Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Tentang

LEPTOSPIROSIS
NOMOR DOKUMEN : Tanggal:
REVISI KE :

A. Pengertian - Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang menyerang


manusia disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans
dan memiliki manifestasi klinis yang luas. Spektrum klinis
mulai dari infeksi yang tidak jelas sampai fulminan dan fatal.
Pada jenis yang ringan, leptospirosis dapat muncul seperti
influenza dengan sakit kepala dan myalgia. Tikus adalah
reservoir yang utama dan kejadian leptospirosis lebih banyak
ditemukan pada musim hujan.

B. Anamnesis Keluhan:
Demam disertai menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia
yang hebat pada betis, paha dan pinggang disertai nyeri tekan.
Mual, muntah, diare dan nyeri abdomen, fotofobia, penurunan
kesadaran

C.Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik


Fisik
1. Febris
2. Ikterus
3. Nyeri tekan pada otot
4. Ruam kulit
5. Limfadenopati
6. Hepatomegali dan splenomegali
7. Edema
8. Bradikardi relatif
9. Konjungtiva suffusion
10. Gangguan perdarahan berupa petekie, purpura, epistaksis
dan perdarahan gusi
11. Kaku kuduk sebagai tanda meningitis

D.Pemeriksaan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium


Penunjang
1. Darah rutin: jumlah leukosit antara 3000-26000/mcL, dengan
pergeseran ke kiri, trombositopenia
2. IgM Leptospirosis (muncul hari ke 5-7 setelah onset gejala)
3. Fungsi ginjal : ureum, kreatinin
4. Urin rutin: sedimen urin (leukosit, eritrosit, dan hyalin atau
granular) dan proteinuria ringan, jumlah sedimen eritrosit
biasanya meningkat.

E. Kriteria Diagnosis Klinis


Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan pada pasien dengan demam tiba-
tiba, menggigil terdapat tanda konjungtiva suffusion, sakit
kepala, mialgia, ikterus dan nyeri tekan pada otot. Kemungkinan
tersebut meningkat jika ada riwayat bekerja atau terpapar
dengan lingkungan yang terkontaminasi dengan kencing tikus.

F. Diagnosis Leptospirosis
G.Diagnosis Diagnosis Banding
Banding
1. Demam dengue,
2. Malaria,
3. Hepatitis virus,
4. Penyakit rickettsia.

H. Terapi Penatalaksanaan
1. Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi
dan mengatasi keadaan dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan
gagal ginjal sangat penting pada leptospirosis.
2. Antibiotik hendaknya diberikan pada semua pasien
leptospirosis pada fase penyakit mana pun. Pada kasus ringan
obat terpilih adalah doksisiklin.1 Obat alternatif adalah
amoksisilin dan azitromisin dihidrat
3. Pasien sakit berat hendaknya dirawat inap. Antibiotik terpilih
pada leptospirosis sedang-berat adalah penicillin G. Obat
alternatif di antaranya sefalosporin generasi ketiga (seftriakson,
sefotaksim) dan azitromisin dihidrat parenteral. Antibiotik harus
diberikan selama 7 hari, kecuali azitromisin dihidrat selama 3
hari
4. Pada leptospirosis sedang berat, terapi suportif dengan
perhatian pada keseimbangan cairan dan elektrolit serta fungsi
paru dan jantung sangat penting. Pasien yang menderita gagal
ginjal diterapi dengan hemodialisis atau hemodiafiltrasi jika
tersedia.5 Transfusi darah dan produk darah mungkin
diperlukan pada perdarahan berat. Transfusi trombosit dini
dianjurkan jika trombosit kurang dari 50 ribu / mm3 atau pada
turun bermakna dalam waktu singkat.

I. Komplikasi 1. Meningitis
2. Distress respirasi
3. Gagal ginjal karena renal interstitial tubular necrosis
4. Gagal hati
5. Gagal jantung

J. Kepustakaan 1. Zein, Umar. Leptospirosis. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.


Jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit dalam FKUI. 2006. Hal 1823-5. (Sudoyo, et al., 2006)
2. Cunha, John P. Leptospirosis. 2007. Available at: (Cunha,
2007)
3. Dugdale, David C. Leptospirosis. 2004.Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001376.htm.
Accessed December 2009. (Dugdale, 2004)
4. World Health Organization. Leptospirosis burden
epidemiology reference group [Internet]. [Available from:
http://www.who.int/zoonoses/ diseases/lerg/en/index2.html.
5. Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet].
Available from:
http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES
_ (contents).pdf.
6. Kementerian Kesehatan. Profil pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan tahun 2012. Jakarta: Kementerian
Kesehatan; 2012

Anda mungkin juga menyukai