edema perifer dan depresi.
Interaksi obat :
-
Dygezim
142
Komposisi : Curcuma domestica extr 6.67 mg, Zingiber officinale 76.67 mg, papaya
enzymes (papain) 10 mg, pancreatin (bovine pancreas) 170 mg.
Alganax 0,5 mg
Komposisi : Alprazolam
Indikasi :
Efek samping :
143
R/ Vometa
S 3 dd 1
Pembahasan :
Mertigo
Indikasi: Vertigo dan pusing pada penyakit Meniere, sindroma Meniere, vertigo
perifer
Komposisi : Paracetamol
Indikasi : Demam yang menyertai flu, pilek, sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri
yang berhubungan dengan trauma.
Vometa
Komposisi : Tiap tablet mengandung Domperidone 10 mg
Indikasi:
- Mual-muntah akut. Tidak dianjurkan pencegahan rutin pada muntah Setelah operasi.
- Mual dan muntah disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin lebih dari
12 minggu.
- Pengobatan simtom dispepsia fungsional. Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka
lama.
- Mual-muntah pada kemoterapi kanker dan radioterapi.
Kontra Indikasi:
- Penderita hipersensitif terhadap Domperidone.
- Penderita dengan prolaktinoma (salah satu tumor hipofisis) yang mengeluarkan
prolaktin.
Efek Samping:
- Jarang dilaporkan: sedasi, reaksi ekstraperimidal distonik, parkinson, tardive
dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat
144
antiparkinson.
- Peningkatan prolaktin serum, sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia.
- Mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan gatal.
Interaksi Obat:
- Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin.
- Pemberian obat antikolinergik muskarinik dan analgetik apioid secara bersamaan
dapat mengantagonisir efek Domperidone.
- Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas
Domperidone.
- Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila diminum 1,5 jam
sesudah makan.
Pembahasan
Konseling merupakan sistem komunikasi dua arah dimana terdapat sender (penyampai
pesan)yang dilakukan oleh seorang apoteker dan receiver (penerima pesan) yaitu pasien atau
keluarga pasien yang menghasilkan feddback (umpan balik) berupa pemahaman dari pasien
mulai dari kegunaan obat atau indikasi obat sampai cara pemakaian obat dan kepatuhan
pasien. Konseling penting dilakukan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
pasien yang berkaitan dengan pemahaman mengenai obat mengenai nama obat, indikasi obat,
lama pengobatan, efek samping obat dan cara pemakaian atau aturan pakai obat seta
menjamin kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sehingga tujuan/sasaran pengobatan
yang optimal dapat tercapai dengan risiko yang paling minimal. Konseling dilakukan untuk
beberapa kriteria pasien diantaranya yaitu pasien rujukan dari dokter, pasien dengan penyakit
kronis, pasien geriatrik, pasien pediatrik, pasein dengan obat yang berindek terapi sempit dan
mendapatkan obat polifarmasi agar efek terapinya tercapai dan mengurangi kesalahan baik
kesalahan obat, dosis obat maupun aturan pakai obat.
145
LAMPIRAN 12. LEAFLET
146
Cara Menggunakan Symbicort turbuheler
Sediaan symbicort:
Kemasan :
turbuhaler 160/ 4,5 mcg dosis 1x
Penyimpanan:
Harap jauhkan obat ini dari anakanak.
Pastikan turbuhaler selalu ditutup.
Simpan turbuhaler pada suhu
kamar dan ditempat kering
PERHATIAN!!
1.
Tirotoksikosis,
feokromositoma,DM,hipokalemia
yang tidak diterapi, kardiomiopati
obstruktif hipertrofi, stenosis aorta
subvalvular
idiopatik,
hipertensi
dengan
perpanjangan
interval QT.
pemamtauan
Apoteker UMP
Jl. Raya Dukuhwaluh PO.Box 202
Telp 636751, Purwokerto 53182
Farmasi@ump.ac.id
147
LAMPIRAN 13. LEMBAR QUISIONER
Laki-laki / Perempuan
Umur
tahun
Pendidikan
Pekerjaan
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
148
Tingkat Penilaian
Aspek yang dinilai
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
149
FASILITAS, PELAYANAN, DAN SDM
Tingkat Penilaian
Aspek yang dinilai
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
156
165
104
180
132
183
86
177
34
58
183
32
80
204
30
100
186
20
96
201
18
44
165
64
68
210
24
52
213
28
68
207
20
80
186
30
76
192
24
150
Supriyati
1
1
1
1
Sri kurnia
1
1
1
1
Siti muba
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Siti husadari
1
1
1
1
Rizki nur
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
%
100
60
100
80
1
1
1
1
1
1
1
1
100
100
80
80
60
100
80
40
60
20
20
20
20
20
20
20
20
57,14286
Rata-rata
Kesimpulan : Sebanyak 57,14286 % semua pasien menggunakan alkes yang sama dalam
operasi Sectio Cessar.
151
KASUS 1
BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)
A. PENYELESAIAN KASUS ( METODE SOAP)
1. SUBJEKTIF
Tuan X 73 tahun dengan berat badan 55 kg MRS 10 April 2014 dengan keluhan
nyeri di perut bawah sampai pinggang sejak satu minggu yang lalu, nyeri yang
dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluh nyeri saat BAK dan tidak tuntas.
Pasien didiagnosa menderita BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) dan hipertensi
stage II.
Riwayat penyakit :
a. Tahun 2007, luka robek di kaki.
b. Tahun 2009, BPH.
c. Tahun 2013, Chest discomfort bronchitis.
Riwayat pengobatan :
a. Piracetam , Neulin, Asam tranexamat, Dexametason.
b. Captopril 25 mg, Amoxan 500 mg, Idafit, Ciprofloxacin.
c. Cedaxon 5 mg, Sucralfate 3 mg, ISDN, Azitromicin, Nitec syr.
2. OBJEKTIF
Tanda vital
Parameter
TD
Nadi
Nafas ( RR)
T
Normal
120/80 MmHg
60-100 X/mnt
14-20 X/mnt
36,5-37,5 C
Tanggal
10 Mei 2014
170/100
92
20
36
Parameter
11 Mei 2014
140/80
76
20
38,3
152
Pemeriksaan laboratorium
Parameter
Hb
AL
AT
AE
Hmt
Diff Eosinofil
Diff stab
Diff Basofil
Diff Segmen
Diff Limfosit
Diff Monosit
Ureum
Kreatinin
Albumin
Elektrolit Cl
Elektrolit K
Elektrolit Na
GDS
HBS AG
APTT
PTT
Normal
11-17 %
4-11 RB/MMK
150-450 RB/MMK
3,5-5,5 JT/MMK
32-52 %
0-3 %
2-6 %
0-1 %
40-70 %
20-40 %
2-8 %
10-40 mg/dl
0,9-1,3 mg/dl
3,5-5 g/dl
98-107 mmol/l
3,5-5 mmol/l
137-145 mmol/l
80-120
Non reaktif
25-40 detik
11-15 detik
Jenis
Hasil
Pemeriksaan
Radiologi
1. Simple cyst ren sin
2. Hypertrophy prostat dg cystitis
3. Ren ka dalam batas normal
EKG
Normal
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Rendah
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi
Normal
Normal
Normal
Normal
153
Profil terapi ,
Nama obat
Amlodipin 10mg tab
Ceftriaxone 1gr inj
Ketorolac inj 30mg
Kalnex (As. Tranexamat) 500 mg
inj
Ondansentron 4mg/ml inj
Fleet enema (Sodium biphosphate
19 g, disodium phosphate 17 g)
Omeprazole 20mg tab
Levofloxacin 500mg tab
Na diklofenak 25mg tab
Laxadine syr (Fenolftalein 56 mg,
Paraffin 1200 mg, Gliserin 736 mg,
Agar-agar 9,4 mg)
Paracetamol 500mg tab
Aturan
pakai
1x1
1x1
2x1
3x1
Rute
1x1
prn
IV
1x1
1x1
2x1
3x1 C
PO
PO
PO
IV
IV
IV
prn
Dispensing
3.
No.
Nama obat
1.
Ceftriaxon
Komposisi
Pelarut
Ceftriaxone
1gr/vial
IV : + 10ml aqua PI
Penyimpanan
< 6 jam suhu < 25C atau
< 24 jam di lemari es
ASSESMENT
Analisis DRP
No.
DRP
Masalah
1.
Penggunaan laxadin
2.
3.
4.
5.
6.
Kepatuhan
7.
ADR
154
4.
PLAN
a. Pasien tidak mengalami mengalami konstipasi, jadi pemberian laxadin tidak
diperlukan.
b. Antibiotik profilaksis yang harus digunakan adalah levofloxacin 500 mg
B. PEMBAHASAN
1. Terapi tanpa indikasi
a. Amlodidpin
Amlodipine diberikan untuk menurunkan tekanan darah pasien. Amlodipin
merupakan golongan CCB ( calcium chanel blocker) nondihidropiridin yang
bekerja dengan memblok kanal kalsium sehingga mengakibatkan relaksasi
otot polos vaskuler koroner dan vasodilatasi koroner.
Terapi lini pertama untuk hipertensi stage II berdasarkan JNC 7 adalah
duiretik tiazid + ACEI/ARB/CCB/BB,. Pasien Tn X mengalami gangguan pada
sistem urologinya dikarenakan BPH, oleh karena itu tidak memungkinkan
untuk pemberian diuretik, selain itu dapat kita lihat pada monitoring tekanan
darah pasien selama di RS mengalami perubahan yang baik. Dosis terapi
amlodipin adalah 2,5-10 mg sebanyak satu kali sehari , jadi terapi hipertensi
stage II yang diberikan pada pasien sudah tepat.
b. Ceftriaxone
Ceftriaxone merupakan antibiotik spectrum luas golongan sefalosporin
generasi ke III, pemberian antibiotik pada pasien adalah sebagai profilaksis
tindakan TURP yang akan dilakukan pasien.
c. Levofloxacin
Levofloxacin merupakan antibiotik golongan quinolon, pemberian levofloxacin
adalah sebagai ganti ceftriaxone injeksi dan merupakan antibiotik profilaksis
untuk post TURP.
d. Ketorolac
Ketorolac merupakan merupakan NSAID yang memiliki indikasi mengatasi
Nyeri akut, penanganan nyeri setelah operasi. Pada pasien pemberian
ketorolac bertujuan sebagai anti nyeti post TURP. Nyeri post TURP termasuk
155
ke dalam nyeri akut yang disebabkan prosedur tindakan medis yang dapat
diatasi dengan NSAID penghilang nyeri post operasi. Ketorolak IM (30-60 mg)
sebagai
analgesik
pascabedah
memperlihatkan
efektifitas
sebanding
156
157
4. Dosis
a. Amlodipine
Dewasa : Hipertensi : dosis awal 5 mg sekali sehari, dosis maksimum 10 mg
sekali sehari.
b. Antibiotik
Dosis lazim ceftriaxone = 1-4 gr / 24 jam
Dosis lazim levofloxacin = 500 mg
c. Ketorolac
Dewasa : 30-60mg, 30mg setiap 6 jam, max.120mg/hari Lansia dan dewasa
BB < 50Kg 15mg setiap 6 jam, max. 60mg/hari Dgn kerusakan hati/ginjal dosis
diturunkan 50%
d. Na diklofenak
Nyeri & dismenore : Dosis awal : 50 mg, dilanjutkan 50 mg setiap 8 jam jika
perlu
e. Asam tranexamat
Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.
f.
Ondansentron
Pencegahan mual dan muntah pasca bedah : 4 mg/ml sebagai dosis tunggal
atau injeksi intarvena.
g. Paracetamol
Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu,
maksimum 4 g per hari.
h. Omeprazole
Stress ulcer, penjagaan, 20-40 mg per oral atau nasogastric sekali sehari.
158
5. Kepatuhan
Selama di RS tidak ada masalah kepatuhan pasien dalam meminum obat karena
pemberian obat terjadwal dengan benar, masalah yang perlu di teliti lebih lanjut
adalah kepatuhan pasien meminum obat maupun menjalankan pola hidup sehat
selelah keluar dari RS mengingat usia pasien yang sudah 73 tahun.
6. Adverse drug reaction (ADR)
Tidak ditemukan adanya efek samping obat yang timbul maupun interaksi yang
terjadi antar obat-obat yang diberikan.
C. DAFTAR PUSTAKA
American Pain Society. 2005. Pain: Current Understanding of Assessment,
Management, and Treatments.
European Association of Urology. 2006. Guidelines on Benign Prostatic
Hyperplasia.
IDSA. 2013. Clinical practice guidelines for antimicrobial prophylaxis in surgery.
Nathens, Avery. Maier, Ronald. Prophylaxis and management of stress
ulceration . Department of Surgery, Harborview Medical Center, University of
Washington, Seattle, WA, U.S.A.
159
KASUS 2
CHF(Chronic heart Failure), COPD(Chronic Obstructive Pulmonary
Disease), dan Cor Pulmonale
A. PENYELESAIAN KASUS ( METODE SOAP)
1. Subjektif
Pasien pasien Tn X 78 tahun dengan BB 40 kg MRS 20 april dengan keluhan Sesak
nafas sejak satu minggu yang lalu, sudah berobat tapi tidak membaik. Pasien
didiagnosa CHF, COPD dan Cor Pulmonale.
Riwayat penyakit : Bronchitis
Riwayat pengobatan : tidak ada catatan terkait
2. Objektif
Tanda Vital
Parameter
Nilai normal
TD
120/80 MmHg
Nadi
60-100 X/mnt
Nafas ( RR)
14-20 x/mnt
T
36,5-37,5C
Nilai Laboratorium
Parameter
Hb
AL
AT
AE
Hmt
Diff Eosinofil
Diff stab
Diff Basofil
Diff Segmen
Diff Limfosit
Diff Monosit
202/42014
110/70
28
-
Normal
11-17 %
4-11 RB/MMK
150-450RB/MMK
3,5-5,5 JT/MMK
32-52 %
0-3 %
2-6 %
0-1 %
40-70 %
20-40 %
2-8 %
Tanggal
21/422/42014
2014
110/70
130/80
88
86
28
26
36
Tgl (10-032014)
13,8
10,8
313
4,67
43,8
0
0
0
75,3
16,6
8,1
23/42014
22
-
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Rendah
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi
160
Parameter
Normal
Ureum
10-40 mg/dl
Kreatinin
0,9-1,3 mg/dl
SGOT
<37 U/L
Pemeriksaan penunjang
Tanggal
5/4-14
Tanggal (10/4-14)
43,2
1,09
37,2
Jenis Pemeriksaan
Radiologi
EKG
Keterangan
Tinggi
Normal
Normal
Hasil
Bronchitis
Besar cor normal
Normal
Profil terapi
Nama obat
Oksigen 3 lpm
(Iptatropiumbromide 0,5mg,
salbutamol
2,5mg+budesonide + Nacetylcistein 100mg)
Furosemid 10 mg/ml (2ml) inj
Pantoprazole 40mg inj
MTP 125mg inj
Ceftriaxone 1gr inj
Ascorbic acid inj
Azytromicin syr
Azytromicin 500 mg tab
ISDN 5 mg tab
Renapar (Pottasium Laspartate,magnesium Laspartate) tab
Fleet enema
Sulbactam 500mg,
cefoperazon 500mg inj
Cernevit inj
Aturan
pakai
3x1
Rute
pemberian
Inhalasi
Inhalasi
(nebu)
2x1
1x1
1x1/2
2x1
1x1
1x1
1x1
2x1
1x1
IV
IV
IV
IV
IV
PO
PO
prn
2x1
1x1
20
Tanggal
21
22 23
24
Stop
Stop
Stop
Rectal
IV
IV
PO
161
3. Assesment
No.
1.
2.
3.
4.
5.
DRP
Terapi tanpa indikasi
Indikasi tanpa terapi
Dosis terlalu tinggi
Dosis terlalu rendah
Pemilihan obat tidak
tepat
6.
7.
Kepatuhan
ADR
Masalah
Pantozole, fleet enema
ACEI
MTP,
Antibiotik ( ceftriaxone, azitromicin,
Sulbactam, cefoperazon ),
4. Plan
a. Pasien tidak mengalami gangguan pada saluran cernanya baik gangguan pada
lambung maupun konstipasi, jadi penggunaan pantozole dan fleet enema
dirasa tidak perlu digunakan. Selain itu pasien diketahui mengalami diare
sebagai efek samping dari penggunaan fleet enema , maka sudah jelas bahwa
penggunaan fleet enama seharusnya tidak diberikan.
b. Penggunaan metilprednisolon dihentikan
c. Terapi captopril 25 mg tablet tiga kali sehari.
d. Antibiotik diganti amoksisilin/ clavulanate 500/125 2-3 kali sehari
B. PEMBAHASAN
1. Terapi tanpa indikasi
a. Furosemide
Terjadinya penurunan curah jantung pada gagal jantung (CHF) menyebabkan
peningkatan sistem renin angiotensin, yang pada akhirnya menyebabkan
peningkatan aliran balik vena ke jantung dan menyebabkan retensi cairan
yang akan menimbulkan eodem perifer dan oedem paru. Untuk mengatasi
hal ini maka diberikan furosemide dan spironolakton sebagai diuretik yang
bersifat diuresis dimana akan menurunkan retensi cairan yang ada. Diuretik
162
menjadi penyebab dari CHF yang dialami pasien. Selain pemberian ISDN,
untuk mengatasi sesak pasien juga menerima terapi oksigen 3 lpm.
c. Bronkodilator (iptatropium/salbutamol), glukokortikoid ( budesonide), anti
oksidan (N- acetylcistein).
Terapi yang perlu diberikan pada pasien eksaserbasi COPD adalah
bronkodilator, glukokortikoid inhalasi, serta antibiotik (ATS 2004). Kombinasi
short acting 2 agonis (iptatropium/salbutamol) memberikan efek yang lebih
baik mengatasi COPD dibandingkan dengan pemakaian tunggal. Budesonide
merupakan salah satu glukokortikoid yang dapat digunakan untuk mengatasi
COPD yang pemberiannya diberikan secara inhalasi, selain itu kortikosteroid
oral memang tidak direkomendasikan untuk diberikan pada pasien COPD
yang disertai CHF karena akan perbengaruh buruk pada menimbunana cairan
yang terjadi pada CHF. Selain itu penggunaan antioksidan dapat ditambahkan
pada terapi COPD yang menurut literatur dapat mengurangi
eksaserbasi ( ATS 2004 ).
kejadian
163
(gatifloxacin,
levofloxacin,
moxifloxacin)
atau
kombinasi
keduanya ( ATS 2004 ). Pada kasus ini pasien menerima antibiotik golongan
sefalosposin generasi ke III yaitu ceftriaxone dan cefoperazon kemudian
makrolida yaitu azitromicin. Terapi menggunakan sefalosporin / makrolida
pada COPD hanya diperuntukkan bagi pasien COPD dengan level I / yang
hanya cukup pemeliharaan di rumah saja dan tidak perlu perawatan khusus.
Pasien Tn X perlu perawatan khusus, karena selain COPDnya yang telah
164
4. Dosis
a. Furosemide
I.M.I.V : 20-40 mg/dosis, yang mungkin diulang 1-2 kali sesuai kebutuhan dan
ditingkatkan 20 mg/dosis sampai tercapai efek yang diinginkan.Interval dosis
yang umum : 6-12 jam.
b. ISDN
Sublingual: 2.5-5 mg setiap 5-10 menit, maksimum 3 dosis selama 15-30
menit, juga dapat digunakan 15 menit sebelum melakukan aktivitas untuk
mencegah terjadinya serangan (profilaksis).
c. Antibiotik
Dosis lazim ceftriaxone = 1-4 gr / 24 jam
Dosis lazim azitromicin = 500 mg, 1 x sehari
Dosis lazim cefoperazone = 1-2 gr, 2 kali sehari. Maksimal 12 gr/hari
d. Bronkodilator
Dosis lazim salbutamol =2-4 mg, maksimal 8 mg/hari
Dosis lazim iptatropium = 500 mcg 3 x sehari
e. Budesonide
Dosis lazim = 360 mcg, 2 kali sehari. Maksimal 720 mcg/hari
f.
Pantoprazole
Dosis lazim = 40 mg/ hari
g. Metilprednisolon
Oral: 2-40 mg/hari, Injeksi im, iv lambat, infus iv: 10-100 mg/hari
165
5. Kepatuhan
Selama di RS tidak ada masalah kepatuhan pasien dalam meminum obat karena
pemberian obat terjadwal dengan benar, masalah yang perlu di teliti lebih lanjut
adalah kepatuhan pasien meminum obat maupun menjalankan pola hidup sehat
selelah keluar dari RS mengingat usia pasien yang sudah 78 tahun.
C. DAFTAR PUSTAKA
ATS. 2004. Standards for the diagnosis and treatment of patients with
chronic obstructive pulmonary disease.
ESC. 2012. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure 2012.
DIPIRO. 2008. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach seventh
edition.