Anda di halaman 1dari 25

Dasar kedokteran klinis mengenai leptospirosis

Ling Ling 102011157 A7

Leptospirosis
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dari golongan leptospira yang berbentuk spiral kecil disebut spirochaetadan ditularkan oleh hewan. Penyakit ini tersebar terutama di daerah tropis dan subtropis, khususnya pada daerah rawa-rawa dan pasca banjir. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan penyakit dengan gejala dari yang ringan sepert ipenyakit flu biasa sampai yang berat atau menimbulkan sindrom termasuk penyakit kuning(ikterus) berat, sindrom perdarahan (perdarahan paru paling sering menyebabkan kegawatan),gagal ginjal sampai menyebabkan kematian

Anamnesa
Panas tinggi menggigil sejak 4 hari yang lalu, terutama siang dan malam hari Nyeri tekan betis Daerah tempat tinggalnya banjir 1 minggu yang lalu

Diagnosis
Pada umumnya pasien datang dengan meningitis, hepatitis, nefritis, pneumonia, influenza, sindrom syok toksik, demam yang tidak diketahui asalnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan demam, brakikardia, nyeri tekan otot, ruam pada kulit, hepatomegali. Anamnesis berupa riwayat pekerjaan pasien, demam yang muncul tibatiba, nyeri kepala terutama di bagian frontal, mata merah diikuti dengan photophobia, nyeri otot, keluhan gastrointestinal.

Pemeriksaan fisik :
TTV (tanda-tanda vital)

Suhu : 39,5o C Pernapasan : 18 x / menit Nadi : 92 x / pemit Tekanan darah : 100/70 mmHg Inspeksi : Kulit tidak terdapat ruam Terdapat konjugasi anemic pada mata Ikhteris sclera Palpasi : Nyeri tekan hati

Pemeriksaan penunjang
HB 10 mg/dl (13-18) Ht 33 vol % (40-54) Leukosit 4100 l (5000-10000) Trombosit 220000 l (150000-400000) Albumin 3,9 gr % (3,5-5,5) Globulin 2,85 gr % Bilirubin total 4,5 gr % (0,1-1,2) Ureum 116 mg% Kreatinin 3 mg % (0,5-1,2)

Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin leukosit dapat mengalami leukositosis, normal, atau sedikit menurun yang disertai gambaran neutrofilia dan LED (Laju Endapan Darah) meninggi. Pada urin ditemukan proteinuria, leukosituria, dan sedimen sel toraks. Transaminase dan bilirubin meningkat oleh karena hepatomegali. BUN (Blood Urea Nitrogen), ureum, dan kreatinin bisa meningkat apabila terjadi komplikasi pada ginjal.

Diagnosis banding
Malaria adalah penyakit menular yang dapat bersifat akut atau kronik yang disebabkan oleh protozoa intra seluler obligat Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P.malariae. Gejala malaria yaitu demam, menggigil, malaise, anoreksia, mual, muntah, diare ringan, sakit kepala, pusing, mialgia, nyeri tulang. Selain itu, dapat ditemui juga hepatomegali, splenomegali, anemia, ikterus, dan dehidrasi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya anemia, leucopenia, dan trombositopenia

Malaria
Penularan juga bisa terjadi melalui transfuse darah, transplantasi organ, dan transplasenta. Masa inkubasinya bervariasi namun kebanyakan terdiri dari 12 minggu bahkan lebih dari 1 tahun.

Diagnosis banding
Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang hanya dapat menimbulkan infeksi ringan atau akut, yang disebabkan oleh virus hepatitis A akibat makanan atau minuman yang terkontaminasi virus tersebut. Penularan oleh sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, dan hubungan seksual. Pemeriksaan dengan mendeteksi immunoglobulin M (IgM) dan antibodi HAV dengan radioimmunoassay. Gejala awal dari penyakit ini biasanya diawali dengan keluhan sistemik demam, malaise, mual, muntah, anoreksia, dan perut tidak enak dengan diare (lebih banyak pada anak-anak) atau konstipasi (pada orang dewasa), nyeri kuadran kanan atas. Gejala khasnya yaitu ikterus dan urine berwarna gelap terjadi sesudah gejala-gejala sistemik. Gejala ini akan berlangsung kurang dari 1 bulan dan perasaaan sehat akan perlahan-lahan kembali.

Etiologi
Leptospira berasal dari genus spirochaeta aerobik. Sifat umumnya antara lain adalah motil (flagella), gram negatif, bentuknya berkerut-kerut dan terpilin ketat berbentuk spiral. Bakteri ini berukuran panjang 620 mikrometer dan diameter 0,10,2 mikrometer.

Epidemiologi
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang tersebar di seluruh dunia, disemua benua kecuali Antartika, namun terbanyak didapati didaerah tropis. Kuman leptospira mengenai sedikitnya 160 spesies mamalia, seperti anjing, babi, lembu, kuda, kucing, marmut, dansebagainya. Binatang pengerat terutama tikus merupakan vektor yang paling banyak. Penularan leptospirosis padamanusia ditularkan oleh hewan yang terinfeksi kuman leptospira. Epidemi leptospirosis dapat terjadi akibat terpapar oleh genangan /luapan air (banjir) yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi.

Epidemiologi
Leptospira patogenik yang paling sering menginfeksi manusia adalah Leptospira ichterohemorrhagica Leptospira canicola Leptospira pomona

Transmisi

Transmisi
kontak dengan air , atau tanah , lumpur yang telah terkontaminasi oleh urin binatang yang telah terkontaminasi Gigitan binatang / kontak dengan kultur leptospirosis di laboratorium. Factor yang berisiko tertular leptospirosis , yaitu pekerjaan yang kontak dengan air seperti: petani yang bekerja di sawah ,daerah rawa-rawa, berenang di sungai, olahraga lintas alam didaerah berawa. Di rumah tangga pada orang yang merawat binatang peliharaan , pemelihara hewan ternak dan tikus di rumah-rumah.

Patofisiologi
Leptospira kulit organ dan jaringan tubuh (melalui darah dan mengalami multiplikasi). Hal ini mengakibatkan terjadinya leptospiremia yaitu penimbunan bakteri leptospira di dalam darah sehingga bakteri akan menyebar ke berbagai jaringan tubuh terutama ginjal dan hati. Pada ginjal, tubulus akan berbentuk koloni-koloni pada dinding lumen yang mengeluarkan endotoksin dan kemudian dapat masuk ke dalam kemih. Organ yang diserang leptospirosis adalah hati,ginjal,pemb darah dan otot

Fase leptospiremia
umumnya terjadi 4-9 hari demam yang mendadak, sakit kepala, myalgia dan nyeri tekan terutama pada otot gastrocnemius, paha dan pinggang. menggigil, mual, muntah, diare, batuk, sakit dada, hemoptisis, penurunan kesadaran, injeksi konjungtiva, injeksi faringeal, kulit dengan ruam yang berbentuk makulopapular, splenomegali, dan hepatomegali. Fase ini ditandai dengan adanya leptospira dalam darah dan cairan serebrospinal , Myalgia. bahkan pada sekitar 25% kasus penurunan kesadaran.

Fase imun
Fase imun berkaitan dengan munculnya antibodi IgM Setelah gejala selama 1-3 hari, gejala klinik pada fase leptospiremia yang sudah menghilang akan muncul kembali dan disertai meningismus (iritasi meninges ) rasa kaku pada leher dan photophobia. Demam berlangsung selama 1-3 hari akan tetapi jarang yang melebihi 39 C.

Fase penyembuhan
Fase penyembuhan biasanya terjadi pada minggu ke-2 sampai ke-4 dengan kondisi penderita yang mulai membaik dan nyeri otot serta suhu tubuh yang kembali ke normal. Fase ini ditandai dengan peningkatan titer antibody ,dapat timbul demam yang mencapai suhu 400C disertai menggigil dan lemas. Pada penderita leptospirosis yang berat dapat terjadi Weils syndrome yang muncul pada hari ke-3 sampai ke-6 setelah didahului gejala awal leptospirosis. Penderita akan mengalami meningitis aseptik, miokarditis, ikterus yang terkadang disertai perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran, dan demam dengan tipe febris kontinu.

Manifestasi klinik
Kebanyakan kasus leptospirosis pada manusia adlah subklinis. Infeksi bergejala dapat muncul sebagai penyakit demam akut dengan tandatanda dan gejala non spesifik (70%) sebagai meningitis (20%) atau sebagai hepatosplenomegali (10%). Leptospirosis anterik yaitu mulainya fase awal atau setikemik mendadak, dengan demam,menggigil kedinginan, nyeri kepala berat, malaise, mual, muntah dan sering nyeri otot hebat Leptospirosis ikterik (penyakit Weil) serupa dengan manifestasi awal yang digambarkan pada leptospirosis anterik. Fase imun ditandai dengan adanya disfungsi hat dan ginjal secara klinis pada laboratorium

Komplikasi
Gagal ginjal Miokarditis Meningitis Hepatitis Perdarahan ( dapat menyebabkan kematian )

Treatment
antibiotik ( penisilin, streptomisis, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,siprofloksasin) Penisilin G 1,5 juta unit setiap 6 jam selama 5-7 hari 4-6 jam setelah pemberian reaksi jarisch hexheimer Tindakan suportif diberikan sesuai keparahan penyakit

Prognosis
Baik. Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus dengan ikterus, angka kematian 5% pada umur di bawah 30 tahun, dan pada usia lanjut menjadi 30-40 %

Kesimpulan
Hipotesis diterima Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh kuman leptospira. Gejala klinis sering tidak khas sehingga terlambat terdiagnosis. Gejala klinis yang timbul mulai dari ringan sampai berat bahkan kematian, bila terlambat mendapat pengobatan. Diagnosis dini yang tepat dan pengobatan yang cepat akan mencegah perjalanan penyakit menjadi berat. Pencegahan dini perlu dilakukan bagi mereka yang beresiko terserang leptospirosis.

Thanks for listening

God Bless
25

Anda mungkin juga menyukai