Anda di halaman 1dari 14

PATOLOGI UMUM

BAKTERI LEPTOSPIROSIS

1 Dessy Wahyuningsih

J120150002

2 Laila Romadhona

J120150011

3 Bondhan Arifiani

J120150018

4 Firman Agus Anggara

J120150024

5 Zaneta Wahyu Kinanti

J120150002

6 Marthasari Aria Oktofani

J120150026

7 Arini Nur Hidayati

J120150041

8 Sofyan Tri Aji

J120150044

9 Nora Eny Zulikha

J120150047

Yunita Ayu Ashari

J120150054

10

KEL
OMP
OK
2

S 1 FISIOTERAPI A
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ETIOLOGI
PATOGENESIS
KELAINAN MORFOLOGI
GEJALA DAN TANDA KLINIS
PROGNOSE
PERKEMBANGAN
PENCEGAHAN

ETIOLOGI
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebakan leptospira
intterogans.
Selama fase leptospiruria, leptospira dikeluarkan tubuh bersamaan
dengan dikeluarkannya urin. Di luar tubuh, daya tahan hidupnya banyak
dipengaruhi kondisi tanah dan air tempat bakteri tersebut berada.
Kelembaban, PH tanah yang netral, dan suhu sekitar 25 C diperlukan
untuk mempertahankan kehidupan leptospira di luar tubuh.
Spesies bakteri penyebab leptospirosis L. interrogans, termasuk dalam
family Leptospiraceae dari ordo Spirochaetales. Secara serologis, anggota
spesies ini dapat dibedakan menjadi serovar-serovar, dan serovar-serovar
yang hampir sama sifat genetiknya dikelompokkan menjadi 19 jenis
serogroup.
Gb. leptospira intterogans.

PATOGENESIS
Leptospira masuk dan beredar ke dalam pembuluh limfatik dan darah
dalam hitungan menit. Setelah leptospira masuk ke dalam tubuh, terjadi
respons imun baik seluler maupun humoral (membentuk antibodi spesifik)
yang bertujuan menghilangkan leptospira.
Fase leptospiremia berlangsung 4-7 hari dan selanjutnya leptospira hanya
ditemukan di ginjal, otak, dan bilik anterior mata.
Selama leptospiremia, leptospira mengeluarkan toksin yang dapat merusak
endotel kapiler menyebabkan vaskulitis. Kemudian, terdapat pula
perbedaan antara derajat kerusakan histologis dengan derajat disfungsi
organ.
Dalam kasus yang ringan (sekitar 90%), infeksi terjadi unifasik yaitu gejala
muncul dan berkurang dalam 3-7 hari dengan pemberian antibiotik atau
tanpa intervensi sama sekali. Sedangkan dalam kasus yang sedang hingga
berat, infeksi terjadi bifasik dimana sebelum penyembuhan sebenarnya
terdapat remisi transien. Pada fase kedua, muncul gejala ikterik. Biasanya,
tanpa intervensi, infeksi ini dapat menyebabkan kematian pasien dalam
waktu 10 hari. Angka mortalitas akibat leptospirosis sekitar 5-40% dengan
risiko tertinggi pada orang berusia tua dan imunodefisiensi.

KELAINAN MORFOLOGI
Leptospira memiliki morfologi berbelit, tipis, fleksibel, panjangnya 5-15
um, dengan salah satu ujungnya membengkak membentuk kait. Dengan
medium Fletchers dapat tumbuh dengan baik sebagai obligat aerob.
Organ yang sering dikenai leptospira adalah hati, ginjal, otot dan pembuluh
darah. Kelainan spesifik pada organ sbb :
1.

Ginjal
Interstisial nefritis dengan infiltrasi sel mononuclear merupakan lesi pada
ginjal yang tanpa disertai kelainan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal.

2. Hati
Nekrosis sentilobuler fokal dengan infiltrasi sel limfosit fokal dan proliferasi
sel kupfer dengan kolestasis.
3.

Jantung
Epikardium, miokardium, endokardium dapaat terlibat. Nekrosis
berhubungan dengan infiltrasi neutrofil. Dapat terjadi perdarahan foksl pada
miokardium dan endokarditis.

Lanjutan Kelainan Morfologi


4.

Otot rangka
Perubahan berupa local nekrotis, vakuolisasi dan kehilangan striata. Nyeri otot
disebabkan oleh invasi langsung leptospira, dapat juga ditemukan antigen
leptospira pada otot.

5. Mata
Menyebabkan uveitis, karena masuk ke dalam ruang anterior mata selama fase
leptospiremia.
6. Pembuluh darah
Perubahan pembuluh darah akibat vaskulitis yang akan menimbulkan
perdarahan.
7.

Susunan Saraf Pusat


Mekanisme meningitis terjadi melalui proses imunologis. Meningitis yang
terjadi adalah meningitis aseptis, paling sering disebabkan oleh L.canicola.

8.

Weil Disease
Leptospira berat yang ditandai dengan ikterik, biasanya disertai perdarahaan,
anemia, azotemia, gangguann kesadaran dan demam tipe kontinua.

GEJALA DAN TANDA KLINIS

PADA HEWAN
GEJALA
Gejala klinis yang dapat tampak yaitu ikterus atau jaundis, yakni warna
kekuningan, karena pecahnya butir darah merah (eritrosit) sehingga
ada hemoglobin dalam urin.
TANDA

Demam

Jaundis

Tidak nafsu makan

Anemia

Depresi

Warna telinga maupun hidung yang


menjadi hitam

Nyeri pada bagian-bagian tubuh

Banyak minum

Gagal ginjal

Banyak urinasi

Gangguan kesuburan

Gejala saraf

Dan kadang kematian (bovine

Radang ginjal interstitial kronis atau

leptospirosis)

radang hati (hepatitis) kronis

Lanjutan Gejala dan Tanda Klinis

PADA MANUSIA
GEJALA

Perjalanan penyakit Leptospira terdiri dari 2 fase, yaitu :


1) Fase Septisemik
Bakteri dapat diisolasi dari darah, cairan serebrospinal dan sebagian besar
jaringan tubuh. Penderita mengalami gejala mirip flu selama 4-7 hari.
2) Fase Imun
Fase ini terjadi pada 0-30 hari akibat respon pertahanan tubuh terhadap
infeksi. Gejala tergantung organ tubuh yang terganggu seperti selaput otak,
hati, mata atau ginjal.

Lanjutan Gejala dan Tanda Klinis

PADA MANUSIA
TANDA
Demam

Nyeri kepala

Kedinginan

Takut cahaya

Kelemahan otot

Gangguan mental

Sakit tenggorokan

Diare atau kesulitan buang air


besar (konstipasi)

Batuk

Serta pembesaran limpa dan hati

Nyeri dada

Sulit bernapas

Muntah darah

Kadang-kadang penurunan nafsu


makan

PROGNOSE
Mortalitas pada leptospirosis berat sekitar 10%, kematian
paling sering disebabkan karena gagal ginjal, perdarahan masif
atau ARDS. Fungsi hati dan ginjal akan kembali normal,
meskipun terjadi disfungsi berat, bahkan pada pasien yang
menjalani dialisis. Sekitar sepertiga kasus yang menderita
meningitis aseptik dapat mengalami nyeri kepala secara
periodik. Beberapa pasien dengan riwayat uveitis leptospirosis
mengalami kehilangan ketajaman penglihatan dan pandangan
yang kabur.
Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus
dengan ikterus, angka kematian 5% pada umur dibawah 30
tahun. Pada usia lanjut mencapai 30-40%

PERKEMBANGAN
Leptospirosis terjadi di seluruh dunia, baik di daerah pedesaan maupun
perkotaan, di daerah tropis maupun subtropis.
Penyakit ini terutama beresiko terhadap orang yang bekerja di luar
ruangan bersama hewan, misalnya peternak, petani, penjahit, dokter
hewan, dan personel militer.
Leptospirosis juga beresiko terhadap individu yang terpapar air yang
terkontaminasi.
Di daerah endemis, puncak kejadian Leptospirosis terutama terjadi pada
saat musim hujan dan banjir.
Iklim yang sesuai untuk perkembangan Leptospira adalah udara yang
hangat, tanah yang basah dan pH alkalis, kondisi ini banyak ditemukan
di Negara beriklim tropis.
Kasus Leptospirosis 1000 kali lebih banyak ditemukan di negara
beriklim tropis dibandingkan dengan negara subtropis dengan risiko
penyakit yang lebih berat.

PENCEGAHAN
1.
2.
3.
4.

Pola hidup bersih dan sehat dengan menjaga lingkungan.


Menyimpan makanan dan perabot di tempat tertutup.
Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Menggunakan alas kaki seperti sepatu, sandal ketika berada
di tempat kotor.
5. Membasmi tikus di dalam rumah.
6. Saat musim hujan, hindari genangan air banjir.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai