Anda di halaman 1dari 18

ETNOFARMASI SUKU AMBON DI PROVINSI MALUKU,

INDONESIA BAGIAN TIMUR

Faizah Min Fadhlillah

ABSTRAK

Ambon adalah sebuah suku yang mendiami daerah kepulauan yang sekarang terletak di
Provinsi Maluku. Masyarakat Ambon memiliki kearifan lokal yang diyakini dapat menetralisir
sejuta persoalan kehidupan yang multi etnik dan multi kultur, yang terangkat dari ungkapan
tradisional yaitu katong samua orang basudara, potong di kuku rasa di daging, sagu
salempeng di pata dua, ale rasa beta rasa, katong samua basudara. Karena keragaman etnik
dan kultur masyarakat Ambon, etnofarmasi yang didapat juga menjadi beragam. Masyarakat
memanfaatkan hutan sekitar desa untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari seperti mengambil
kayu bakar, rotan, tumbuhan pangan dan obat, berburu binatang buruan dan berbagai macam
hasil hutan lainnya. Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan sebanyak 94 spesies dari 38 famili
dan tumbuhan obat sebanyak 110 spesies dari 50 famili.

Kata Kunci : Suku Ambon, Multi Etnik, Etnofarmasi

ABSTRACT

Ambon is a tribe that inhabits the islands are now located in the province of Maluku.
Ambonese have local knowledge which is believed to neutralize million issue of life multi-ethnic
and multi-culture, which is taken from the traditional saying that katong samua orang
basudara, potong di kuku rasa di daging, sagu salempeng di pata dua, ale rasa beta rasa,
katong samua basudara. Because of the ethnic diversity and culture of the people of Ambon,
etnopharmacy obtained is also becoming diverse. Community use the forest around the village
to meet the daily needs like taking firewood, rattan, food and medicinal plants, hunting game
and assorted other forest products. Food plants were utilized as much as 94 species of 38
families and 110 species of medicinal plants of 50 families.

Keywords : Ambonese, Multi Ethnic, Etnopharmacy

1
PENDAHULUAN hari seperti mengambil kayu bakar,
Ambon merupakan sebuah suku rotan, tumbuhan pangan dan obat,
yang berada di sebagian besar berburu binatang buruan dan berbagai
kepulauan Maluku yang mencakup macam hasil hutan lainnya. Tumbuhan
pulau Maluku itu sendiri dan sekitarnya. pangan yang dimanfaatkan sebanyak 94
Masyarakat Ambon memiliki ragam spesies dari 38 famili dan tumbuhan
etnik dan kultur karena sejarah obat sebanyak 110 spesies dari 50 famili
perkembangan kebudayaan di daerah (Farneubun, 2014).
tersebut. Komunitas multi etnik di
Ambon memiliki kekhasan tersendiri BUDAYA AMBON
dibandingkan dengan etnik lain. Salah Ambon adalah sebuah suku yang
satu kekhasannya ditunjukkan dengan mendiami daerah kepulauan yang
kearifan lokal yang telah diterapkan sekarang terletak di Provinsi Maluku.
secara turun temurun. Ungkapan Nama Maluku sendiri sebenarnya
tradisional sebagai kearifan lokal, yaitu berasal dari bahasa Arab, yakni al-
katong samua orang basudara, potong muluk. Penamaan tersebut dikarenakan
di kuku rasa di daging, sagu salempeng yang membuat peta daerah Maluku
di pata dua, ale rasa beta rasa, katong adalah para sarjana geografi Arab.
samua basudara Tetapi setelah Belanda masuk, kata
Tak sampai disitu, keragaman etnik tersebut dirubah menjadi Maluku
dan kultur yang ada menyebabkan (Admin, 2016).
pengetahuan obat dan pengobatan Berikut ini peta dari wilayah
tradisionalnya menjadi amat beragam. Ambon, yaitu:
Hal ini memberikan keuntungan pada
ilmu etnofarmasi dalam pengembangan
obat baru dengan menggunakan bahan
alam.
Karena keragaman etnik dan
kultur masyarakat Ambon, etnofarmasi
yang didapat juga menjadi beragam.
Masyarakat memanfaatkan hutan sekitar Peta Wilayah Ambon
desa untuk memenuhi kebutuhan sehari- (Wikiwand, 2011).

2
Bangsa Eropa yang pertama sekali Indonesia dikarenakan aktifitas utama
datang ke Maluku adalah Portugis (1511). mereka merupakan aktifitas laut seperti
Selain mengeruk kekayaan alamnya, berlayar dan bernenang (Pattipeilohy,
mereka juga memperkenalkan agama 2010).
Kristen. Pada tahun 1605 Belanda yang Pendukung kebudayaan di Maluku
menganut Kristen Protestan merebut terdiri dari ratusan sub suku, yang dapat
benteng Portugis dan mengusirnya. diindikasikan dari pengguna bahasa lokal
Ketika terjadi perang reformasi di Eropa, yang diketahui masih aktif dipergunakan
orang Belanda yang Protestan memerangi sebanyak 117 dari jumlah bahasa lokal
dan membasmi orang-orang Portugis yang pernah ada. Meskipun masyarakat di
yang Khatolik. Karena itu, sampai tahun daerah ini mencerminkan karakteristik
1950 agama Protestan menjadi dominan yang multikultur, tetapi pada dasarnya
di Ambon. Namun, Islam jauh lebih mempunyai kesamaan nilai budaya
dahulu berkembang di Ambon. Islam sebagai representasi kolektif
mulai masuk ke daerah ini sejak abad ke (Pattipeilohy, 2010).
7. Sedangkan Khatolik abad ke 16. Masyarakat Ambon memiliki
Protestan abad 17. Jadi yang meletakkan kearifan lokal yang diyakini dapat
budaya kehidupan Maluku sebenarnya menetralisir sejuta persoalan kehidupan
adalah Islam (Pattipeilohy, 2010). yang multi etnik dan multi kultur, yang
terangkat dari ungkapan tradisional yaitu

Maluku didominasi oleh ras suku katong samua orang basudara, potong
bangsa Melania Pasifik, yang masih di kuku rasa di daging, sagu salempeng
berkerabat dengan Fiji, Tonga, dan di pata dua, ale rasa beta rasa, katong
beberapa bangsa kepulauan yang tersebar samua basudara. Kearifan lokal
di kepulauan Samudera Pasifik. tentang ungkapan katong samua orang
Sementara itu suku pendatang basudara, adalah sebuahpandangan
kebanyakan berasal dari daerah Buton, filsafati yang fundamental (mendasar),
Makassar, Bugis, Cina dan Arab. Orang- radikal (mengakar), holistic (utuh), dan
orang suku Ambon umumnya memiliki komperhensif (menyeluruh) yang
kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang bersifat mono-dualis, mono pluralis,
besar dan kuat. Profil tubuh mereka lebih yaitu satu untuk semua, semua untuk
atletis dibandingkan dengan suku lain di satu dan semua untuk semua. Kearifan
3
ini perlu dihayati secara mendasar, gereja, masjid, rumah alim ulama, toko,
mendalam, utuh, lengkap dan dan kandang berbagai hewan peliharaan
menyeluruh sebagai sebuah keutamaan (Ambrozka, 2011).
hidup di dalam tugas sejarah budaya Dalam proses sosio-historis,
dan peradaban anak bangsa negari-negari ini mengelompok dalam
(Pattipeilohy, 2010). komunitas agama tertentu, sehingga
timbul dua kelompok masyarakat yang
SOSIAL KEMASYARAKATAN berbasis agama, yang kemudian dikenal
Desa adat suku Ambon dibangun dengan sebutan Ambon Sarani dan
sepanjang jalan utama antara satu desa Ambon Salam. Pembentukan negeri
dengan desa yang lain saling berdekatan, seperti ini memperlihatkan adanya suatu
atau bisa juga dalam bentuk kelompok totalitas kosmos yang mengentalkan
yang terdiri dari rumah-rumah yang solidaritas kelompok, namun pada
dipisahkan oleh tanah pertanian. Bentuk dasarnya rentan terhadap kemungkinan
kelompok kecil rumah-rumah itu disebut konflik. Oleh sebab itu, dikembangkanlah
Soa. Rumah asli Ambon, sama seperti suatu pola manajemen konflik tradisional
di Nias, Mentawai, Bugis Toraja, dan sebagai pencerminan kearifan
suku lainnya di Indonesia, dibangun pengetahuan lokal guna mengatasi
dengan tiang kayu yang tinggi. Beberapa kerentanan konflik seperti Pela, Gandong;

Soa yang letaknya berdekatan satu yang diyakini mempunyai kekuatan

dengan yang lain dalam sebuah supranatural yang sangat mempengaruhi


kampung yang disebut dengan Aman. perilaku sosial kedua kelompok
Kumpulan dari beberapa Aman masyarakat ini; dan hubungan
disebut dengan Desa yang juga kekerabatan lainnya (Ambrozka, 2011).
disebut dengan Negari dan dipimpin
oleh seorang Raja yang diangkat dari Dalam kehidupan masyarakat
klen-klen tertentu yang memerintah Maluku pada umumnya dan Ambon pada
secara turun-temurun, dan kekuasaan di khususnya, hubungan persaudaraan atau
dalam negari dibagi-bagi untuk seluruh kekeluargaan terjalin atau terbina sangat
klen dalam komunitas negeri. Pusat dari akrab dan kuat antara satu desa atau
sebuah Negari dapat dilihat dengan kampung dengan desa atau kampung
adanya balai pertemuan, rumah raja, yang lain. Hubungan

4
kekeluargaan ata persaudaraan yang orang-orang yang tinggal di sebelah
terbentuk secara adat dan merupakan timur. Namun dilihat dari sejarah di mana
budaya orang Maluku atau Ambon yang Suku Ambon pernah dikuasai oleh
sangat dikenal oleh orang luar itu Ternate dan Tidore, organisasi ini
dinamakan dengan istilah "PELA". nampaknya dibentuk untuk menunjukkan
Hubungan pela ini dibentuk oleh para pengaruh kerajaan Ternate dan Tidore,
datuk atau para leluhur dalam ikatan dan juga untuk membantu pertahanan dari
yang begitu kuat. Berikut adalah serangan musuh. Jajaro, merupakan
beberapa Sanitri atau pejabat organisasi kewanitaan Suku Ambon.
tradisional dalam kehidupan sosial Ngungare, merupakan organisasi
masyarakat Suku Ambon: kepemudaan. Pela Keras, merupakan
No. Sebutan Tugas organisasi antar Soa yang fokus pada

1. Tuan Seseorang yang kegiatan kerjasama suatu proyek antar

tanah ahli dalam bidang Soa, peperangan, dan lain-lain. Pela

pertanahan dan Minum Darah, hampir sama dengan Pela

kependudukan Keras, yaitu organisasi yang mengikat

2. Kapitan Seseorang yang persatuan mereka dengan cara meminum

ahli dalam darah mereka masing-masing yang

peperangan dicampur menjadi satu. Pela Makan Sirih,

3. Kewang Seseorang yang merupakan organisasi antar Soa yang


fokus pada bidang pembangunan masjid,
bertugas untuk
menjaga hutan gereja, dan sekolah. Muhabet, merupakan

4. Marinyo Seseorang yang organisasi yang mengurus semua kegiatan


upacara kematian. Patasiwa sembilan
bertugas
bagian, merupakan kelompok orang-
memberikan berita
dan pengumuman orang Alifuru yang bertempa tinggal di

(Ambrozka, 2011) sebelah baratsungai mala sampai ke Teluk


upa putih di sebelah selatan. Patasiwa
Dalam kemasyarakatan Suku
dibagi menjadi dua kelompok yaitu
Ambon, banyak dijumpai Organisasi-
patasiwa hitam dan patasiwa putih.
organisasi kemasyarakatan yang
Patasiwa hitam warga-warganya di tato,
memiliki berbagi macam visi dan misi.
Patalima Lima bagian, merupakan

5
sedangkan patasiwa putih tidak hutan, rusa dan burung kasuari. Mereka
(Ambrozka, 2011). menggunakan jerat dan lembing yang
dilontarkan dengan jebakan. Hampir
MATA PENCAHARIAN semua penduduk pantai menangkap
Mata pencaharian Suku Ambon ikan. Penangkapan ikan dengan
pada umumnya adalah pertanian di berbagai cara, yaitu dengan kail, kait,
ladang. Pembukaan sebidang tanah di harpun dan juga jaring. Perahu-perahu
hutan dengan menebang pohon-pohon mereka dibuat dari satu batang kayu dan
dan membakar batang-batang serta dilengkapi dengan cadik yang
dahan-dahan yang telah kering. Ladang- dinamakan perahu semah. Perahu yang
ladang yang telah dibuka dengan cara lebih baik adalah perahu yang dibuat
demikian hanya diolah sedikit dengan orang-orang ternate yang dinamakan
tongkat kemudian ditanami tanpa pakatora. Perahu-perahu besar untuk
irigasi. Umumnya tanaman yang mereka berdagang di Amboina dinamakan
tanam adalah kentang, kopi, tembakau, jungku atau orambi (Ambrozka, 2011).
cengkih, dan buah-buahan. Selain itu,
orang Ambon juga sudah menanam padi AGAMA
dengan teknik persawahan Jawa Mayoritas penduduk di Maluku
(Ambrozka, 2011). memeluk agama Kristen dan Islam. Hal
Sagu adalah makanan pokok orang ini dikarenakan pengaruh penjajahan
Ambon pada umumnya, walaupun Portugis dan Spanyol sebelum Belanda
sekarang beras sudah biasa mereka yang telah menyebarkan kekristenan
makan. Akan tetapi belum dan pengaruh kesultanan Ternate dan
menggantikan sagu seluruhnya. Tepung Tidore yang menyebarkan Islam di
sagu dicetak menjadi blok-blok empat wilayah Maluku (Ambrozka, 2011).
persegi dengan daun sagu dan
dinamakan tuman. Cara Suku Ambon
makan sagu dengan membakar tuman UPACARA ADAT
atau dengan memasaknya menjadi Upacara adat Suku Ambon, yaitu
bubur kental (pepeda) (Admin, 2016). Antar Sotong dan Pukul Manyapu.
Disamping pertanian, Suku Ambon Upacara adat Antar Sontong adalah para
kadang-kadang juga memburu babi nelayan berkumpul menggunakan

6
perahu dan lentera untuk mengundang Prianya memakai pakaian adat
cumi-cumi dari dasar laut mengikuti berupa setelan jas berwarna merah dan
cahaya lentera menuju pantai di mana hitam, baju dalam yang berenda dan
masyarakat akan menangkap cumi-cumi ikat pinggang. Sedangkan wanitanya
tersebut. Sedangkan Pukul Manyapu memakai baju cele, semacam kebaya
adalah acara adat tahunan yang pendek, dan berkanji yang disuji.
dilakukan di Desa Mamala-Morela yang Perhiasannya berupa anting-anting,
biasanya dilakukan pada hari ke 7 kalung dan cincin (Admin, 2016).
setelah Hari Raya Idul Fitri (Admin,
2016).

PRODUK BUDAYA AMBON


Rumah adat Suku Ambon
dinamakan Baileo, dipakai untuk tempat
pertemuan, musyawarah dan upacara
adat yang disebut seniri negeri. Rumah
tersebut merupakan panggung dan
dikelilingi oleh serambi. Atapnya besar
dan tinggi terbuat dari daun rumbia,
sedangkan dindingnya dari tangkai
rumbia yang disebut gaba-gaba (Admin, Pakaian Adat Suku Ambon
2016).
Tarian Bambu Gila merupakan
tarian paling terkenal dari orang
Ambon. Tarian ini juga dikenal dengan
nama Buluh Gila atau Bara Suwen.
Untuk memulai pertunjukan ini sang
pawang membakar kemenyan di dalam
tempurung kelapa sambil membaca
mantra dalam bahasa tanah yang
merupakan salah satu bahasa tradisional
Rumah Adat Baileo Suku Ambon
Ambon. Kemudian asap kemenyan

7
dihembuskan pada batang bambu yang sebanyak 110 spesies dari 50 famili.
akan digunakan. Jika menggunakan jahe (Farneubun, 2014). Berikut ini adalah
maka itu dikunyah oleh pawang sambil daftar spesies tumbuhan obat yang
membacakan mantra lalu disemburkan ke digunakan, yaitu :
bambu. Fungsi kemenyan atau jahe ini
untuk memanggil roh para leluhur
sehingga memberikan kekuatan mistis
kepada bambu tersebut. Roh-roh inilah
yang membuat batang bambu seakan-
akan menggila atau terguncang-guncang
dan semakin lama semakin kencang serta
sulit untuk dikendalikan (Admin, 2016).
Tarian Suku Ambon
ETNOFARMASI MASYARAKAT
AMBON
Masyarakat memanfaatkan hutan
sekitar desa untuk memenuhi kebutuhan
sehari- hari seperti mengambil kayu
bakar, rotan, tumbuhan pangan dan obat,
berburu binatang buruan dan berbagai
macam hasil hutan lainnya. Tumbuhan
pangan yang dimanfaatkan sebanyak 94
spesies dari 38 famili dan tumbuhan obat

8
Bagian yang
No. Nama Lokal Nama Jenis Kegunaan
digunakan
1 Ai kadit Ficus septica Burm. F Lancar melahirkan Pucuk daun
2 Adfokat Persea americana P. Darah tinggi Daun
Mill.
3 Ai Kamau Tidak teridentifikasi Penambah nafsu Daun
makan
4 Ururuak Spatholottis plicata Bl. Batu ginjal Daun
5 Alivuru Graptophyllum pictum Reumatik, Bisul, Daun
L. batuk
6 Ai or Tidak teridentifikasi Bau badan Daun
7 Aman varihin Pouzolzia zeylanica L. Batuk, Amandel Daun
8 Bunga bakung Hippeastrum amaryllis Kencing batu Daun
L.
9 Bunga lilin Stachytarpheta indica Demam, ginjal Akar
L.
10 Bawang merah Allium cepa L. Sakit badan Umbi
11 Bawang putih Allium sativum L. Sakit badan, Asma Umbi
12 Bulensin Solidago virgaurea L. Kutu Daun
13 Buah Lurung Passiflora foetida L. Susah BAB Daun
14 Benalu Loranthus sp. Tumor jinak, kanker
Daun, batang
15 Belub roan Asystasia intrusa L. Orang hamil Daun, akar
16 Bunga terompet Brugmansia suaveolens Demam anak Daun
Bercht. & J.Pres
17 Bunga ular Cissus discolor Bl. Demam Daun
18 Biayana Coleus atropurpureus Kaki bengkak, batuk Daun
Benth
19 Bayam merah Amaranthus gangeticus Setelah melahirkan Daun
L.
20 Ceplukan Physalis minima L. Malaria Daun
21 Cengkeh Syzygium aromaticum Setelah melahirkan Bunga
L.
22 Cabe rawit Capsicum futescens L. Bisul Daun
23 Dang-dang roan Acalypha wilkesiana L. Bengkak-bengkak Daun
24 Daun Pacar air Impatiens balsamina L. Bengkak-bengkak Daun

9
25 Daun kaca- kaca Peperomia pellucid L. Demam, batuk lendir Daun, batang
26 Enau Arenga Panas dalam Akar
pinnata(Wurmb)
27 El Hovel Tidak teridentifikasi Malaria, demam Daun
tinggi
28 Enmur Phyllantus niruri L. Batu ginjal Daun
29 Gelobak Hornstedtia scottiana Panas dalam Daun
L.
30 Giawas Psidium guajava L. Diare Daun
31 Gedi Hibiscus Manihot L. Susah melahirkan Daun
32 Halia Zingiber officinale L. Anak-anak demam Umbi
33 Haruv Abroma augustum L. Panu,gatal-gatal Daun
34 Harendong Climedia hirta L. Diare Daun
35 Jeruk nipis Citrus aurantifolia Batuk berdahak Buah
36 Jarak pagar Jatropha curcas Demam Daun, getah
37 Jambu Hutan Syzygium cumini L. Lendir di tenggorokan Batang
38 Kepok Ceiba pentandra L. Panas dalam Daun
39 Kosus Dracaena angustifolia Kutu kepala (karit) Daun
L.
40 Kenei Dracaena sanderiana Kutu kepala Daun
L.
41 Kelor Moringa oleifera L. Kaki bengkak, sakit Daun, batang
punggung
42 Kelapa Cocos nucifera L. Maagh, usus buntu Daun
43 Kumis kucing Orthosiphon stamineus Malaria, batu ginjal Daun
44 Kencur Kaempferia galanga L. Penyakit perempuan Umbi
45 Kekeu Costus speciosus Lemah syahwat Daun
(J.Konig)
46 Kebkeb Colubrina asiatica L. Mata merah Daun
47 Komomon Euphorbia prostate Kulit, demam tinggi Daun
Aiton
48 Kablaran Tidak teridentifikasi Patah tulang Daun
49 Kestrol Euphorbia heterophylla Susah BAB Daun
L.
50 Kubang dit Datura metel L. Demam Daun

10
51 Keji beling Strobilanthes crispus Panas dalam Daun
Blume
52 Kunyit Curcuma domestica L. Magh, nafsu makan Rimpang
53 Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis Cuci paru- paru untuk Daun
L. perokok
54 Kayu tali Tidak teridentifikasi Terapi Akar, batang
55 Katuk Sauropus androgynus Terapi
Daun
L. Merr
56 Kumangi Ocimum basilicum L. Gula darah Daun
57 Kanker Roan Vernonia cinerea L. Gula darah, kanker Akar, batang
58 Kacang Hijau Vigna radiata (L.) R Penambah darah Buah
59 Kucai Allium tuberosum Step anak Daun
Rottler
60 Labu Siam Sechium edule SW. Darah tinggi Buah
61 Lalaan Ngiar Borreria hispida Panas dalam Daun
(Linn.) K.
62 Lili Hymenocallis littoralis Malaria Batang
L.
63 Lesvurun Tidak teridentifikasi Sakit tulang rusuk Daun
64 Largiar Poranopsis paniculata Setelah melahirkan Daun
L.
65 Linggua Pterocarpus indicus Sariawan, Batu ginjal Daun,batang
Willd
66 Lidah buaya Aloe vera (L.) Webb Kerontokan rambut Daun
67 Letau Tidak teridentifikasi Demam Daun
68 Maduan roan Pennisetum purpureum Batu ginjal Daun
L.
69 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa Penyakit dalam Buah
(Scheff.) Boerl.
70 Ngunguwis Morinda citrifolia L. Reumatik, Daun,Buah
keseleo,kulit
71 Mentimun Cucumis sativus L. Darah tinggi Buah
72 Ngamir ohoi Achyranthes aspera L. Susah BAB (Bayi) Daun
73 Nangka belanda Annona muricata L. Darah tinggi, Daun
kanker,tumor

11
74 Naat Tidak teridentifikasi Amandel Daun
75 Oban Tidak teridentifikasi Bisul Daun
76 Pandan wangi Pandanus Kutu kepala, darah Daun
amaryllifolius Roxb. tinggi
77 Pala Myristica fragrans Keputihan Buah
Houtt.
78 Pepaya Carica papaya L. Tumor, malaria, darah Akar,
daun,buah
tinggi
79 Pisang Musa fehi L. Penyakit kuning Buah
80 Pisang Meja Musa paradisiatica L. Demam Daun
81 Pinang Areca catechu L. Mata kabur, gigi kuat Buah
82 Pohon susu Alstonia actinophylla Penyakit kuning,
(A. Cunn.) K. Schum. malaria
83 Petatas Ipomea batatas L. Lam Reumatik Daun
84 Papari Momordica charantia Panas, demam, lendir Kulit batang
L.
85 Pacing Costus speciosus Batu ginjal Daun
(J.Konig)
86 Sarangkol kain Tidak teridentifikasi Batu ginjal Batang
87 Siri Hutan Piper caducibracteum step anak, asam urat Daun
(Amelaun)
88 Siri Piper betle L. Penyakit mata Daun
89 Sukun Artocarpus altilis Keputihan Daun
(Parkinson)
90 Serai Cymbopogon nardus Darah kotor Daun
(L.) Rendle
91 Sambung nyawa Gynura pseudochina Demam, badan Daun
(L.) DC. bengkak
92 Sarehet Selagenella uncinata Panas dalam Daun
(Desv. ex Poir.) Spring
93 Sek Callicarpa americana Panas dalam Daun
L.
94 Siri merah Piper crocatum N.E.Br. Demam, panas Daun
95 Sabtean Ageratum conyzoides Setelah melahirkan Daun
L.

12
96 Salam Syzygium polyanthum Asam urat Daun
L.
97 Sig- Sag Pedilanthus Bisul raja Daun
tithymaloides L.
98 Tebu Saccharum officinarum Sakit gigi Batang
L.
99 Tumbuhan zebra Tradescantia zebrina Tetanus Daun
(Schinz) D.
100 Tertar roan Centella asiatica (L.) Penyakit kuning Daun, batang
Urban
101 Tan rat yavun Cyclea barbata Miers Sakit perut, panas Daun
dalam
102 Ves-ves roan Aglaonema sp Obat KB Daun
103 War karit Rubus moluccanus L. Kutu kepala Daun
104 War sengateil Desmodium triflorium Batu ginjal Daun
(L.) DC.
105 Warmer Tetracera Indica Merr. Setelah melahirkan Daun
106 Wang roan Kleinhovia hospita L. Batuk Daun
107 War Sapsiu Desmodium Malaria Daun
umbellatum L.
108 War sarli Bauhinia sp Anak susah bicara Daun
109 Daun mangkok Plantago mayor L. Demam Daun
110 Viir Homalomena alba Bisul Daun
Hassk.

13
Berikut ini bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya, yaitu:

(Farneubun, 2014).

14
KESIMPULAN MAsyarakat Multi Etnik Di Kota
Ambon adalah sebuah suku yang Ambon. Balai Pelestarian Nilai
mendiami daerah kepulauan yang Budaya Ambon
sekarang terletak di Provinsi Maluku. Wikiwand. 2011. Tersedia di
Masyarakat memanfaatkan hutan sekitar http://www.wikiwand.com/id/Pulau
desa untuk memenuhi kebutuhan sehari- _Ambon [Diakses tanggal 16 Juni
hari seperti mengambil kayu bakar, rotan, 2016]
tumbuhan pangan dan obat, berburu
binatang buruan dan berbagai macam
hasil hutan lainnya. Tumbuhan pangan
yang dimanfaatkan sebanyak 94 spesies
dari 38 famili dan tumbuhan obat
sebanyak 110 spesies dari 50 famili.

DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2016. Tersedia di
http://www.ambon.go.id/ [Diakses
tanggal 16 Juni 2016]
Ambrozka. 2011. Kebudayaan Ambon.
Tersedia di
http://www.sbd.com/doc/47083111/
Kebudayaan-Ambon [Diakses
tanggal 16 Juni 2016]
Farneubun, 2014. Etnobotani Pangan dan
Obat Masyarakat Suku Kei
Kampung Adat Waur Kei Besar
Maluku Tenggara. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Pattipeilohy, 2010. Katong Samua Orang
Basudara. Dalam Karakter

15

Anda mungkin juga menyukai