Anda di halaman 1dari 9

BAGASSOSIS

Pengertian
Adalah gangguan pada system pernafasan yang disebabkan oleh debu tebu. Yang berperan terhadap timbulnya penyakit ini adalah
Thermophilic actinomycetes sacchari yang hidup subur pada alas batang tebu. Biasanya menyerang para petani tebu, dan menjadi salah
satu penyebab dari pneumonia hipersensitif. Bagassosis termasuk ke dalam penyakit pneumonitis hipersensitif akibat inhalasi debu
organis yang menimbulkan reaksi sensitisasi pada tubuh yang terpapar. Pneumonitis hipersensitif / hypersensitivity pneumonitis (HP),
atau alveolitis alergik ekstrinsik merupakan sekelompok penyakit paru yang dimediasi oleh proses imunologi akibat paparan berulang
dari antigen yang terdispersi saat inhalasi utamanya oleh partikel organik atau bahan kimia bermolekul rendah yang selanjutnya
memprovokasi reaksi hipersensitivitas dengan inflamasi granulomatus di bronkiolus distalis dan alveoli pada subyek yang peka. Penyakit
ini merupakan akibat dari interaksi antara antigen eksternal dengan sistem imun pejamu. HP merupakan penyakit alergi sehingga peran
faktor paparan merupakan hal yang paling penting. Faktor risiko lingkungan, termasuk konsentrasi antigen, lamanya paparan, ukuran
partikel, frekuensi (atau kekerapan) paparan, kelarutan partikel, pemakaian perlindungan pernafasan akan mempengaruhi prevalensi,
beratnya, kelatenan dan perjalanan penyakit. Faktor-faktor paparan tersebut sangat jelas digambarkan pada bagassosis. Terjadinya
bagassosis sangat erat dengan konsentrasi mikroorganisme di udara, atau pada daerah dengan curah hujan tinggi sehingga
memungkinkan proliferasi mikroorganisme.

Patogenesis
Patogenesis dari bagassosis bergantung kepada intensitas, frekuensi dan durasi terhadap paparan antigen dan respon tubuh pejamu
terhadap antigen. Cell-mediated immune responses dan humoral tampaknya berperan dalam pathogenesis penyakit ini. Reaksi yang
paling dini (akut) ditandai dengan peningkatan lekosit polimorfonuklear (PMN) di dalam alveoli dan saluran nafas kecil. Lesi dini ini

diikuti oleh masuknya sel-sel mononuklear ke dalam paru dan membentuk granuloma-granulama yang merupakan hasil dari reaksi
hipersensitivitas tipe lambat yang klasik (T cell mediated) terhadap inhalasi berulang antigen. Setelah terpresipitasi oleh adanya
tambahan inflamasi paru non-spesifik, ini jelas terlihat pada penderita yang telah terpapar lama dan sering sudah bertahun-tahun dimana
penderita dalam keadaan keseimbangan dengan antigen dengan tanpa gejala.

Gambaran Klinis
Gambaran klinis bagassosis diklasifikasi kedalam 3 bentuk:
a. Akut
Gejala muncul 4-8 jam sesudah paparan pada individu yang sensitif, yaitu timbul gejala seperti infeksi paru akut : batuk, sesak napas
tanpa mengi, demam, menggigil, berkeringat, malaise, mual dan sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik ditemukan takikardia, takipnea,
sianosis, ronki basah di basal kedua paru. Gejala tersebut umumnya menetap selama 12-18 jam dan menghilang secara spontan bila
paparan terhenti. Pada penyakit yang ringan gambaran foto toraks masih normal. Pada penyakit yang berat bisa ditemukan dua bentuk
gambaran radiologis. Bentuk pertama : tampak gambaran nodul-nodul kecil terpencar di kedua lapangan paru dan agak kurang pada
bagian apek dan basal. Nodul-nodul tersebut ukurannya bervariasi dari satu sampai beberapa millimeter, dengan batas tidak tegas.
Bentuk kedua tampak bayangan berawan di interstitial kedua paru. Bila paparan telah terhenti kelainan foto toraks dapat kembali
normal dalam beberapa minggu. Pada pasien periode akut yang tanpa gejala biasanya mempunyai faal paru normal. Umumnya
sesudah terjadi paparan bagi pasien yang sensitif akan terjadi perubahan faal paru pada 8-12 jam kemudian. Perubahan yang terjadi
adalah nilai KVP dan VEP1 menurun, arus puncak ekspirasi (APE) paru menurun, rasio ventilasi/perfusi terganggu, kapasitas difusi
menurun dan hipoksemia.
b. Subakut/intermiten
Penderita secara bertahap mengalami batuk, dispneu, anoreksi, dan penurunan berat badan yang berlangsung beberapa hari

sampai berminggu-minggu, serta adanya riwayat serangan yang berulang sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sama seperti
pada bentuk akut tetapi kurang berat dan berlangsung lebih lama.
c. Kronik
Penderita biasanya jarang menyampaikan adanya serangan episode akut, gejala yang muncul berupa batuk, dispneu progresif, fatique,
dan penurunan berat badan. Biasanya fatique dan penurunan berat badan merupakan hal yang prominen pada bentuk kronik.
Penghentian dari paparan memberikan hasil perbaikan klinis yang sedikit. Pada pemeriksaan fisik penderita tampak kurus, takipneu,
distress respirasi, ronkhi inspirasi pada bagian paru bawah. Pada beberapa pasien menyerupai bronchitis kronis dan bila paparan
terus berlangsung akan mendatangkan kondisi penyakit menjadi irreversible (fibrosis paru).

Tatalaksana

Tindakan yang paling efektif untuk tidak terkena penyakit adalah menghindari paparan antigen. Bila tidak mungkin menghilangkan
antigen maka pasien dipindahkan tempat kerjanya ditempat yang tidak ada paparan antigen. Edukasi pada populasi yang berisiko dapat
membantu pengenalan dini gejala dan dapat dilakukan usaha-usaha preventif. Pengobatan dengan kortikosteroid menunjukkan adanya
perbaikan klinik yang lebih cepat dalam hal fungsi paru. Prednison diberikan dengan dosis 1 mg/kgBB/hari selama 7-14 hari kemudian
diturunkan perlahan selama 2-6 minggu

GIGITAN LABA-LABA

Gigitan laba-laba beracun tidak menimbulkan efek seperti gigitan ular yang berbisa. Jarang ditemukan kematian pada seseorang yang terkena
gigitan laba-laba. Namun akibatnya akan fatal apabila gigitan laba-laba tersebut mengenai anak-anak, orang tua, ataupun orang yang sedang
sakit. Hal ini mungkin berkaitan dengan imunitas yang lemah dari golongan tersebut. Ada banyak spesies laba-laba beracun yang ditemukan di
seluruh dunia, namun hanya sedikit dan hampir jarang kasus gigitan laba-laba beracun yang muncul di Indonesia. Berikut beberapa contoh
spesies laba-laba beracun di dunia:

1. Black Widow Spider atau laba-laba janda hitam (Latrodectus hasselti) Black Widow adalah laba-laba yang sangat terkenal karena
racunnya yang mematikan. Laba-laba janda hitam dapat dikenal melalui tanda di perutnya, berwarna merah berbentuk jam pasir pada
perut mereka. Mereka dapat ditemukan di daerah beriklim sedang di seluruh dunia. Merupakan laba-laba penghasil racun neurotoxic
yang sangat berbahaya. Tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia di lima benua. Laba-laba ini merupakan anggota dari genus
Latrodectus dan dinamakan sebagai janda hitam karena betinanya cenderung memakan sang jantan setelah perkawinan. Racun atau
bisanya berbahaya, 10 kali lipat lebih kuat dari ular derik. Gigitannya bisa menyebabkan sakit otot, nausea dan gangguan pada diafragma
pernapasan walaupun tidak sampai menimbulkan kematian pada orang dewasa tetapi sangat fatal untuk anak kecil dan lansia (lanjut
usia). Laba-laba ini tidak agresif dan menggigit hanya untuk mempertahankan diri. Laba-laba janda hitam dan laba-laba pertapa coklat
adalah lebih umum bermukim di negara-negara selatan termasuk Amerika Serikat.

2. Laba-Laba Merah Hitam Laba-Laba Merah Hitam dikenal dengan nama Redback spider, laba-laba beracun ini terdapat dikawasan
Australia dengan ciri khas warna merah hitam pada tubuhnya dimana panjang tubuh betina sekitar 10 mm dan 3 sampai 4 mm pada
jantan. Hewan ini sangat berbahaya bagi manusia karena mempunyai bersifat neurotoksin dan menyebabkan gejala Latrodectism pada
manusia dengan timbulnya nyeri ringan dan dikabarkan tidak pernah menyebabkan kematian pada manusia. Laba-laba ini sering
bersembunyi di baju, sepatu, sarung tangan, material bangunan dan peralatan kebun.

3. Tarantullas Tarantula Fringed Ornamental Disebut dengan nama lain Poecilotheria ornate, laba-laba ini berukuran sangat besar dan bulu
berbentuk ornamen menyusuri. Panjang kakinya dapat mencapai 25 cm, terbesar kedua dalam genus Poecilotheria. Binatang ini
merupakan endemik dan banyak ditemukan di hutan-hutan di negara Srilangka, tinggal di lubang pohon tinggi dan membuat jaring-jaring

berbentuk corong asimetrik. Tarantulla di bagi menjadi dua yaitu New-World Tarantullas dan Old-World Tarantullas. Banyak ditemukan
di Amerika dan Asia. Khusunya pada jenis Old-World Tarantullas, laba-laba ini memiliki racun necrotic yang sangat berbahaya, hingga
kematian.

Tanda dan Gejala Gigitan Laba-Laba

Iritasi, kemerahan local, dan rasa sakit biasanya akan diobati di rumah menggunakan pereda nyeri over the counter (otc) bersama dengan
menggunakan kain basah atau penerapan paket pendingin untuk mengurangi pembengkakan. Reaksi-reaksi lokal biasanya sembuh tanpa
pengobatan selama 7-10 hari. Jarang, penderita gigitan laba-laba memiliki reaksi alergi terhadap gigitan laba-laba. Pada manusia, gigitan
dapat menyebabkan nyeri otot, mual, dan kelumpuhan diafragma yang dapat membuat sulit bernapas

Gejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Laba-Laba Janda Hitam Gigitan laba-laba janda hitam dikatakan merasa seperti cocokan peniti. Gejalagejala dan tanda-tanda lokal paling umum dari gigitan laba-laba janda hitam adalah bengkak, kemerahan, nyeri langsung dan
pembakaran.

Gejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Laba-Laba Pertapa Coklat Gigitan laba-laba pertapa coklat mengarah ke menyengat ringan diikuti oleh
kemerahan dan sakit parah biasanya berkembang dalam waktu 8 jam, tetapi umumnya terjadi kemudian. Beberapa laporan gigitan labalaba pertapa coklat menggambarkan area biru atau ungu di sekitar gigitan, dikelilingi oleh cincin luar merah besar dan cincin keputihan
di polaMata banteng. Bentuk blister berisi cairan di situs dan kemudian sloughs off untuk mengungkapkan ulkus mendalam berubah
menjadi hitam. Gejala-gejala dan tanda-tanda umum dari gigitan dari laba-laba janda hitam dan laba-laba pertapa coklat di bawah ini:
Demam, Kram otot atau ketegangan, Mual, Muntah, Nyeri sendi atau kekakuan, Perasaan malaise secara keseluruhan, Sakit kepala, Sakit
perut, Ruam

Penanganan

Cuci tempat gigitan laba-laba dengan baik dengan air dan sabun

Hubungi dokter atau mencari pengobatan darurat jika korban adalah anak muda, jika anda berpikir gigitan laba-laba janda hitam atau
laba-laba pertapa coklat jika ada gejala-gejala dan tanda-tanda reaksi alergi terjadi jika daerah gigitan laba-laba menjadi terinfeksi atau
jika korban mengembangkan berat atau penyakit ruam

Berikan penghilang rasa sakit akan digunakan untuk meringankan gejala-gejala dan tanda-tanda gigitan laba-laba. (Ingat, jangan berikan
aspirin untuk anak-anak, menggunakan acetaminophen atau ibuprofen sebagai gantinya)

Beri kompres dingin atau es atas lokasi gigitan laba-laba

Mengikat perban nyaman di atas area (jika lengan atau kaki) untuk mengurangi penyebaran racun, tetapi tidak membuat perban terlalu
ketat merusak sirkulasi darah

Selalu mencari perawatan medis darurat. Obat anti racun kadang-kadang diberikan untuk gigitan laba-laba janda hitam atau laba-laba
pertapa coklat. Dokter menggunakan berbagai jenis obat untuk mengobati gigitan laba-laba janda hitam atau laba-laba pertapa coklat
termasuk kortikosteroid, penghilang rasa sakit atau relaksan otot

Mungkin rawat inap diperlukan setelahnya gigitan laba-laba janda hitam atau gigitan laba-laba pertapa coklat untk melakukan obeservasi

Tinggikan daerah gigitan untuk mencegah penyebaran racun

Jika memungkinkan, mengambil laba-laba dan membawanya dengan anda ke praktisi kesehatan sehingga akan diidentifikasi secara
definitif.

Pemberian imunisasi tetanus mungkin diperlukan, tergantung untuk tanggal imunisasi terakhir untuk penderita gigitan laba-laba janda
hitam atau laba-laba pertapa coklat.

Konsultasikan dengan ahli toksikologi untuk menegakkan diagnosis tepat dan pengelolaan gigitan laba-laba janda hitam dan laba-laba
pertapa coklat.

Anda mungkin juga menyukai