Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Pembelajaran Tutorial 2.

Nama Blok : 14
Koordinator blok : Dr. dr. Dina Helianti, M. Kes

Mata Kuliah : Agromedis dan Penyakit Tropis


Dosen Pengampu: : dr. Alif Mardijana, Sp.KJ
Tanggal perkuliahan : Kamis, 14 Oktober 2021

Skenario 2 : Myalgia

Pasien laki-laki, usia 21 tahun, datang ke IGD RS dr. Subandi, atas rujukan dari
RSUD Balung dengan diagnosis observasi obstructive jaundice dan Acute Kidney Injury.
Pasien mengeluh demam sejak 5 hari yang lalu. Demam dirasakan seperti perasaan terbakar
di seluruh tubuh dan tidak menurun dengan pemberian obat penurun panas. Pasien juga
mengeluh kulit dan matanya menguning sejak 3 hari yang lalu. Keluhan tersebut juga
disertai perubahan warna urin pasien seperti teh. Pasien juga mengeluh badan lemas dan
nyeri di sekujur tubuh semenjak 2 hari yang lalu terutama pada kedua kakinya sehingga
mengganggu aktivitas pasien dan tidak membaik dengan istirahat. Pasien adalah seorang
peternak sapi dan mengeluh banyak tikus dirumahnya walaupun tidak banyak lubang
udara/ventilasi di rumahnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan temperatur axiller 38,2o C;
RR 30x/menit; tekanan darah 100/80 mmHg dengan denyut nadi 115 kali per menit.
Pemeriksaan fisik khusus didapatkan ikterus dan conjunctival injection yang positif di kedua
mata; hepar dan lien tidak teraba, dan pada sistem muskuloskletal didapatkan nyeri tekan
pada otot gastrocnemius. Pada pemeriksaan darah lengkap penderita ditemukan adanya
leukositosis, peningkatan SGOT dan SGPT diikuti dengan penurunan nilai albumin,
peningkatan bilirubin dimana bilirubin direk lebih tinggi dari bilirubin inderek. Pada
pemeriksaan faal ginjal didapatkan peningkatan nilai BUN, ureum, kreatinin dan asam urat.
Pasien dijadwalkan pemeriksaan kultur bakteri biakan darah dan tes serologi untuk
penegakan diagnosis.

Learning Objective (LO)


1. Penyakit infeksi karena bakteri Zoonosis
─ Leptospirosis
Maulin
Penyakit infeksius karena bakteri spiroceta dari genus leptospira interogans.
Bentuk spiral. Memiliki kait di ujung. Bisa ditularkan melalui urin dari hewan
tikus, anjing, dll. Manusia dapat tertular ketika kulit terbuka, mengonsumsi
makanan yag terkontaminasi. Pekerjaan yang beresiko tukang daging, petani, dll.
Bakteri masuk ke membrane mukosa lalu ke pembuluh darah. Menimbulkan reaksi
inflamasi. Di ginjal terjadi nefritis, dll. Di hati terjadi nekrosis, dll. Saraf pusat
terjadi myelitis. Gejalanya demam menggigil, sakit kepala, ruam, icterus,
kerusakan ginjal. Daignosis anamnesis terutama pekerjaan dan tes serologi kultur
bakteri. Tatalaksana antiiotik penicillin. Pencegahan doksisiklin.
Qoonita
Faktor resiko tempat lembab, pekerjaan yang berinteraksi dengan hewan-hewan,
pekerjaan yang berhubungan dengan selokan dan rawan banjir. Diagnosis
anamnesis riwayat perjalanan, Tes ELISA, dll. Pencegahanmenghindari berendam
di air kotr yang terkontaminasi, dll.

─ Brucellosis
Ditya
Merupakan penyakit menular karena brucella. Etiologic karena 4 jenis brucella.
Yang paling ganas brucella meritensis. Ditularkan dari hewan ke manusia dari
produk susu yang tidak pasteurisasi, daging kurang matang, dan kontak hewan.
Masa inkubasi 3 hari- beberapa minggu. Masuk ke submukosa usus. Berlangsung
beberapa tahun. Gejala sakit kepala, nyeri otot, hepatosplenomegali, muntah diare,
nyeri perut. Dapat menyebabkan epididymitis, gangguan kesadaran, dll. Diagnosis
kultur bakteri sheep blood atau agar blood. Ada koloni konveks bentuk coccobacil.
Tatalaksanan doksisiklin, SXT, pengobatan beberapa minggu sampai bulan. DD
influenza, malaria.
Risma
Penyebab brucellosis karena menghirup udara, menyentuh darah hewan yang
terinfeksi. Tidak menyebar ke manusia tapi ibu hamil bisa menularkan ke anaknya.
Tatalaksana doksisiklin rifampicin selama 6 minggu.

─ Antrax
Faiza Nabila
Masuk infeksi akut karena bakteri bacillus anthraxis. Menyerang hewan kerbau,
dll. Menular ke manusia memalui kontak, makan daging yang terinfeksi. Bakteri
bentuk batang. Kapsul yang ada toxinnya akan merusak sel tubuh kalau sudak
masuk ke manusia. Makan rumput juga bisa menularkan, banjir, lalat. Dibagi 4
jenis. Antrax cutaneous melalui kulit, muncul papula kecil lama-lama jadi vesikel,
mengering & membekas. Antrax gastrointestinal, terbentuk lesi ulcerative.
Diagnosis gejala malaise, demam subfebris, mual muntah demam, diagnosis uji
serologi, pewarnaan bakteri, dlll. Tatalaksana penicillin secara IM, terapi
simtompmatis, kloramfenikol, ciprofloxacin
Ditya
Tatalaksana kombinasi agen bakterisida dan antibiotic yang mencegah sintasis
protein. Pencegahan dengan APD dan vaksin. Namun efektivitas vaksin masih
rendah. Profilaksis dirawat 60 hari. Pengobatan monoterapi quinolone.

─ PES
Siti Faiza
Infeksi karena Yersinia pestis gram negative. Penyebaran melalui vector dan
droplet yang terhirup masuk ke paru-paru. Penyebaran melalui gigitan atau cakaran
hewan terinfeksi, darah hewan, luka terbuka di kulit manusia. Menginfeksi hewan
kelinci tupai tikus anjing liar. Factor resiko tinggal di daerah cukup padat dengan
sanitasi buruk di tempat banyak hewan pengerat, pergi ke daerah endemis, aktivitas
alam terbuka, bekerja sebagai dokter hewan. Gejalanya flu demam, limfadenopati,
pembesaran KGB, nyeri perut, mual muntah, gangrene, sesak nafas, batuk darah,
pneumoni, septic, gejala muncul 2-7 hari. Septic bisa menyebabkan kematian.
Diagnosis anamnesis riwayat gigitan hewan, perjalanan ke daerah endemis,
pemeriksaan tes darah, aspirasi cairan KGB, lender paru-paru dengan bronkoskopi,
hasil keluar 1-2 hari. Pengobatan dari sebelum ditegakkan, antibiotic dosis kuat
ciprofloxacin, cloramfenikol, dll, cairan infus dan bantuan oksigen bila sudah
timbul gejala sepsis. Komplikasi terjadi gangrene, peradangan selaput otak
meningitis, kematian. Pencegahan memastikan hewan tidak terinfeksi,
membersihkan rumah agar tidak menjadi tempat hewan pengerat, menggunakan
sarung tangan, segera ke dokter kalau tergigit hewan jika sedang ada wabah PES.

─ Ricketsia
Nur Atikah
Merupakan penyakit karena vector arthropoda tungau caplak kutu. Parasite obligat
intraceluler coccobasil gram negative. Penyakit spot fever, rickettsia pox, thypus
group, scrub thypus group, Q fever, bartolenosis. Menginfeksi melalui pernapasan,
gigitan kulit, feses yang terinfeksi melalui kulit. Rickettsia memperbanak diri dan
menyebabkan vaskulitis. Kalau idak segera ditangani bisa memneybabkan multiple
organ failure. Trias demam sakit kepala ruam. Gejala limfadenopati, perubahan
kesadaran, kaku kuduk, scar, myalgia, dll. Gejala muncul 4-10 hari. Anamnensis
riwayat gigitan hewan, influenza like syndrome, gold standard pengecekan pada
darah, tes fluorescent. Tatalaksana doksisiklin tapi bukan buat anak dibawah usia 8
tahun, kloramfenikol tetrasiklin. Pencegahan menggunakan pestisida, menjaga
kebersihan.

─ Melioidosis
Arinie
Penyakit karena bakteri burkholderia pseudomallei. Penyakit endemic asia
tenggara dan Australia utara. Dipengaruhi factor lingkungan curah hujan. B
pseudomallei gram negative basil seperti peniti oksidasi positif, koloni. Bakteri
dapat bertahan di kondisi kurang baik. Dapat memproduksi enzim yang dapat
membuatnya bertahan di tubuh inang. Gejala pneumonia, Australia ada gejala
vesikogenitourinari seperti prostat, Thailand ada gejala parotitis supuratif pada
anak-anak, syndrome ensefalomyelitis, infeksi kulit dan jaringan yang
menyebabkan penyebaran hematogen. Tatalaksana antibiotic karbapenem,
amoksisilin klavulanat.

─ Scrub Thypus
Asnin
Scrub typhus termasuk dalam penyakit rickettsial. Scrub thypus adalah penyakit
yang ditularkan ke manusia melalui gigitan tungau trombicullid (chiggers).
Biasanya scrub typhus ditemukan di Asia dan Australia.
Daur penularan scrub typhus melibatkan Rickettsia Orientia tsutsugamushi sebagai
penyebab penyakit, tungau trombikulid, terutama dari genus Leptotrombidium spp.
sebagai vektor dan tikus Rattus spp. sebagai inang reservoir, serta vegetasi
sekunder atau semak-semak sebagai habitat tungau dan inangnya (Srivastava,
2009). Penyakit scrub typhus akan terpelihara di alam jika keempat unsur tersebut
tersedia. Penularan scrub typhus akan terjadi jika orang beraktivitas di daerah
bervegetasi sekunder atau semak belukar yang mengandung larva tungau infektif
dan terkena gigitannya (Hadi, 1989).
Gejala Scrub Typhus
Gejala scrub typhus biasanya muncul dalam 10 hari setelah digigit
tungau, meliputi:
 Demam dan menggigil. Selama minggu pertama terinfeksi, demam dapat
meningkat, sering kali sampai 40 sampai 40,5 derajat Celcius.
 Sakit kepala. Sakit kepala yang parah dan sering biasanya juga dialami
oleh orang yang terinfeksi scrub typhus.
 Badan pegal dan nyeri otot.
 Daerah gelap di tempat gigitan tungau seperti keropeng, yang dikenal
juga sebagai eschar. Saat demam, eschar sering muncul di lokasi gigitan
tungau. Lesi tipikal scrub typhus awalnya berupa lesi merah dengan
diameter sekitar 1 sentimeter, yang akhirnya pecah dan menjadi keropeng
hitam.
 Terjadi perubahan mental, mulai dari kebingungan hingga koma.
 Kelenjar getah bening membesar.
 Ruam. Ruam biasanya berkembang di batang tubuh selama hari ke-5
sampai ke-8 demam, seringkali meluas ke lengan dan tungkai.
Pada kasus yang parah, pengidap dapat mengalami kegagalan organ
dan perdarahan yang bisa berakibat fatal bila tidak ditangani.
Faktor Risiko Scrub Typhus
 Baru saja bepergian ke wilayah endemik penyakit, seperti Asia Tenggara,
Jepang, India, dan Australia Utara.
 Berkegiatan di luar ruangan, seperti hutan, kebun, atau sawah.
 Tidak mengenakan pakaian berlengan panjang saat beraktivitas di luar
ruangan.
Diagnosis scrub typhus
 tes PCR (polymerase chain reaction),
 serologi,
 tes diagnostik rapid berbasis antibodi, dan
 kultur sel.
Pengobatan dan scrub typhus
Jenis antibiotik yang paling sering digunakan untuk mengobati scrub typhus adalah
doxycycline, antibiotik yang masuk ke dalam golongan tetracycline. Pemberian
antibiotik selama 7 hari biasanya sudah cukup untuk mengatasi penyakit ini,
kecuali jika pasien melaporkan penyakit semakin bertambah parah atau tidak
kunjung membaik.

2. Non-Zoonosis
─ TB
Yogi
Penyakit menular karena MTB, menyerang paru dan organ lain. MTB bentuk basil,
menyebabkan nekrosis jaringan, factor fibrosis. Gejalanya demam malaise
anorexia batuk takipnea, pekak. Infeksi karena menghirup MTB menyebar ke
limfa, tulang, korteks serebri, paru, dll. Infeksi muncul 2-10 minggu. Awal infeksi
membentuk granuloma lalu berubah bentuk jadi massa jaringan fibrosa.
Qoonita
─ Lepra
Risma
Lepra atau kusta karena M. lepra. 2 jenis lepra palsybaciller, multibaciller. M. lepra
bakteri gram positif berbentuk mirip MTB. Menular melalui droplet, masuk ke
hidung lalu ke sel saraf. Sel saraf menjadi rumah bakteri untuk berkembang biak,
tahap ini belum ada gejala. Kusta gejalanya muncul 2-10 tahun. Gejala bercak
putih pada kulit semakin melebar dan mati rasa, perubahan pada wajah seperti
benjol, kerusakan mata, kehilangan jari-jari, kelemahan otot, dll. Dapat tertular
karena kontak lama dengan orang yang sakit kusta, tidak ditularkan ke janin.
Intermediet leprosy kadang bisa sembuh sendiri. Borderline leprosy, dll. Diagnosis
sampel kulit dengan dikerok, tes darah lengkap, tes fungsi hepar, tes kreatinin, dl.
Tatalaksana antibiotic selama 6 bulan-2 tahun seperti rifampicin, dll. Di Indonesia
multidrug therapy. Pencegahan belum ada vaksin, diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat, mendorong penderita untuk berobat agar tidak semakin parah.
Tiara
Gejala dan tanda:
1. makula hipopigmentasi atau anestesi pada kulit
2. Kerusakan saraf perifer
3. Hasil pemeriksaan laboratorium dari kerokan kulit menunjukkan BTA positif
Kriteria penentuan tipe kusta :
-Pausibasiler --> menyerang pada satu syaraf. Cirinya : jumlah 1-5, ukuran kecil,
konsistensi kering dan kasar, central healing (penyembuhan di tengah), penebalan
saraf perifer bentuknya asimetris, apusan BTA negatif
-Multibasiler--> menyerang banyak saraf. Cirinya : jumlah banyak, ukuran kecil,
konsistensi halus dan berkilat, lesi 'punch out', madarosis,ginekomastia, hidung
pelana, suara sengau, nodulus kadang ada kadang tidak ada, penebalan saraf perifer
berbentuk simetris, apusan BTA positif.

─ DifterI
Fikri
Penyalit menyerang selaput lender, disebabkan oleh C diphteriae gram positif.
Toxin menyebar melalui darah yang menyebabkan myocarditis, trombositopeni,
dll. Gejala infeksi laring faring, amandel, pembengkakan kelenjar limfe, kesulitan
bernafas. Penularan dari orang yang terkena difteri. Tatalaksana eritomisin,
penicillin.
Nur Atikah
─ Pertusis
Alfira
Infeksi saluran napas aku. Gejala batuk spasmodic, bunyi khas saat batuk,
penularan melalui droplet orang yang terkena pertussis kebanyakan balita. Factor
risiko BBLR dan imuncompromised. Toxin B pertussis, protein adesinin, toxin B
pertussis tipe A B, toxin B berikatan dengan epitel nsofaring kemudian
menginjeksikan toxin A. memproduksi mucus, infeksi sel polimorfonuklear. 3
stage: masa inkubasi 5-10 hari stadium katanalis: 1-2 minggu Ispa ringan, demam,
malaise, kongesti nasal. Stadium spasmodic 2-6 minggu batuk keras, apnea.
Stadium penyembuhan: 6-10 minggu. Diagnosis kultur dari nasofaring, PCR,
imunoserologi igG igA. Tatalaksana azitromisin, kotrimoksazol. Pencegahan
imunisasi DPT usia 2 3 4 bulan.
Maulin
DD: pneuomoni bacterial, benda asing di saluran napas. Infeksi bakteri ini ada
penyulitnya yaitu koma, ensefalitis, dll.
Tiara
Kriteria Menentukan
1. Terdapat perdarahan subkonjungtiva
2. Laboratorium : leukositosis (>30.000/mm³)
Kriteria mayor
1.serangan batuk yang diakhiri bunyi whoop yang khas, kemudian diikuti muntah
2. Serangan batuk biasanya memberat pada malam hari
3. Laboratorium : leukositosis (>30.000/mm³)
Kriteria Minor
1. Adanya serangan batuk hebat tanpa diakhiri dengan bunyi whoop atau muntah
2. Terdapat edema periorbital
3. Keluar riak yang kental
4. Pernah kontak dengan penderita pertusis dalam 4 minggu terakhir
5. Laboratorium : (15.000-30.000/mm³)
Diagnosis klinis pertusis
A. 1 menentukan
B. 2 mayor / 1 mayor + 2 minor
C. 4 minor
Komplikasi :
1. Malnutrisi
2. Bronkitis
3. Bronkopneumonis
4. Kejang karena ensefalopati.

─ Tetanus Neonatorum
Risma
Menyerang bayi baru lahir karena alat persalinan tidak steril. Penyebabnya C tetani
menyerang otak dan SSP, dapat menginfeksi melalui luka goresan sobekan tau luka
tusukan benda yang terkontaminasi. Memotong tali pusar dengan alat tidak steril,
resiko meningkat ke ibunya juga. Factor risiko riwayat tetanus pada anak
sebelumnya. Mulut bayi terasa kaku, spasme otot menyeluruh pada bayi, jika tidak
diobati segera dapt menyebabkan bayi tidak bisa bernapa. Tatalaksana penicillin
prokain IM per 12 jam, metronidazole, antitoksin ATS, saat tetanus sedang terjadi
bisa diberi diazepam. Pencegahan imunisasi DPT bayi usia 2 3 4 bulan diulangi di
18 bulan dan 5 tahun, vaksin TT pada ibu hamil.
Siti Faiza
C. tetani sporanya resiten terhadap panas. Bisa menyebabkan tetanus karena
exotoxin. Yang menyerang system saraf neurotoxin. Tetanonisin bersifat
andenolisin.
─ Thyphoid
Yogi
Penyakit karena Salmonella thypii. Gejala sakir kepala menggigil batuk malaise
atralgia anoreksia nyeri abdomen mual muntah diare. Patofisiologi masuk melalui
makanan yang terkontaminasi menginfeksi mukosa usus. Bakteri menginduksi
proliferasi peyers’ patch. Tahap awal asimptomatik. Bakteri merangsang makrofag
untuk inang berkembang biak. Masuk ke aliran darah yang menyebabkan fase
bakterimia sekunder. Demam pada sore hari, hepatosplenomegali. Pemeriksaan DL
didapatkan leukopenia leukositosis trombositopenia SGOT SGPT meningkat.
Kultur darah minggu pertama, kultur feses, kultur urin, uji tubeks, ELISA, dll.
Mengihndari sayur berserat, farmako antimikroba.
Tiara
3 kelainan pokok karena demam tifoid :
1. Demam berkepanjangan
2. Ganguan sistem pencernaan
3. Gangguan kesadaran
Komplikasi :
1. Perforasi usus
2. Perdarahan usus
3. Neuropsikiatri (koma)
Pencegahan :
1. Penyediaan sumber air minum yang baik
2. Penyediaan jamban yang sehat
3. Sosialisasi budaya cuci tangan
4. Pemberantasan lalat
5. Imunisasi
Vaksinasi :
1. Vaksin parenteral utuh
Usia 1-5 dosis 0.1 cc, usia 6-12 dosis 0.25 cc, dewasa 0.5 cc. Dosis diberikan 2
kali dengan interval 4 minggu.
2. Vaksin oral Ty21a
Mengandung strain Ty21a Salmonela hidup. Diberikan minimal usia 6 tahun.
Memberikan perlindungan selama 5 tahun
3. Vaksin parenteral polisakarida
Dosis tunggal p.5 cc IM mulai usia 2 tahun dengan dosis ulangan setiap 3 tahun
Alfira
Prolonged fever lebih dari 7 hari bersifat remitten naik turun tapi tidak sampai ke
suhu normal. Gejala klinis tremor lidah thyphoid tongue, bradikardi relative, Widal
titer O oleh salmonella thypii, titer H oleh flagelnya.
Nur Atikah
Toxic thyphoid tidak ada respon fisiologis yang meningkat, anemia hemolitik.
Tatalaksana kombinasi kloramfenikol ampicillin dan kortikosteroid, prednisone
dan dexamethasone. Bisa trombositopenia, myocarditis, dll.

─ Hemofilus Influenza
Asnin
Haemophilus influenza tipe b menyebabkan HIB disease. Infeksi dapat
mengakibatkan:
• Meningitis (infeksi selaput keliling otak dan saraf punggung)
• Epiglotitis (bengkak parah epiglotis di belakang tenggorok)
• Pneumonia (infeksi paru-paru)
• Osteomielitis (infeksi tulang dan sendi)
• Selulitis (infeksi jaringan di bawah kulit, biasanya pada muka)
Penyakit-penyakit ini dapat terjadi dengan cepat. Meningitis serta epiglottitis
terkadang sampai menyebabkan kematian. Ada jenis bakteri H. influenzae yang
lain (selain tipe b, tetapi tidak dikaitkan dengan wabah). Sebelum vaksinasi Hib
mulai, penyakit Hib merupakan penyebab utama meningitis anak di bawah usia
lima tahun.
Gejala
Gejala bergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi.
• Meningitis – demam, sakit kepala, kaku kuduk, mual, muntah dan mengantuk
• Pneumonia – sesak napas, demam, lemas, hilang nafsu makan, sakit kepala, sakit
dada dan batuk.
• Epiglotitis – sulit bernapas dan menelan, pucat dan demam
• Ostemielitis – bengkak, radang dan sakit pada tulang yang terinfeksi.
Bakteria Hib dapat hidup dalam tenggorokan orang sehat. Bakteri ini ditularkan
melalui kontak dengan droplet dari hidung atau tenggorokan orang yang
terinfeksi.Orang yang tidak bergejala juga bisa menularkan bakteri ini.
Orang yang paling menghadapi risiko infeksi termasuk:
• Anak-anak di bawah usia lima tahun
• Anak-anak Aborigin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres
• Orang yang menderita penyakit medis lain seperti penyakit sel sabit, HIV/AIDS,
limpa yang tidak berfungsi, transplant sumsum tulang atau sedang dirawat karena
kanker.
Pencegahan
Formulasi vaksin Haemophilus influenzae tipe B (HiB) di Indonesia saat ini yang
masuk dalam program pemerintah adalah bentuk vaksin kombinasi DPT-Hepatitis
B-HiB yang diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni difteri, pertusis, tetanus,
hepatitis B, serta pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh infeksi
kuman Haemophilus influenzae  tipe B. Vaksin HiB juga tersedia dalam bentuk
tunggal.
Diagnosis
Pemeriksaan darah dan LCS
Tatalaksana
Perawatakan melibatkan antibiotik, obat untuk mengurangi demam dan rasa sakit
(seperti parasetamol) dan cairan untuk mencegah dehidrasi.
Ditya
Etiologi H. influenza coccobacil gram negative, hidup aerob. Dapat beradaptasi
terhadap hostnya (manusia), terdapat di tenggorokan anak dan dewasa yang sehat.
Hi ABCDEF diklasifikasikan berdasarkan polisakarida di kapulnya. HiB
mengandung PRT yang menyebabkan virulensi utama ke manusia. Masuk
menembus barrier mukosa.

3. Farmakologi
─ Antibiotik
Alfira
Antibiotik dg mekanisme inhibisi sintesis protein, spesifik mengganggu pada
ribosom 70S (prokariotik) sehingga tidak mengganggu host cel dg ribosom 80S
(eukariotik)
Ditya
Inhibisi sintesis dinding sel
Cycloserine
Sikloserin adalah suatu antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces orchidaceous.
Vancomycin, teichoplanin
Vankomisin dihasilkan oleh Isttreptococcus orientalis dan Amycolatopsis
orientalis. Obat ini bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel dengan
mengikat sevata kuat akhir ala-D-ala pentapeptida peptidoglikan.
Bacitracin
Basitrasin adalah suatu campuran peptida siklik yang pertama kali diperoleh dari
galur Tracy Bacillus subtilis. Obat ini aktif terhadap mikroorganisme gram-positif.
Penicilins
Terdapat beberapa jenis penisilinn yaitu penisilin G, penisilin antistafilokokus
(mis. Nafsilin), penisilin spektrum luas (ampisilin dan penisilin anti-pseudomonas).
Cephalosporins
Sefalosporin tidak aktif terhadap enterococcus dan L monocytogenes.
Sefalosporim generasi pertama yaitu sefazolin, sefaleksin, sefalotin, sefapirin, dan
sefradin.
Monobactams
Monobaktam adalah obat dengan satu cincin beta laktam monosiklik. Terbatas
pada bakteri gram negatif bacillus aerob.
Inhibisi sintesis asam nukleat
DNA Gyrase
Quinolones
Obat golongan ini aktif terhadap beragam bakteri positif dan gram negatif.
DNA-directed RNA polymerase
Rifampin
Rifampin atau rifampisin adalah agen antibakteri yang aktif melawan banyak
kokus gram positif,  Mycobacteria, Clostridium difficle , dan organisme gram
negatif tertentu, yaitu  Neisseria meningitides ,  Neisseria gonorrhoeae ,
dan  Hemophilus influenza.

─ OAT
Fikri
OAT obat penting untuk TB. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah komponen
terpenting dalam pengobatan TB. Pengobatan TB adalah merupakan salah satu
upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB
(KemenKes RI, 2014). Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip,
diantaranya adalah:
1) Pengobatan diberikan dalam bentuk panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya
resistensi.
2) Diberikan dalam dosis yang tepat.
Nama Obat Dosis harian Dosis Berkala 3 x seminggu
 BB < 50 kg BB > 50 kg 
Isoniazid 300 mg 400 mg 600 mg
Rifampisin 450 mg 600 mg 600 mg
Pirazinamid 1000 mg 2000 mg 2 – 3 g
Streptomisin 750 mg 1000 mg 1000 mg
Etambutol 750 mg 1000 mg 1-1,5 g
Etionamid 500 mg 750 mg
PAS 99 g 10 g
Faiza Nabila
Orang yang didiagnosis dengan bentuk tuberkulosis paru, tidak terpajan obat
antituberkulosis selama> 1 bulan (yaitu, "kasus baru" tuberkulosis), harus dirawat
selama 6 bulan. Selama fase intensif 2 bulan, pasien harus diberikan rejimen
kombinasi termasuk etambutol, isoniazid, pirazinamid, dan rifampisin. Hanya
isoniazid dan rifampisin yang diresepkan selama fase lanjutan 4 bulan. Obat anti
tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam pengobatan tuberkulosis.
Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip yaitu:
 Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat yang mengandung
minimal 4 macam obat untuk mencegah resistensi.
 Diberikan dalam dosis yang tepat.
 Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh Pengawas Menelan
Obat (PMO) sampai selesai pengobatan
 Pengobatan diberikan dalam jangkat waktu yang cukup terbagi dalam tahap
awal serta tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan
Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap
lanjutan dengan maksud:
 Tahap awal : Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap
ini dimaksudkan untuk secara elektif menurunkan jumlah bakteri yang ada
dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil bakteri
yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan.
Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2
bulan. Pada umumnya dengan pengobatan secara teratur dan tanpa adanya
penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah pengobatan selama 2
minggu.
 Tahap Lanjutan : Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting
untuk membunuh sisa bakteri yang masih ada di dalam tubuh khususnya kuman
persisten sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan.

4. Faktor resiko infeksi bakteri pada pekerja agricultural


Siti Faiza
Jarang menggunakan APD beresiko terkena infeksi bakteri zoonosis, dan kurangnya
pengetahuan yang memadai.
Arinie
Sanitasi yang kurang sehat. Penularan bakteri bisa melalui luka terbuka maka harus
diberi pengetahuan untuk merawat luka.

5. Imunisasi infeksi akibat bakteri menurut IDAI


Nur Atikah

Dosen pengampu, Mahasiswa,

(Asnin Augustina)
(dr. Alif Mardijana, Sp.KJ)

Wakil Dekan 1,

Koordinator blok 14,

dr. Ancah Caesarina NM,Ph.D

Dr. dr. Dina Helianti, M. Kes


LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai