Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas berkah dan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sebagai hasil diskusi kelompok kami serta merupakan
tugas yang dimaksudkan untuk menambah pengetahuan penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Kami menyadari tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan yang
disebabkan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, sehingga kami sangat
mengharapkan masukan, kritik dan saran dari pembaca sekalian demi perbaikan
tulisan ini.
Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Seluruh karyawan PT. Kimia Farma
2. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas
bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya terutama bagi penulis sendiri.
Jakarta,
April 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
i
ii
iii
iv
3
3
4
4
5
8
9
10
11
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
3
9
10
16
23
23
24
24
26
33
33
34
34
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Perbandingan antara tulang yang masih normal dan tulang yang
mengalami osteoporosis
2.2
Klasifikasi Osteoporosis
c. Pada usia 40-45 tahun, baik wanita maupun pria akan mengalami penipisan
tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada usia
lebih muda
d. Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 2030% dan pada wanita 40-50 %
e. Penurunan massa tulang lebih cepat pada bagian-bagian tubuh seperti
metakarpal, kolum femoris, dan korpus vertebra
f. Bagian-bagian tubuh yang sering fraktur adalah vertebra, paha bagian
proksimal dan radius bagian distal.
2.4 Etiologi (Sain Iwan, n.d)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang pada usia lanjut:
2.4.1 Determinan Massa Tulang
a. Faktor genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan
tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain
kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur
tulang lebih kuat/berat daripada pacia bangsa Kaukasia. Jadi, seseorang yang
mempunyai tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun terhadap
fraktur karena osteoporosis.
b. Faktor mekanis
Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor
genetik. Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya
beban akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Dengan kata lain,
dapat disebutkan bahwa ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot
dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan respon terhadap kerja
mekanik. Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan
juga massa tulang yang besar. Sebagai contoh, pemain tenis atau pengayuh
becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun tulangnya
terutama pada lengan atau tungkainya; sebaliknya atrofi baik pada otot maupun
tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus istrahat di tempat tidur dalam
waktu yang lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa. Walaupun
demikian, belum diketahui dengan pasti berapa besar beban mekanis yang
pertumbuhan
tulang
yang
bersangkutan
sesuai
dengan
kemampuan genetiknya.
yang
mengandung
protein
berlebihan
akan
mengakibatkan
atau
hilangnya
estrogen
dari
dalam
tubuh
akan
g. Alkohol
Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang sering ditemukan.
Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium
rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang
jelas belum diketahui dengan pasti .
2.5 Manifestasi Klinis (Sain Iwan, n,d)
a. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata.
b. Nyeri timbul mendadak
c. Sakit hebat dan terlokalisasi pada tulang belakang yang terserang
d. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
e. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah oleh karena
melakukan aktivitas
f. Deformitas vertebra thorakalis yang menyebabkan penurunan tinggi badan
Beberapa orang tidak perhatian dengan osteoporosis yang terjadi pada
dirinya dan hanya perhatian ketika terjadi fraktur. Fraktur dapat terjadi oleh
berbagai aktivitas. Umumnya osteoporosis berkaitan dengan fraktur termasuk
vertebrata, femur proximal dan radius distal (fraktur pregelangan tangan).
Tingkatan atau gejala klinis pada osteoporosis yang biasa terjadi adalah
berkurangnya tinggi badan, kiposis, lordosis, nyeri tulang atau patah tulang paling
sering tulang rusuk, pinggul, atau lengan/tangan. Patah tulang rusuk adalah gejala
yang paling sering terjadi dan patah tulang yang parah memungkinkan terjadinya
kiposis bahkan lordosis.
Patah tulang yang akut biasanya hilang antara 2 sampai 3 bulan. Nyeri
patah tulang kronik mungkin akan muncul sebagai nyeri yang dalam, lambat dan
menjengkelkan disekitar tulang yang patah.
Gambar 2.2 Bentuk tulang belakang pada orang normal, orang yang mengalami
lordosis dan orang yang mengalami kifosis
10
2.7
Pencegahan
11
2.8 Pengobatan
2.8.1 Prinsip Pengobatan
a.
b.
12
Jalan kaki secara teratur, karena memungkinkan sekitar 4,5 km/jam selama
50 menit, lima kali dalam seminggu. Ini diperlukan untuk mempertahankan
kekuatan tulang. Jalan kaki lebih cepat (6 km/jam) akan bermanfaat untuk
jantung dan paru-paru.
13
tidak
mengandung
dapat
menempel pada
permukaan
tulang
yang
14
BAB 3
METODE PENGKAJIAN DATA
15
BAB 4
PEMBAHASAN
: dr. Ifran
: 9/4/2014
: Tn. Budi Wibisono
: 94 Tahun
R/
Actonel 35
No. IV
S dd 1 tab. Ac (1 x seminggu)
R/
Osteocare
S 1 dd1
No. XXX
R/
Bio ATP
S 1 dd 1
No.XXX
R/
Arcoxia 60
S 1 dd1
No. X
16
17
: Risedronate Na.
b. Indikasi
c. Dosis
: 35 mg 1 x/minggu
d. ESO
: Gangguan GI, ulkus peptikum, esofagitis, nyeri tulangotot & sakit kepala, ruam, eritema, mual, muntah.
: Per tab Ca 300 mg, Mg 150 mg, Zn 5 mg, vit D3 2,5 mcg,
per 2 ml Ca 150 mg, Mg 75 mg, Zn 3 mg, vit D3 1,9
mcg.
b. Indikasi
c. Dosis
: Tablet 1 tab 2 x/hr. sirup: dws 20-30 ml/hr. anak 1-10 thn
5-10 ml/hr
d. ESO
3. Bio-ATP
: Gangguan GI ringan
(MIMS, 2013)
a. Komposisi
b. Indikasi
c. Dosis
: 2-4 tab/hr.
18
d. ESO
:-
: Etoricoksib 60 mg
b. Indikasi
c. Dosis
d. ESO
2.
Actonel 35
a. Bentuk sediaan
: Tablet
b. Dosis
c. Potensi
: 35 mg
d. Incompatibilitas
:-
e. Cara Pemberian
: Per oral
f. Lama Pemberian
: 4 minggu
Osteocare
a.
Bentuk sediaan
: Tablet
b.
Dosis
c.
Potensi
:-
d.
Incompatibilitas
:-
e.
Cara Pemberian
: Per oral
f.
Lama Pemberian
: 30 hari
19
3.
4.
Bio ATP
a.
Bentuk sediaan
: Tablet
b.
Dosis
c.
Potensi
:-
d.
Incompatibilitas
:-
e.
Cara Pemberian
: Per oral
f.
Lama Pemberian
: 30 hari
Arcoxia 60
a. Bentuk sediaan
: Tablet
b.
Dosis
c.
Potensi
: 60 mg
d.
Incompatibilitas
:-
e.
Cara Pemberian
: Per oral
f.
Lama Pemberian
: 10 hari
Mekanisme Kerja
Berdasarkan resep obat yang didapatkan pasien, dapat dikatakan bahwa
pasien menderita osteoporosis. Hal ini dapat diketahui dari usia pasien yang cukup
lanjut yaitu 94 tahun dan pernyataan pasien yang mengeluh mengalami nyeri di
punggung serta sering merasa kelelahan. Pada kasus ini dokter memberikan obat
actonel 35 diminum 1 kali seminggu dan diminum pagi hari. Actonel merupakan
obat dengan bahan aktif risedronate Na yang memang banyak digunakan untuk
terapi osteoporosis. Risendronate Na merupakan terapi farmakologi untuk
osteoporosis yang termasuk dalam golongan antiresorbsi. Mekanisme kerja
utamanya adalah menginhibisi resorbsi tulang normal dan abnormal. Risendronate
Na dapat mengurangi resorbsi tulang oleh sel osteoklas dengan cara berikatan
dengan permukaan tulang dan menghambat kerja osteoklas dengan cara
mengurangi produksi proton dan enzim lisosomal dibawah osteoklas (Dipiro,
2009).
20
Obat kedua yang diberikan oleh dokter adalah osteocare dengan pemberian
per oral 1 kali sehari 1 tablet. Osteocare merupakan suplemen dengan kandungan
Ca, Mg, Zn, vit D3. Osteocare dikombinasikan dengan magnesium, seng dan
vitamin D3, pada kasus ini pemberian osteocare bertujuan untuk untuk membantu
absorpsi kalsium dan berperan dalam metabolisme tulang (ISO Farmakoterapi,
2009).
Obat selanjutnya yaitu bio ATP dengan pemberian per oral 1 kali sehari 1
tablet. Bio ATP merupakan obat dengan kandungan ATP, vit B1, vit B6, vit B12,
dan vit E. Bio ATP merupakan terapi farmakologi yang digunakan untuk keadaan
kelelahan fisik, astenia muskular atau neuro muskular dan gangguan metabolisme
otot jantung. Pada kasus Tn. Budi ini, pemberian bio ATP bertujuan untuk
mengurangi kelelahan yang sering dialami oleh pasien. Bio ATP ini mengandung
ATP yang berperan dalam pembentukan energi serta vitamin B dan E yang
berperan sebagai suplemen (MIMS, 2013).
Pada kasus ini, dokter juga memeberikan arcoxia 60 dengan dosis 1 kali
sehari 1 tablet. Arcoxia 60 merupakan obat dengan kandungan bahan aktif
etoricoxib 60 mg dan berfungsi untuk menghilangkan nyeri yang berhubungan
dengan osteoartritis dan nyeri kronik muskuloskeletal. Penggunaan obat arcoxia
50 pada kasus ini adalah untuk menghilangkan nyeri yang sering dialami oleh
Tn.Budi, selain itu arcoxia juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri tulangotot dan sakit kepala yang merupakan salah satu efek samping dari pengguanan
actonel (MIMS, 2013). Kombinasi dari keempat obat ini diharapkan dapat
meredakan keluhan pasien. Dengan berkurangnya rasa nyeri dan tingkat kesakitan
pasien maka hal ini juga akan meningkatkan kualitas hidup pasien.
2.
Kesesuaian Dosis
21
b. Osteocare
Aturan pakai yang digunakan dalam resep ini adalah 1 kali sehari 1 tablet.
Sediaan ini per tablet mengandung Ca 300 mg, Mg 150 mg, Zn 5 mg, vit D3 2,5
mcg. Dosis yang biasa digunakan adalah 2 kali sehari 1 tablet. Dosis yang tertera
pada resep ini tidak melewati batas, sehingga aman untuk digunakan (MIMS,
2013).
c. Bio ATP
Aturan pakai yang digunakan dalam resep ini adalah 1 kali sehari 1 tablet.
Sediaan ini per tablet mengandung ATP 20 mg, Vit B1 100 mg , vit B6 200 mg,
vit B12 200 mcg, vit E 30 mg. Dosis yang biasa digunakan adalah 3 kali sehari 1
tablet untuk astenia muskuler atau neuromuskuler, gangguan metabolisme otot
jantung, kelelahan fisik. Pada kasus ini, dokter hanya meresepkan 1 kali sehari 1
tablet, hal ini kemungkinan karena kelelahan fisisk yang dialami Tn. Budi tidak
terlalu parah sehingga dokter hanya meresepkan 1 kali sehari. Dosis yang tertera
pada resep ini tidak melewati batas, sehingga aman untuk digunakan (MIMS,
2013).
d. Arcoxia 60
Aturan pakai yang digunakan dalam resep ini adalah 1 kali sehari 1 tablet.
Sediaan ini per tablet mengandung etoricoxib 60 mg. Dosis yang biasa digunakan
adalah 1 kali sehari 1 tablet untuk nyeri muskuloskeletal kronik. Dosis yang
tertera pada resep ini sudah sesuai dengan ketentuan dan indikasi yang dialami
pasien serta tidak melewati batas, sehingga aman untuk digunakan (MIMS, 2103).
3.
Aturan Pakai
a.
Actonel 35
Actonel 35 digunakan 1 kali seminggu pada pagi hari. Actonel sebaiknya
diminum 30 menit sebelum makan dan diminum dengan segelas air dengan posisi
berdiri. Actonel harus ditelan utuh dan tidak boleh dikunyah. Apabila actonel
digunakan bersamaan dengan antasida, Ca atau obat oral yang mengandung kation
22
b.
Ostocare
Osteocare digunakan 1 kali sehari 1 tablet. Osteocare mengandung Ca yang
dapat menurunkan absorbsi dari actonel jika digunakan secara bersamaan. Oleh
sebab itu penggunaan osteocare sebaiknya diberi jeda dengan osteocare atau
osteocare dapat diminum pada siang hari. Osteocare paling baik diberikan 15-20
sebelum makan (MIMS, 2013)
c.
Bio ATP
Bio ATP digunakan 1 kali sehari 1 tablet. Untuk memudahkan pasien
mengingat sebaiknya bio ATP diminum pada siang hari, sehingga pada pagi hari
pasien hanya meminum satu jenis obat saja yaitu actonel. Bio ATP dapat
diberikan sesudah makan (MIMS, 2013).
d.
Arcoxia 60
Arcoxia 60 digunakan 1 kali sehari 1 tablet. Untuk memudahkan pasien
mengingat sebaiknya Arcoxia diminum pada siang hari, sehingga pada pagi hari
pasien hanya meminum satu jenis obat saja yaitu actonel. Bio ATP dapat
diberikan sesudah makan (MIMS, 2103).
4.
Interaksi Obat
Actonel berinteraksi dengan antasida, Ca atau obat oral yang mengandung
kation divalensi maka akan menurunkan absorbsi dari actonel. Sehingga apabila
actonel digunakan bersamaan dengan osteocare maka dapat menurunkan absorbsi
dari actonel. Oleh sebab itu, sebaiknya diberikan jeda antara pemakaian actonel
dan osteocare (MIMS,2103).
23
Etiket
a. Actonel 35
Apotek Kimia Farma 1
Jalan Garuda no. 48
Apoteker : Asep Dasuki S, S.Si., Apt
SIPA
: 19730127/SIPA-3173/2012/1043
No.13
Tanggal 16 April 2014
Nama : Tn. Budi Wibisono
1 kali seminggu 1 tablet (pagi)
Sebelum Makan
Gambar 4.2 Etiket Actonel 35
b. Osteocare
Apotek Kimia Farma 1
Jalan Garuda no. 48
Apoteker : Asep Dasuki S, S.Si., Apt
SIPA
: 19730127/SIPA-3173/2012/1043
No.13
Tanggal 16 April 2014
Nama : Tn. Budi Wibisono
1 kali sehari 1 tablet (siang)
Sebelum Makan
Gambar 4.3 Etiket Osteocare
24
c. Bio ATP
Apotek Kimia Farma 1
Jalan Garuda no. 48
Apoteker : Asep Dasuki S, S.Si., Apt
SIPA
: 19730127/SIPA-3173/2012/1043
No.13
Tanggal 16 April 2014
Nama : Tn. Budi Wibisono
1 kali sehari 1 tablet (siang)
Sesudah Makan
Gambar 4.4 Etiket Bio ATP
d. Arcoxia 60
Apotek Kimia Farma 1
Jalan Garuda no. 48
Apoteker : Asep Dasuki S, S.Si., Apt
SIPA
: 19730127/SIPA-3173/2012/1043
No.13
Tanggal 16 April 2014
Nama : Tn. Budi Wibisono
1 kali sehari 1 tablet (siang)
Sesudah Makan
Gambar 4.5 Etiket Arcoxia 60
2. Penyerahan Obat
Yang harus dilakukan ketika melakukan penyerahan obat meliputi:
1. Cara pengguaan obat
Actonel 35 dikonsumsi satu tablet setiap minggunya kemudian
osteocare, Bio ATP dan arcoxia 60 diminum satu tablet sehari.
25
osteocare diminum sebelum makan pada siang hari, bio ATP dan arcoxia
60 dikonsumsi satu tablet tiap siang harinya sesudah makan.
3. Terapi non-farmakologi
Sebagai seorang apoteker, kita juga harus memberikan saran kepada
pasien yang menderita penyakit osteoporosis, saran yang dapat diberikan
antara lain:
a) Pasien harus diarahkan agar mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung kalsium, seperti susu tinggi kalsium. Konsumsi makanan
yang mengandung kalsium harus diberi jeda dengan penggunaan obat
actonel.
b) Pola makanan yang harus dijaga, membatasi asupan kafein, alkohol,
natrium, cola, dan minuman berkarbonasi lainnya.
c) Pasien sebaiknya banyak mengkonsumsi vitamin D dan vitamin K.
Konsumsi vitamin K baik untuk pertumbuhan tulang. Pasien juga
diarahkan untuk banyak mengkonsumsi protein dan kedelai, konsumsi
protein yang tinggi dapat melindungi tulang dari kerapuhan dan resiko
patah tulang, sedangkan konsumsi kedelai setiap harinya dapat
mengurangi resiko osteoporosis pada wanita menopouse.
d) Pasien disarankan untuk mengurangi/ berhenti merokok.
e) Pasien sebaiknya banyak melakukan gerakan fisik ringan sehingga
dapat meningkatkan kekuatan otot, koordinasi dan keseimbangan serta
mobilitas.
f) Pasien dapat menggunakan suatu alat bantu yang dirancang
sedemikian rupa dan dipakai di panggul sehingga dapat mengurangi
dampak jika terjatuh ke arah samping.
4. Catat nomor telepon dan alamat pasien demi keamanan.
5. Resep disalin ke buku resep (nama pasien, umur, alamat, obat, jumlah
obat, dan harga obat).
6. Obat yang keluar distok pada kartu stok (lakukan pencatatan terhadap
jumlah obat yang keluar dan sisa obat pada stok) atau dimasukkan ke
dalam system inventory (computer).
26
: 70 th
R/ Lasgan
30 mg
No. X
S 2 dd 1 a.c
R/ Analtran
500 mg
No. X
S 3 dd 1 p.c
R/ Baquinor
500 mg
No. X
S 2 dd 1 p.c
R/ Actonel
35 mg
No. IV
S 1 dd 1 Seminggu 1 x
: Lansoprazole.
b. Indikasi
c. Dosis
27
b. Indikasi
c. Dosis
d. ESO
Komposisi
: Ciprofloxacin HCl
b.
Indikasi
c.
Dosis
d.
ESO
28
Komposisi
: Risedronate Na.
b.
Indikasi
c.
Dosis
: 35 mg 1 x/minggu
d.
ESO
: Gangguan GI, ulkus peptikum, esofagitis, nyeri tulangotot & sakit kepala, ruam, eritema, mual, muntah.
2.
3.
a. Bentuk sediaan
: Tablet
b. Dosis
c. Potensi
: 30 mg
d. Incompatibilitas
:-
e. Cara Pemberian
f. Lama Pemberian
: 5 hari
Analtram
a. Bentuk sediaan
: Tablet
b.
Dosis
c.
Potensi
:-
d.
Incompatibilitas
:-
e.
Cara Pemberian
f.
Lama Pemberian
: 3 hari
Baquinor 500
a. Bentuk sediaan
: Tablet
b.
Dosis
c.
Potensi
: 500 mg
d.
Incompatibilitas
:-
e.
Cara Pemberian
29
f.
4.
Lama Pemberian
: 5 hari
Actonel 35
a. Bentuk sediaan
: Tablet
b.
Dosis
c.
Potensi
: 35 mg
d.
Incompatibilitas
:-
e.
Cara Pemberian
: Per oral
f.
Lama Pemberian
: 4 minggu
30
besar analtram digunakan untuk meredakan nyeri yang timbul karena tukak
lambung/ tukak duodenum. Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada
reseptor opiat. Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem
syaraf pusat sehingga memblok sensasi rasa nyeri dan respon terhadap nyeri.
Disamping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari syaraf
aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
Sedangkan paracetamol juga merupakan suatu analgesik yang cukup aman untuk
penderita tukak lambung karena tidak menyebabkan terjadinya luka pada lambung
seperti analgesik golongan NSAID (Farmakologi dan Terapi, 2007; Farmakologi
Ulasan Bergambar, 2001).
Selain itu, dokter juga meresepkan baquinor 500, diminum 2 kali sehari 1
tablet setelah makan. Baquinor merupakan suatu antobiotik dengan komposisi zat
aktif ciprofloksasin. Pada kasus ini baquinor kemungkinan digunakan untuk terapi
tukan lambung/ tukak duodenum dengan adanya H. Pylory (MIMS, 2013;
Farmakologi Ulasan Bergambar 2001, Famakologi dan Terapi, 2007).
Obat ke empat yang diresepkan dokter adalah Actonel 35 , diminum 1 kali
seminggu 1 tablet pada pagi hari sebelum makan. Actonel merupakan obat dengan
bahan aktif risedronate Na yang dapat digunakan terapi osteoporosis pasca
menopouse, dan terapi osteoporosis akibat penggunaan glukokortikoid. Pada
kasus ini, penggunaan actonel 35 kemungkinan besar digunakan untuk terapi Ny.
Irna sebagai terapi osteoporosis pasca menopouse. Risendronate Na merupakan
terapi farmakologi untuk osteoporosis yang termasuk dalam golongan
antiresorbsi. Mekanisme kerja utamanya adalah menginhibisi resorbsi tulang
normal dan abnormal. Risendronate Na dapat mengurangi resorbsi tulang oleh sel
osteoklas dengan cara berikatan dengan permukaan tulang dan menghambat kerja
osteoklas dengan cara mengurangi produksi proton dan enzim lisosomal dibawah
osteoklas (Dipiro, 2009).
2. Kesesuaian Dosis
a. Lasgan 30 (Lanzoprazole 30 mg)
Aturan pakai yang digunakan dalam resep ini adalah 2 kali sehari 1 tablet
dan diminum sebelum makan. Sediaan ini mengandung 30 mg lanzoprazole.
31
b. Analtram
Aturan pakai yang digunakan dalam resep ini adalah 3 kali sehari 1 tablet
setelah makan. Sediaan ini per tablet mengandung tramadol 37,5 mg dan
paracetamol 325 mg. Dosis maksimal yang dapat digunakan adalah 8 tablet/ hari.
Dosis yang tertera pada resep ini tidak melewati batas, sehingga aman untuk
digunakan (MIMS, 2013).
c. Baquinor 500
Aturan pakai yang digunakan dalam resep ini adalah 2 kali sehari 1 tablet
setelzh makan. Sediaan ini per tablet mengandung ciprofloksasin 500 mg.
Berdasarkan literatur, dosis yang digunan untuk infeksi saluran cerna adalah 500
mg, 2 kali sehari 1 tablet dan berdasarkan resep dokter dosis yang tertera pada
resep ini tidak melewati batas, sehingga aman untuk digunakan (MIMS, 2013).
d. Actonel 35
Aturan pakai yang digunakan dalam resep ini adalah 1 kali seminggu 1
tablet. Sediaan ini mengandung 35 mg risedronate Na. Dosis maksimum yang
diperbolehkan digunakan per minggu adalah 35 mg. Dosis ini tidak melewati
batas, sehingga aman untuk digunakan (ISO Farmakoterapi, 2009; MIMS, 2013).
32
3. Aturan Pakai
a.
Lasgan 30
Lasgan digunakan 2 kali sehari 1 tablet sebelum makan. Pada pasien harus
diberikan informasi obat jika obat ini setidaknya harus diberikan 1 jam sebelum
makan agar obat dapat di absorbsi dengan baik (MIMS, 2103).
b.
Analtram
Analtram digunakan 3 kali sehari 1 tablet setelah makan. Obat ini digunakan
untuk menghilangkan rasa nyeri yang disebakan karena produksi asam lambung
yang berlebihan (MIMS, 2013).
c.
Baquinor 500
Baquinor digunakan 2 kali sehari 1 tablet setelah makan. Karena baquinor
merupakan antibiotik maka pasien harus di berikan informasi agar obat ini harus
dihabiskan untuk menghindari resistensi dari bakteri tersebut (MIMS, 2013).
d.
Actonel 35
Actonel 35 digunakan 1 kali seminggu. Pada resep tidak diketahui pada
4. Interaksi Obat
Pada resep ini tidak ditemukan adanya interaksi farmakologi diantara ke
empat obat tersebut. Sehingga obat tersebut aman jika digunakan secara
bersamaan.
33
b. Analtram
Apotek Kimia Farma 4
Jalan Perserikatan 7-8
Apoteker : Rumondang Maria, S.Farm., Apt
SKPA
: 13.5725/PP.IAI/IV/2012
No.5
Tanggal 10 April 2014
Nama : Irna Burhanudin
3 kali sehari 1 tablet
Sesudah Makan
Gambar 4.8 Etiket Analtram
34
c. Baquinor 500
Apotek Kimia Farma 4
Jalan Perserikatan 7-8
Apoteker : Rumondang Maria, S.Farm., Apt
SIPA
: 13.5725/PP.IAI/IV/2012
No.5
Tanggal 10 April 2014
Nama : Irna Burhanudin
2 kali sehari 1 tablet
Sesudah Makan
Antibiotik, Harus Dihabiskan
Gambar 4.9 Etiket Baquinor 500
d. Actonel 35
Apotek Kimia Farma 4
Jalan Perserikatan 7-8
Apoteker : Rumondang Maria, S.Farm., Apt
SIPA
: 13.5725/PP.IAI.IV/2012
No.13
Tanggal 16 April 2014
Nama : Irna Burhanudin
1 kali seminggu 1 tablet (pagi)
Sebelum Makan
Gambar 4.10 Etiket Actonel 35
2. Penyerahan Obat
Yang harus dilakukan ketika melakukan penyerahan obat meliputi:
1.
35
3. Terapi non-farmakologi
Sebagai seorang apoteker, kita juga harus memberikan saran kepada
pasien yang menderita penyakit tukak lambung dan osteoporosis ini.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu :
a) Pasien sebaiknya menghindari makanan yang dapat memicu sekresi
asam lambung seperti makanan pedas dan asam.
b) Pasien sebaiknya berhenti untuk merokok karena merokok juga
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produksi asam
lambung.
c) Sebaiknya pasien menghidari penggunaan obat-obat NSAID karena
penggunaan NSAID juga dapat menyebabkan sekresi asam lambung
berlebih
sehingga
lambung/duodenum.
dapat
Apabila
memperparah
terjadinya
NSAID
dapat
tidak
tukan
dihentikan
36
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a.
b.
c.
37
DAFTAR ACUAN
1. Dipiro, J.T., et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook 7th Edition. New York.
Mc Graw Hill Medical.
2. Ernawati,
2008.
Efektifitas
edukasi
dengan
menggunakan
panduan
di
Rumah
sakit
Fatmawati
Jakarta.
Tesis
FIK-UI.
38
39