Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Komunikasi Terapeutik
(Individu, Keluarga, Kelompok)

Disusun Oleh :
Putri Rahmah
Nim : 191000214201004

Dosen Pengampu :
Ns. Yuli Permata Sari, M.Kep

Program studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang telah
menyediakan rahmat dan karunia-Nya yang diperlukan saya dapat menyelesaikan makalah
Mata Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan II. Makalah ini di susun di dalam rangka
sesuai dengan tugas kuliah Program Studi Keperawatan.
Dalam menyusun makalah ini, saya banyak mengumpulkan bantuan dari berbagai
layanan internet. Oleh karena itu, saya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
dibangun guna menyempurnakan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya atau untuk semuanya.

                     Bukittinggi, 23 Maret 2021

                                                                                                           Penulis
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................................
Kata Pengantar ....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I : Pendahuluan...........................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................................
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik...............................................................................
2.2 Fase-fase Hubungan dalam Komunikasi Terapeutik.....................................................
2.3 Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Individu........................................................
2.4 Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Keluarga .....................................................
2.5 Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Kelompok....................................................
BAB III : PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mungkin lepas dari berkomunikasi. Komunikasi
merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Salah satu
kajian ilmu komunikasi adalah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik
antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan
penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut
atau partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui
perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih
baik.
Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman ilmu untuk
menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang lebih besar
(Abdalati, 1989). Oleh karena hal tersebut, perawat membutuhkan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang
tercermin dari perilaku kasih sayang dan cinta dalam berkomunikasi dengan orang lain
(Johnson, 1989).
Seorang perawat penting sekali untuk menguasai kemampuan komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik jika dikuasai dengan baik oleh seorang perawat, maka ia akan lebih
mudah menjalin hubungan saling percaya dengan pasien. Tak hanya hal itu saja, dengan
kemampuan komunikasi terapeutik yang baik maka perawat dapat mengatasi masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan, dan meningkatkan citra
perawat.
Komunikasi yang baik dari seorang perawat, khususnya komunikasi terapeutik, dapat
memberikan kepercayaan diri pasien. Dalam hal ini ditekankan bahwa seorang perawat harus
mampu berbicara banyak serta bisa menunjukkan kesan low profile  pada pasiennya. Dalam
tulisan ini, kami membahas mengenai komunikasi terapeutik yang meliputi pengertian,
tahapan/fase-fase dalam komunikasi terapeutik, serta tekniknya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi Terapeutik
2. Menjelaskan Fase-fase Hubungan dalam Komunikasi Terapeutik
3. Bagaimana cara komunikas terapeutik terhadap individu
4. Bagaimana cara komunikas terapeutik terhadap Keluarga
5. Bagaimana cara komunikas terapeutik terhadap Kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal di mana perawat dan klien
memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman emosional klien
yang negative (Stuart Laraia, 2000). Sieh A., Louise K., dan Brenti, (1997) mengemukakan
komunikasi terapeutik sebagai segala bentuk komunikasi yang dirancang untuk
meningkatkan kesejahteraan pasien atau menghilangkan distress psikologis. Komunikasi
terapeutik ditujukan dengan empati, rasa percaya, validasi, dan perhatian.
2.2 Fase-fase Hubungan dalam Komunikasi Terapeutik
1. Tahap Persiapan (Prainteraksi)
Pada tahap ini, perawat berkewajiban mengidentifikasi pasien mengenai kelebihan serta
kekurangannnya. Tahap yang harus dilakukan oleh seorang perawat adalah memahami
keberadaan dirinnya agar siap berintreraksi dengan pasien. Adapun tugas yang harus
dilakukan oleh perawat dalam tahap prainteraksi adalah :
a. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan, pasien. Sebelum elangsungkan
komunikasi, penting bagi seorang perawat untuk melakukan pengkajian terhadap
perasaannya sendiri, yaitu berkenaaan dengan kesiapannya dalam berinteraksi dengan
pasien.
b. Melakukan analisis terhadap kekuatan sekaligus kelemahan yang terdapat dalam diri
sendiri. Semisal, seorang perawat memiliki kekuatan dalam memulai pembicaraan
dan sensitive terhadap perasaan orang lain. Tentunya, keadaan ini bisa dimanfaatkan
oleh seorang perawat guna memudahkan dirinya dalam membuka pembicaraan
sekaligus membina hubungan saling percaya dengan pasien.
c. Mengumpulkan data berkenen dengan pasien. Kegiatan tersebut berfungsi untuk
mengetahui informasi tentang pasien, sekaligus media guna memahami pasien. Paling
tidak,seorang perawat bisa mengetahui identitas pasien, yang bisa digunakan ketika
hendak melangsungkan interaksi.
d. Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. Tentunya, sebelum bertemu,
perawat sudah merencanakan apa yang akan dilakukan, yaitu kapan, di mana,dan
strategi yang hendak dilakukan dalam pertemuan tersebut.
2. Tahap Perkenalan
Pada tahap ini, seseorang perawat harus mengawalinya dengan memperkenalkan diri kepada
pasien. Dengan demikian, seseorang perawat telah bersikap terbuka terhadap pasien.
Diharapkan, hal itu mampu membuat pasien terdorong pula untuk membuka dirinya. Adapun
tujuan dari tahap perkenalan adalah guna memvalidasi keakuratan data sekaligus rencan yang
sudah dibuat. Berikut adalah tugas yang harus dilakukan oleh seorang perawat dalam tahap
perkenalan :
a. Membina rasa saling percaya.
Rasa saling percaya dapat membantu keberhasilan dalam hubungan terapeutik. Sebab
tanpa adannya saling percaya maka keterbukaaan antara kedua belah pihak akan
menjadi suatu hal yang mustahil terjad. Dengan demikian penting bagi seorang
perawat untuk senantiasa membina hubungan saling percaya dengan pasien. Dalam
hal ini perawat harus bersikap terbuka, jujur, menerima apa adanya, menepati janji,
dan menghargai pasien.
b. Merumuskan kontrak dengan pasien.
Keberadaan kontrak sangat penting guna menjamin kelangsungan interaksi antara
perawat dengan pasien. Saat merumuskan kontrak, seorang perawat harus
menjelaskan mengenai peranannya supaya pasien tidak salah paham terhadap
kehadirannya. Tujuan dari penjelasan fungsi perawat adalah menghindari harapan
yang terlalu tinggi dari pasien karena menempatkannya sebagai dewa penolong yang
serba bisa dan serba tahu. Dalam merumuskan sebuah kontrak, perawat harus
menegaskan bahwa kehadirannya semata-mata membantu, sementara kekuatan dan
keinginan  untuk berubah tetap sepenuhnya ada pada diri pasien.
c. Menggali pikiran dan perasaan pasien.
Pada tahap ini, seorang perawat harus mendorong pasien guna mengekspresikan
perasaannya. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang perawat dalm tahp ini
adalah memberikan pertannyaan terbuka sehingga bisa melakukan identifikasi
terhadap masalah pasien. Efek lainnya adalah dihrapkan pasien merasa terdorong
untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
d. Merumuskan metode keperawatan bersama pasien. 
Pada dasarnya tanpa ada keterlibatan pasien dalam keperawatan tujuan yang hendak
dicapai mungkin menjadi sulit. Tujuan ini dirumuskan setelah perawat melakukan
identifikasi terhadap pasien.
Fase orientasi dilaksanakan pada setiap awal pertemuan. Tujuan dari fase orientasi adalah
memvalidasi keakuratan data mengenai rencana yang sebelumnnya sudah dibuat dan
mengevaluasi hasil tindakan yang sudah dilakukan.
3. Tahap Kerja
Dalam proses komunikasi terapeutik, tahap inti dari keseluruhan prosesnya adalah tahap
kerja. Pada tahap ini seorang perawat dan pasien bekerja sama mengatasi permasalahan yang
ada. Perawat dituntut memfungsikan kemampuannya dalam mendorong pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya perawat juga dituntut memiliki kepekaan dan
tingkat analisis yang mempunyai kepekaan dan tingkat analisis  yang baik terhadap
perubahan pasien.
Pada tahap kerja perawat harus melakukan active listening. Melalui active listening perawat
membantu pasien dalam mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi sekaligus mencari
solusi dan cara mengatasinnya. Diharapkan perawat memiliki kemampuan dalam
menyimpulkan kondisi pasien secara tepat dan benar. Teknik menyimpulkan adalah satu
bentuk usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan sekaligus
menyamakan pikiran dan ide dengan tujuan membantu pasien.
4. Tahap Terminasi
Tahap terminasi ialah tahap akhir dari pertemuan antara perawat dan dengan pasien. Tahap
terminasi dipetakan menjadi dua, yaitu :
a. Terminasi sementara, yaitu dilakukan saat akhir dari setiap pertemuan dengan pasien.
b. Terminasi akhir, dilakukan saat perawat menyelesaikan proses keperawatan secara
keseluruhan.
Pada tahap terminasi, terdapat beberapa tugas yang harus diperhatikan sekaligus
diaplikasikan secara sungguh-sungguh oleh perawat, yaitu :
a. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian dari interaksi yang sudah dilaksanakan.
Evaluasi ini juga disebut sebagai evaluasi objektif, di mana dalam melakukan
evaluasi, seorang perawat tidak diperbolehkan menunjukkan kesan menguji
kemampuan pasien. Akan tetapi, seorang perawat menunjukkankesan sekedar
mengulang atau menyimpulkan.
b. Melakukan evaluasi subjektif. Evaluasi subjektif dilakukan seusai melakukan
interaksi, yaitu dengan menanyakan perasaan pasien setelah melakukan interaksi,
yaitu apakah interaksi yang dilakukan bisa mengurangi kecemasan atau tidak ?
c. Menindaklanjuti interaksi yang sudah dilakukan. Tindakan tersebut bisa disebut
sabagai pekerjaan rumah bagi pasien. Tindak lanjut yang diberikan harus relevan
dengan rencana interaksi berikutnya.
d. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya. Kontrak pertemuan yang dibuat
mencangkup tempat, waktu, sekaligus tujuan dari interaksi yang hendak dilakukan.

2.3 Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Individu


1. Tahap Pre-Interaksi
a. Mengumpulkan data pasien
 Nama Klien : Ny. Yusi
 Kondisi klien adalah Asma
 Diagnosa Keperawatan : Tidak Efektifnya jalan nafas b.d akumulasi sekret
 Tujuan Khusus : Setelah dilakukan perawatan sesak berkurang
 Data Subyektif      
 Klien mengatakan lemas
 Klien mengatakan sesak
 Data Obyektif                               
 Klien terlihat sesak dan batuk                                                                        
 Terpasang oksigen 2,5 L                               
 Terdapat bunyi weezhing
 TTV    :  TD       : 120/80 mmHg
                                    N         : 90x/mnt
                                    R         : 30x/mnt
                                    S          : 37,5⁰C
Tindakan Keperawatan                
 Berikan Penkes tentang Asma
 Posisikan pasien Semi Fowler
 Ajarkan pasien cara Batuk Efektif
b. Mengeksplor Perasaan
Saya siap berinteraksi dengan klien (Ny.Y) dengan tindakan keperawatan padan klien
asma.
c. Rencara Pertemuan 
Saya akan membuat kontrak penkes hari ini jam 09.00 pagi
2. Tahap Orientasi
Perawat : Assalamualaikum..Selamat Pagi bu
Pasien : Waalaikumsalam..Pagi Sus
Perawat : Ibu, saya Putri Rahmah, saya mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah
Sumatera Barat, apakah benar ini dengan ibu yusi ?
Pasien :Iya sus benar
Perawat : Oh iya ibu, ibu lebih suka dengan panggilan apa ?
Pasien : Ibu yusi saja supaya lebih akrab
Perawat : Baik bu Yusi hari ini saya akan merawat ibu dari pukul 07.00-14.00 siang
nanti jadi kalau ada masalah ataupun keluhan ibu dapat menginformasikannya
kepada saya, dan tujuan saya kesini adalah saya akan memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu.
Pasien :Oh iya baik sus
Perawat   : Ibu, bagaimana perasaan ibu hari ini setelah dipasang oksigen ?
Pasien : Alhamdulilah sus sekarang sesaknya sudah berkurang
Perawat  : Iya syukurlah bu, kalau begitu apa yang ibu keluhkan hari ini ?
Pasien : Iya sus, yang saya keluhkan sampai saat ini saya masih mengalami batuk-
batuk yang disertai dengan dahak.
Perawat  : Oh iya bu, batuk itu adalah salah satu gejala dari asma maka dari itu  sesuai
perjanjian kita kemarin saya akan memberikan ibu pengetahuan tentang asma
dan cara batuk efektif, apakah ibu besedia ?
Pasien : Iya sus saya bersedia
Perawat  : Tempatnya mau dimana bu ?
Pasien : Disini saja sus
Perawat  : Iya baik bu, posisinya ibu mau duduk apa tidur saja ?
Pasien : Duduk saja sus
Perawat  : (Posisikan) baik bu, saya minta waktunya kurang lebih 10-15 menit untuk
melakukan penyampaian materi tentang penyakit asma dan cara batuk efektif.
Pasien : Iya suster
3. Tahap Kerja
Perawat   : Ibu, apa yang terjadi sehingga ibu dibawa ke rumah sakit ?
Pasien : Sebelum saya ke rumah sakit saya mengalami sesak di dada dan sangat sulit
untuk bernafas, akhirnya saya dibawa kerumah sakit.
Perawat   : Memang yang menyebabkan ibu sesak kenapa bu ?
Pasien : setelah saya membersihkan rumah saya mengalami sesak
Perawat  : Oh iya baik bu, sebelum kita mulai apa ada yang ingin ibu tanyakan ?
Pasien :Tidak sus, langsung dimulai saja
Perawat  : baik Kalau begitu kita mulai saja 
(Pemberian materi) Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang
menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa
mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita
oleh semua golongan usia, baik muda atau tua. beberapa hal yang kerap memicunya,
seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau
bahkan terpapar zat kimia. tips mencegah asma dengan cara Jauhi faktor pencetus,
makan-makanan yang bergizi dan olahraga secukupnya.
Perawat   : Nah bu, setelah yang saya jelaskan tadi apakah ibu sudah mengerti ?
Pasien : iya sus saya sudah mengerti
Perawat  : Kalau ibu sudah mengerti,coba sebutkan tips untuk mencegah asma apa
saja ?
Pasien : (sebutkan), Jauhi faktor pencetus, makan-makanan yang bergizi dan olahraga
secukupnya.
Perawat  : iya bagus ibu, berarti ibu sudah memahaminya.
4. Tahap Terminasi
Perawat   : Alhamdulilah ibu penjelasannya sudah selesai, bagaimana perasaan ibu
setelah mengetahui tentang penyakit asma ?
Pasien : Saya sangat senang sekali sus telah mengetahui tentang penyakit asma.
Perawat   : baik bu,Ibu saya besok akan memberikan pengetahuan tentang pengobatan
tradisional terhadap penyakit asma apakah ibu bersedia ?
Pasien : iya sus saya bersedia
Perawat  : waktu dan tempatnya mau dimana bu ?
Pasien : Disini sus dan waktunya seperti tadi saja jam 09.00
Perawat  : baik bu, sekarang ibu bisa beristirahat kembali
Pasien : Iya sus, terimakasih banyak yaa
Perawat  : Sama-sama ibu, semoga ibu lekas sembuh, saya pamit ya bu,
Assalamualaikum..
Pasien : Waalaikumsalam..
2.4 Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Keluarga
1. Tahap Pre-Interaksi
Nindia Rosella adalah anak balita berusia 10 tahun. Saat ini dia sedang dirawat di
salah satu ruangan di RS. Arjawinangun karena pagi tadi dia merasakan sesak napas dan
sakit pada dadanya disertai batuk kering dan badanya terlihat lemas dan letih
2. Tahap Orientasi
(Salam)
Suster : “ assalamu’alaikum ibu. Assalamu’alaikum ade ”
Ibu dan anak : “ wa’alaikumsalam ”
(perkenalan)
Suster : “ ibu permisi saya suster Putri Rahmah, panggil saja suster Putri . Ibu
saya suster yang bertugas di ruangan ini. Saya dinas dari jam 07.00
pagi sampai jam 14.00 siang nanti. Ibu kalau ada apa-apa bisa panggil
saya di ruang perawat. Sebelumnya apa benar saya dengan ibu Reski
orangtua dari Nindia Rosella yang beralamat di Jl. Pemuda
No.38,benar bu? ’’
Ibu pasien : “ iya benar ibu."
Suster : “ saya sekarang mau memeriksa kondisi anak ibu, Nindi. Bagaimana
ibu?”
Ibu pasien : “ oh iya, silahkan suster.silahkan suster saja yang membujuknya
soalnya Nindi lagi main, suster.”
Suster : “ iya ga apa-apa bu.”
Suster : “ selamat pagi, de. Lagi mainan apa de?”
Nindi : “ lagi mainan boneka. ”
Suster : “ itu namanya boneka apa de? Boleh suster tau ?”
Nindi : “ ini boneka shaun the sheep ”
Suster : “ lucu banget de bonekanya.”
Nindi : “ iya suster.
Suster : “ sekarang suster mau memeriksa keadaan sakit ade dulu. Ade mau
ga?
Nindi : “ entar sakit ga suster? Kalo sakit Nindi ga mau.”
Suster : “ ga sayang.Suster cuma mau memeriksa keadaan ade dulu. Tapi
sebelumnya suster mau kenalan dulu sama ade. Nama suster Putri
Rahmah. Ade bisa panggil suster Putri. Nama ade siapa?”
Nindi : “ nama saya Nindia Rosella. Suster panggil Nindi aja.”
Suster : “ oh iya, salam kenal ya Nindi.”
Nindi : “ iya suster.”
( Evaluasi Validasi )
Suster : “ Nindi gimana perasaanya sekarang?”
Nindi : “ masih ga enak suster.”
Suster : “ tidurnya gimana tadi malemnya, Nindi?”
Nindi : “ Nindi tadi malem ga bisa tidur, tidurnya bangun-bangun terus
suster ga nyenyak.”
Suster : “ kenapa Nindi tidurnya kebangun terus?”
Nindi : “ di bagian ini (sambil menunjuk bagian dada) sakit terus napasnya
juga sesak sus. Kepala Nindi juga sakit udah gitu Nindi batuk terus,
sus”
Suster : “ iya, maka dari itu nanti suster periksa Nindi ya biar ga sesak napas
trus kepalanya ga sakit lagi.”
Nindi : “ iya suster Nindi mau.
Suster : “Nindi suster sekarang mau mulai pemeriksaannya ya. Dengan suster
memeriksa Nindi nanti suster bisa tau penyakit Nindi. Dengan begitu
nanti suster bisa ngasih obat yang tepat dan bisa merawat Nindi dengan
baik. Nanti Nindi ikuti petunjuk yang suster kasih ya sayang?”
Nindi : “ iya suster.”
Suster : “ sekarang Nindi tidur berbaring dulu ya.
3. Tahap Kerja
(membaringkan pasien tidur telentang dan mengatur posisi yang nyaman bagi
pasien. Dan mulai melakukan prosedur pemeriksaan fisik)
Suster : “ Nindi sekarang buka bajunya ya, suster mau mulai
pemeriksaannya.”
Nindi : “ iya suster.”
Suster : “ mau di bantu bukain sama suster atau mau di bukain sendiri?”
Nindi : “ dibuka sama Nindi sendiri aja sus.”
Suster : “ ya udah sekarang dibuka bajunya trus Nindi tiduran.”
(mempersiapkan alat-alat dan mulai melakukan pemeriksaan)
(melihat bentuk dan pergerakan thorak)
Suster : “ Nindi sekarang coba tarik napas ya.”
Nindi : (tarik napas)
Suster : “ sekarang coba Nindi bilang tujuh-tujuh (7).”
Nindi : “tujuh-tujuh.”
4. Tahap Terminasi
( Data Subjektif )
Suster : “ nah suster udah selesai memeriksa Nindi. Sekarang gimana
perasaan
Nindi setelah diperiksa?”
Nindi : “ Udah agak kurang sakit nya bagian sininya sus (sambil menunjuk
daerah dada).Napasnya juga ga bunyi terus dan gak terlalu sesak lagi
sus. ”
Suster : “Alhamdulillah sudah mendingan ya nindi”
Suster : “Ibu seperti nya nindi mengalami gejala penyakit asma bu”
Ibu Pasien : “Benarkah sus ? Bagaimana tindak lanjut sebaik nya sus? ”
Sister : “Untuk saat ini nindi dikasih obat dulu bu…apabila belum ada
perubahan pada sesak nafas nya akan segera di tindak lanjuti bu”
Ibu pasien : “Baik suster”
Suster : “Nindi nanti suster akan kasih obat dulu ya nindi..dimunum ya obat
nya nindi …agar nindi cepat sehat”
Nindi : “ iya suster. Tapi pahit ya suster obatnya?”
Suster : “ kalo Nindi mau sembuh harus mau minum obat ya sayang?”
Nindi : “ iya suster, Nindi pengen berangkat sekolah lagi.”
(Data Objektif )
Setelah komunikasi dan bertanya secara langsung kepada klien, suster mengamati
keadaan klien. Klien terlihat tenang, nyaman, tidak cemas, nafasnya kembali
normal tidak berbunyi lagi dan klien tampak bisa istirahat dengan tenang dan
nyaman.
( Rencana Tindak lanjut)
Suster : “Ibu setelah pemeriksaan ini, nanti siang jam 13.00 saya akan kesini
lagi buat ngasih obat ya bu.”
Ibu Pasien : “ Iya suster.”
( kontrak yang akan datang )
Suster : “ Ibu besok saya kesini lagi buat ngecek keadaan Nindi.
Sekarang saya tinggal dulu ya soalnya pemeriksaanya udah selesai.”
Ibu Pasien : “ Iya suster.terimakasih sus”
Suster : “ Baik lah bu, saya sudah selesai melakukan pemeriksaan untuk hari
ini. Saya tinggal dulu. Nindi sekarang bisa istirahat lagi. Kalo ada
sesuatu ibu bisa panggil saya di ruang perawat ya bu.”
Ibu pasien : “ iya suster.”
Suster : “ Nindi entar kalo udah d kasih obat harus mau diminum ya obatnya.
Kalo di suruh makan sama ibu juga harus mau. Terus Nindi ga boleh
terlalu asik main sampe lupa istirahat. Nindi harus banyak istirahat ya
biar cepet sembuh.’’
Nindi : “ iya suster. Makasih ya suster.”
Suster : “ iya sama-sama sayang. Cepet sembuh ya, Nin. Terus jangan lupa
berdo’a minta sama Allah biar cepet sembuh ya?”
Nindi : “iya suster.”
Suster : “ Ibu saya tinggal dulu ya. Nindi suster pamit dulu ya.
Assalamu’alaikum ibu. Asslamu’alaikum Nindi.”
Ibu dan pasien : “ Wa’alaikumsalam. Makasih banyak ya sus.”
Suster : “ Iya sama-sama bu. Permisi ibu.”
2.5 Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Kelompok
1. Tahap Pre-Iteraksi
Suatu hari di desa Sungai Janiah RT 01 Rw 05 Kota Bukittinggi tepatnya tanggal 27
Maret 2021 diadakan sebuah penyuluhan tentang penyakit Asma yang akan dihadiri oleh
masyarakat desa Sungai Janiah.
2. Tahap Orientasi
Perawat : “Assalamualaikum, Selamat Pagi Pak,Bu”
Masyarakat : “Waalaikumsalam… pagi juga mbak.”
Perawat : “Bagaimana pak, bu, kabarnya hari ini?”
Masyarakat : “Alhamdulillah baik mbak.”
Perawat           : “Baiklah pak, bu, sebelumnya terima kasih atas waktu dan tempat
yang di berikan kepada saya. Perkenalkan nama Saya Putri Rahmah,
Bisa dipangil putri. Saya Mahasiswi Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat.
Masyarakat : Salam kenal mbak Putri
Perawat : Salam kenal Kembali Bapak,Ibu…Baik lah Pak,Bu Kita mulai acara
penyuluhhan kita hari ini tentang Penyakit Asma
Masyarakat : Baik Bu
3. Tahap Kerja
Perawat : “bapak-bapak, Ibu-ibu, ada yang tau tidak tentang penyakit Asma itu
apa?”
Masyarakat : “(Menggangkat tangan), saya mbak..”
Perawat : “ohh,, iya bapak silahkan.”
Masyarakat (Bapak Eri) : “setau saya ya mbak, hmmm… penyakit Asma itu penyakit
yang menyebabkan seseorang mengalami sesak nafas
hmmmm… apa iya mbak? (merasa malu).”
Perawat : “Iyaa benar pak”. Mungkin ada yang ingin berpendapat lagi?”
Masyarakat (Ibu Rita) : (Mengangkat Tangan) “terima kasih waktunya ya mbak,
penyakit Asma itu, kalau nggak salah, penyakit Infeksi paru-
paru dan saluran napas yang umumnya menyerang saluran
napas bagian atas seperti flu, Dan disertai menyempitnya
bagian-bagian dari saluran pernapasan, maka udara akan lebih
sulit mengalir dan penderita menjadi makin sulit bernapas”
Perawat : “wahhhh,,, Ibu benar!!!. Jadi penyakit Asma adalah jenis penyakit
jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai
dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang
menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas,
penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada,
batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan
usia, baik muda atau tua..”
Masyarakat ( Ibu Reni) : “oooo… Jadi begitu Penyakit Asma tu ya mbak, Saya jadi
lebih paham dan mengerti tentang penyakit asma mbak”
Perawat : iya begitu Bu…“kemudian gejala dari orang yang terjangkit
penyakit Asma itu dapat di kenal dengan mudah. Biasanya orang yang
terjangkit penyakit Asma mengalami Batuk berdahak,Sesak
napas,Napas berbunyi (Mengi),Ada riwayat alergi, napas cepat atau
napas pendek saat malam, sulit bernapas, bernapas dengan cepat,
infeksi saluran pernapasan, denyut jantung cepat, iritasi tenggorokan
atau kegelisahan…Jadi jika bapak, ibu atau anak bapak/ibu mengalami
gejala yang sama seperti apa yang saya jelaskan tadi bapak/ibu bisa
untuk segera bertindak atau segera di bawa ke rumah sakit terdekat.”
Masyarakat : “iyya mbak…
Perawat : kemudian untuk pencegahan penyakit Asma sendiri itu bisa di
lakukan dengan beberapa metode yang tepat yaitu baik secara
lingkungan, biologis dan kimiawi. Namun ada cara yang palg efektif
ya pak, bu, yaitu dengan cara Jaga kebersihan perabotan rumah,
Usahakan tidak memakai karpet di dalam rumah atau kamar tidur,
Berhenti merokok dan menghindari asap rokok, Olahraga
teratur(contoh: senam asma, berenang), Gizi yang cukup dan seimbang
(Isi Piringku), Patuh menggunakan obat pengontrol teratur sesuai
anjuran Dokter, Hindari penggunaan kipas angin karena bisa
menerbangkan debu, bila menggunakan Ac bersihkan filter secara
rutin, Gunakan masker bila menyapu lantai atau di tempat yang
berisiko terkena debu atau polusi.
Masyarakat :ohhh,,,ternyata begitu ya mbak?
Perawat : “iya pak, bu. Jangan lupa di terapkan ya pak bu..
Masyarakat : Baik bu, Akan kami terapkan agar kami terhindar dari penyakit Asma
4. Tahap Terminasi
Perawat   : “Alhamdulilah Pak,bu acara penyuluhan tentang penyakit asma sudah
selesai, bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui tentang penyakit
asma ?”
Masyarakat : “Kami sangat senang sekali mbak telah mengetahui tentang penyakit
asma.”
Perawat   : “baik pak,bu, semoga ini juga bisa menambah pengetahuan ibu dan
bapak tentang penyakit asma”
Masyarakat : “iya mbak”
Perawat : “Baiklah pak,bu sampai disini pertemuan penyuluhan kita hari
ini..terimakasih Bapak dan ibu telah meluangkan waktunya untuk
menghadiri acara penyuluhan ini.”
Masyarakat : iyaa Sama-sama mbak,
Perawat : Assalamualaikum Pak,Bu
Masyarakat : Waalaikumsalam Mbak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi secara sadar yang dilakukan oleh seorang perawat
untuk kesembukan pasien.
Tujuan dilakukannya komunikasi terapeutik:
 Membantu klien/pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien pecaya pada
hal yang diperlukan.
 Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
 Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Tahapan dalam komunikasi terapeutik:
 Fase prainteraksi
 Fase orientasi
 Fase kerja
 Fase terminasi

3.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami pentignya komunikasi terapeutik
dalam proses keperawatan. Khususnya bai pembaca yang berfrofesi sebagai seorang perawat
agar dapat berkomunikasi yang baik sehingga dapat menjalin kerja sama dengan pasien
dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien
serta berkomunikasi dengan baik terhadap rekan kerja dan siapapun yang terdapat di
lingkungan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Zen, Pribadi.2013.Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan
Profesional.Yogyakarta:D-Medika
Nasir et al. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
http://mirawidyana.blogspot.com/2016/09/komunikasi-terapetik.html

Anda mungkin juga menyukai