TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
semua umur. Banyak ditemui didaerah tropis, dan biasanya penyakit ini
juga dikenal dengan berbagai nama seperti mud fever, slime fever, swamp
fever, autumnal fever, infectious jaundice, filed fever, cane cutre fever dan
dikenal dengan nama flood fever atau demam banjir karena memang
disebabkan kuman Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel
9
10
2. Etiologi
a. Patogen L Interrogans
lain-lain.
babi.
tikus.
11
3. Patofisiologi
Transmisi
infeksi leptospira ke manusia dapat melalui berbagai
cara, yang tersering adalah melalui kontak dengan air atau tanah yang
yang lecet atau luka dan mukosa, bahkan dalam literatur disebutkan bahwa
penularan penyakit ini dapat melalui kontak dengan kulit sehat (intak)
terutama bila kontak lama dengan air. Selain melalui kulit atau mukosa,
gagal ginjal. Pada gagal ginjal tampak pembesaran ginjal disertai edema
perubahan yang terjadi pada hati bisa tidak tampak secara nyata. Secara
4. Pathway
5. Manifestasi Klinis
berkaitan dengan penyakit febril umum dan tidak cukup khas untuk
hari atau bahkan bisa memanjang sampai 30 hari Fase ini ditandai
tampak lemah.
merupakan tanda khas yang biasanya timbul pada hari ke-3 atau ke-4
.
sakit. Selama fase ini, leptospira dapat dikultur dari darah atau
b. Fase imun
yang ringan (mild case) fase kedua ini berhubungan dengan tanda dan
gejala yang minimal, sementara pada kasus yang berat (severe case)
yang dominan.
Perifer.
mungkin tidak terlihat, akan tetapi timbul demam tinggi segera disertai
Selain itu ini sering juga dijumpai adanya hepatomegali, purpura, dan
leptospirosis berat.
16
viral- like illness, yaitu demam, nyeri kepala, dan mialgia. Nyeri
kepala bisa berat, mirip yang terjadi pada infeksi dengue, disertai nyeri
retro orbital dan fotofobia. Nyeri otot diduga terjadi karena adanya
ringan. Pada sebagian pasien, penyakit ini bisa sembuh sendiri (self-
demam akut yang lain, maka pada setiap kasus dengan keluhan
seperti Indonesia.
9
terlihat pada setiap serotipe leptospira yang lain. Manifestasi
Tanda khas dari sindrom Weil yaitu jaundice atau ikterik, azotemia,
gagal ginjal, serta perdarahan yang timbul dalam waktu 4-6 hari
ikterik
*antara fase leptospiremia dengan fase imun terdapat periode asimtomatik (± 1-3
hari)
terdapat gangguan fungsi hati yang tersisa. Kematian pada sindrom Weil
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan mikrobiologik
Bakteri
Leptospira sp. terlalu halus untuk dapat dilihat di
b. Kultur
jenis bahan yang dibiakkan bergantung pada fase penyakit. Baru- baru
c. Inokulasi hewan
9
mati (8-14 hari) ditemukan lesi hemoragik pada banyak organ.
d. Serologi
sepasang sera dari pasien dalam periode sakit akut dan 5-7 hari
atau lebih antigen tanpa kenaikan titer (untuk daerah non endemik
Selain uji serologi yang telah disebutkan di atas, terdapat pula uji
7. Komplikasi
gagal ginjal akut (95% dari kasus), gagal hepar akut (72% dari kasus),
mekanisme:
jaringan tidak jelas apakah hanya efek migrasi atau efek endotoksin
leptospira.
2) Reaksi imunologi.
nefritis.
leptospirosis.
6) Gangguan kardiovaskuler.
7) Pankreatitis akut.
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksaan Medis
antibiotik.
26
b. Pencegahan
invasi leptospira.
3) Pemberian vaksin
roden.
5) Usaha promotif
selama 7 hari.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
30
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah
a. Pemeriksaan Primer
1) A (Airway)
2) B (Breathing)
3) C (Circulation)
kenaikan suhu tubuh yang tinggi, mual, muntah dan sakit kepala
4) D (Disabillity)
skala GCS :
Skala Pemeriksaan
1 2 3 4 5 6
Tidak Berespon Berespon Membuka
tingkat aktivitas.
5) E (Eksposure)
b. Pemeriksaan Sekunder
rumah sakit.
tampak ikterik
obat
dirawat saat ini, dan sudah berapa lama terinfeksi penyakit ini.
5) L (Last Oral Intake) atau terakhir kali pasien makan dan minum
dan jenis atau detil dari makanan atau minuman yang baru saja
2. Diagnosa Keperawatan
pengaturan tubuh.
3. Intervensi Keperawatan
kriteria hasil :
Intervensi:
jalan nafas.
sesegera mungkin
(output berlebih), kulit dan mukosa bibir yang kering, terdapat edema,
kriteria hasil :
normal.
Intervensi:
cairan,
diuretik diperlukan.
cairan.
HB yang rendah.
Kriteria hasil:
2) Sonde dilepas
38
Intervensi:
reflek batuk.
pada klien.
nutrisi.
terjadinya aspirasi.
latihan/kegiatan.
perubahan warna kulit akibat kenaikan suhu tubuh yang tinggi, dan
dehidrasi.
Kriteria hasil:
Interverensi:
metode konduksi.
dehidrasi.
terjadi infeksi.
Kriteria hasil:
Interverensi:
tanda-tanda vital.
kenaikan jumlahleukosit.
fagositosis.
Kriteria hasil :
Intervensi:
terjadi.
Kiteria hasil:
Intervensi:
tanda vital.
43
4. Implementasi
5. Evaluasi