Anda di halaman 1dari 19

Leptospirosis

KELOMPOK 8
INTRODUCKTION
Kezia Abigail P10122220
Alma asfar P10122212
Lusi Rahmawati P10122026
Aulya Ardany P10122208
Nurhalisah P10122097
Intan Triana Putri Soromi P10122195
Nadya Hafizah P10122218
POKOK
BAHASAAN
1 2 3
Latar Belakang Epidemiologi Riwayat
Definisi Penyakit Alamiah

4 5 6
Studi Kasus Rantai Pencegahan dan
Leptopirosis Penularan Penanggulangan
Vekto Bone Disease
LATAR
BELAKANG
Leptospirosis adalah penyakit menular yang ditemukan
pertama kali oleh Weil pada tahun 1886.
Leptospirosis merupakan penyakit Zoonosis yang
umumnya timbul saat banjir dan umumnya ditularkan
melalui kencing tikus. Indonesia merupakan negara
dengan risiko sedang penularan leptospirosis.
Menurut International Leptospirosis Society (ILS),
Indonesia merupakan negara dengan insiden
leptospirosis yang tinggi, serta menempati peringkat
ketiga di dunia untuk tingkat mortalitas.
DEFINISI
Leptospirosis adalah penyakit yang bersumber dari binatang
(zoonosis) yang bersifat akut. Bakteri Leptospira sp
merupakan penyebab penyakit leptospirosis yang hidup pada
ginjal dan urin tikus merupakan penyebab penyakit
Leptospirosis (Priyambodo, 2015).
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
infeksi Leptospira interrogans semua serotipe. Leptospirosis
juga dikenal dengan nama flood fever atau demam banjir
Gambar 1. Leptospira melalui mikroskop
karena sering menyebabkan terjadinya wabah pada saat lapangan gelap. Sumber: Jawetz E et al, 2010.
banjir.
EPIDEMIOLOGI
LEPTOSPIROSIS
BERDASARKAN ORANG, WAKTU & TEMPAT
HOST (ORANG) PLACE (TEMPAT) TIME (WAKTU)
Umumnya Leptospirosis Leptospira dapat hidup di negara
menyerang pada manusia yang tropis dibanding sub-tropis Leptospirosis dapat terjadi
berusia 10-39 tahun dan pada Leptospira berkembang di udara sepanjang tahun di negara tropis,
usia 50 tahun jauh lebih berisiko. hangat (25oC), tanah basah/ lembab, namun insidennya lebih tinggi
Kebanyakan mengenai laki-laki dan pH tanah 6,2-8. selama musim hujan
dewasa muda Leptospira dapat bertahan hidup di Masa inkubasi leptospirosis
Air, lumpur, tanah, dan tanaman tanah yang sesuai sampai 43 hari dan berkisar 2-26 hari, dengan rata-
yang telah dicemari urin binatang di dalam air dapat hidup berminggu- rata 10 hari.
Dokter hewan maupun staf minggu lamanya.
laboratorium yang kontak
dengan kultur leptospirosis.
RIWAYAT
ALAMIAH
PENYAKIT
TAHAP PREPATOGENESISS TAHAP PATOGENESIS
Pada tahap ini, individu telah terpapar Inkubasi
bakteri Leptospira, namun belum Masa inkubasi Leptospirosis pada manusia
mengalami gejala klinis atau tanda-tanda yaitu 2 - 26 hari. Infeksi Leptospirosis mempunyai
manifestasi yang sangat bervariasi dan kadang tanpa
penyakit.
gejala, sehingga sering terjadi kesalahan diagnosa.
Setelah bakteri Leptospira masuk ke
Penyakit Dini
dalam tubuh melalui kulit atau selaput
Dikenal fase awal atau fase leptospiremik karena
lendir, maka bakteri akan mengalami bakteri dapat diisolasi dari darah, cairan
multiplikasi (perbanyakan) di dalam darah serebrospinal dan sebagian besar jaringan tubuh.
dan jaringan. Penyakit Lanjut
Pada leptospira ini ditemukan perjalanan klinis
bifasik berupa Leptopiremia (berlangsung 4-9 hari)
TAHAP PASCAPATOGENESIS timbul demam mendadak, diserta sakit kepala
Fase imun (1-3 hari) (frontal, oksipital atau bitemporal).
Fase imun yang berkaitan dengan munculnya
antibodi sementara konsentrasi C­3, tetap normal.
Meningismus, demam jarang melebihi 39oC.
Fase penyembuhan (minggu ke-2 sampai minggu
ke-4)
Pada fase ini ditemukan adanya gejala demam atau
nyeri otot yang kemudian berangsur-angsur hilang.
RANTAI PENULARAN
PENYAKIT
LEPTOSPIROSIS
Rantai penularan
Penyakit Leptospirosis

Riwayat luka mempunyai peran yang sangat


penting dalam penularan penyakit leptospirosis.
Hal ini dikarenakan bakteri Leptospira dapat
masuk ke dalam tubuh manusia salah satunya
melalui luka.
Leptospirosis ditularkan melalui kontak dengan
air, lumpur, tanaman yang telah dicemari oleh air
seni dari rodent (tikus) dan hewan lain yang
mengandung bakteri Leptospira.
Vektor/reservoir : Tikus, babi, sapi,
kambing,domba, anjing, kucing , burung
GAMBARAN KLINIS
Leptospirosis Anikterik (Ringan)
1. Icterus/Ikterus: Gejala utama adalah kuning pada kulit, mata, dan selaput lendir (ikterus) akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
2. Demam: Pasien mengalami demam tinggi yang bisa berlangsung selama beberapa hari hingga
minggu.
3. Nyeri Otot dan Sendi: Nyeri pada otot dan sendi umum terjadi, sering kali parah.
4. Gangguan Pencernaan: Mual, muntah, diare, dan nyeri perut dapat mengiringi penyakit ini.
5. Sakit Kepala: Pasien dapat mengalami sakit kepala yang parah.
6. Penyakit Hati: Infeksi dapat menyebabkan kerusakan hati yang mengakibatkan gejala seperti
nyeri di area hati.
7. Penyakit Ginjal: Kerusakan ginjal juga bisa terjadi pada beberapa kasus.

Leptospirosis Ikterik (Berat)


1. Demam: Pasien mengalami demam tinggi, mirip dengan bentuk ikterik.
2. Nyeri Otot dan Sendi: Nyeri otot dan sendi adalah gejala yang umum terjadi.
3. Gangguan Pencernaan: Mual, muntah, diare, dan nyeri perut juga dapat terjadi.
4. Sakit Kepala: Gejala sakit kepala juga sering terjadi pada bentuk anikterik.
5. Leptospiremia: Leptospira menyebar ke seluruh tubuh melalui darah, menyebabkan gejala yang melibatkan
berbagai organ dan sistem tubuh.
CONTOH
KASUS
Berikut adalah distribusi kasus Leptospirosis di Kabupaten
Boyolali menurut kelompok umur penderita :

Kasus ini terjadi pada 30% Wanita dan 70%


Pria
Paling banyak terjadi pada petani, yakni
sebesar 44,7%

Kasus leptospirosis di Kabupaten


Boyolali tahun 2012-2015
UPAYA PENCEGAHAN
& PENANGGULANGAN
LEPTOSPIROSIS
UPAYA PENCEGAHAN
Berdasarkan saran WHO, upaya pencegahan leptospirosis dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu pada
hewan sebagai sumber infeksi, jalur penularan dan manusia.
1. Pada hewan sebagai sumber infeksi, pencegahan dilakukan dengan memberikan vaksin kepada
hewan yang berpotensi tertular leptospirosis. Selain itu kebersihan kandang hewan peliharaan
juga perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya leptospirosis pada hewan
2. Pada manusia, pencegahan yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan individu setelah
beraktivitas di lokasi yang berisiko terpapar leptospirosis, menjaga kebersihan kandang hewan
peliharaan, menggunakan alat pelindung diri bagi pekerja yang bekerja di lingkungan yang
berisiko leptospirosis.
3. Mencegah leptospirosis adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal,
supaya tidak menjadi sarang tikus, termasuk tempat penyimpanan air, penanganan sampah yang
benar sehingga tidak menjadi sarang tikus.
UPAYA
PENANGGULANGAN
Diagnosis Dini dan Pengobatan
Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat
Surveillance dan Pelaporan:
Peningkatan Sistem Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Terpstra WJ, Adler B, Ananyina B, AndreFontaine G, Ansdell V, Ashford
DA,Et al. Human leptospirosis: guidance For diagnosis, surveillance and
control. Geneva; World Health Organization/International Leptospirosis
Society, 2003; p. 1-9; 21-3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 5, Nomor 1,
Januari 2017
Novie H. Rampengan Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Wening Widjajanti , Epidemiology, diagnosis, and prevention of
Leptospirosis
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai