Anda di halaman 1dari 12

Konsep Medis dan Asuhan Keperawatan

LEPTOSPIROSIS
Oleh :
KELOMPOK 3

Ely Sarimahwati (9103015009)


Sinta Budi Wijaya (9103015011)
Helena Novita Wonga (9103015021)
Angela Merici Bunga (9103015029)
Glory Koriyanti (9103015034)
Paskalis Arief (9103015035)
Benyamin Hosio (9103015045)
Lela Kristianti Bombang (9103015047)
Desy Wahyuning Puspita S (9103015067)
Definis
Leptospirosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme,
yaitu Leptospiratanpa memandang bentuk spesifik serotipnya yang biasanya
terdapat pada hewan ternak dan juga hewan pengerat. Penyakit ini dapat
berjangkit pada laki-laki atau perempuan semua umur. Banyak ditemui di
daerah tropis. (Mansjoer dkk, 2007).

Leptospirosis adalah penyakit demam akut dengan gambaran klinis yang


luas disebabkan oleh leptospira, suatu jenis bakteri golongan Spirochaetta.
Pada umumnya semua mamalia dapat terinfeksi leptospira dan
menyebarluaskan penyakit tersebut. Binatang seperti tikus, landak, anjing,
musang dan ternak dapat menjadi sumber infeksi bagi manusia, juga
burung, ikan dan reptile (Sumarmo, 2002).
Etiologi
(Mansjoer, 2005)

1. Hewan pengerat dan hewan ternak contohnya anjing, lembu, babi,


kerbau dan lain-lain, maupun binatang liar seperti tikus, musang, tupai
dan sebagainya.
2. Pekerjaan
3. Virus Leptospira interrogans
4. Sanitasi lingkungan juga mempengaruhi dikarenakan manusia bisa
terinfeksi jika terjadi kontak pada kulit atau selaput lendir yang luka atau
erosi dengan air, tanah, lumpur dan sebagainya yang telah terjemar oleh
air kemih binatang yang terinfeksi leptospira.
Patofisiologi
Leptospira dapat masuk melalui luka dikulit atau menembus jaringan
mukosa seperti konjungtiva, nasofaring dan vagina. Setelah menembus
kulit atau mukosa, organisme ini ikut aliran darah dan menyebar keseluruh
tubuh. Leptospira juga dapat menembus jaringan seperti serambi depan
mata dan ruang subarahnoid tanpa menimbulkan reaksi peradangan yang
berarti.

Beberapa penemuan menegaskan bahwa leptospira yang lisis dapat


mengeluarkan enzim, toksin, atau metabolit lain yang dapat menimbulkan
gejala-gejala klinis. Hemolisis pada leptospira dapat terjadi karena
hemolisis yang tersirkulasi diserap oleh eritrosit, sehingga eritrosit tersebut
lisis, walaupun didalam darah sudah ada antibodi.

Beberapa teori menjelaskan terjadinya ikterus pada leptospirosis. Terdapat


bukti yang menunjukkan bahwa hemolisis bukanlah penyebab ikterus,
disamping itu hemoglobinuria dapat ditemukan pada awal perjalanan
leptospirosis, bahkan sebelum terjadinya ikterus.
Gangguan fungsi hati yang paling mencolok adalah ikterus, gangguan factor
pembekuan, albumin serum menurun, globulin serum meningkat. Gagal
ginjal merupakan penyebab kematian yang penting pada leptospirosis.

Gangguan fungsi jantung seperti miokarditis, perikarditis dan aritmia dapat


menyebabkan hipoperfusi pada leptospirosis. Gangguan jantung ini terjadi
sekunder karena hipotensi, gangguan elektrolit, hipovolemia atau anemia.

Mialgia merupakan keluhan umum pada leptospirosis, hal ini disebabkan


oleh vakuolisasi sitoplasma pada myofibril. Keadaan lain yang dapat terjadi
antara lain pneumonia hemoragik akut, hemoptisis, meningitis,
meningoensefalitis, ensefalitis, radikulitis, mielitis dan neuritis perifer.
Manifestasi Klinis
(Hardi dan Amin, 2015)

Gambaran klinis leptospirosis dibagi atas 3 fase yaitu : fase leptospiremia, fase
imun dan fase penyembuhan :

1. Fase Leptospiremia
a. Fase ini berlangsung 4-9 hari :
b. Demam mendadak tinggi
c. Menggigil disertai sakit kepala
d. Nyeri otot
e. Hiperaestesia pada kulit
f. Mual muntah
g. Diare
h. Bradikardi relatif
i. Ikterus
2. Fase Imun
a. Demam tidak terlalu tinggi
b. Gangguan fungsi ginjal dan hati
c. Gangguan hemostatis dengan manifestasi perdarahan spontan

3. Fase komvalesens
a. Demam pada dengan atau tanpa muntah
b. Nyeri otot
Pemeriksaan Penunjang

(Sumarmo, 2002)
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan fungsi ginjal.
3. Pemeriksaan fungsi hati.
4. Pemeriksaan laboratorium khusus.
a. Pemeriksaan mikroskopik dan immunostating.
b. Pemeriksaan molekuler.
c. Biakan.
d. Inokulasi hewan percobaan.
Penatalaksaan

(Sumarmo, 2002)
1. Leptospirosis ringan cukup diatasi dengan istirahat di rumah, diberikan
obat penurun panas, dan antibiotik untuk kuman Leptospira (Doxiilin).
Pasien juga diberikan obat simtomatis sesuai dengan keluhan pasien.
Pemberian nutrisi juga perlu diperhatikan karena nafsu makanbiasnya
menurun.

2. Leptospirosis yang cukup berat dilakukan tindakan pengobatan dengan


Benzyl Penicilin 6-8 MU iv dosis terbagi selama 5-7 hari. Atau Procain
Penicilin 4-5 MU/hari kemudian dosis diturunkan menjadi setengahnya
setelah demam hilang, biasanya lama pengobatan 5-6 hari.
Komplikasi
1. Gagal ginjal akut
2. Gagal hepar akut
3. Gangguan respirasi dan perdarahan paru
4. Gangguan kardiovaskuler
5. Pankreatitis akut
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A., dkk. 2005, Kapita Selekta KedokteranEdisi Ketiga.


Jakarta: FKUI
Mansjoer, A., dkk. 2007, Kapita Selekta KedokteranEdisi Ketiga.
Jakarta: FKUI
Nurarif Huda Amin, Kusuma hardi. 2015. NANDA Nic-Noc Jilid 2.
Jogjakarta: Mediaction
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai