PROPOSAL
NARWAN
201701124
Maka dengan ini saya sebagai peneliti melimpahkan hasil skripsi ini kepada
Stikes Widya Nusantara Palu. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan
sadar dan tampa paksaan dari pihak manapun.
Narwan
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 23
C. Hipotesis 23
BAB III METODE PENELITIAN 24
A. Desain Penelitian 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian 24
C. Populasi dan Sampel Penelitian 24
D. Variabel Penelitian 25
E. Definisi Operasional 26
F. Instrumen Penelitian 27
G. Teknik Pengumpulan Data 28
H. Analisa Data 29
I. Bagan Alur Penelitian 31
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
2
3
3
4
4
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
6
7
7
8
8
9
2) Klasifikasi prioritas
Prioritas penyampaian warna juga dilakukan untuk
memberikan penilaian dan intervensi penting. Intervensi dapat
digunakan untuk mengidentifikasi lesi. Mengetahui apa yang
harus dilakukan dengan cepat dan tepat dapat berdampak
signifikan terhadap keselamatan pasien. Ini disebut intervensi
penting intervensi penting10.
Anda dapat mengambil tindakan pencadangan waktu nyata
sebelum memutuskan jenis ulasan. Intervensi penyelamatan
langsung sering digunakan dalam praktik penyelamatan dan
memerlukan persiapan alat yang diperlukan. Sebelum masa
intervensi, berikut adalah beberapa warna yang umum
digunakan untuk triase:
a) Merah
Merah adalah indikasi untuk pasien atau prioritas
yang lebih tinggi yang membutuhkan perawatan segera.
Merah menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi yang
berpotensi fatal dan menyerang organ yang signifikan.
Pasien dengan eritromelalgia memerlukan pembedahan, dan
resusitasi merupakan langkah awal sebelum tindakan lain
seperti pembedahan atau pembedahan. Pasien bertanda
merah bisa kehilangan nyawa jika tidak segera diobati.
Prioritas utama (merah) termasuk henti jantung, perdarahan
hebat, henti napas, dan kehilangan kesadaran.
b) Kuning
Pasien dengan tanda kuning juga sangat berbahaya
dan membutuhkan perawatan segera. Namun, tanda kuning
adalah prioritas kedua setelah yang merah. Dampaknya,
jika tidak segera ditangani, akan membahayakan fungsi
vital organ tubuh bahkan bisa mengancam jiwa. Misalnya,
kurang dari 25% pasien dengan luka bakar derajat 2 dan 3
mengalami trauma dada, cedera mata, dan laserasi yang
9
10
luas.
c) Hijau
Hijau adalah prioritas ketiga. Hijau menunjukkan
bahwa pasien hanya membutuhkan perawatan dan perhatian
secara teratur. Ini berarti bahwa pasien tidak dalam keadaan
darurat dan tidak mengancam jiwa. Pasien prioritas hijau
menunjukkan pasien dengan hanya cedera ringan atau
penyakit ringan. Misalnya, goresan dangkal.
d) Hitam
Hitam adalah prioritas ketiga. Hitam menunjukkan
bahwa pasien hanya membutuhkan perawatan dan perhatian
secara teratur. Dalam arti pasien tidak dalam keadaan
darurat dan tidak beresiko meninggal. Favorit pasien dalam
warna hijau menunjukkan bahwa pasien hanya mengalami
cedera ringan atau penyakit ringan. Misalnya, luka
superfisial. Pasien dengan cedera otak traumatis, cedera
tulang belakang, trauma multipel11.
d. Proses Triase
Prinsip triase adalah mengumpulkan data dan informasi
secara cepat, tepat dan jelas berdasarkan kondisi pasien. Upaya
sedang dilakukan untuk mengklasifikasikan pasien sesuai dengan
urgensi mereka dan memastikan perawatan segera. Ada dua hal
penting untuk memahami proses klasifikasi.
1) Undertriase
Skrining adalah proses meremehkan keparahan penyakit
atau cedera dan memprioritaskan pasien berdasarkan kelas.
Misalnya, pasien harus segera ditangani dan diprioritaskan. Pasien
prioritas kedua diklasifikasikan sebagai pasien yang layak, yang
memungkinkan perawat untuk menunda dan memprioritaskan
pasien yang paling penting12.
10
11
2) Uptriase
Uptriase adalah proses melebih-lebihkan sejauh mana
seseorang menderita penyakit atau cedera. Uptriage dilakukan oleh
perawat yang memiliki keraguan selama triase. Misalnya, perawat
ragu untuk menentukan pasien dengan prioritas 3 atau 2. Selain itu,
dukungan diberikan oleh perawat yang ragu-ragu untuk
menentukan pasien dengan prioritas 1 atau 2. Prioritas pertama
ditetapkan 2 ke prioritas 3 dan sebaliknya. Penatalaksanaan ini
dilakukan untuk menghindari eksaserbasi pasien. Penting bagi
perawat gawat darurat untuk memahami antara dua hal di atas.
Kedua faktor ini memungkinkan perawat untuk dengan cepat
memutuskan apa yang harus dilakukan dengan pasien mereka.
Misalnya, jika Anda harus segera membawanya ke ruang
perawatan, atau jika Anda harus menunggu. Jika pasien sudah
stabil, proses triase dapat dilanjutkan dengan melakukan asesmen
pasien selanjutnya10.
e. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Triase
Dua faktor mempengaruhi proses pengambilan keputusan dari
triase faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
mencerminkan keterampilan dan kemampuan individu perawat,
sedangkan faktor eksternal mencerminkan lingkungan kerja, seperti
beban kerja yang tinggi, jam kerja, status klinis dan riwayat pasien .
Jumlah peralatan yang kurang memenuhi kapasitas, jumlah perawat
yang terbatas di setiap shift Ruang gawat darurat sangat ramai
(overcrowded), meskipun jumlah pasien dalam shift seringkali
melebihi kapasitas tandu yang ada.. Kesesakan di ruang IGD
mempengaruhi proses triase yang mengarah ke waktu tunggu yang
lebih lama untuk melakukan triase13.
f. Triase Time
Triase Time merupakan kecepatan tindakan triase dihitung sejak
dumulai primary survey sampai ditentukan level triase P1, P2, P3,P0.
Standar waktu yang lazim disebutkan adalah kira-kira 2 hingga 5
11
12
menit per pasien akan tetapi hanya 22% dari Kontrol tanda-tanda
vital adalah waktu standar yang meningkat dan menurun secara
dramatis dengan penuaan pasien.Waktu rata-rata yang digunakan
untuk pasien pediatric adalah 7 menit. Untuk membantu
memecahkan masalah ini beberapa IGD Jangan melakukan penilaian
tanda vital rutin saat mengklasifikasikan populasi tertentu, seperti
pasien yang sangat stabil tanpa gangguan sistemik atau mereka yang
lebih aktif14.
g. Cara Pengukuran Triase Time
Pengukuran triase time dapat dilakukan dengan beberapa
instrument yang digunakan sebagai alat ukur, yaitu lembar observasi
yang di dalamnya berisi Kode Nakes, Kode Pasien, Tanggal, Waktu
Triase, Lama Triase, Kategori triase. Kemudian cara pengukuran
triase time menggunakan stopwatch mulai dari waktu pasien datang
sampai ditentukan pasien tersebut diruang triase P1, P2, P3, P015.
h. Klasifikasi Lokasi Kejadian
1).Triase Pre-Hospital
Triase Pre-Hospital merupakan tindakan penyelamatan
pasien yang tengah mengalami gangguan medikal atau trauma.
Triase pre-hospital juga mampu meminimalisir resiko terhadap
cedera atau luka yang lebih serius. Triase pre-hospital digunakan
sebagai upaya awal perawat untuk menggali data pasien. Terdapat
perbedaan yang cukup signifikan antara triase pre-hospital dengan
triase in-hospital. Triase pre-hospital memiliki keterbatasan staf
medis. Misalnya dalam satu ambulans hanya terdapat dua perawat
dan kondisi pasien yang membutuhkan banyak alat dan obat-
obatan yang lebih lengkap. Tindakan cepat tanggap perawat
dengan keterbatasan alat dan obat selama di ambulans inilah yang
disebut dengan istilah pre-hospital care. Dimana tenaga kesehatan
memilih dan memproritaskan pasien yang mana dievakuasi
terlebih dahulu10.
12
13
13
14
14
15
15
16
a) Primary Survey
Primary survey adalah penilaian yang cepat dan sistematis
yang bertujuan untuk mengindentifikasi dan mengendali
kondisi yang mengancam hidup pasien dan menginisiasi
treatmen sesegera mungkin. Primary survey di seting gawat
darurat dilakukan dengan pendekatan pengkajian melalui
inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Primary survey
dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah DRABC
(Danger, Response, Airway, Breathing, Circulation).
b) Secondary Survey
Secondary survey adalah pengkajian yang berstruktur dan
sistematis, bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi pasien
lebih detail yang berfokus pada: riwayat kesehatan, vital sign
dan pemeriksaan fisik. Secondary survey menurut
Queensland Ambulance Service dilakukan sebagai berikut :
S : Sign/symptoms (tanda dan gejala)
A : Allergies ( alergi)
M : Medications (pengobatan)
P : Past medical history (riwayat penyakit)
L : Last oval intake
E : Events prior to the illness or injury
Poin penting tersebut dikembangkan menurut
OPQRST, sebagai berikut :
O : Onset
P : Provocation
Q : Quanlity
R : Radiation
S : Severity
T : Timing
2). Ivestigasi dan Analisis
Investigasi merupakan hal penting dalam proses
keperawatan di setting gwat darurat. Proses identifikasi terkait
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antar variabel24. Sehingga, kerangka konsep dapat membantu peneliti dalam
menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Untuk mempermudah,
kerangka konsep tentang hubungan ketepatan penilaian triase dengan tingkat
keberhasilan penanganan pasien di IGD RSUD Raja Tombolotutu Tinombo,
dikemas dalam bentuk gambar di bawah ini.
Keterangan
: Di Teliti
C. Hipotesis
Ada hubungan antara ketepatan penilaian triase dengan tingkat
keberhasilan penanganan pasien di IGD Rumah Sakit Raja Tombolotutu
Tinombo.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis
keterangan tentang apa yang ingin diketahui24. Penelitian ini menggunakan
desain observasional analitik menggunakan rancangan penelititan cross-
sectional. Studi potong lintang adalah jenis penelitian yang menekankan
pada waktu pengukuran/pengamatan, dengan hanya satu variabel bebas dan
terikat waktu.Dalam pelaksaan penelitian antara variabel independen
(ketepatan penilaian triase) dan variabel dependen (tingkat keberhasilan
penanganan pasien) dilakukan secara bersamaan dan pada saat yang sama.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di ruangan IGD RSUD Raja
Tombolotutu Tinombo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2021.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi atau biasa dikenal dengan sebutan universal adalah
keseluruhan dari suatu objek yang akan diteliti sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan. Ciri-ciri atau kriteria populasi biasa disebut
dengan parameter. Populasi dalam penelitian biasanya berupa orang
(individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat) dan
lainnya24. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien di ruang
IGD RSUD Raja Tombolotutu Tinombo sebanyak 145 orang.
24
25
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini obyek yang akan di teliti yaitu
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan
random sampling. Random sampling adalah jenis pengambilan sampel
probabilitas dimana setiap orang diseluruh populasi target memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih25. Untuk menentukan sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus slovin sebagai berikut :
n= N
1 + N(e2)
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan Sampel
Pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau
diinginkan misalnya 0,05.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan salah satu komponen, nilai, atau
keadaan dari objek yang memiliki varian khusus yang ditentukan oleh
peneliti untuk dianalisis dan kemudian dibuat kesimpulan25. Penelitan ini
memiliki dua variabel yaitu :
1. Variabel Bebas (Independen variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
mengakibatkan perubahan nilai pada variabel dependen25. Variabel bebas
pada penelitian ini yaitu ketepatan penilaian triase.
2. Variabel Terikat (dependent variabel)
25
26
26
27
kondisi yang
lebih buruk
setelah 2 jam
pertama
mendapatkan
penanganan)
3. Memburuk
(apabila pasien
mengalami
penurunan
kondisi yang
diakibatkan
oleh keadaan
kurang baik
karena
keparahan
yang
dialaminya
setelah 2 jam
pertama
mendapatkan
penanganan)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi untuk ketepatan penilaian triase yang diadopsi dari SOP ruangan
IGD RSUD Raja Tombolotutu Tinombo yang terdiri dari 11 pertanyaan dan
mggunakan skala Guttman dengan dua alternatif jawaban “Ya” diberi skor
skor 2, dan “Tidak” diberi skor 1. Lembar Catatan Dokter untuk tingkat
keberhasilan penanganan pasien yang diadopsi dari Dariyanti dan
dimodifikasi oleh peneliti yang terdiri dari tiga jawaban yaitu : “Membaik”
apabila pasien mengalami peningkatan kondisi kearah yang lebih baik
setelah 2 jam mendapatkan penanganan dan diberi skor 1, dikatakan “Tetap”
apabila pasien dapat mempertahankan kondisi sehingga tidak jatuh pada
kondisi yang lebih buruk setelah 2 jam pertama mendapatkan penanganan
dan diberi skor 2, dan dikatakan “Memburuk” apabila pasien mengalami
penurunan kondisi yang diakibatkan oleh keadaan kurang baik karena
keparahan yang dialaminya setelah 2 jam pertama mendapat penanganan
dan diberi skor 3.
27
28
28
29
H. Analisa data
1. Analisis univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap setiap
variabel dan outcome serta dianalisis untuk mengetahui distribusi dan
persentase masing-masing variabel. Hasil yang diperoleh kemudian
dimasukkan ke dalam tabel frekuensi. Analisis univariat dilakukan
dengan menggunakan persamaan berikut.
f
p= ×100
n
Keterangan :
p = persentase
n= sampel
f= frekuensi
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga memiliki hubungan atau berkolerasi. Analisis
bivariat digunakan untuk melihat adanya hubungan variabel independen
yaitu ketepatan penilaian triase dan variabel dependen yaitu tingkat
keberhasilan penanganan pasien. Dalam penelitian analisa bivariat uji
statistik yang digunakan adalah Chi- square. Pembuktian uji Chi-
square menurut dapat menggunakan formula:
1. Mencari Chi- square dengan rumus
x =∑ ¿ ¿ ¿
2
Keterangan :
x2 : nilai chi- square
Fo : frekuensi yang diobservasi
Fe : frekuensi yang diharapkan
2. Mencari nilai X2 tabel dengan rumus:
Dk=(k-1)(b-1)
29
30
Keterangan :
k : banyaknya kolom
b : banyaknya baris
Dalam penelitian ini analisa bivariat yang digunakan adalah uji chi
square dengan syarat uji yang digunakan ialah fisher’s exact.
30
31
Proposal Penelitian
S1 Keperawatan
Populasi
Tehnik sampling
Random sampling
Inform Consen
Menjelaskan dan meminta persetujuan responden
Pengumpulan Data
Lembar Observasi
Analisa data
Chi Square
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RS Umum Daerah Raja Tombolotutu berlokasi di Jl. Trans Sulawesi
Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigi Moutong dan kelas RS tipe C dengan
memiliki luas wilayah 2.500 m2 dan mempunyai 48 ruangan. kemudian
Rumah Sakit Umum Daerah Raja Tombolotutu dikelilingi oleh asrama dan
rumah dinas.
Jumlah tenaga perawat yang berada di RSUD Raja Tombolotutu
Tinombo sebanyak 15 orang, untuk jumlah dokter sebanyak 3 orang,
kemudian untuk jumlah bed IGD sebanyak 7 buah, sedangkan untuk jumlah
kunjungan pasien tiap bulannya yaitu sebanyak 25-26 orang27.
2. Hasil penelitian
a. Karakteristik Responden
Hasil penelitian tentang karakteristik responden disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
1) Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Laki-laki 24 60.0
2 Perempuan 16 40.0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2021
Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 40 responden terdapat
sebagian besar responden memiliki jenis kelamin laki-laki berjumlah
24 responden (60%), dan sebagian kecil responden perempuan
memiliki jenis kelamin perempuan berjumlah 16 responden (40%).
2) Usia
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan usia
No Usia Frekuensi (f) Presentase (%)
1 21 – 40 15 37.5
2 41 – 60 19 47.5
3 61 – 70 6 15.0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2021
Pada tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki usia 41-60 tahun dengan jumlah 19 responden (37.5%) dan
32
33
c. Analisi Bivariat
Dalam penelitian ini hasil analisis bivariat dilakukan untuk memberi
gambaran hubungan antara variabel independen dan dependen. Pada
penelitian ini digunakan uji statistik Chi-square dengan tingkat kemaknaan
95% yang diuraikan sebagai berikut :
34
A. Kesimpulan
Berdasrkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Didapatkan hasil dari 40 responden hasil uji statistik yaitu untuk Ketepatan
Penilaian Triase sebagian besar responden memilih tepat sebanyak 24 orang
(60,0%).
2. Didapatkan hasil dari 40 responden hasil uji statistik yaitu untuk Tingkat
Keberhasilan Penanganan Pasien sebagian besar responden memilih membaik
sebanyak 24 orang (60,0%).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara Ketepatan Penilaian Triase dengan
Tingkat Keberhasilan Penanganan Pasien di IGD RSUD Raja Tombolotutu
Tinombo dengan p-value =0,020<(0,05).
B. Saran
1. Bagi RSUD Raja Tombolotutu Tinombo
Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit agar dapat mempertahankan hasil
waktu tanggap yang cepat dan tepat, serta lebih meningkatkan lagi
pelayanannya khususnya di bidang gawat darurat.
2. Bagi institusi pendidikan STIKes Widya Nusantara Palu
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat menjadikan hasil penelitian
ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu
penelitian agar dan lebih menambah faktorfaktor lainnya yang mempengaruhi
keberhasilan penanganan pasien
DAFTAR PUSTAKA
A. Data Demografi
No. Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
B. Lembar Observasi Ketepatan Penilaian Triase
Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan jawaban yang saudara anggap
paling sesuai dengan kenyataan yang saudara kerjakan, jangan melewati satu
pertanyaan.