Profil Kesehatan 2023 - Shol - 23 Mei 20231 - PUBLISH
Profil Kesehatan 2023 - Shol - 23 Mei 20231 - PUBLISH
JL. Kenari No.56 Yogyakarta- 55165, Telp.515865, 515866, Faks : (0274) 515869
e-mail : kesehatan@jogjakota.go.id
Website: https://kesehatan.jogjakota.go.id/
Pengarah
Dr. Lana Unwanah
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan SIK
Ketua
Solikhin Dwi Ramtana, MPH
Sub Koordinator Surveilans Pengelolaan Data dan SIK
Editor
Solikhin Dwi Ramtana, MPH
Novia Dwi Iriani, S.Kom
Anisa Wahyu Hardini, SKM
Muhammad Arif Romdhoni, ST
Anggota
drg. Ambarwati Triwinahyu; dr. Endang Sri R; dr. Iva Kusdyarini; dr. Riska N; drg. Arumi Wulansari,
MPH; Nur Wara Gunarsih, S.Tr.Kes; drg. Aan Iswanti; drg. Umi Nur Chariyati, MPH; dr. Okto Heru
Santosa; dr. AS Williamto,SH; Tuti Fidiyawati, S.Kep, MPH; Tri Paryati SKM, MKM; Iswari Paramita,
SKM, MPA; apt. Dina Anitasari, S.Farm, M.Farm; Dwiana Sulistyani, SKM; Sri Lestari, S.ST; Muhammad
Wahid Fajar Nugraha, S.Kom; Rubangi, SKM; Setyogati Candra Dewi, SKM; Evita Indah Suswati,
S.Kom; Fajar Fatmawati, SKM; Ami Poniasih, SKM; Sri Nuryanti, S.Si.T; Anwar Dwi Cahyono, S.Kep.,
MPH; Markhistun Nadhiroh, SKM, MPH; Mira Suryaningsih, S.ST, M.Kes; Nurulita Septiana, S.Gz;
Anisa Sekar Nuswantari, S.Gz; Adhi Luhung Prakoso, A.Md.KL; Risky Amalia, SKM; Eggasari Ratna
Firdausi, S.Gz; Ardyas Pranawijaya, SE;
Kontributor
Seksi Penyakit Menular dan Imunisasi, Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, Kelompok
Substansi Surveilans PD dan SIK, Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi Promosi Kesehatan,
Kelompok Substansi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga, Seksi Yankes
Primer dan Tradisional Komplementer, Seksi Yankes Rujukan, Kelompok Substansi Penjaminan dan
Peningkatan Mutu Kesehatan, Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan Minuman, Seksi
Sumberdaya Manusia Kesehatan, Kelompok Substansi Sertifikasi dan Lisensi Kesehatan, Sub Bagian
Keuangan, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian PEP.
Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 selesai disusun.
Terbitnya Profil Kesehatan Kota Yogyakarta merupakan bagian dari
pemenuhan hak akses informasi dan edukasi masyarakat tentang
kesehatan di Kota Yogyakarta secara seimbang dan
bertanggungjawab.
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta menggambarkan situasi dan
kondisi kesehatan di Kota Yogyakarta tren dari tahun ke tahun. Profil
ini disusun berdasarkan data kegiatan dan data lain yang
menunjukkan
capaian pembangunan bidang kesehatan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
Profil Kesehatan juga menggambarkan keadaan sumber daya kesehatan baik sarana
pelayanan kesehatan dan SDMK di wilayah Kota Yogyakarta pada satu tahun berjalan. Profil
Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 ini disusun dengan melibatkan dan peran aktif
seluruh Bidang, Bagian, Seksi, Sub Koordinator dan Sub Bagian serta Programmer di Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta. Konstribusi dari semua unsur diharapkan dapat memberikan
gambaran status kesehatan yang representatif di Kota Yogyakarta.
Profil Kesehatan ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, masukan dan
kritikan sangat diperlukan untuk penyempurnaan profil pada periode berikutnya. Ucapan
terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan konstribusi dan peran
aktif dalam penyusunan dan penyelesaian Profil Kesehatan Tahun 2023
Bab 1 Pendahuluan Penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan
sistematika dari penyajian.
Bab 2 Gambaran Umum Gambaran umum Kota Yogyakarta. Selain uraian tentang letak
geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga
mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan,
sosial budaya dan lingkungan.
Bab 3 Sarana Kesehatan Uraian tentang indikator pelayanan kesehatan di masyarakat yaitu
puskesmas, upaya kesehatan perseorangan strata pertama, rumah
sakit, sarana pelayanan, distribusi farmasi, upaya Kesehatan
bersumber daya masyarakat yang diselengarakan oleh Pemerintah
Kota Yogyakarta serta menguraikan tentang pembiayaan
kesehatan.
Bab-4 Sumber Daya Manusia Menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan
Kesehatan sumber daya kesehatan lainnya
Bab-5 Kesehatan Masyarakat Menguraikan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, dan
penyehatan lingkungan.
Bab-6 Kesehatan Keluarga Menguraikan mengenai indicator kesehatan ibu, Kesehatan anak
dan gizi serta capaian kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kesehatan keluarga.
Bab-7 Pelayanan Kesehatan Menguraikan tentang kunjungan pasien, pelayanan tertentu di
puskesmas, serta menguraikan pelayanan yang ada di rumah sakit
Bab-8 Penanggulangan Menguraikan mengenai pencegahan dan pengendalian penyakit di
Penyakit Kota Yogayakarta
Bab-9 Pelayanan Menguraikan mengenai ketersediaan dan distribusi obat, vaksin dan
Kefarmasian alkes, pengawasan obat dan makanan, capaian BPOM DIY, capaian
atau realisasi anggaran dan realisasi fisik
Lampiran Lampiran data kesehatan tahun 2022
A. Geografis
1. Luas Wilayah
Kota Yogyakarta terletak antara 110o 20’ 41” sampai 110o 24’ 14” Bujur Timur dan
07o 45’ 57” sampai 07o 50’ 25” Lintang Selatan dengan posisi berada di tengah-tengah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari 5
Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Secara administratif Kota Yogyakarta berbatasan langsung dengan 4 kabupaten
lainnya;
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman
Luas Kota Yogyakarta wilayah sebesar 32,5 km2 atau 1,02% dari luas wilayah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta dibagi dalam 14 wilayah kemantren dan 45
wilayah kelurahan. Ketinggian tanah rata-rata 75 meter sampai dengan 132 meter di atas
permukaan air laut. Wilayah Utara pada umumnya mempunyai permukaan tanah yang
lebih tinggi dibandingkan wilayah-wilayah kecamatan di bagian Selatan. Kota Yogyakarta
dilalui oleh 3 aliran sungai yang membelah kota di bagian barat, tengah dan timur;
a. Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota
2. Kemiringan
Secara umum Kota Yogyakarta merupakan daratan dengan permukaan tanah yang
datar dengan kemiringan lahan maksimum relatif datar dengan kemiringan lahan 0-2%
seluas 2.790,88 hektar dan kemiringan lahan >40% seluas 10,94 Ha. Wilayah kecamatan
yang mempunyai kemiringan di atas 40% terluas terdapat di Kecamatan Kotagede dengan
kemiringan mencapai 3,94 hektar. Luas wilayah berdasarkan kemiringan lahan per
kecamatan dapat dilihat pada data sebagai berikut:
B. Demografi
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
450000
400000
350000
300000
250000
Pendud
200000
150000
100000
50000
0
12345678
Tahun20152016201720182019202020212022
Laki-laki199724 200595 201296 201395 203031 202282 200850201417
Perempuan 209762 210678 211369 211311 213018 212422 211288212206
Jumlah409486 411273 412665 412706 416049 414704 412138413623
Data kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta
menunjukkan kenaikan jumlah penduduk pada tahun 2022 sedangkan pada tahun 2019
hingga 2021 menunjukkan penurunan ( Grafik 1). Jumlah penduduk pada tahun 2021
sebanyak 412.138 jiwa dan pada tahun 2022 sebanyak 413.623 jiwa, meningkat
sebanyak 1485 jiwa. Kenaikan tersebut menjadikan kepadatan penduduk Kota
Yogyakarta meningkat dari tahun 2021 12.760 jiwa/km2 menjadi 12.726 jiwa/km2 pada
tahun 2022.
Perempuan;
212206; 51%
Laki-laki;
201417; 49%
Laki-laki Perempuan
Grafik 2. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan di Kota Yogyakarta Tahun 2022
Data selengkapnya mengenai jumlah penduduk dirinci menurut laki-laki, perempuan, dan
kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta selama tahun 2016 – 2022 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahun 2016 – 2022
Tahun
No. Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Laki-Laki 200.595 201.296 201.395 203.031 202.282 200.850 212206
2 Perempuan 210.687 211.396 211.331 213.018 212.422 211.288 201417
3 Jumlah 411.282 412.692 412.726 416.049 414.704 412.138 413623
4 Kepadatan* 12.655 12.702 12.703 12.805 12.760 12.681 12.726
Ket : *) jiwa/km2
Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta
Penduduk menurut kelompok umur (Grafik 3) menunjukkan penduduk usia tidak produktif
(usia 0 – 14 tahun), usia produktif (15 – 64 tahun) dan usia kurang produktif (65 tahun ke
atas). Dependency Ratio di Kota Yogyakarta pada tahun 2022 sebesar 40.99 menunjukkan
bahwa usia ketergantungan lebih kecil dibandingkan dengan usia produktif. Kelompok
usia kurang produktif perlu mendapatkan perhatian lebih karena lebih rentan terhadap
penyakit dan masalah kesehatan. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tidak begitu
tampak perbedaannya kecuali pada usia 75 tahun ke atas. Namun banyaknya wanita usia
reproduktif diperlukan perhatian yang lebih intensif untuk waspada terhadap kematian
ibu, kematian neonatal, kematian bayi dan stunting.
Grafik 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Yogyakarta Tahun 2022
2. Pendidikan
Tabel 5. Persentase Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf dan Ijazah
Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kota Yogyakarta Tahun 2022
Jumlah Persentase
No Variabel Penduduk
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 > 15 Th 158.915 171.407 330.322
2 > 15 Th Melek Huruf 158.915 171.407 330.322 100,0 100,0 100,0
3 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
a. Tidak memiliki ijazah SD 14.199 14.947 29.146 8,9 8,7 8,8
b. SD/M I 17.303 21.268 38.571 10,9 12,4 11,7
c. SMP/MTs 24.240 25.812 50.052 15,3 15,1 15,2
d. SMA/MA/SMK 59.131 60.379 119.510 37,2 35,2 36,2
e. Diploma I/Diploma II 1.124 1.895 3.019 0,7 1,1 0,9
f. Akademi/Diploma III 8.059 11.185 19.244 5,1 6,5 5,8
g. S1/ Diploma IV 30.413 32.264 62.677 19,1 18,8 19,0
h. S2/S3 (Master/Doktor) 4.446 3.657 8.103 2,8 2,1 2,5
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta
Jumlah penduduk melek huruf di Kota Yogyakarta sebesar 100% dari seluruh jumlah
penduduk berusia 15 tahun keatas. Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas
sumber daya manusia suatu daerah. Tingkat pendidikan masyarakat yang lebih baik dapat
berpengaruh pada peningkatan derajat kesehatan.
Jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas adalah sebanyak 330.322 jiwa. Jumlah
penduduk laki-laki dengan pendidikan S2/S3 lebih tinggi dibandingkan dengan
perempuan. Jumlah penduduk laki-laki yang tamat S2/S3 lebih banyak, sedangkan jumlah
penduduk yang tamat SMA dan S1/Diploma IV lebih banyak pada perempuan.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat (UU No.
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
Sarana Kesehatan yang merupakan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) terdiri dari UKP
Strata Pertama dan UKP Strata Kedua. UKP Strata Pertama merupakan upaya kesehatan
yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditujukan kepada perorangan
dan dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, masyarakat/swasta. UKP Strata Pertama yang
diselenggarakan Pemerintah adalah Puskesmas yang diselenggarakan swasta adalah Klinik
Pratama. UKP Strata Kedua, merupakan pelayanan kesehatan perseorangan yang didukung
dengan pelayanan praktek kedokteran meliputi Praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi
spesialis, klinik utama, rumah sakit kelas C dan B non-pendidikan milik pemerintah (termasuk
TNI/Polri dan BUMN), dan rumah sakit swasta. Sarana Kesehatan yang dibahas pada bab ini :
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Upaya kesehatan perseorangan strata pertama
milik swasta, rumah sakit, sarana farmasi dan UKBM.
Kemantren
No. Puskesmas Kelurahan Wilayah Kerja
/Kecamatan
1 Tegalrejo Tegalrejo Bener, Karangwaru, Kricak, Tegalrejo
2 Jetis Jetis Bumijo, Cokrodiningratan, Gowongan
3 Gondokusuman Gondokusuman 1 Demangan, Klitren, Baciro
4 Gondokusuman 2 Kotabaru, Terban
5 Danurejan Danurejan 2 Bausasran, Suryatmajan
6 Danurejan 1 Tegalpanggung
7 Gedong Tengen Gedong Tengen Pringgokusuman, Sosromenduran
8 Ngampilan Ngampilan Ngampilan, Notoprajan
9 Wirobrajan Wirobrajan Pakuncen, Patangpuluhan, Wirobrajan
10 Mantrijeron Mantrijeron Gedongkiwo, Mantrijeron, Suryodiningratan
11 Kraton Kraton Kadipaten, Panembahan, Patehan
12 Gondomanan Gondomanan Ngupasan, Prawirodirjan
13 Pakualaman Pakualaman Gunungketur, Purwokinanti
14 Umbulharjo Umbulharjo 1 Giwangan. Pandeyan, Sorosutan, Warungboto
15 Umbulharjo 2 Semaki, Tahunan, Muja Muju
16 Mergangsan Mergangsan Brontokusuman, Keparakan, Wirogunan
17 Kotagede Kotagede 1 Prenggan, Purbayan
18 Kotagede 2 Rejowinangun
Tabel 9. Rasio Ketersediaan Tempat Tidur Rumah Sakit terhadap Jumlah Penduduk
Berdasarkan jumlah tempat tidur, jenis pelayanan, sumber daya manusia, bangunan dan
prasarana, peralatan rumah sakit umum dibedakan menjadi Rumah Sakit Kelas A, Kelas B,
Kelas C dan Kelas D. Rumah sakit khusus dibedakan menjadi Rumah Sakit Khusus Kelas A,
Kelas B dan Kelas C (Permenkes No. 33 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit).
F. Laboratorium Medis
Laboratorium Medis adalah laboratorium yang melakukan tes spesimen klinis untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien terkait dengan diagnosis, tata laksana,
monitoring penyakit, prognosis, dan pencegahan penyakit. Di Kota Yogyakarta terdapat 2
(dua) laboratorium medis milik pemerintah dan 10 (sepuluh) laboratorium milik swasta.
No Laboratorium Kepemilikan
1 UPT Laboratorium Kesehatan Kota Yogyakarta Pemkot
Lab. Klinik Utama Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Pemprov
2 Kesehatan D I Yogyakarta DIY
3 Lab. Klinik Khusus Patologi Anatomi Cito Swasta
4 Lab. Mikrobiologi Cito Swasta
5 Lab. Patologi Anatomik PT. Waskhita Diagnostika Utama Swasta
6 Lab. Klinik Umum Utama Cito Yogyakarta Swasta
7 Lab. Klinik Umum Pratama Prodia Bintaran Swasta
8 Lab. Klinik Pratama Prodia Yogyakarta Swasta
9 Lab. Medis Khusus Patologi Klinik Utama Parahita Diagnostic Center Swasta
10 Lab. Klinik Pratama Prima Diagnostika Swasta
11 Lab. Klinik Utama Pramita Cik Di Tiro Swasta
12 Lab. Klinik Utama Hi Lab Diagnostik Center Yogyakarta Swasta
60
55 56
49
47
43
37 37 36
34
32
24 25
21
19
17 15 16
Dari Anggara Tahun 2022 secara khusus dialokasikan sebesar Rp 42.833.147.364,- untuk
Pengelolaan Penjamin Kesehatan Masyarakat (Tabel 12)
No Uraian Anggaran
1. Pembayaran Premi PBI Pemda Ke BPJS Kesehatan Rp 41.927.767.000 ,-
2. Jaminan pembiayaan kesehatan Rp 737.689.874 ,-
3. Koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Rp 157.498.100,-
jaminan kesehatan
JUMLAH Rp 42.833.147.364,-
Tabel 14. Jumlah Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan
No. Sumberdaya Manusia Faskes Jumlah Rasio*
PKM RS
Lain
A. Tenaga Kesehatan
1 Dokter Spesialis 0 598 32 630 152.3
2 Dokter 91 280 292 663 160.3
3 Dokter Gigi 31 40 112 183 44.2
4 Dokter Gigi Spesialis 0 85 14 99 23.9
5 Tenaga Keperawatan 92 2320 285 2697 1235.2
6 Kebidanan 88 231 97 416 177.7
7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 34 11 104 149 44.2
8 Tenaga Kesehatan Lingkungan 18 38 13 69 21.0
9 Tenaga Gizi 61 51 51 163 2.4
10 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 47 160 128 335 147.5
11 Tenaga Teknik Biomedika Lainnya 8 118 140 266 62.4
12 Keterapian Fisik 11 98 18 127 28.0
13 Keteknisian Medis 76 255 48 379 91.6
14 Tenaga Teknis Kefarmasian 39 245 137 421 100.6
15 Apoteker 35 122 579 736 176.0
B. Tenaga Non Kesehatan
1 Pejabat Struktural 24 39 177 240
2 Tenaga Pendidik 8 9 0 17
3 Tenaga Dukungan Manajemen 284 1813 2530 4627
598
280 292
112
91 85
31 40 32
0 0 14
231 285
9288 97
Grafik 6. Perawat dan Bidan di Puskesmas, Rumah Sakit dan Faskes Lainnya Tahun 2022
579
245
122 137
3539
Grafik 7.Tenaga Kefarmasian di Puskesmas, Rumah Sakit dan Faskes Lainnya Tahun 2022
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) adalah
tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker (PP 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Tenaga
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian) yang memiliki Surat Izin Kerja dan bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 736 Apoteker dan 421 TTK.
104
61
51 51
38
34
18
11 13
Grafik 8. Tenaga Kesmas, Kesling dan Gizi di Puskesmas, Rumah Sakit dan Faskes
Lainnya Tahun 2022
Nutrisio
Kesehat
Sanitasi
Apotek
Dokter
Peraw
Dokt
Bid
Jumlah Standar 1 1 5 4 2 1 1 1
1 Danurejan 1 4 1 3 3 2 1 1 2 perawat 2, bidan 1
2 Danurejan 2 4 2 3 2 2 1 2 1 perawat 2, bidan 2
3 Gondokusuman 1 5 2 4 3 2 1 2 1 perawat 1, bidan 1
4 Gondokusuman 2 5 1 4 3 1 1 2 1 perawat 1, bidan 2,
promkes 1
5 Gondomanan 5 1 3 3 3 1 2 3 perawat 2, bidan 1
6 Gedongtengen 5 2 6 4 2 1 2 2 sesuai
7 Jetis 7 2 9 15 1 1 3 1 promkes 1
8 Kotagede 1 6 1 5 4 2 1 2 2 sesuai
9 Kotagede 2 4 1 3 2 2 1 1 1 perawat 2, bidan 2
10 Kraton 4 1 5 4 2 1 3 2 sesuai
11 Mergangsan 6 2 5 4 2 1 2 1 sesuai
12 Mantrijeron 5 3 7 5 2 1 4 1 sesuai
13 Ngampilan 4 1 3 3 2 1 1 1 sesuai
14 Pakualaman 4 2 5 3 1 1 2 1 promkes 1
15 Tegalrejo 6 2 9 17 2 1 4 1 sesuai
16 Umbulharjo 1 6 4 8 5 2 1 4 1 sesuai
17 Umbulharjo 2 5 2 5 4 2 1 3 2 sesuai
18 Wirobrajan 6 1 5 4 2 1 1 3 sesuai
Grafik 9. Rasio Tenaga Kesehatan Kota Yogyakarta (per 100.000 penduduk) Tahun 2022
60
Grafik 10. Prosentase Posyandu Aktif Berdasarkan Puskesmas di Kota Yogyakarta Tahun 2022
b. Stratifikasi Posyandu
Pelayanan posyandu dipantau selama 12 bulan dengan menggunakan instrumen
stratifikasi posyandu. Pemantauan kriteria starifikasi posyandu pada tahun 2022
adalah sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan rutin posyandu minimal 8 kali per tahun
Pada tahun 2022 situasi pandemi relatif terkendali sehingga seluruh posyandu
menerapkan metode konvensional dimana pelayanan dilaksanakan di tempat
tertentu setiap bulannya.
b. Kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader minimal 5 orang
Jumlah kader minimal yang dipersyaratkan adalah sebanyak 5 orang yang
disyahkan oleh Lurah. Sebanyak 615 posyandu telah memiliki kader minimal 5
orang dan sebanyak 8 posyandu belum memiliki kader minimal 5 orang (Grafik 11)
8
Memenuhi
Tidak
memenuhi
615
Grafik 11. Proporsi Posyandu yang Memiliki SK Kader di Kota Yogyakarta Tahun 2022
18
Memenuhi
Tidak
695 memenuhi
Grafik 12. Jumlah Posyandu yang Memenuhi Kriteria Cakupan Layanan Tahun 2022
Sebanyak 695 Posyandu telah memberikan pelayanan kesehatan minimal untuk ibu
hamil dan atau balita dan atau remaja, dan 18 lainnya belum melakukan. Salah satu
faktor yang menghambat adalah kecukupan kader untuk melakukan kegiatan dan
keterlambatan entry karena ketugasan lain.
d. Kelengkapan alat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
Kelengkapan alat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berpengaruh pada
kegiatan pemantauan pertumbuhan bayi, balita dan ibu hamil (berupa alat ukur
berat badan bayi, alat ukur berat badan dewasa, timbangan dacin dan
perlengkapannya, alat ukur panjang bayi, alat ukur tinggi badan) dan alat
pemantauan perkembangan balita (Buku KIA, Kit deteksi dini perkembangan) Alat
pemantauan pertumbuhan yang dimiliki meliputi alat ukur berat badan bayi (baby
scale), alat ukur berat badan dewasa (timbangan dewasa), timbangan dacin dan
perlengkapannya, alat ukur panjang bayi (length board), alat ukur tinggi badan
(microtoise).
Memenuhi
Tidak
memenuhi
614
Grafik 13. Jumlah Posyandu yang Memenuhi Kriteria Alat Pemantauan Pertumbuhan dan
Perkembangan di Kota Yogyakarta Tahun 2022
Sebanyak 614 posyandu memenuhi untuk utilisassi Alat Pemantauan Pertumbuhan dan
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 |
Perkembangan dan 9 posyandu tidak memenuhi.
615
Grafik 14. Jumlah Posyandu yang Memiliki Kegiatan Tambahan di Kota Yogyakarta
Tahun 2022
Resume assesmen kriteria startifikasi posyandu tahun 2022 disajikan pada tabel di
bawah ini
Tabel 17. Assesmen kriteria posyandu aktif tahun 2022
No Strata Jumlah
1 Pratama 0
2 Madya 29
3 Purnama 0
4 Mandiri 594
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah posyandu strata mandiri adalah
sejumlah 594, purnama sebanyak 0 posyandu, madya sebanyak 29 posyandu dan
pratama 0 posyandu.
Berdasarkan paparan di atas maka diperlukan upaya tindak lanjut sebagai berikut:
a. Upaya pembinaan berkelanjutan oleh puskesmas sebagai pembina teknis terkait
terkat untuk mempertahanka keaktifan posyandu
b. Upaya peningkatan kapasitas kader untuk meningkatkan kualitas pelayanan
posyandu
c. Upaya kaderisasi yang melibatkan stakeholder terkait seperti Pokja Posyandu
Kelurahan dan Pokjanal Posyandu Kemantren.
2. Pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 2269/MENKES/PER/XI/2011 .Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Pembinaan PHBS menggunakan pendekatan konsep tatanan. Manusia hidup di
berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau sistem sosial dimana ia melakukan
kegiatan sehari- harinya. Di setiap tatanan, faktor-faktor individu, lingkungan fisik dan
lingkungan sosial berinteraksi menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Sehingga
tatanan didefinisikan sebagai tempat dimana manusia secara akal memanipulasi
lingkungan, sehingga menciptakan dan sekaligus juga mengatasi masalah-masalahnya
di bidang kesehatan. Setiap tatanan memiliki kekhasan, sehingga dengan demikian
pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk masing masing tatanan . Terdapat lima
tatanan PHBS, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan.
Tatanan PHBS yang dipaparkan pada profil ini adalah tatanan rumah tangga dengan
pendekatan keluarga yang berdomisili (KK). Pembinaan PHBS tatanan rumah tangga
dikatakan berhasil apabila rumah tangga mampu menerapkan indikator perilaku
sebagai berikut : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga,
menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar Sembarang an/Stop BABS),
pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah,
memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas
fisik hari, tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain (Kemenkes, 2011).
Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta No 90 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi
Daerah Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Tahun 2020-2024,
praktik pengukuran Rumah Tangga ber PHBS diintegrasikan dalam upaya pencegahan
penularan penyakit. Untuk memantau kecenderungan masyarakat ber PHBS dirancang
metode survey potong lintang yang dilaksanakan setiap tahun dengan basis rumah
tangga di Kota Yogyakarta. Survey ini menggunakan metode penyampelan acak yang
distratifikasi. Berdasarkan perhitungan besar sampel sebagaimana terlampir dalam
Perwal Yogyakarta No 90 Tahun 2019 tersebut, maka disampaikan besaran sampel
setiap wilayah sebagai berikut.
Pada grafik di atas ditampilkan sasaran setiap indikator dan rumah tangga yang br
PHBS menurut indikator tertentu. Secara lebih rinci akan dipaparkan sebagai berikut:
1) Rumah tangga yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan
Definisi operasional indikator tersebut adalah rumah tangga yang memiliki bayi usia
0-11 bulan yang persalinannya di fasilitas kesehatan. Sasaran dari indikator ini
adalah keluarga yang memiliki ibu pasca salin atau bayi usia di bawah 12 bulan. Dari
211 rumah tangga yang memenuhi kriteria indikator ini semua (100%) memiliki
riwayat persalinan di fasilitas kesehatan.
2) Rumah tangga yang memberikan ASI Eksklusif
Forkom Kt Kemantren
Puskesmas ec. Seha
PKK
KESI Kemantren
RW
UKBM RW
Siaga
RT
RW
PKK RT
RW
Dasa wisma
Dasa wisma
Hasil asesmen dan stratifikasi 45 kelurahan siaga di Kota Yogyakarta pada Tabel 21
No Kriteria Kelurahan
1 Pratama 4 Bumijo , Cokrodiningratan, Gowongan, Warungboto
2 Madya 3 Kadipaten, Patangpuluhan, Muja Muju
3 Purnama 10 Panembahan, Patehan, Pringgokusuman, Mantrijeron,
Suryodiningratan, Bener, Karangwaru, Kricak, Wirorajan,
Ngupasan
4 Mandiri 28 Rejowinangun, Tegalpanggung, Sosromenduran, Prenggan,
Purbayan, Gedongkiwo, Notoprajan, Ngampilan, Tegalrejo,
Klitren, Baciro, Pakuncen, Keparakan, Wirogunan,
Brontokusuman, Demangan, Sorosutan, Semaki, Tahunan,
Suryatmajan, Bausasran, Gunungketur, Purwokinanti,
Prawirodirjan, Giwangan, Pandeyan, Terban, Kotabaru
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kesi dengan strata pratama sejumlah 4
(8,9%), strata madya sejumlah 3 (6,7%), strata purnama sejumlah 10 (22,2%), dan
strata mandiri sejumlah 28 (62,2%). Capaian strata mandiri telah sesuai dengan target
renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Meskipun telah memenuhi target, masih
ada beberapa catatan terkait dengan pelaskanaan kesi di Kota Yogyakarta, antara lain
sebagai berikut:
1) Dukungan anggaran. Sumber anggaran yang bisa diakses oleh kesi adalah swadaya,
anggaran pemerintah (APBD) dan dukungan pihak ketiga. Dukungan pihak ketiga
antara lain berupa support kegiatan di wilayah seperti pemeriksaan kesehatan,
pelatihan, dukungan kegiatan untuk kegiatan UKBM. Meskipun sudah bisa
mengakses dukungan pihak ketiga tetapi sifatnya belum kontinyu karena belum ada
perjanjian kerjasama antara kesi denga pihak ketiga tersebut. Penggalian dukungan
dari mitra potensial menjadi sangat penting untuk mendukung perkembangan
kelurahan siaga. Sehingga diperlukan upaya fasilitatif dengan OPD terkait untuk
membangun kerjasama antara pihak ketiga dan kesi yang lebih terkoordinir.
2) Forum koordinasi kesi. Adanya forum pertemuan kesi merupakan wahana
koordinasi di tingkat kelurahan mengenai permasalahan kesehatan yang ada di
wilayah. Selama pandemi covid 19, adanya kebijakan upaya pencegahan penularan
covid 19 berimbas pada pelaksanaan forum koordinasi. Sedangkan dibutuhkan
percepatan alih informasi mengenai covid 19 di masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran berperilaku yang menerapkan protokol kesehatan. Dengan adanya
pembatasan tersebut maka pelaksanaan pertemuan koordinasi forum kesi
ditekankan melalui media daring. Di tingkat Kota Yogyakarta terdapat forum
komunikasi melalui WAG (whatsapp group) dan diharapkan masing masing kesi
membuat jejaring WAG kelurahan hingga RW, RT. Dengan adanya pembatasan
pertemuan, diharapkan infomasi tetap tersampaikan. Selain informasi, harapannya
ada umpan balik dari masyarakat melalui jalur jejaring komunikasi yang telah
dibangun. Komunikasi yang paling sering dilakukan adalah penyampaian kegiatan
dan infografis terkait dengan
Media Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berupa infografis dapat
diakses dan di download melalui bit.ly/Infografis_StatusWA dan melalui media
sosial dip:
1) Instagram : promkeskotajogja
2) Facebook : Promkes Kota Jogja
3) Youtube : Promkes Kota Jogja
100
50
50
0
0
Grafik 16. Jumlah Kunjungan Lansia di RUSELA di Kota Yogyakarta Tahun 2022
Pelayanan di Rusela dilaksanakan mulai minggu pertama Juli sampai dengan tanggal 2
Desember 2022 sesuai dengan anggaran terkait konsumsi dan transport. Pada grafik di
atas terlihat bahwa jumlah kunjungan lansia tidak sama setiap bulannya meskipun sistem
kehadiran lansia diatur menggunakan sistem undangan dan kuota maksimal sebanyak 30
orang. Kuota tidak terpenuhi dipengaruhi oleh kondisi lansia yang tiba tiba merasa tidak
enak badan sehingga tidak jadi hadir, jarak rumah tinggal terlalu jauh, tidak ada yang
mengantar ke Rusela, kondisi cuaca yang tiba tiba hujan. Selain itu juga disebabkan
adanya libur nasional. Pada bulan Desember hanya tercatat 50 kunjungan, hal ini
disebabkan karena pelayanan dilaksanakan sampai dengan tgl 2 Desember.
163
787
Perempuan Laki-laki
Grafik 17. Jumlah Kunjungan Lansia di RUSELA berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Yogyakarta
Tahun 2022
Lansia yang melakukan kunjungan sekaligus konsultasi kesehatan baik dengan dokter
spesialis geriatri, perawat, maupun ahli gizi berjumlah 217. Berikut rinciannya setiap bulan.
60 56
50 47
40 35
34
27
30
18
20
10
0
0
Grafik 18. Jumlah Konsultasi Lansia Oleh Dokter Spesialis Geriatri, Perawat, dan Petugas Gizi di
RUSELA
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah konseling lansia cenderung naik turun. Hal
ini disebabkan oleh kecenderungan pasien hadir bersamaan dengan kehadiran dokter dan
langsung megikuti kegiatan penyuluhan sehingga tidak sempat untuk konseling ke petugas
perawat atau petugas gizi, dokter langsung membuka pertanyaan terkait permasalahan
kesehatan yang dhadapi oleh lansia sehingga lansia kadang merasa cukup dan tidak
memerlukan sesi konseling khusus.
Berdasarkan data data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan Rusela telah mulai
berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan setelah hampir 2 tahun vakum. Untuk
meningkatkan kunjungan lansia dan kualitas layanan maka disusun rencana tindak lanjut
sebagai berikut:
a. Puskesmas memastikan kuota kehadiran mencapai target undangan.
b. Puskesmas terus melaksanakan kegiatan promotif terkait pelayanan di rusela termasuk
pelayanan konseling oleh dokter spesialis geriatri, perawat dan petugas gizi
c. Rusela melakukan upaya promotif terkait kegiatan layanan konseling oleh dokter
spesialis geriatri, perawat dan petugas gizi kepada pengunjung rusela
d. Rusela melakukan survey kepuasan pelanggan dan kotak kritik saran sebagai upaya
peningkatan kualitas pelayanan di Rusela.
e. Mengadakan reward bagi pengunjung secara berkala untuk meningkatkan minat
kehadiran berikutnya.
f. Mengadakan kegiatan/event yang bertempat di Rusela.
Grafik 19. Presentase Sarana Air Minum (POKMAIR) yang Diawasi Kualitas Air Minumnya Tahun 2022
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 |
b. Jamban Sehat
Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah
berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara
dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat menyebabkan pencemaran
tanah, air dan udara karena menimbulkan bau.
Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak mengkawatirkan terutama
pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun keperluan komersial.
Selain menyangkut perilaku buang air besar masyarakat yang belum semuanya
menggunakan jamban, kita juga dihadapkan pada masih banyaknya jumlah jamban yang
tidak memenuhi standar. Banyak di masyarakat jamban unimproved atau jamban yang
tidak sehat. Sebagai Sanitarian kita harus paham berbagai informasi terkait jamban, baik
kriteria maupun prosedur pemeliharaannya, diantaranya persyaratan pembuangan tinja.
Jumlah Kepala Keluarga di kota Yogyakarta pada tahun 2022 adalah 139769 KK, dan
seluruhnya dapat meng akses fasilitas sanitasi yang layak (Jamban Sehat), dengan
perincian antara lain 45589 KK dengan akses sanitasi aman, 89686 KK dengan akses
sanitasi layak sendiri, 4496 KK dengan akses sanitasi layak bersama.
25%
75%
Jumlah KK 139769
Jumlah KK
Grafik 21. Grafik Jumlah KK Melaksanakan Pilar STBM dan pengelolaan kualitas Udara dalam
Rumah di Kota Yogyakarta tahun 2022
291
167
62 73
58
18 18 28
Sentra pangan
70.7
jajanan/kantin Kelompok gerai 72.8
69.2
pangan jajanan 63.8
Rumah makan
Depot rumah
4.5
minum
0
Category 4
66.6
TPP 84.7
Tertentu
Restoran
Jasa boga
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 |
Grafik 23. TPM Memenuhi syarat di Kota Yogyakarta Tahun 2021
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Pembangunan keluarga adalah
upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat (Undang-
undang No. 2 Tahun 2009). Sedangkan Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upaya untuk menjadi keluarga sehat, keluarga dapat
memperoleh akses dan kebutuhan pelayanan kesehatan, pengembangan diri melalui
peningkatan kesehatan dan upaya lainnya.
Dalam rangka mewujudkan keluarga yang berkualitas, mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan berkualitas pada seluruh dimensinya, penurunan angka kematian
sebagaimana pada: penurunan angka kematian ibu waktu hamil, ibu melahirkan, pasca
persalinan, bayi serta anak menjadi prioritas.
Kesehatan ibu dan anak menjadi indikator kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan
besaran Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi dan Balita (AKB dan AKABA)
A. Kesehatan Ibu
Tercapainya kesehatan ibu ditunjukkan dengan Indikator Angka Kematian Ibu (AKI).
Kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya dan bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera (WHO)
Angka kematian ibu (AKI) dihitung dengan rasio kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, nifas atau pengelolaannya.
di setiap 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2018). Angka Kematian Ibu adalah banyaknya
wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42
hari setelah melahirkan). Jumlah Kematian Ibu berguna untuk menggambarkan tingkat
perilaku hidup sehat, status gizi, status kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, dan
tingkat pelayanan kesehatan. Kematian ibu dipengaruhi dari berbagai faktor, baik faktor
dalam sistem pelayanan kesehatan maupun faktor diluar kesehatan yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan yang diberikan.
1. Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu (AKI) adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan
dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, nifas atau pengelolaannya atau di
setiap 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2018). Angka Kematian Ibu adalah banyaknya
wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan
masa nifas (42 hari setelah melahirkan). Jumlah Kematian Ibu berguna untuk
menggambarkan tingkat perilaku hidup sehat, status gizi, status kesehatan ibu,
kondisi kesehatan
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 |
lingkungan, dan tingkat pelayanan kesehatan. Kematian ibu dipengaruhi dari berbagai
faktor, baik faktor dalam sistem pelayanan kesehatan maupun faktor diluar kesehatan
yang mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diberikan.
4 4 4 4 4 4 4
Target
Realisasi
1
Grafik 24. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Kematian Ibu Kota Yogyakarta Tahun 2019 – 2022
Jika dibandingkan dengan tahun 2020, indikator sasaran jumlah kematian ibu mengalami
penurunan, menunjukkan jumlah kasus kematian ibu menurun.
Terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap proses terjadinya kematian ibu. Proses
yang paling dekat terhadap kejadian kematian ibu, disebut sebagai risiko dekat yaitu
kehamilan itu sendiri dan komplikasi yang terjadi dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas (komplikasi obstetri). Risiko dekat secara langsung dipengaruhi oleh status
kesehatan ibu, status reproduksi, akses ke pelayanan kesehatan, perilaku perawatan
kesehatan/penggunaan pelayanan kesehatan dan faktor lain yang tidak diketahui atau
tidak terduga. Selain itu, terdapat juga faktor risiko jauh yang mempengaruhi kejadian
kematian ibu melalui pengaruhnya terhadap risiko, yaitu faktor sosiokultural, faktor
ekonomi, seperti status wanita dalam keluarga dan masyarakat, status keluarga dalam
masyarakat dan tingkat ekonomi ibu dan/atau keluarganya.
Tiga kasus Kematian ibu di Kota Yogyakarta pada Tahun 2022 disebabkan oleh faktor
risiko dekat yaitu komplikasi kehamilan dan persalinan yang dipengaruhi oleh status
kesehatan ibu sebelum hamil yaitu ibu dengan penyakit jantung, dan 1 kasus yang
disebabkan oleh komplikasi persalinan (perdarahan) yang dipengaruhi oleh
keterlambatan dalam akses layanan kesehatan rujukan. Upaya yang dilakukan Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta dalam menurunkan angka kematian ibu di Kota Yogyakarta
pada Tahun 2022 adalah:
a. Peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan meningkatkan kapasitas
tim penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal di fasilitas kesehatan,
b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dengan penguatan antenatal care,
persalinan dan postnatal, pendampingan puskesmas dan RS untuk meningkatkan
kualitas layanan ibu dan bayi, peningkatan kapasitas bidan dan dokter dalam layanan
ibu dan bayi dengan pelatihan metode blended learning,
15
10
0
2018 2019 2020 2021 2022
Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2022
Grafik 25. Tren Anemia Ibu Hamil di Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
Anemia gizi besi sebenarnya tidak perlu terjadi bila asupan makanan sehari-hari
mengandung cukup zat besi, terutama pangan hewani yang kaya akan zat besi, seperti
pada hati, ikan dan daging. Zat besi pada pangan hewani disebut besi heme (heme iron),
yang mudah diserap tubuh. Pangan hewani masih kurang terjangkau oleh kebanyakan
masyarakat karena harganya yang relatif mahal, oleh karena itu dapat dipahami mengapa
prevalensi anemia ibu hamil di Yogyakarta masih tinggi. Alternatif lain sumber zat besi
adalah pangan nabati seperti daun singkong, kangkung dan sayuran berwarna hijau
lainnya, namun zat besi dalam pangan tersebut yang disebut non-heme lebih sulit diserap.
Faktor risiko anemia pada ibu hamil antara lain :
a. Pola makan yang kurang beragam dan bergizi seimbang,
b. Kurangnya asupan makanan kaya zat besi,
c. Kehamilan berulang dalam waktu singkat,
d. Ibu hamil mengalami Kurang Energi Kronis (KEK)
Kejadian anemia ibu hamil pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 trennya
cenderung menurun dari tahun ke tahun. Prevalensi anemia di Kota Yogyakarta sudah
sesuai target Nasional tahun 2022 yaitu sebesar < 39%. Upaya pengendalian/penurunan
dilakukan dengan optimalisasi distribusi tablet tambah darah, konseling gizi, dan
kepatuhan ibu hamil minum tablet tambah darah selama hamil dan nifas.
3. Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Ibu hamil Kurang Energi
Kronis (KEK) adalah ibu hamil yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm.
Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses
persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca
salin, bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadinya kematian
janin (keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian
bayi. Ibu hamil KEK
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 |
dapat mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan
metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular di usia dewasa.
Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang tidak cukup dan
penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak cukup, pola
asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang
tidak memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya
pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai masalah utama,
sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial.
16.62
15.1
14
12.6 12.04
Grafik 26. Tren Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
Grafik 27 menunjukkan kasus ibu hamil KEK tahun 2022 mengalami penurunan dibanding
tahun 2021. Kasus ibu hamil KEK sebesar 12,04% pada tahun 2022 menunjukkan sudah
sesuai target kejadian ibu hamil KEK nasional tahun 2022 sebesar <14,5 %.
Permasalahan pengendalian dan upaya penurunan kejadian ibu hamil KEK
a. Permasalahan dalam menurunkan angka ibu hamil KEK
1) Calon ibu hamil dan ibu hamil baru dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari
23.5 cm,
2) Pemahaman kesehatan reproduksi
3) Pemahaman tentang asupan saat kehamilan
b. Upaya penurunan kejadian ibu hamil KEK
1) Koordinasi untuk mendapatkan dukungan lintas sektor, organisasi profesi, tokoh
masyarakat, LSM dan institusi lainnya,
2) Koordinasi lintas program melalui kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja
putri melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR), konseling catin, pemeriksaan ibu hamil terpadu (Pelayanan
Antenatal Terpadu)
3) Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT Pemulihan) untuk ibu hamil KEK
disertai konseling gizi pada ibu hamil.
4) Konseling calon pengantin.
5) Pemantauan dan pendampingan ibu hamil oleh kader,
6) Kunjungan rumah bumil risiko tinggi oleh petugas puskesmas,
7) Kegiatan kelas ibu dan suami siaga.
99.92
99.6
98.99
98.09
96.77
Grafik 27. Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
Peningkatan cakupan pemberian vitamin A dan pencapaian sesuai target pada ibu nifas
pada periode tahun 2018 – 2022 merupakan dampak dari upaya yang dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berupa:
1) Komunikasi aktif antara Dinas kesehatan dan Rumah Sakit/Klinik mandiri
2) Peningkatan aktivitas kader pendamping ibu hamil di wilayah.
105
99.44
100
95.53
95 93.23 93.87 93.2
90 87.33 88.4
85.51 85.4
85 89.8
80
Fe 1 Fe 3
75
2018 2019 2020 2021 2022
TargetRealisasi
Tabel 25. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2018 – 2019 Dengan Indikator Berat Badan
Menurut Umur
2018 2019
No Status Gizi
Jml (%) Jml (%)
1 Gizi Lebih 531 3,7 456 3,3
2 GIzi Baik 12705 87,8 12297 88,3
3 Gizi Kurang 1102 7,6 1056 7,6
4 Gizi Buruk 133 0,9 122 0,9
Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Puskesmas
Tabel 26. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2020 - 2022 dengan Indikator Berat Badan
Menurut Umur (Berdasar PMK No.2/2020)
10.6
9.96
10.4
7.62 7.58 1
9 8.98 7.74
Berat badan kurang (underweight) adalah kategori status gizi berdasarkan Berat Badan
menurut Umur (BB/U) dengan Z-score < -2 SD (BB sangat kurang dan BB kurang). Target
prevalensi underweight tahun 2022 adalah di bawah 14%. Berdasarkan grafik di atas,
dapat diketahui bahwa prevalensi balita underweight (BB sangat kurang dan BB kurang)
sebesar 11,9%, sudah mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
Tahun 2022. Perubahan definisi operasional terhadap status gizi (dengan PMK No.
2/2020), menunjukkan perubahan pada besaran prevalensi BB normal yang menurun dan
prevalensi risiko BB lebih yang meningkat (sebelumnya nilai Z-score > + 2 SD termasuk
kategori gizi lebih, sedangkan tahun 2020 nilai Z-score > + 1 SD termasuk kategori risiko
BB lebih).
Tabel 27. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022 Dengan Indikator Tinggi Badan
Menurut Umur
14.17 14.36
12.83
11.31 11.5 12.88
11.09 10.51
9.67 10.8
10.15 PENDEK
9.08
SANGAT PENDEK
STUNTING
3.08
2.32 2.86
1.64 2.73
1.72
Grafik 31. Status Gizi Balita Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 dengan Indikator Tinggi Badan
Menurut Umur
Stunting adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Panjang Badan/Tinggi Badan
menurut Umur (PB/U atau TB/U) dengan Z-score < -2 SD (pendek dan sangat pendek) dan
target nasional balita stunting di tahun 2024 adalah < 14%. Stunting pada anak
mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak bawah lima tahun akibat dari kekurangan
gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya, yang disebabkan oleh
banyak faktor baik dari masalah kesehatan maupun di luar kesehatan dan berlangsung
lama. Faktor lingkungan berperan menyebabkan stunting pada anak, antara lain status
gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan
kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan anak.
Selain faktor lingkungan, stunting juga disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal,
namun sebagian besar disebabkan karena malnutrisi. Stunting berdampak pada gangguan
kognitif dan resiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa.
Status gizi balita berdasarkan indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Wasting merupakan masalah gizi yang bersifat akut yang berkaitan dengan asupan yang
kurang atau penyakit infeksi. Wasting berdampak pada gangguan pertumbuhan pada
anak. Wasting adalah kategori status gizi berdasarkan
indeks Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB) dengan Z-
score < -2 SD (gizi buruk dan gizi kurang).
Tahun 2020 terjadi perubahan kategori Status Gizi Berat Badan menurut Panjang/Tinggi
Badan (BB/PB atau BB/TB) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2020. Sebelum tahun 2020, indeks BB/TB digunakan untuk
menentukan kategori sangat kurus, kurus, normal, dan gemuk. Tahun 2020 kategori
2018 2019
No. Status Gizi
Juml (%) Juml (%)
1. Sangat Kurus 55 0,4 73 0,5
2. Kurus 710 4,9 635 4,6
3. Normal 12628 87,9 12329 88,9
4. Gemuk 978 6,8 831 6,0
Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Puskesmas
Tabel 29. Status Gizi Balita Dengan Indikator Berat Badan Menurut Tinggi Badan Kota Yogyakarta
Tahun 2020 & 2021 (Berdasar PMK No. 2/2020)
2020 2021 2022
No. Status Gizi
Juml (%) Juml (%) Juml (%)
1. Gizi Buruk 150 1,26 103 0,92 62 0,55
2. Gizi Kurang 668 5,61 630 5,65 702 6,18
3. Gizi Baik 9073 76,35 8652 77,65 9252 81,41
4. Risiko Gizi Lebih 1122 9,45 1000 8,98 810 7,13
5. Gizi Lebih 496 4,17 439 3,94 318 2,8
6. Obesitas 375 3,15 318 2,85 220 1,94
Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Puskesmas
6.88
6.58 6.72
6.1
5.32 5.04 8
4.94 Gizi Buruk (%)
5.62 5.65
4.5 Gizi Kurang (%)
3
Wasting (%)
1.26 0.92
0.38 0.51
0.5
5
Grafik 33 menunjukkan prevalensi balita gizi buruk menurun sedangkan prevalensi gizi
kurang dan wasting naik dibandingkan tahun sebelumnya. Kasus gizi lebih di tahun 2020
Upaya dalam mengatasi masalah ini dilakukan surveilans gizi, yaitu melakukan deteksi dini
khususnya weight faltering (berat badan turun, tetap, atau kenaikan berat badan yang
tidak cukup, atau masih berada dibawah rata-rata kenaikan berat badan minimal tiap
bulannya) pada balita di posyandu. Anak yang memiliki status gizi buruk dan gizi kurang
(wasting) dilakukan validasi dan assesment oleh puskesmas yang meliputi pemeriksaan
fisik, pengukuran antropometri (BB, PB/TB, LILA, LIKA), pemeriksaan laboratorium (status
anemia, urin rutin, kecacingan), skrining TB dan alergi, skrining perkembangan, dan recall
asupan makan. Petugas gizi bersama lintas program dan lintas sektoral melaksanakan
5555
Jumlah Dirawat
14 16 16
14
12 12
9 9 10 10 10 10
5 5 7 7 5 5 8 8 7 7
6 6
0 0 2 2 3 3
0 0 1 1
30
20
10
0
Gon Gon Gon Ged
Mer Pak Um Um
Dan Dan dok dok Kot Kot Krat gan Ma Nga uala Teg Wir
do ong bul bul
urej urej usu usm ma ten Jetis age age gsa ntrij mpi ma alre harj harj obr
on
an 1 an 2 ma an 2 nan gen de 1 de 2 eon lan jo ajan
n n o1 i2
n1
Gizi Buruk 0 2 14 5 7 5 9 10 0 8 10 6 1 7 3 55 12 16
Dirawat 0 2 14 5 7 5 9 10 0 8 10 6 1 7 3 55 12 16
Grafik 34. Kasus Gizi Buruk Dirawat di Kota Yogyakarta Tahun 2022
10
7.72
8 6.9
6.6
6.08 6.06
6
BBLR
4
0
2018 2019 2020 2021 2022
Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2022
Grafik 35. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
Periode Tahun 2018 – 2022 kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) fluktuatif. Tahun 2022
prevalensi BBLR 7,72%, masih belum sesuai target Kementerian Kesehatan tahun 2022 yaitu
<3,8%.
63.3
61.1
ASI Eksklusif
o 88 100
100
88
Pakualaman
100
Ngampilan 88
100
88 Target
Mantijeron
88 100 6-59 bulan
Mergangsa
12-59 bulan
n 88 100
100 6-11 bulan
88
Krato
88 100
n
100
Kotagede 2 88
100
Kotagede 1 88
88 100
Jeti
100
s Gedongtengen 88
100
Gondomanan 88
100
Gondokusuman
2
Gondokusuman 1
Danurejan 2
Danurejan 1
80 85 90 95 100 105
Grafik 37. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Balita Kota Yogyakarta
D/S
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 |
Sumber : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2022
Grafik 38. Partisipasi Masyarakat Ke Posyandu (D/S) Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
Kendala yang dihadapi dalam mencapai SPM kesehatan ibu hamil yaitu belum optimalnya
kesadaran masyarakat untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan apabila terlambat
haid, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pendampingan dan pemantauan ibu hamil dengan gerakan P4K.
Upaya yang dilakukan dalam mencapai SPM kesehatan ibu hamil antara lain:
1) Pendataan ibu hamil, verifikasi dan validasi data ibu hamil di wilayah kerja;
2) Melakukan promosi sosialisasi pentingnya ANC terpadu pada ibu hamil di wilayah
3) Melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor untuk pelayanan
kesehatan ibu hamil.
4) Penyediaan sarana prasarana untuk layanan ANC terpadu misalnya buku KIA, USG.
5) Peningkatan kapasitas SDMK untuk layanan ANC melalui pelatihan dan On Job Training.
6) Meningkatkan sinkronisasi sistem surveilans dan pelaporan kesehatan ibu hamil
dengan e-kohort
Peran lintas sektor dan masyarakat perlu ditingkatkan untuk mendukung pencapaian SPM
kesehatan ibu hamil melalui pemantauan dan pendampingan ibu hamil di wilayah
sehingga semua ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Peran
masyarakat
5. Persentase Anak pada Usia Pendidikan Dasar Mendapat Skrining Kesehatan sesuai
Standar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada anak usia pendidikan dasar di dalam dan luar satuan pendidikan
dasar di wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran. Penetapan
sasaran anak setingkat usia pendidikan dasar (7 sampai dengan 15 tahun) di wilayah
kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang
terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai standar meliputi:
a. Skrining kesehatan
Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar dilaksanakan di satuan
pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTS) dan di luar satuan pendidikan dasar seperti
di pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya, meliputi:
1) Penilaian status gizi;
2) Penilaian tanda vital
3) Penilaian kesehatan gigi dan mulut
4) Penilaian ketajaman indera.
b. Tindak lanjut hasil skrining kesehatan
1) Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan
2) Melakukan rujukan jika diperlukan
3) Memberikan penyuluhan kesehatan
Skrining kesehatan pada anak usia pendidikan dasar dilakukan dilakukan pada anak kelas
1 sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7
sampai 15 tahun di luar sekolah.
Kendala yang dihadapi dalam upaya kesehatan pada anak usia sekolah antara lain:
1) Banyak anak tidak masuk sekolah saat skrining;
2) Sweeping tidak bisa 100% karena bersamaan dengan jam pelajaran
3) Anak tidak hadir saat sweeping
Upaya yang dilakukan antara lain:
1) Koordinasi dengan lintas sektor terkait Dindik, Kemenag, pemangku wilayah;
2) Puskesmas melakukan koordinasi dengan sekolah
3) Sweeping ke sekolah bersamaan dengan sweeping imunisasi
A. Kunjungan Pasien
Tabel 32. Kunjungan Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap dan Pasien Gangguan Jiwa
Kunjungan
No. Variabel Rawat Rawat Gangguan
Jalan Inap Jiwa
1 Jumlah Kunjungan 1.809.488 70.964 46.314
2 Jumlah Penduduk 413.623 413.623
3 Cakupan Kunjungan (%) 437,5 17,2
1809488
1150579 1110899
59902
54190
Jumlah Kunjungan
% Kasus Dirujuk
No. Puskesmas
Pencabutan
1 Danurejan 1 264 152 1800 1.7 1,797 389 21.6
2 Danurejan 2 12 14 1235 0.9 1,456 260 17.9
3 Gondokusuman 1 367 96 3054 3.8 3,438 751 21.8
4 Gondokusuman 2 14 34 1276 0.4 1,349 419 31.1
5 Gondomanan 157 139 1531 1.1 1,510 128 8.5
6 Gedongtengen 69 80 1932 0.9 1,690 257 15.2
7 Jetis 138 234 3186 0.6 3,323 762 22.9
8 Kotagede 1 20 50 2770 0.4 587 133 22.7
9 Kotagede 2 237 31 1919 7.6 1,906 534 28.0
10 Kraton 10 8 1577 1.3 427 25 5.9
11 Mergangsan 142 99 2505 1.4 2,672 672 25.1
12 Mantrijeron 254 255 3976 1.0 4,449 875 19.7
13 Ngampilan 106 57 1444 1.9 1,726 224 13.0
14 Pakualaman 224 102 1347 2.2 1,324 194 14.7
15 Tegalrejo 470 238 3833 2.0 3,926 663 16.9
16 Umbulharjo 1 309 148 4029 2.1 4,033 1,062 26.3
17 Umbulharjo 2 164 217 2213 0.8 2,593 464 17.9
18 Wirobrajan 80 13 1816 6.2 1,816 555 30.6
Jumlah 3,037 1,967 41443 1.5 40,022 8,367 20.9
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi
dan mulut yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu dan berkualitas.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan dapat berupa pemeriksaan,
pengobatan, pencabutan gigi tetap/gigi sulung, penambalan tetap/sementara, perawatan
pulpa, pembersihan karang gigi dan pembuatan gigi tiruan lepasan (PMK Nomor 89 tahun
2015 Tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut).
Tumpatan gigi tetap adalah jumlah tumpatan gigi tetap yang telah selesai dilakukan
penambalan permanen dalam satu tahun. Total tumpatan gigi tetap pada tahun 2022 di
Kota Yogyakata adalah 3.037. Puskesmas yang memiliki capaian jumlah tumpatan gigi
tetap
Status
No Kode Nama Kecamatan
Akreditasi 2021
1 1032385 Jetis Jetis Paripurna
2 1032372 Umbulharjo I Umbulharjo Paripurna
3 1032373 Umbulharjo II Umbulharjo Utama
4 1032369 Mantrijeron Mantrijeron Utama
5 1032376 Gondokusuman I Gondokusuman Paripurna
6 1032378 Danurejan I Danurejan Paripurna
7 1032379 Danurejan II Danurejan Paripurna
8 1032371 Mergangsan Mergangsan Paripurna
9 1032381 Gondomanan Gondomanan Paripurna
10 1032374 Kotagede I Kotagede Paripurna
11 1032386 Tegalrejo Tegalrejo Paripurna
12 1032383 Wirobrajan Wirobrajan Utama
13 1032384 Gedongtengen Gedongtengen Utama
14 1032370 Kraton Kraton Utama
15 1032375 Kotagede II Kotagede Utama
16 1032382 Ngampilan Ngampilan Utama
17 1032377 Gondokusuman II Gondokusuman Madya
18 1032380 Pakualaman Pakualaman Madya
Tabel 37. Pemanfaatan Dana pada Sub Kegiatan Pengelolaan Penjamin Kesehatan Masyarakat
Sasaran
No Bulan Jumlah Dana
Murni Susulan
1 Januari 11.501 5 11.506 4.025.162.500
2 Februari 98.187 24 98.211 3.437.289.000
3 Maret 98.185 53 98.238 3.438.236.500
4 April 98.213 158 98.371 3.442.945.500
5 Mei 90.651 15 90.666 3.173.316.000
6 Juni 84.784 77 84.861 2.970.017.000
7 Juli 85.312 46 85.358 2.987.466.500
8 Agustus 84.061 26 84.087 2.942.963.000
9 September 82.003 35 82.038 2.872.146.500
10 Oktober 79.965 127 80.092 2.802.901.000
11 November 78.252 78.252 2.742.668.000
12 Desember 78.376 48 78.424 2.744.829.500
Jumlah 37.579.941.000
Status Bekerjasama
No Nama Rumah Sakit
Akreditasi BPJS/Tidak
1 RSUD Kota Yogyakarta Paripurna Kerjasama
2 RS Panti Rapih Paripurna Kerjasama
3 RS Bethesda Paripurna Kerjasama
RS PKU Muhammadiyah
4 Paripurna Kerjasama
Yogyakarta
5 RS Dr YAP Paripurna Kerjasama
RS Bethesda
6 Paripurna Kerjasama
Lempuyangwangi
7 RS Siloam Paripurna Kerjasama
8 RS Dr Soetarto Paripurna Kerjasama
9 RS Ludira Husada Tama Madya Kerjasama
10 RS Rachmi Madya Tidak/Belum
11 RS PKU Muh. Kotagede Madya Kerjasama
12 RS Happy Land Dasar Kerjasama
13 RSI Hidayatullah Paripurna Kerjasama
14 RS Pratama Paripurna Kerjasama
15 RS Permata Bunda Utama Tidak/Belum
16 RS Purinirmala Dipersiapkan Tidak/Belum
17 RS AMC Dipersiapkan Kerjasama
18 RSGM Paripurna Tidak/Belum
Kewajiban Pemerintah Kota Yogyakarta dalam memberikan pelayanan rujukan rumah sakit
yang bermutu dan menjamin keselamatan pasien adalah dengan memastikan bahwa setiap
rumah sakit telah terakreditasi. Akreditasi Rumah Sakit merupakan pengakuan terhadap
mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah
memenuhi Standar Akreditasi yakni memenuhi pencapaian yang harus dipenuhi oleh rumah
sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Pembinaan dan
supervisi dilakukan untuk memberikan dukungan rumah sakit untuk mencapai tingkat
akreditasi terbaik.
34
27 26
25
18
16
8
3
KLB
Grafik 41. Kejadian Memenuhi Kriteria KLB Di Kota Yogyakarta Tahun 2014-2021
2 2
1 1 1 1 1 1 1
Jumlah KLB
Grafik 42. Kejadian Memenuhi Kriteria KLB Per Bulan Di Kota Yogyakarta Tahun 2022
2 2 2
1 1 1 111
0 00 0000
KLB di Puskesmas
Grafik 43. Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Puskesmas Tahun 2022
2 2 2
1 1 111
Grafik 44. Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Kecamatan Tahun 2022
3
2
1 1 1
00 0 0 0 00 0 00 0 0 0
Jenis KLB
Gambar 4. Tata laksana Kasus Lumpuh Layuh Mendadak atau Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Eradikasi Polio tercapai jika Virus Polio Liar indigenus tidak ditemukan selama 3 tahun
berturut-turut, hal tersebut didukung dengan adanya surveilans AFP sesuai standar
sertifikasi. Surveilans AFP sesuai standar sertifikasi bila:
• Menemukan 3/100.000 anak usia < 15 tahun yang lumpuh layuh mendadak per tahun
• Diambil spesimen tinjanya dan dibuktikan di laboratorium bahwa tidak mengandung
virus polio liar
• Spesimen harus ADEKUAT (2 specimen terambil dengan tenggang waktu minimal 24
jam, waktu pengumpulan kedua specimen tidak lebih dari 14 hari sejak terjadi
kelumpuhan, masing-masing specimen diambil minimal 8 gram atau satu sendok
makan bila penderita diare, diterima laboratorium pemeriksa dalam kondisi baik : tidak
bocor, volume cukup, suhu spesimen karier 2-8ᵒ C, spesimen tidak rusak)
• Pencatatan dan pelaporan harus baik
1 1
Grafik 46. Temuan Kasus AFP per Bulan Kota Yogyakarta Tahun 2022
4
3 3 3 3 3
2 2
0
2018 2019 2020 2021 2022
Grafik 47. Target dan Temuan Kasus AFP Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
10; 71% 0; 0%
Grafik 48. Kasus AFP Berdasarkan Unit Pelapor (Penemu) Tahun 2018-2022
Berkebalikan dengan tahun sebelumnya, pada 2022 sebanyak 4 kasus AFP dilaporkan
semua olehRumah Sakit.
0; 0% 0; 0%
4; 100%
Grafik 49. Kasus AFP Berdasarkan Unit Pelapor (Penemu) Tahun 2022
2; 14%
12; 86%
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
2018 2019 2020 2021 2022
>5 tahun 1 2 0 1 3
1-5 tahun 1 4 0 1 1
<1 tahun 0 0 0 0 0
Grafik 51. Kasus AFP Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2018 - 2022
0%
100%
8; 10%
9; 11%
65; 79%
Campak RubellaCampakRubella
Grafik 53. Hasil Pemeriksaan Laboratorium CBMS (Domisili Kota Yogyakarta) Tahun 2022
13 13
9 9
7 7 7
5
4
5
3 3 3
2
11 1 1 1 1 1 1
0000000
Grafik 54. Trend Kasus Suspek Campak, Positif Campak dan Rubella Tahun 2022
Jika dibandingkan tahun 2021, temuan data CBMS tahun 2022 menunjukkan kenaikan
sebesar 1,8 kali (183%) untuk suspek campaknya. Dari pemeriksaan laboratorium
sampel suspek campak tersebut terkonfirmasi positif campak sebanyak 8 yang
sebelumnya tidak ada hasil positif campak. Sementara sampel yang terkonfirmasi
positif rubella naik sebesar 3,5 kalinya (350%). Hal ini menjadikan peringatan bagi
surveilans Campak Rubella selanjutnya agar kenaikan dapat terkendali.
Grafik 55. Trend Kasus Suspek Campak, Positif Campak dan Rubella Tahun 2022
10-14 >=15
<1 tahun 1-4 tahun 5-9 tahun tahun tahun
Suspek 29 22 12 7 12
Positif campak 4 3 1 0 0
Positif rubella 6 1 0 2 0
Grafik 56. Kasus Suspek Campak, Positif Campak dan Rubella menurut Penggolongan umur
28
11
8 9
6 76
44 4 5 5 5 5
3 22 2 22 2 3 3 2
01 0010 10000000 10 000 000 0 1 1 01 1 1 01 00
Grafik 57. Kasus Suspek Campak, Positif Campak dan Rubella menurut puskesmas
2. Imunisasi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, imunisasi
merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular dan merupakan
kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah
untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama untuk mengurangi angka
kesakitan dan kematian akibat Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Adapun penyakit-penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi antara lain Difteri, Pertusis,
Tetanus, Tuberkulosis, Campak, Rubella, Polio, Hepatitis B, Hemofilus influenza tipe B, dan
Meningitis. Penyelenggaraan imunisasi di Kota Yogyakarta tahun 2022 meliputi imunisasi
rutin yang terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diberikan pada
bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun dengan pemberian HB0 pada usia 0-7 hari, BCG pada
usia 1 bulan, pada bayi usia 2 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-Hib 1, IPV 1 dan PCV 1, usia
3 bulan diberikan DPT-HB-Hib 2, IPV 2 dan PCV 2 dan usia 4 bulan diberikan imunisasi DPT-
HB-Hib 3 dan IPV 3. Bayi usia 9 bulan diberikan imunisasi MR dan pada usia 12 bulan
diberikan imunisasi PCV3. Di Kota Yogyakarta tidak memberikan IPV 4 karena pemberian
imunisasi pencegahan polio hanya diberikan sebanyak 3 kali dan secara injeksi/suntikan .
99.03 99.07
97.95
96.43
98.01
97.44
96.61
96.43
Sasaran imunisasi BCG di Kota Yogyakarta 2.792 bayi, dengan jumlah bayi yang di
imunisasi 2.772 bayi dan persentase imunisasi BCG 99,28%. Dari grafik di atas dapat
diketahui bahwa pada beberapa puskesmas cakupan imunisasi BCG sudah mecapai
100%. Secara keseluruhan cakupan imunisasi BCG Kota Yogyakarta mencapai 99,3%
sudah berada di atas target DIY sebsear 95% dan target Nasional sebesar 90%.
102.00
100.00
98.00
96.00
94.00
92.00
90.00
88.00
86.00
84.00
Grafik 60. Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib 1, 2, dan 3 Kota Yogyakarta Tahun 2022
102.00
100.00
98.00
96.00
94.00
92.00
90.00
88.00
86.00
84.00
82.00
Ged Gon Gon
Kota
Dan Dan ongt dok dok Gon Kota Kota Krat Man Mer Nga Paku Tega Umb Umb Wiro Yogy
urej urej enge usu usu dom Jetis gede gede on trijer gang mpil alam lrejo ulha ulha braj akar
an 1 an 2 n man man anan 1 2 on san an an rjo 1 rjo 2 an ta
1 2
IPV1 98.0 96.6 100. 100. 100. 98.9 99.4 97.4 100. 99.0 99.7 98.0 97.2 100. 100. 99.4 96.4 100. 99.1
IPV2 92.3 96.6 100. 100. 100. 98.9 98.9 97.4 100. 99.0 99.7 98.0 97.2 100. 100. 98.9 95.5 99.4 98.8
IPV3 88.4 93.2 100. 100. 100. 96.9 97.2 96.4 98.5 99.0 99.7 97.5 97.2 100. 96.3 98.0 95.5 99.4 97.8
Sumber: Laporan Simundu dan Kohort PWS
Grafik 61. Cakupan Imunisasi IPV 1, 2, dan 3 Kota Yogyakarta Tahun 2022
Imunisasi IPV diberikan sebanyak 3 dosis dan bersamaan dengan pemberian DPT-HB-
Hib. Sasaran imunisasi IPV di Kota Yogyakarta 2.792 bayi, dengan jumlah bayi yang di
imunisasi IPV1 sejumlah 2.767 bayi dan persentase imunisasi IPV1 yaitu 99,1%, jumlah
bayi yang di imunisasi IPV2 sejumlah 2.761 bayi dan persentase imunisasi IPV2 yaitu
98,8%, jumlah bayi yang di imunisasi IPV3 sejumlah 2.735 bayi dan persentase
imunisasi IPV3 yaitu 97,8%. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada beberapa
Puskesmas cakupan imunisasi IPV sudah mecapai target 100%. Capaian imunisasi IPV
di Kota Yogyakarta pada tahun 2022 yaitu 98% telah mencapai target yang ditentukan
yaitu 95% (target DIY) dan 90% (target Nasional).
102.00
100.0
100.00 98.28
0 97.4497.7997.0
98.18 9
98.00 96.74 96.49
96.51 96.26 96.3596.9
6
96.41
98.28
97.58 97.4497.79
96.74 97.09
96.15 96.51 96.26 96.3596.13 96.41 96.49
95.89 95.96 95.54
95.02
93.22
Grafik 63. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Kota Yogyakarta Tahun 2022
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
Ge Go Go Kot
Da Da don ndo ndo Go Kot Kot Ma Me Nga Pak Teg Um Um Wir a Yog yak art
nur nur gte kus kus ndo Jeti age age Kra ntri rga mpi ual alre bul bul obr
eja eja nge um um ma sde de ton jer ngs lan am jo harj harj aja
n 1 n 2an an nan 12 on anano 1 o 2 n
n 1 2 a
DPT-HB-Hib 89. 95. 89. 89. 70. 84. 92. 94. 91. 95. 95. 83. 91. 95. 90. 86. 98. 84. 89.
MR Booster 81. 95. 89. 86. 70. 79. 89. 91. 88. 91. 87. 60. 91. 95. 88. 83. 92. 84. 85.
Grafik 64. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Kota Yogyakarta Tahun 2022
Imunisasi lanjutan (booster) diberikan pada baduta usia 12-24 bulan dengan antigen DPT-
HB-Hib dan MR. Sasaran imunisasi DPT-HB-Hib dan MR booster di Kota Yogyakarta yaitu
80
60
40
20
0
2018 2019 2020 2021 2022
Kelurahan UCI
Faktor pendukung pencapaian target imunisasi diantaranya ; dukungan dari lintas sektor,
kader dan masyarakat. Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan imunisasi diantaranya
yaitu:
1) Sasaran melakukan imunisasi di Unit Pelayanan Swasta lain dan tidak terlapor pada
SIMUNDU
2) Penolakan imunisasi dengan alasan tertentu
3) Sasaran dalam kondisi sakit dan imunisasi tidak dilakukan
4) Imunisasi pada bayi bukan sasaran
97.5
97 96.8
96.5 96.2
96
95.5
95
95 94.7
94.5 94.3
94 93.8
93.5
93
92.5
92
MR DT TD2 TD5 HPV-1 HPV-2
Cakupan BIAS per-antigen di Kota Yogyakarta mencapai target yang ditetapkan sebesar 70%
berdasarkan target cakupan imunisasi rutin per-antigen dalam perubahan Renstra
Kementerian Kesehatan tahun 2022-2024 (Grafik 67). Cakupan BIAS tersebut belum
memenuhi target DIY sebesar 95% pada imunisasi DT, dan Td. Hal demikian disebabkan
karena ada pemahaman yang berbeda pada sebagian orang tua siswa yang tidak
mengizinkan anaknya diimunisasi karena mengganggap tidak halal, adanya penolakan dari
orang tua karena
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 |
alasan tertentu, pemahaman bahwa kondisi anak yang dianggap sehat sehingga tidak perlu
diimunisasi, anak sedang sakit sehingga imunisasi ditunda dan beberapa mengatakan bahwa
anak sudah diimunisasi di Rumah Sakit/ Klinik/ Dokter praktek namun tidak menunjukkan
bukti sudah diimunisasi.
Sebagai tindak lanjut atas hal tersebut, upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1) Konseling, informasi dan edukasi yang terus menerus baik melalui pertemuan wali murid
dengan mengundang narasumber ahli baik dari sisi agama dan medis;
2) Pendekatan kepada orang tua siswa
3) Optimalisasi peran lintas sektor, Dinas Pendidikan, Kemenag dan Kemantren
4) Sosialisasi mengenai pentingnya imunisasi pada anak sekolah (BIAS) dan akibat yang
ditimbulkan apabila tidak imunisasi melalui media promosi sosial media, website,
instagram, leaflet, banner dan infografis.
3. Vaksinasi Covid-19
COVID-19 ditetapkan sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 12
Tahun 2020. Upaya penanggulangan COVID-19 terus dilakukan salah satunya dengan
vaksinasi. Vaksinasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang efektif dan efisien
dalam mencegah beberapa penyakit menular berbahaya. Di Indonesia, vaksinasi COVID
diberikan pertama kali pada 13 Januari 2021 kepada Presiden Joko Widodo.
Semua orang yang ditetapkan sebagai penerima vaksin Covid-19 wajib mengikuti program
vaksinasi Covid-19 dalam Perpres Nomor 99 Tahun 2020, yaitu pada ayat 2 pasal 13A
dokumen tersebut, yang mengatur tentang pengadaan dan pelaksanaan vaksin di konteks
pandemi Covid-19 (Analisis Implementasi Kebijakan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia,
Jurnal Ilmu Administrasi Vol. 19 No.1) . Vaksinasi COVID-19 di kota Yogyakarta
dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2021 di Rumah Sakit Pratama yang selanjutnya
diikuti oleh tenaga kesehatan. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun
resmi dimulai pada tanggal 14 Desember 2021.
Secara kumulatif, vaksinasi COVID dosis I Kota Yogyakarta tahun 2022 telah diberikan
kepada sebanyak 655.868 warga atau sebanyak 170,55% (lampiran tabel 86). Vaksinasi
COVID-19 diberikan kepada beberapa kelompok usia, yaitu kelompok usia 6-11 tahun
(anak), 12-17 tahun (remaja), 18-59 tahun, dan ≥60 tahun (kelompok lanjut usia). Vaksin
ini diberikan di 18 puskesmas dan 26 klinik/ RS di Kota Yogyakarta. Berikut grafik cakupan
total vaksinasi COVID dosis I dan II di Kota Yogyakarta per 31 Desember 2022.
510.41
449.75
388.05
147.66114.60
60.22 60.96 59.93 90.89 63.52 59.67 70.14 89.66 58.19 88.90
46.34 45.37
1039.43
426.23
287.89
195.61
124.43 102.21
52.41 61.61 74.14 45.67 49.2 68.93 46.65 83.86
Grafik 68. Cakupan Vaksinasi COVID-19 Dosis II Kota Yogyakarta Tahun 2022
Tabel 48. Cakupan Vaksinasi COVID-19 Dosis I di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Yogyakarta
DOSIS-1
WILAYAH
KLINIK/ RS 6-11th 12-17th 18-59th ≥ 60th Total
PUSKESMAS
(orang)
Asri Medical Centre Wirobrajan 0 0 3 0 3
CT Klinik Yogyakarta Gondokusuman 2 0 0 1 0 1
Dinas Kesehatan DIY Umbulharjo 820 2.48176.710 1.671 81.682
Dinas Kesehatan Kota Umbulharjo 2 1.011 3.584 7.313 209 12.117
Yogyakarta
Klinik Bhayangkara Ngampilan 7.942 3.170 12.495 494 24.101
Polresta Yogyakarta
Klinik Biddokkes Polda DIY Gondokusuman 1 4.328 9.993 65.453 2.559 82.333
Klinik Denkesyah Gondokusuman 2 1.964 22.67229.842 2.164 56.642
Klinik Lanal Yogyakarta Mergangsan 88 3.288 15.123 1.084 19.583
Klinik Mediska Yogyakarta Gedongtengen 4064.129 120 4.657
Klinik Pratama Kimia Mantrijeron 0 2 3.746 57 3.805
Farma
Laboratorium Klinik Utama Gondokusuman 2 2 2 4.956 1.189 6.149
Hi Lab Diagnostik Center
RS Bethesda Gondokusuman 2 2 122 5.993 2.164 8.281
RS Bethesda Danurejan 2 0 61 1.543 1.297 2.901
Lempuyangwangi
RS Happy Land Umbulharjo 2 0 92 6.517 1.822 8.431
RS Khusus Ibu dan Anak Ngampilan 1 13 792 983 1.789
Rachmi
RS Ludira Husada Tama Tegalrejo 0 237 5.347 2.661 8.245
RS Panti Rapih Gondokusuman 1358.849 2.384 11.369
RS PKU Muhammadiyah Gondomanan 179 2.072 26.856 3.223 32.330
Yogyakarta
RS Pratama Kota Mergangsan 0 172 2.258 1.587 4.017
Yogyakarta
RS Siloam Yogyakarta Gondokusuman 1 2 516 23.563 5.421 29.502
RS Dr.Soetarto Gondokusuman 194 2.08024.416 2.478 29.168
RSI Hidayatullah Umbulharjo 1 2 9 1.945 1.297 3.253
RSKIA PKU Muhamadiyah Kotagede I 0 12 777 1.142 1.931
Kotagede
RSUD Kota Yogyakarta Umbulharjo 1 2 413 5.959 1.599 7.973
Sentra Vaksin PDAM Jetis 3 2.743 283 32 3.061
Sentra Vaksin XT Square Umbulharjo 1 41 3.575 25.768 1.380 30.764
B. Pengendalian Penyakit
1. Penyakit Menular
a. Diare
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan, hasil kajian morbiditas yang
dilakukan oleh Subdit Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan menunjukkan bahwa
angka kesakitan diare semua umur adalah 270/1.000 penduduk. Target penemuan
kasus diare tahun 2022 di Kota Yogyakarta adalah 10.690, penemuan kasus diare yang
ditangani sebanyak 5.907 kasus.
5907
5228
3951
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kasus Diare
Data penemuan kasus diare dari tahun 2013 – 2019 di Kota Yogyakarta. Kasus penemuan
diare cenderung mengalami penurunan dari tahun 2015 - 2017 dengan jumlah
penemuan kasus diare tahun 2015 sebanyak 11.669 kasus, tahun 2016 sebanyak 10.982
kasus, tahun 2017 sebanyak 9.290 kasus. Namun penemuan kasus diare naik di tahun
2018 dengan jumlah kasus sebanyak 9.757 kasus dan sedikit menurun pada tahun 2019
sebanyak 9.463. Situasi pandemi covid-19 sejak tahun 2020 penemuan kasus diare di
Kota Yogyakarta sangat menurun dibanding tahun tahun sebelumnya. Data penemuan
kasus diare tahun 2020 sebanyak 5.228 kasus dan tahun 2021 sebanyak 3.951 kasus.
Kasus Diare tahun 2022 mengalami peningkatan menjadi 5.907 kasus, hal ini dipengaruhi
oleh situasi pandemi covid-19 sudah mulai berangsur normal, kunjungan pasien ke
Puskesmas sudah kembali normal dan petugas kesehatan di Puskesmas sudah tidak
mendapat tugas penanggulangan covid-19 dan vakisnasi covid di wilayah Puskesmas.
3263
Laki-laki Perempuan
Jumlah kasus diare pada perempuan sebanyak 3.263 kasus (55,24 %), jumlah
penemuan kasus diare pada laki-laki sebanyak 2644 kasus (44,76 %). Dari data
tersebut diketahui jumlah kasus diare di Kota Yogyakarta tahun 2022 lebih banyak
pada perempuan dari pada laki-laki.
1223
1001
952
855
823
727 750
683
590 581 588
523
489 468
452
414 399 383
353 333120 354 347
299 325
297 287 285 285 285
246 255 233
203 209 220
Grafik 71. Notifikasi Kasus Diare di Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2022
1540
1178
823 857
760
560545 543
396
183
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Grafik 72. Data penemuan kasus pneumonia dari tahun 2013 – 2019 di Kota Yogyakarta
510
Laki-laki Perempuan
Jumlah kasus pneumonia pada perempuan sebanyak 347 kasus (40,49%), jumlah
penemuan kasus pneumonia pada laki-laki sebanyak 510 kasus (59,51%). Jumlah kasus
pneumoni balita pada laki-laki lebih banyak dibanding pada kasus pneumonia balita
perempuan.
196
160
152
132 137
116 120
109
94 93
84 78
64
52 5351 56
43 42 46
39 37 33 33
30
23 19
9 12 9 15 15 13
4 0 4
Grafik 74. Jumlah Kasus Pneumonia Balita Kota Yogyakarta Tahun 2022
1355
1098
993 1006
948943
882 900 893 879
848 812 833
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Grafik 75. Angka Case Notification Rate (CNR) Kasus TB Semua Type Kota Yogyakarta
Jumlah 1.355 kasus TB yang terlaporkan dalam SITB Kota Yogyakarta tahun 2022 hanya
60% (805) kasus yang mempunyai alamat tempat tinggal di wilayah Kota Yogyakarta.
Jumlah penemuan kasus baru TB dengan alamat atau domsili di Kota Yogyakarta pada
tahun 2019 sebanyak 604 kasus, menurun menjadi 429 kasus pada tahun 2020,
menjadi 477 kasus pada tahun 2021 dan pada tahun 2022 meningkat menjadi 805
kasus. Secara keseluruhan penemuan kasus baru TB semua tipe di Kota Yogyakarta
mengalami peningkatan pada tahun 2022, hal ini disebabkan oleh situasi pandemi
Covid-19 yang berangsur normal sehingga layanan TB di semua fasilitas dan kegiatan
investigasi kontak dan Active Case Finding (ACF) dengan mobile Xray sudah berjalan
dengan optimal dibandingkan tahun 2021.
2) Treatment Coverage
Treatment Coverage (TC) merupakan cakupan penemuan kasus TB dibandingkan
dengan estimasi kasus TB. Estimasi kasus TB di Kota Yogyakarta mengacu pada
Indikator dan
100.22
81.27
61.61 65.01
Treatment coverage
Grafik 76. Angka Treatment Coverage Kasus TB Kota Yogyakarta Tahun 2022
1352 1355
805
Perkiraan Kasus
Kasus TB ditemukan
Kasus TB domisili Kota Yogyakarta
Grafik 77. Angka Treatment Coverage Kasus TB Kota Yogyakarta Tahun 2022
Berdasar jenis kelamin proporsi kasus baru TB adalah 55% laki-laki dan 45 % perempuan.
45%
55%
Laki-laki Perempuan
Belum Sembuh
No. Tahun Diobati Diobati /selesai Meninggal DO* Jumlah
1 2012 0 0 0 1 0 1
2 2013 0 0 2 1 0 3
3 2014 0 0 2 1 1 4
4 2015 0 0 3 2 0 5
5 2016 0 2 4 2 0 8
6 2017 0 0 4 2 0 6
7 2018 0 0 4 1 0 5
8 2019 0 1 3 1 1 6
9 2020 0 1 4 4 1 10
10 2021 4 0 2 3 1 9
11 2022 9 0 0 1 0 10
Jumlah 13 4 28 18 4 67
3) Angka Keberhasilan Pengobatan Kasus TB
Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) kasus TB semua tipe menggambarkan
jumlah pasien TB semua tipe yang berhasil sembuh dan pengobatan lengkap dibanding
dengan jumlah seluruh pasien TB yang diobati. Angka Keberhasilan Pengobatan di Kota
Yogyakarta sejak tahun 2010 masih dibawah target nasional sebesar 90% dari kasus TB
yang diobati. Belum tercapainya angka Keberhasilan Pengobatan TB diantaranya adalah
karena pasien meninggal, droup out pengobatan, gagal pengobatan dan pindah
pengobatan. Angka keberhasilan pengobatan kasus TB tahun 2022 (85%) mengalami
sedikit penurunan dibanding tahun 2021 (87%).
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
87
85.28 85
84.68 84.23
83.41 83.51
83 83
80.68 81.07
79 79.38
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Capaian Target
Grafik 79. Angka Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Tahun 2010 s/d 2022
168
157
133 133
123
115 114
104
89
85
62
59
50
37
31 40
35
15 16 17 22 36
21 22 22
5 12 15
11
4 6 7 6 4 6 55
1
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
HIV AIDS
Grafik 80. Kasus HIV-AIDS per Tahun dari Tahun 2004 – 2022
28,22 %
70,63 %
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta merupakan kasus yang
perlu di waspadai sepanjang tahun, karena penyakit DBD merupakan penyakit
endemis.
Tabel 51. Kasus Demam Berdarah Dengue per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Tahun 2022
Berdasarkan data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2022, wilayah Kota
Yogyakarta masih merupakan daerah endemis DBD dengan jumlah kasus 180 (Incident
Rate 43,76 per 100.000 penduduk dengan perincian kasus jenis kelamin laki laki dengan
99 kasus (Incident Rate : 24,07 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kesakitan
pada
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 |
jenis kelamin perempuan dengan jumlah kasus 81 (Incident Rate 19,70 per 100.000
penduduk) dan tahun 2022 dengan jumlah kasus 180 dengan 2 kematian (Case Fatality
Rate : 1,1 %). Berdasarkan lokasi kejadian kecamatan yang endemis tinggi di kota
Yogyakarta adalah Kecamatan di perbatasan kabupaten Bantul dan Sleman antara lain
Kecamatan Umbulharjo 40 kasus, Mantrijeron ada 18 kasus, Mergangsan ada 25 kasus.
Tegalrejo dan Gondokusuman sebanyak 13 kasus dan 2 kematian di Kecamatan
Mergangsan dan Danurejan.
f. Malaria
Kota Yogyakarta merupakan daerah Eliminasi Malaria sejak tahun 2014, sehubungan
dengan predikat kota pelajar yang merupakan tempat berkumpulnya orang- orang
seluruh Indonesia termasuk orang dari daerah endemis malaria, perlu di waspadai
sepanjang tahun, Angka kesakitan Malaria pada tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel
sebagai berikut:
Tabel 52. Kasus Penyakit Malaria Per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Tahun 2022
Berdasarkan data kasus Malaria tahun 2022, di wilayah Kota Yogyakarta tidak
ditemukan kasus Malaria Anuula Parasite Incidence (API): 0,00 per 1.000 penduduk,
sehingga Kota Yogyakarta sampai tahun 2022 ini masih status daerah Eliminasi Malaria.
g. Filariasis
Tahun 2022, 1 kasus terdeteksi di Rumah Sakit Dr Sardjito, sebagai kota tujuan belajar,
wisata dan tujuan lain dari seluruh Indonesia, dan sebagai daerah endemis Filariasis,
perlu di waspadai sepanjang tahun. Angka kesakitan Filariasis :
14 Kotagede 0 0 0 0
Jumlah 1 0 1 0
Angka Kesakitan* 0,24 0 0,24 0
Ket.: *) per-100.000 penduduk
g. Leptospirosis
Kasus Leptospirosis di Kota Yogyakarta merupakan kasus yang perlu di waspadai
sepanjang tahun, karena penyakit Leptospirosis merupakan penyakit yang mematikan
dan endemis. Angka Kesakitan dan Kematian Leptospirosis pada tahun 2022.
Berdasarkan data kasus leptospirosis tahun 2022, wilayah Kota Yogyakarta masih
merupakan daerah endemis leptospirosis dengan jumlah kasus 14 (Incident Rate 3,4
per
100.000 penduduk dengan perincian kasus jenis kelamin laki laki dengan 10 kasus
(Incident Rate 2,4 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kesakitan pada jenis
kelamin perempuan dengan jumlah kasus 4 (Incident Rate 1,0 per 100.000 penduduk)
dan tahun 2022 dengan jumlah kasus 14 dengan 2 kematian (Case Fatality Rate 14,3
%). Berdasarkan lokasi kejadian kecamatan yang endemis tinggi di kota Yogyakarta
adalah Kecamatan di perbatasan kabupaten Bantul antara lain Kecamatan Umbulharjo
3 kasus, Mantrijeron dan Mergangsan ada 4 kasus. Adapun terdapat 2 kasus kematian
di Kecamatan Mergangsan dan Danurejan.
Gambar 6. Peran Dinas Kesehatan dan OPD Dalam Pengendalian Penyebaran Covid-19
3320
2551
2445
1502
915
589
274
208212
174166 181
141 114 138138 136136113
94 93
54 19 20 36 47 65 49 49 56 37 27 65 87 63 41 24
8 1 17 33 11 14 10 6 2 7 4 24 10 14
10 - 16 Juli
24 - 30 Juli
7 - 13 Agt
4 - 10 Sept
8 - 14 Mei
2 - 8 Jan
14 - 20 Agt
21 - 27 Agt
18 - 24 Sept
9 - 15 Okt
23 - 29 Okt
Nov
30 Okt - 5
15 - 21 Mei
22 - 29 Mei
17 - 23 Jul
9 - 15 Jan
13 - 19 Feb
Sept
11-18 Sept
Okt
6 - 12 Mar
3 - 9 Apr
28 Agt - 3
25 Sept - 1
3 - 9 Juli
16 - 22 Jan
23 - 29 Jan
6 - 12 Nov
30 Jan - 5
Feb 22
27 Feb - 5
Mar
13 - 19 Mar
20 - 26 Mar
10 - 16 Apr
17 - 23 Apr
24 - 30 Apr
5 - 11 Juni
12 - 18 Juni
19 - 25 Juni
27 Mar - 2
Apr
30 Mei - 4
1 - 7 Mei
Juni
26 Jun - 2 Jul
31 Jul - 6 Agt
16 - 22 Okt
6 -12 Feb
20 - 26 Feb
2 - 8 Okt
Grafik 82. Kasus Baru Konfirmasi Covid-19 Minggu Ke-1 s/d Minggu Ke-52 Tahun 2022
Jumlah Kasus
No. Kelurahan
2020 2021 2022 Total Rejowinangun 55 810 464
1 Bener 23 243 216 482 Purbayan 58 614 296
2 Karangwaru 56 420 345 821 Prenggan 18731401
3 Kricak 50 533 430 1013 Wirogunan 39448
365
4 Tegalrejo 58 382 366 806 Keparakan 55 361 285
5 Bumijo 55 459 329 843 Brontokusuman 56468388
6 Cokrodiningratan 23 354 338 715 Warungboto
7 Gowongan 30 280 314 624 Tahunan
8 Demangan 30 458 378 866 Sorosutan
9 Klitren 44 498 416 958
Semaki 18 339 161
10 Kotabaru 42 173 226 441
Pandeyan 78 515 424
11 Terban 44 566 483 1093
Muja Muju 54 660538
12 Baciro 31 690 681 1402
13 Bausasran 33 437 267 737 Giwangan 36 349 240
14 Suryatmajan 35 198 128 361 Purwokinanti 50 352 170
15 Tegalpanggung 78 479 226 783 Gunungketur 17268 126
16 Pringgokusuman 49 484 429 962 Prawirodirjan 45452 333
17 Sosromenduran 39 264 273 576 Ngupasan 34295 226
18 Ngampilan 30 399 303 732 Patehan 20 326 195
19 Notoprajan 21 247 218 486 Panembahan 55501278
20 Pakuncen 40 428 306 774 Kadipaten 20 378 203
21 Patangpuluhan 34 332 218 584 Suryodiningratan 31563360
22 Wirobrajan 35 411 314 760 Mantrijeron 68 626 384
23 Gedongkiwo 60 648 356 1064 Gedongkiwo 60 648 356
24 Mantrijeron 68 626 384 1078 Wirobrajan 35 411 314
25 Suryodiningratan 31 563 360 954 Patangpuluhan 34 332 218
26 Kadipaten 20 378 203 601 Pakuncen 40 428 306
27 Panembahan 55 501 278 834 Notoprajan 22147 218
28 Patehan 20 326 195 541 Ngampilan 30 399 303
29 Ngupasan 34 295 226 555
30 Prawirodirjan 45 452 333 830 Sosromenduran 39264 273
31 Gunungketur 17 268 126 411 Pringgokusuman 49 484 429
32 Purwokinanti 50 352 170 572 Tegalpanggung 78 479 226
Suryatmajan 13958 128
33 Giwangan 36 349 240 625
Bausasran 33437
267
34 Muja Muju 54 660 538 1252
35 Pandeyan 78 515 424 1017 Baciro 31 690 681
36 Semaki 18 339 161 518 Terban 44566 483
37 Sorosutan 73 635 498 1206 Kotabaru 14723 226
38 Tahunan 46 442 317 805 Klitren 44498 416
39 Warungboto 39 445 311 795 Demangan 30458
378
40 Brontokusuman 56 468 388 912 Gowongan 30280
314
41 Keparakan 55 361 285 701 Cokrodiningratan 23338
354
42 Wirogunan 39 448 365 852 Bumijo 55 459 329
43 Prenggan 18 731 401 1150 Tegalrejo 58382
44 Purbayan 58 614 296 968 366
Kricak 50533430
45 Rejowinangun 55 810 464 1329
Karangwaru 56420 345
Jumlah 1905 19961 14523 36389 Bener 22343 216
Tahun 2022 jumlah konfirmasi Covid-19 lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kasus
pada tahun 2021. Pada data kasus mingguan tahun 2022, kenaikan jumlah kasus mulai
minggu Ke-3 dan penambahan tertinggi terjadi pada minggu Ke-8 (20 – 26 Februari
2022) sebesar 3320, angka ini melebihi kasus tertinggi di tahun 2021 yaitu sebesar
2453. Penambahan kasus terbanyak di tahun 2022 berdasar wilayah kemantren ;
6994
5991 5829
5125
4098 3885
2206
1616
645
0-9 10 - 19 20 - 29 30 - 39 40 -49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89
Grafik 85. Kasus Covid-19 Menurut Kelompok Umur dari Tahun 2020 s/d 2022
Umur 20-29 tahun adalah umur dengan konfirmasi Covid-19 tertinggi yaitu
sebanyak 6.994 pasien. Kemudian tertinggi kedua adalah usia 50-59 tahun
sebanyak 5.829 pasien. Serta pasien dengan usia >80 tahun terendah pasien
dengan konfirmasi Covid-19 yaitu sebanyak 645 pasien.
Konfirmasi JUMLAH
No. Kecamatan Pelaku Penelusuran,
Kontak Erat Import
Perjalanan swab mandiri
1 Tegalrejo 156 1176 0 1790 3122
2 Jetis 116 1012 0 1055 2183
3 Gondokusuman 244 2049 0 2466 4759
4 Danurejan 66 810 1 1006 1882
5 Gedong Tengen 119 479 0 939 1537
6 Ngampilan 47 466 0 705 1218
7 Wirobrajan 107 524 1 1487 2118
8 Mantrijeron 115 1589 1 1393 3097
9 Kraton 93 977 0 906 1976
10 Gondomanan 50 689 0 646 1385
11 Pakualaman 38 494 0 451 983
12 Umbulharjo 314 2521 7 1930 4765
13 Mergangsan 120 1003 0 2793 3916
14 Kotagede 107 1832 0 1509 3448
Jumlah 1692 15621 10 19076 36389
832.02
614.17 626.97
370.24
243.69
145.15
34.78 67.87
28.50 35.02 26.33 27.29
2.17 12.80
16 - 22 Jan 22
23 - 29 Jan 22
30 Jan - 5 Feb
22
22
3 - 9 Apr 22
8 - 14 Mei 22
22
22
7 - 13 Agt 22
2 - 8 Okt 22
13 - 19 Mar
12 - 18 Juni
19 - 25 Juni
13 - 19 Feb 22
20 - 26 Feb 22
Mar 22
22
1 - 7 Mei 22
5 - 11 Juni 22
Sept 22
11-17 Sept 22
20 - 26 Mar
9 - 15 Jan 22
6 - 12 Feb 22
27 Feb - 5
6 - 12 Mar 22
Apr 22
10 - 16 Apr 22
17 - 23 Apr 22
24 - 30 Apr 22
Juni 22
22
3 - 9 Jul 22
17 - 23 Jul22
31 Jul - 6 Agt
22
28 Agt - 3
22
26 Jun- 2 Jul
2 - 8 Jan 22
27 Mar - 2
22
22
30 Mei - 4
10 - 16 Jul 22
24 - 30 Juli 22
14 - 20 Agt 22
21 - 27 Agt 22
18 - 24 Sept
Okt 22
15 - 21 Mei
22 - 29 Mei
25 Sept - 1
4 - 10 Sept 22
Laju Penularan
Grafik 86. Laju Penularan Covid-19 dari Minggu Ke-1 s/d Minggu ke-52 Tahun 2022
Laju Penularan Covid-19 atau Insiden Rate /Incidence Rate (IR) merupakan indikator
transmisi komunitas (community transmission) untuk mengukur tingkat kerawanan dan
potensi penularan Covid-19 di suatu wilayah. Merujuk dari WHO dan Kementrian
Kesehatan RI, ditetapkan 4 level dalam menetapkan kerawanan penularan di
komunitas.
18 - 24 Des 22 5.80
11 -17 Des 22 9.90
4 - 10 Des 22 15.22
27 Nov - 3 Des 22 27.29
20 - 26 Nov 22 32.85
13 - 19 Nov 22 43.71
6 - 12 Nov 22 51.20
30 Okt - 5 Nov 22 50.23
23 - 29 Okt 22 32.85
16 - 22 Okt 22 21.01
9 - 15 Okt 22 15.70
2 - 8 Okt 22 6.52
25 Sept - 1 Okt 22 9.66
18 - 24 Sept 22 13.52
11-17 Sept 22 12.32
4 - 10 Sept 22 12.32
28 Agt - 3 Sept 22 15.94
21 - 27 Agt 22 23.91
14 - 20 Agt 22 26.33
7 - 13 Agt 22 41.78
31 Jul - 6 Agt 22 43.47
24 - 30 Juli 22 34.05
17 - 23 Jul22 35.02
10 - 16 Jul 22 12.56
3 - 9 Jul 22 9.18
26 Jun- 2 Jul 22 7.25
19 - 25 Juni 22 5.80
12 - 18 Juni 22 0.97
5 - 11 Juni 22 2.66
30 Mei - 4 Juni 22 0.48
22 - 29 Mei 22 0.97
15 - 21 Mei 22 1.93
8 - 14 Mei 22 0.48
1 - 7 Mei 22 1.45
24 - 30 Apr 22 2.66
17 - 23 Apr 22 3.38
10 - 16 Apr 22 2.66
3 - 9 Apr 22 8.45
27 Mar - 2 Apr 22 28.50
20 - 26 Mar 22 67.87
13 - 19 Mar 22 145.1
6 - 12 Mar 22 5 370.24
27 Feb - 5 Mar 22 626.97
20 - 26 Feb 22 832.02
13 - 19 Feb 22 614.17
6 - 12 Feb 22 243.69
30 Jan - 5 Feb 22
23 - 29 Jan 22 34.78
16 - 22 Jan 22 12.80
9 - 15 Jan 22 4.59
2 - 8 Jan 22 0.24
2.17
20 50 150
Grafik 87. Incidence Covid-19 Kota Yogyakarta Minggu Ke-1 s/d Minggu Ke-52 Tahun 2022
336
318
228
136
110
35
4 1 8
Grafik 90. Kasus Kematian Covid-19 Menurut Kelompok Umur dari Tahun 2020
s/d Minggu Ke-52 Tahun 2022
Pasien covid-19 dengan kelompok umur 60-69 tahun mengalami kematian tertinggi
dibandingkan dengan umur lainnya. Adapun usia 10-19 tahun adalah pasien dengan
risiko kematian terendah yaitu hanya ada 1 kasus covid-19 yang meninggal.
Laki-laki Perempuan
Grafik 91. Proporsi Kematian Kasus Covid-19 Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020 – 2022
631; 2%
35778;
98%
Grafik 92. Kasus Covid-19 Menurut Komorbid dari Tahun 2020 s/d Tahun 2022
140 138
81
49
24
15
2 4 5
Grafik 93. Kasus Covid-19 dengan Komorbid per Kelompok Umur Tahun 2020 s/d Tahun 2022
Konfirmasi Covid-19 dengan komorbid pada umur 50-59 adalah umur dengan kasus
tertinggi dengan jumlah sebanyak 140 orang, sedangkan yang terendah adalah
kelompok umur 0-19 tahun hanya 2 orang.
136
HT 110
66
Jantung (CHF) 58
42
Asma 22
DM, Jantung 17 22
14
(CHF) HT, DM,
9 12
Jantung HT,
9
Jantung (CHF) 9
Serebrovaskular 8
DM, Stroke8
7
TBC
6 Jenis komorbid covid-19 tertinggi adalah
HT, DM, Ginjal 6
HT,
5 DM = 136 kasus.
Asma DM, 5
4
Asma Batu 4
empedu 4
Pleuropneumonia 3
3
ARDS
2
DM, Jantung, 2
Stroke gizi buruk,2
2
epilepsi
2
Ca
2
Ginjal
2
Anemia 2
2
Osteoatritis
1
AKI, Melena 1
NPH,1
hiponatremi 1
1
thrombocytopenia
1
Ca Paru1
HIV, CKD1
Stroke, CKD1
1
DM, CKD, Stroke
1
HT, Ginjal,
1
Jantung1
HT, Ca Endometrium 1
1
1
1
Grafik 94. Kasus Covid-19 Berdasarkan Jenis Penyakit dari Tahun 2020 s/d Tahun 2022
1
1
1
1
(4) Proporsi Kasus1 Konfirmasi Covid-19 dengan Komorbid Menurut Jenis Kelamin
1
1
Laki-laki Perempuan
93868
81787
28181
13935 14598
Grafik 96. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif di Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
29,881
Capaian Skrining Berisiko
23,051
20,643
20,232
18,337
16,615
14,27914,182
12756
11,894
9621
7,934 8,134 8,651
7750
6123 5049 5401 5418 4,883
3290 3894 4,488 3465 3856 3541 4378 3129 4994
3628 23225,444
2677
1,755
953
69
Grafik 97. Proporsi Hasil Skrining dan Risiko PTM Kesehatan Usia Produktif Tahun 2022
Pelayanan kesehatan usia produktif merupakan salah satu indikator Standart Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan. Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia produktif adalah
skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan
penyakit tidak menular meliputi: Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut,
pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan anamnesa perilaku berisiko.
Pada tahun 2022 diketahui jumlah penduduk usia produktif di Kota Yogyakarta sebanyak
271.132 jiwa, dengan proporsi 49% adalah laki-laki dan 51% berjenis kelamin perempuan.
Dari sasaran tersebut yang melakukan deteksi dini sebesar 29.457 laki-laki dan 52.330
perempuan. Total baru sekitar 81.787 orang atau 30,2%. Dari hasil deteksi dini ditemukan
kelompok berisiko PTM sejumlah 20,1% atau 16.406 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (93.868 orang), penduduk usia 15-59 yang mendapatkan screening sesuai
36
21
18 17
14 12 15
12 12
11
5 6 4 5 5 4
3
Gondomanan
Danurejan
Gedongtenga
Gondokusum
Gondokusum
Danurejan
on
e1
Kotagede 2
Krat
Mergangsa
Je
tis
Kotaged
1
a…
n
2
Grafik 98. Distribusi Posbindu Menurut Puskesmas di Kota Yogyakarta Tahun 2022
1168 1201
1030 1002
902
Grafik 99. Distribusi Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat Di Kota Yogyakarta Tahun 2022
Sasaran Capaian
b. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.
Peningkatan tekanan darah yaitu keadaaan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama
dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90
mmHg (Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Pressure VII/JNC-VII, 2003).
21817
18057
Pelayanan Hipertensi
3544
2943
2813 2729
2591 2528 2522
2444 2423
2149 2158 2171 2210
2001
1715 1751 1713
15631551
1186 1445
1359
1234 1044 1145 1012 1153
962 1067
980 907 964 854
806 883
731
Sasaran Capaian
e. Diabetes Mellitus
Jumlah penyandang Diabetes Melitus (DM) di seluruh dunia saat ini diperkirakan sebanyak
285 juta orang, jumlah ini akan terus bertambah hingga mencapai 438 juta orang pada
tahun 2030. Meningkatnya prevalensi kasus penyakit tidak menular menjadi perhatian
pada hasil Riset Kesehatan dasar pada tahun 2018 antara lain kanker dari 1,4 permil
menjadi 1,8 permil, stroke dari 7 permil menjadi 10,9 permil , penyakit ginjal kronis 2,0
permil menjadi 3,8 permil. Prevalensi diabetes mellitus pada penduduk ≥ 15 tahun
meningkat dari 6,9% menjadi 10,9%. Sedangkan berdasarkan diagnosis dokter prevalensi
DM seluruh Indonesia 2%, DIY 3,11%, Kota Yogyakarta 4,79% pada Riskesdas 2018.
13676
12554
11046 10635
7467
Grafik 103. Distribusi Pelayanan Diabetes Mellitus di Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
1706 1716
1544
1418
1356
1219
1177
1036 1028 1066
964 965
914
827 844 860
753 787
673 739
696
631
510 572 495
531 497 521
473 487
399 464 438 429 412
353
Sasaran Capaian
Sumber: Laporan Puskesmas
Grafik 104. Distribusi Pelayanan Diabetes Mellitus di Kota Yogyakarta Tahun 2022
f. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Sadanis
1950
1518
1142
Grafik 105. Distribusi Pemeriksaan IVA dan Sadanis di Kota Yogyakarta Tahun 2020-2022
Grafik di atas menggambarkan distribusi deteksi dini kanker leher rahin dengan metode IVA
dan deteksi dini kanker payudara dengan metode Sadanis tahun 2020-2022. Pemeriksaan
7403
6056
5487
5016
4718
4237 4352
4055
3474 3311
3015 2902
2284
1950 2110
1837
1655
1420
Sasaran Capaian
Sumber: Laporan Puskesmas Tahun 2022
Grafik 106. Distribusi Pemeriksaan IVA dan Sadanis Di Kota Yogyakarta Tahun 2022
Grafik di atas menunjukkan capaian pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan
metode IVA dan kanker payudara dengan SADANIS.
Tahun 2022 wanita usia subur yang melakukan deteksi dini kanker leher Rahim dan
deteksi dini kanker payudara sebanyak 1.950 orang atau sekitar 3% dari WUS yang ada
(65.282 orang). Pemeriksaan terbanyak di wilayah Puskesmas Tegalrejo (263 orang) dan
paling sedikit di wilayah Puskesmas Kotagede 2 (52 orang). Berdasarkan hasil pemeriksaan
diperoleh 4 orang dengan IVA Positif yang berasal dari Wilayah Puskesmas Danurejan 1 (1
orang), Danurejan 2 (2 orang) dam Puskesmas Umbulharjo 2 (1 orang), Curiga kanker
sebanyak 4 orang yang berasal dari wilayah Puskesmas Umbulharjo1 (1 orang) dan
Puskesmas Umbulharjo 2 (3 orang).
93 89 95
80
64 64
57 52
Grafik 107. Distribusi Pemeriksaan IVA dan Sadanis Di Kota Yogyakarta Tahun 2022
Realisasi kegiatan Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan Minuman Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta adalah hasil kegiatan seksi dalam periode satu tahun
anggaran di tahun 2022 yang disusun dalam rencana kegiatan seksi. Realisasi kegiatan
seksi dibedakan menjadi realisasi kegiatan, realisasi fisik dan realisasi anggaran.
1. Realisasi Kegiatan
Realisasi Kegiatan adalah terlaksananya kegiatan yang menunjang tercapainya
indikator kinerja :
a. Ketersediaan Obat dan Vaksin.
Ketersediaan diukur dengan tersedianya 40 item obat indikator dan 5 jenis vaksin
indikator. Nilai batas (cut off) ketersediaan obat dan vaksin dinyatakan dengan
nilai relatif (persentase).
Tabel 61. Ketersediaan obat dan vaksin Kota Yogyakarta tahun 2022
Ketersediaan
No Bulan
Ada Tidak Ada (%)
1 Januari 45 0 100 %
2 Februari 45 0 100 %
3 Maret 45 0 100 %
4 April 45 0 100 %
5 Mei 45 0 100 %
6 Juni 45 0 100 %
7 Juli 45 0 100 %
8 Agustus 45 0 100 %
9 September 45 0 100 %
10 Oktober 45 0 100 %
11 Nopember 45 0 100 %
12 Desember 45 0 100 %
Rata-rata 100 %
Sumber :IF Kota Yogyakarta
Tabel 62. Distribusi obat, vaksin dan alkes yang dilaksanakan Seksi Farmasi, Alat Kesehatan
dan Makanan Minuman per-bulan tahun 2022
No Bulan Distribusi
Rutin Non Rutin
Puskesmas Non Puskesmas
1 Januari 19 125 127
2 Februari 19 256 93
3 Maret 19 195 134
4 April 19 127 124
5 Mei 19 54 55
6 Juni 19 109 64
7 Juli 19 125 88
8 Agustus 19 192 104
9 September 19 159 81
10 Oktober 19 80 61
11 Nopember 19 113 97
12 Desember 19 110 86
Jumlah 228 1.645 1.114
Catatan :
Jumlah distribusi dalam satuan kali frekuensi
Distribusi
No Puskesmas
Rutin Non Rutin
1 Jetis 12 90
2 Kraton 12 94
3 Gedongtengen 12 102
4 Gondokusuman 2 12 73
5 Tegalrejo 12 121
6 Kotagede 1 12 82
7 Umbulharjo 2 12 87
8 Mergangsan 12 97
9 Ngampilan 12 82
10 Danurejan 2 12 71
11 Wirobrajan 12 109
12 Mantrijeron 12 109
13 Gondokusuman 1 12 80
14 Danurejan 1 12 76
15 Kotagede 2 12 86
16 Umbulharjo 1 12 121
17 Pakualaman 12 94
18 Gondomanan 12 71
Jumlah 216 1.645
Sumber :IF Kota Yogyakarta
Tabel 66. 10 (Sepuluh) Besar Obat Program yang terdistribusi oleh IFK Tahun 2022
Jumlah Distribusi
No Obat
Satuan Jumlah
1 Besi (II) Sulfat / Tablet Tambah Tablet 1.066.520
Darah
2 Tenofovir 300 mg+Lamivudin Tablet 340.470
30 mg+Efavirenz 600 mg tablet
kombinasi
3 Suplemen mengandung zat besi Tablet 282.200
Zidovudine 300 mg+Lamivudine
4 150 Tablet 126.600
mg tablet kombinasi / Duviral
5 Albendazole 400 mg Tablet 125.800
6 Tenofovir 300 mg+Lamivudin 30 Tablet 118.260
mg+Dolutegravir 50 mg tablet
kombinasi
7 Nevirapine 200 mg Tablet 116.760
8 Favipiravir 200 mg Tablet 116.200
9 Lamivudine (3TC) 150 mg Tablet 90.960
10 Trihexyphenidil 2 mg Tablet 73.100
Triwulan 2022
No. Indikator Kinerja POR
1 2 3 4 (Rata-rata)
1 Penggunaan Antibiotik pada 100 100 100 100 100
ISPA non pneumonia
2 Penggunaan Antibiotik pada 99,78 99,84 99,66 99,91 99,8
Diare non spesifik
3 Rerata Item / lembar Resep 91,38 87,36 87,62 92,88 89,0
POR 96,54
Sumber :IF Kota Yogyakarta
Hasil
Sarana
No Pemeriksaan Sasaran
Diperiksa Tidak
MS TMS
Aktif
1 Sarana 50 49 7 22 20
Keterangan : MS = Memenuhi Syarat (Level 1 dan 2)
TMS = Tidak Memenuhi Syarat (Level 3 dan 4)
Tidak aktif = Sarana tidak produksi/tutup atau pindah alamat
Sampel
No. Wilayah Puskesmas MS TMS
Diperiksa
1 Tegalrejo 0 0 0
2 Jetis 0 0 0
3 Gedongtengen 0 0 0
4 Wirobrajan 3 3 0
5 Ngampilan 0 0 0
6 Mantrijeron 50 50 0
7 Mergangsan 6 6 0
8 Kraton 0 0 0
9 Gondomanan 0 0 0
10 Pakualaman 0 0 0
11 Danurejan 1 0 0 0
12 Danurejan 2 0 0 0
13 Gondokusuman 1 3 3 0
14 Gondokusuman 2 0 0 0
15 Umbulharjo 1 11 11 0
16 Umbulharjo 2 3 3 0
17 Kotagede I 29 29 0
18 Kotagede II 0 0 0
Jumlah 105 105 0
Keterangan : MS = Memenuhi Syarat
TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Sarana Sarana
No. Tindak Lanjut
Yanfar Diperiksa
1 IFK 0 0
2 Puskesmas 4 3
3 Apotek 5 3
4 Klinik 1 0
5 RS 2 2
6 Toko Obat 0 0
Jumlah 12 8
Keterangan :
A = Tidak sesuai CPPB-IRT, label
B = Tidak ada kode produksi, ijin PIRT sudah habis
C = Tidak ada kode produksi
D = Tidak ada kode produksi , kadaluarsa, netto
E = Tidak ada kode produksi, komposisi, netto
F = Menggunakan bahan tambahan pangan yang tdak boleh ada
G = Tidak sesuai CPPB-IRT, label, PIRT Luar Kota
H = Tidak ada kode produksi, netto
I = Mencantumkan klaim/ manfaat
Tabel 73. Realisasi Anggaran APBD dan DAK Menurut Alokasi Belanja Tahun 2022
Capaian
No. Uraian DPA Realisasi (%)
1 Belanja Langsung dan
Belanja Modal 15.922.284.305 13.721.004.352 86,17
Catatan
1. Capaian Indikator Kinerja Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan
Minuman Tahun 2022 :
a. Ketersediaan Obat dan Vaksin tercapai = 100%
b. Penggunaan Obat Rasional (POR) tercapai = 96,54%
2. Capaian realisasi keuangan Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan
Minuman Tahun 2022 sebesar 86,17%.
Capaian realisasi fisik kegiatan Seksi Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan
Minuman Tahun 2022 sebesar 99,99%.