Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURATAN PADA PASIEN KERACUNAN


OBAT

OLEH :

KELOMPOK 5

Wahyuliana Amir ( A1C219105 )


Valencia Masu ( A1C219106 )
Alfiyyah Nurul Shabirah ( A1C219096 )
Firda Azizah ( A1C219076 )
Indira Tantri ( 173145105044 )
Ulfa Rasma ( A2C219072)
Siti Nadifa Rahanyaan ( 173145105072 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini sebagai salah satu
tugas kelompok pada mata kuliah kegawatdauratan dengan judul “ Asuhan Keperawatan
Kegawatdaruratan dengan pasien keracunan obat”
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami hambatan. Namun semuanya itu
bisa teratasi berkat bantuan serta partisipasi teman-temansehinggakami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari segi penyusunan. Oleh
sebab itu, demi perbaikan kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada
kami semoga diberi balasan oleh Allah SWT.

Makassar , 1 November 2021


DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................

A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

1. DEFINISI ..................................................................................................
2. ETOLOGI ................................................................................................
3. PATOFISIOLOGI.......................................................................................
4. MANIFESTASI...........................................................................................
5. KOMPLIKASI.............................................................................................
6. PENCEGAHAN……………………………………………………………
7. PENATALAKSANAAN.............................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................................

BAB IV PENUTUP .....................................................................................................

A. KESIMPULAN ................................................................................................
B. SARAN .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan yang berfungsi untuk
digunakan sebagai diagnosis, pencegahan, mengurangi, menghilangkan, dan
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit. Meskipun obat dapat menyembuhkan
penyakit, tetapi masih banyak juga orang yang masih menderita akibat keracunan obat.
Oleh karena itu, obat juga berfungsi sebagaimana obat dan juga sebagai racun. Obat itu
dikatakan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit
dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat disalahgunakan dalam pengobatan
atau dengan dosis yang berlebihan maka akan menimbulkan keracunan dan bila dosisnya
berkurang tidak akan menimbulkan efek.
Keracunan obat dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa fungsi organ.
Kerusakan yang umum terjadi yaitu pada ginjal (efrotoksisitas), pada neurotoksisitas,
pada hati (hepatotoksisitas), imunotoksisitas, dan pada jantung (kardiotoksisitas).
Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat dikonsumsi secara
bersamaan. Interaksi obat dan efek samping obat perlu diperhatikan.
Sebuah study di Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hamper 100.000
orang harus masuk ke rumah sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama daripada
seharusnya, bahkan terjadi kasus kematian karena interaksi dan efek samping obat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, muncul beberapa rumusan masalah yaitu :
1) Apakah yang dimaksud dengan keracunan obat ? dan apa penyebabnya ?
2) Bagaimanakah patofisiologinya ?
3) Apa saja tanda dan gejala dari orang yang mengalami keracunan obat ?
4) Apa komplikasi yang sering kali muncul ?
5) Bagaimana pencegahan agar dapat terhindar dari keracunan obat ? dan bagaimana
cara mengatasinya ?
6)
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Keracunan adalah suatu keadaan apabila substansi yang berasal dari alam ataupun
buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh yang
bias menyebabkan cedera atau kematian. Racun dapat memasuki jaringan tubuh melalui
beberapa cara yaitu termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap melalui kulit.
Keracunan adalah reaksi dalam tubuh yang apabila kemasukan suatu bahan yang
bersifat toksik dan membahayakan tubuh, bahan-bahan tersebut dapat masuk melalui
mulut, hidung, kulit, atau mata.
Keracunan obat adalah reaksi tubuh yang muncul secara negative akibat
mengkonsumsi obat atau menggunakan obat tertentu yang akan berakibat fatal jika tidak
segera ditangani.

B. ETIOLOGI
1) Narkoba : obat yang bermanfaat dalam dosis tarapeutik yang bias mematikan apabila
dikonsumsu secara berlebihan
2) Vitamin : terutama vitamin A dan D, jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkan masalah hati dan kematian
3) Warfarin : yaitu pengencer darah yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
Bahan ini sering digunakan sebagai racun tikus dan dapat menyebabkan perdarahan
dan kematian jika terlalu banyak di konsumsi.
4) Tidak tau jumlah dosis yang diminum atau ada factor lain yang tidak disengaja.
5) Efek dari kombinasi berbagai obat yang bias menyebabkan reaksi keracunan untuk
tubuh.
6) Tubuh penderita keracunan obat mengalami efek samping berlebihan sehingga efek
keracunan menjadi tidak terduga. Kondisi ini seperti biasanya terjadi di rumah sakit
akibat pasien tidak mengetahui jika ada alergi obat tertentu. Pemberian obat anti
alergi atau tes alergi biasanya diberikan oleh perawat sebelum pasien mendapatkan
obat terentu.
7) Penderita keracunan obat mengalami kecelakaan yang menyebabkan obat mengenai
bagian tubuh tertentu. Kondisi ini biasanya terjadi untuk kasus keracunan obat yang
melewati hidung, mata, dan kulit.
8) Penderita keracunan obat bias terkena keracunan dengan sengaja minum obat terentu
dalam jumlah yang lebih banyak. Kondisi ini sering terjadi pada orang yang depresi,
mengalami masalah kesehatan jiwa, mental yang buruk dan pecandu narakoba.

C. PATOFISIOLOGI
Makanan, minuman, dan obat yang sehat dapat dikatakan makanan yang layak
untuk tubuh dan tidak menyebabkan sakit, baik seketika maupun mendatang. Dalam
mengkonsumsi makanan, minuman diperlukan untuk memperhatikan kebersihan,
kesehatan dan zat gizi yang terkandung di dalam makanan tersebut, sama halnya dengan
obat yang harus kita perhatikan dosis dan sesuai dengan resep dokter. Hendaknya kita
harus pandai dalam memilih makanan dan obat yang akan dikonsumsi supaya bebas dari
benda dan zat-zat yang dapat merusak tubuh, seperti toksik atau racun.
Makanan atau minuman yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun, obat-
obatan yang di konsumsi sembarangan dan tidak sesuai dosis, sampai dilambung maka
akan mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahan diri terhadap benda atau zat
asing yang masuk kedalam lambung dengan gejala mual, lalu lambung akan berusaha
membuang zat tersebut dengan cara memuntahkan. Karena seringnya muntah, maka
tubuh akan mengalami dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang keluar. Karena
dehidrasi yang tinggi maka lama kelamaan tubuh akan lemas dan banyak mengeluarkan
keringat dingin.
Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi, dan keluarnya keringat
dingin akan merangsang kalenjar hipofisis anterior untuk mempertahankan hemeostatis
tubuh dengan terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak segera diatasi, maka dehidrasi
berat tidak dapat dihindari bahkan dapat menyebabkan pingsan sampai kematian.
D. MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejala seseorang mengalami keracunan, yaitu :
1) Penurunan kesadaran,
2) Gangguan pernapasan,
3) Nyeri kepala,
4) Pusing,
5) Gangguan penglihatan,
6) Diare,
7) Lemas,
8) Kejang-kejang,
9) Gangguan pencernaan yang ringan, sedang, dan parah seperti mual, sakit perut, nyeri
perut bawah, serta muntah.
10) Tubuh mengeluarkan keringat berlebihan,
11) Beberapa bagian kulit menjadi biru akibat kekurangan oksigen dan kematian kerja
syaraf pada kulit.

E. KOMPLIKASI
1) Kejang,
2) Koma,
3) Henti jantung,
4) Henti napas (apneu), dan
5) Syok.

F. PENCEGAHAN
a) Selalu usahakan untuk membaca label obat pada kemasan dengan hati-hati. Lihat
verapa jumlah dosis yang disarankan dan pertimbangkan untuk mengambil obat
sesuai dengan dosis yang disarankan.
b) Hindari menggunakan obat tertentu dalam waktu jangka panjang, seperti antibiotic.
Penggunaan obat jangka Panjang bisa menyebabkan efek keracunan yang berbahaya
untuk tubuh.
c) Jangan menggunakan obat bebas tanpa mendapatkan resep dari dokter.
d) Hindari menyimpan obat yang sudah tidak digunakan. Jika memiliki sisa obat maka
segera hancurkan dan buang ditemapt yang aman agar tidak dapat menyebabkan
keracunan obat karena menggunakan obat yang sudah rusak atau obat yang sudah
kadaluarsa.
e) Letakkan dan simpan semua obat-obatan darurat di tempat yang aman. Lebih baik
jika menyimpan obat di kotak obat, agar dapat mencegah anak-anak bermain obat dan
menjaga agar anak tidak terkena keracunan obat.
f) Hindari minum obat dengan beberapa jenis minuman yang bisa menyebabkan
keracunan seperti minuman bersoda, the, kopi, atau alcohol.
g) Menerapkan enam benar pengobatan, yaitu :
1) Benar obat,
2) Benar pasien,
3) Benar dosis,
4) Benar waktu,
5) Benar cara,
6) Benar dokumentasi.

G. PENATALAKSANAAN
1) Melakukan CPR (jika penderita tidak sadar) : keracunan obat sering menyebabkan
efek kehilangan kesadaran dan sulit untuk bernapas. Dari saran medis jika ada kasus
seperti ini maka pasien harus mendapatkan pertolongan dengan memberikan napas
buatan atau CPR. Napas buatan bias mencegah efek buruk kehilangan kesadaran
seperti koma, dan kematian.
2) Membuat posisi penderita nyaman (jika sadar) : yaitu dengan posisi duduk bersandar
tegak, duduk sambal setengah tidur, dan tidur dengan posisi bantal yang tinggi. Jika
masih bisa diajak komunikasi, maka cari tau obat apa yang diminum oleh penderita.
3) Hindari hal yang membuat penderita muntah.
4) Jangan memberikan air putih : hindari pemberian air putih secara langsung. Air putih
baru bias diminum ketika penderita sadar dan sudah bias minum sendiri. Memberikan
air putih bisa menyebabkan kondisi yang sangat fatal karena mendorong penyebaran
racun ke semua bagian tubuh. Hal ini bisa memicu gagalnya fungsi organ jika kondisi
keracunan obat sangat parah.
5) Jangan menekan perut ; para penderita keracunan obat akan merasa mual dan muntah
secara berlebihan. Jika hal ini terjadi maka jangan pernah menekan perut penderita
karena bisa membuat kondisi tubuh menjadi sangat tidak nyaman. Jika mereka tidak
bisa muntah secara alami maka bisa membuat napas semakin melambat, detak
jantung lebih cepat dan kehilangan kesadaran.
6) Berikan minuman yang netral : yaitu air kelapa hijau karena tidak menyebabkan efek
samping apapun. Selain itu, kandungan ion positif dalam air kelapa hijau bisa
membantu tubuh dalam melawan efek racun. Efeknya bisa mengeluarkan racun dari
dalam tubuh secara alami, yaitu penderita akan merasa mual dan muntah.
7) Minum susu : jika penderita keracunan obat yang tidak telalu parah, maka bisa
memberikan susu cair karena sangat membantu mengeluarkan racun dalam perut, dan
membuat penderita bisa muntah. Namun cara ini hanya bisa diberikan pada penderita
keracunan obat ringan yang menyebabkan gangguan pencernaan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KERACUNAN OBAT


Kasus :

Tn A berusia 21 tahun akibat gagal audisi D’Academy nekat mencoba bunuh diri

dengan cara minum PCT 500 mg (5 tablet) dicampur minuman bersoda.. Kemudian

keluarga membawa Tn. A Ke UGD Rs. Medika Utama, keluarga pasien mengatakan

pasien sempat muntah-muntah kurang lebih 5 kali kemudian pasien tidak sadarkan

diri. Dari hasil pengkajian di dapatkan TD : 90/70 mmhg , RR 28x/ m, HR : 140x/ m

S : 34˚C , Penurunan Kesadaran GCS : 3-2-6 akral dingin, kulit tampak pucat CRT

>2 detik, SPO2 82 %

 PENGKAJIAN

A. Identitas Klien :

Nama                           : Tn.A

Umur                           : 21 tahun

Jenis kelamin               : Laki-laki

Agama                         : Islam

Status perkawinan       : belum menikah

Pendidikan                  : S1
Suku/Bangsa               : Jawa

Pekerjaan                     : mahasiswa

B. Riwayat Keperawatan

Keluhan Utama : keluarga pasien mengatakan pasien muntah-muntah kurang lebih

5 kali

Riwayat Penyakit Sekarang : Tn. A gagal audisi D’Academy nekat mencoba bunuh diri

dengan cara minum PCT 500 mg (5 tablet) dicampur dengan minuman bersoda .

kemudian pasien dibawa ke UGD RS. Medika Utama Dari hasil pengkajian di dapatkan

TD : 90/70 mmhg , RR 28x/ m, HR : 140x/ m S : 34 C , Penurunan GCS : 3-2-6 akral

dingin, kulit tampak pucat CRT >2 detik, SPO2 82 %.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat DM, HT, dan gangguan jiwa.

Kesadaran :

A (Alert) : -

V ( Verbal ) : +

P ( Pain) : -

U ( Unrespon) : -

C. Primary Survey

Airway : tidak ada Obstruksi dijalan pernapasan

Breathing : pergerakan dada simetris, frekuensi nafas meningkat, nafas dangkal dan

cepat, klien sulit bernafas, SPO2 82 %.


Circulation : CRT >2 detik , warna kulit pucat,

Disability : kesadaran klien menurun GCS 3-2-6

Exposure : tidak ada jejas

D. Secondary Survey

1. Keadaan Umum : lemah ( GCS 3-2-6)

2. Pemeriksaan Fisik : B1-B6

a) B1 : Klien mengeluh sesak dan sulit bernafas, pernafasan cepat dan dangkal, RR

28x/ menit, SPO2 : 82 %

b) B2 : Tekanan darah 80/50 mmhg, klien tampak pucat,akral dingin, sianosis dan

nadi meningkat 140x/ menit , HB : 12 gr/Dl ( Normal Pria : 14-18 gr/dl)

c) B3 : Klien mengalami penurunan kesadaran, GCS : 3-2-6 (mata terbuka dengan

perintah, respon verbal tidak jelas , bereaksi terhadap perintah verbal)

d) B4 : Tidak ditemukan kelainan

e) B5 : klien mual dan muntah kurang lebih 5 x

f) B6 : tidak ada fraktur dan jejas

 Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Medula Oblongata Pola Nafas tidak
-
Suplai darah ke Efektif
DO : otak terganggu

- Hipoksia SPO2 82% Hipoksia

Hipoksemia
- Dispnea
Distress
- RR meningkat 28x/m Pernafasan

RR meningkat

Penggunaan
bantu otot nafas
- Adanya Penggunaan Otot Bantu
Napas
- pernafasan cepat dan dangkal
Takipnea
2. DS : – Perfusi Perifer
Keracunan PCT,
Overdosis Tidak Efektif
DO :
- CRT > 2 detik Penurunan tingkat
kesadaran
- Akral dingin
- Warna Kulit pucat. Metabolisme tubuh
terganggu
- HR : 140x/m
- HB : 12 gr/dL
- Penurunan kesadaran
3. DS : Keluarga klien mengatakan Kekurangan
Nervus Fagus
klien muntah kurang lebih 5x Volume Cairan
DO : Lambung

- Muntah 5x
Meningkatkan
- HR : 140x/m Sekresi asam
- TD : 90/70 lambung

- Lemah Mual, Muntah


- Warna Kulit Pucat

 Diagnosa Keperawatan

1. Pola Napas tidak Efektif berhubungan dengan Dystress Pernapasan.

2. Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen

3. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan mual muntah

NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI


. HASIL

1. Pola Napas tidak efektif b.d NOC: NIC:


Distress Pernapasan 1. Respiratory status : 1. Posisikan pasien
Berhubungan dengan : Ventilation untuk memaksimalkan
- Hiperventilasi 2. Respiratory status : ventilasi
-Penurunan energi/kelelahan Airway patency 2. Pasang mayo bila
-Perusakan/pelemahan 3. Vital sign Status perlu
muskulo-skeletal Setelah dilakukan tindakan 3. Lakukan fisioterapi
- Kelelahan otot pernafasan keperawatan selama 1x24 dada jika perlu
- Hipoventilasi sindrom jam, pasien menunjukkan 4. Keluarkan sekret
- Nyeri keefektifan pola nafas, dengan batuk atau
- Kecemasan dibuktikan dengan kriteria Suction
- Disfungsi Neuromuskuler hasil: 5. Auskultasi suara
- Obesitas 1. Mendemonstrasikan nafas, catat adanya suara
- Injuri tulang belakang batuk efektif dan suara tambahan
DS: nafas yang bersih, tidak 6. Berikan bronkodilator
- Dyspnea ada sianosis dan :
- Nafas pendek dyspnea (mampu 7. Berikan pelembab
DO: mengeluarkan sputum, udara Kassa basah
- Penurunan tekanan mampu bernafas dengan NaCl Lembab
inspirasi/ekspirasi mudah, tidak ada pursed 8. Atur intake cairan
-Penurunan pertukaran lips) untuk mengoptimalkan
udara per menit 2. Menunjukkan jalan nafas keseimbangan.
- Menggunakan otot yang paten (klien tidak 9. Monitor respirasi dan
pernafasan tambahan merasa tercekik, irama status O2
- Orthopnea nafas, frekuensi 10. Bersihkan mulut,
- Pernafasan pursed-lip pernafasan dalam hidung dan secret
- Tahap ekspirasi rentang normal, tidak Trakea
Berlangsung sangat lama ada suara nafas 11.Pertahankan jalan
-Penurunan kapasitas vital abnormal) nafas yang paten
- Respirasi: < 11 – 24 x/ mnt 3. Tanda Tanda vital dalam 12. Observasi adanya
rentang normal (tekanan tanda tanda
darah, nadi, pernafasan) hipoventilasi
13. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
14.Monitor vital sign
15. Informasikan pada
pasien dan keluarga
tentang tehnik relaksasi
untuk
memperbaiki pola nafas.
16. Ajarkan bagaimana
batuk efektif
17. Monitor pola nafas

2. Ketidakefektifan perfusi NOC: NIC:


jaringan perifer -Status sikulasi Circulatory Care :
Berhubungan dengan: -Perfusi jaringan: perifer; Arterial Insufficiency
-Gangguan transport oksigen keadekuatan aliran darah 1.Melakukan
melalui alveoli dan membrane melalui pembuluh darah penilaian
kapiler kecil ekstremitas untuk komprehensif dari
- Gangguan aliran arteri atau mempertahankan fungsi sirkulasi perifer (mis
vena jaringan. : memeriksa denyut
- Hipoventilasi nadi perifer, edema,
- Hipovolemia Setelah diberikan asuhan capillary refill,
- Gangguan pertukaran keperawatan selama 3x24 warna,dan suhu)
DS: jam, perfusi jaringan pasien 2. Mengevaluasi edema
Perubahan sensasi menjadi efektif dengan perifer dan denyut nadi
DO: kriteria hasil: 3. Memberi obat anti
- Perubahan karakteristik kulit 1. CRT pada jari tangan platelet atau
- Perubahan tekanan darah pada dalam batas normal antikoagulan, jika di
ekstremitas (< 2 dtk) perlukan
- Nadi arteri lemah 2. CRT kaki dalam 4. Merubah posisi
- Kulit pucat saat elevasi, dan batas normal (< 2 pasien setidaknya setiap
tidak kembali saat diturunkan dtk) 2 jam, jika diperlukan
-Diskolorasi kulit 3. Tekanan Darah 5.Melindungi
-Perubahan suhu kulit sistolik dalam batas ekstremitas dari
-Nadi lemah atau tidak teraba normal (< 140 cedera
mmHg) 6. Mempertahankan
4. Tekanan darah hidrasi yang
diastolik dalam adekuat untuk
batasnormal (< 90 menurunkan kekentalan
mmHg) darah
5. Tekanan nadi (dalam 7. Monitor status cairan,
batas normal (60-100 termasuk asupan dan
x/mnt) keluaran
6. Tidak terjadi edema
pada perifer 
3. Kekurangan volume cairan NOC : NIC :
b.d mual muntah 1. fluid balance
Fluid managemend
Batasan karakteristik : 2.  hydration 1. pertahankan
1. Perubahan status mental 3. nutritional status : food catatan intake
dan output yang
2. Penurunan tekanan darah and fluid intake akurat
3. Penurunan tekanan Nadi kriteria hasil : 2. monitor status
hydrasi(kelemba
4. Penurunan Volume nadi 1. mempertahankan ban membran
5. Penurunan Turgor kulit urine output sesuai mukosa,nadi
adekuat,tekanan
6. Penurunan Turgor lidah dengan usia dan darah
7. Penurunan Haluaran urin BB,BJ urine normal ortostatik),jika
diperlukan
8. Membran mukosa kering HT normal 3. monitor vitl sign
9. Haus 2. tekanan 4. kolaborasi
pemberian cairan
10. Kelemahan darah,nadi,suhu IV
11. Peningkatan Ht tubuh dalam batas 5. monitor status
nutrisi
12. Peningkatan Suhu tubuh normal 6. Dorong masukan
13. Peningkata Frekuensi 3.  tidak ada tanda- oral
7. Berikan
nadi tanda penggantian
nasogatrik sesuai
14. Peningkatan Konsentrasi dehidrasi,elastisitas
output
urun turgor kulit 8. Kolaborasi
degan dokter
15. Penurunan suhu badan baik,membran
9. Hypovolemia
Faktor yang berhubungan : mukosa management
10. Monitor status
1. Kehilangan cairan aktif lembab,tidak ada
cairan termasuk
2. kegaagalan mekanisme rasa haus yang intake dan output
cairan
regulasi berlebihan
11. Monitor tingkat
Hb dan Ht
12. Onitor tanda
vital
13. Monitor Berat
badan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keracunan adalah suatu keadaan apabila substansi yang berasal dari alam ataupun
buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh yang
bias menyebabkan cedera atau kematian. Racun dapat memasuki jaringan tubuh melalui
beberapa cara yaitu termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap melalui kulit
Dapat disebabkan oleh narkoba, vitamin, warfarmin, penurunan respon imun.
Tanda dan gejala yang dapat muncul yaitu gangguan pernapasan, nyeri kepala, pusing,
gangguan penglihatan, diare, lemas, dan kejang-kejang.

B. SARAN
Dalam penggunaan obat, mengkonsumsi makanan dan minuman, kita sebaiknya
harus berhati-hati karena bisa saja makanan, minuman dan obat yang kita konsumsi itu
menjadi racun. Jika menemukan, melihat pasien ataupun keluarga yang keracunan segera
bawa ke dokter dan jangan memberikan air minum.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/390817602/ASKEP-PCT

https://id.scribd.com/document/511080741/Askep-Keracunan-Obat-Dan-Ebm

Anda mungkin juga menyukai