0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
217 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas prosedur bedah strumektomi atau tiroidektomi untuk mengangkat benjolan pada kelenjar tiroid. Terdapat 15 langkah prosedur mulai dari persiapan pasien, insisi kulit, pembebasan benjolan dan jaringan tiroid, kontrol darah, dan penjahitan luka. Tiroidektomi dapat dilakukan secara parsial atau total tergantung rencana operasi.
Dokumen ini membahas prosedur bedah strumektomi atau tiroidektomi untuk mengangkat benjolan pada kelenjar tiroid. Terdapat 15 langkah prosedur mulai dari persiapan pasien, insisi kulit, pembebasan benjolan dan jaringan tiroid, kontrol darah, dan penjahitan luka. Tiroidektomi dapat dilakukan secara parsial atau total tergantung rencana operasi.
Dokumen ini membahas prosedur bedah strumektomi atau tiroidektomi untuk mengangkat benjolan pada kelenjar tiroid. Terdapat 15 langkah prosedur mulai dari persiapan pasien, insisi kulit, pembebasan benjolan dan jaringan tiroid, kontrol darah, dan penjahitan luka. Tiroidektomi dapat dilakukan secara parsial atau total tergantung rencana operasi.
Pengertian Tiroidektomi adalah tindakan operasi yang dilakukan untuk
mengangkat benjolan pada kelenjar tiroid dengan mengikut sertakan sebagian atau seluruh jaringan kelenjar tiroid yang normal disekitarnya. Tiroidektomi parsial/ sub total : mengangkat benjolan beserta sebagian jaringan normal sekitarnya, dapat berupa : sub total lobektomi atau subtotal tiroidektomi. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tindakan bedah operasi strumektomi/tiroidektomi Kebijakan Mengacu pada Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI Nomor : Prosedur 1. Lengkapi persetujuan tindakan medis secara tertulis 2. Dibawah narkose umum, penderita terlentang dengan kepala hiperekstensi dengan meletakkan bantal dibawah pundak penderita 3. Tindakan antisepsis dengan menggunakan larutan hibitan dalam alkohol 70% dengan perbandingan 1:30 atau dengan betadine kemudian dibilas dengan alkohol 70%, dengan batas atas setinggi bibir bawah, batas lateral pada anterior m.trapesius dan batas bawah setinggi costa 3 4. Lapangan operasi dipersempit dengan duk steril 5. Insisi kollar (horisontal) setinggi 2 jari diatas jugulum, panjang irisan disesuaikan dengan besarnya benjolan 6. Kulit dibebaskan keatas/flap atas sampai os hyoid dan kebawah/flap bawah sampai jugulum. Selanjutnya flap atas difiksasi dengan duk atas dan flap bawah dengan duk bawah 7. Fascia pretrakhealis dibuka pada garis tengah secara tajam dan otot-otot pretrakhealis disisihkan kelateral sehingga tampak kapsul tiroid 8. Benjolan (nodul) kemudian diluksir keluar 9. Vasa tiroidea superior dibebaskan, diligasi dengan benang silk 2/0 di dua tempat lalu dipotong diantara kedua ligasi tadi 10. Benjolan dan jaringan tiroid yang normal dibebaskan sambil preservasi nervus rekurens dan kelenjar para tiroid 11. Setelah nervus rekurens tampak secara avue, dilakukan TINDAKAN BEDAH STRUMEKTOMI/TIROIDEKTOMI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO. 00 2/2
Standar Prosedur Tanggal Terbit Disahkan oleh
Operasional Direktur RSIY PDHI
Unit dr. Bima Achmad Nurutama
tiroidektomi parsial ataupun total sesuai dengan rencana
operasi sebelumnya. Bila benjolan (nodul) terdapat pada kedua lobus tiroid maka benjolan pada sisi yang lain juga diperlakukan sama seperti pada poin 8 – 10. Bila operasi parsial maka kelenjar tiroid normal yang disisakan kurang lebih 3 – 5 gram pada 1 sisi atau 2 sisi. 12. Kontrol perdarahan yang ada 13. Pasang drain redon 1 buah pada operasi 1 sisi atau 2 buah pada operasi bilateral 14. Kembalikan posisi kepala penderita yang sebelumnya hiperekstensi ke posisi normal dengan mengambil bantal dari bawah pundak penderita lalu kontrol perdarahan 15. Jahit fascia mediana dengan kromik 2/0 simpul 16. Jahit subkutan dengan plain cat gut 3/0 simpul 17. Jahit kulit subkutikuler dengan benang absorbable 3/0 atau 4/0 Unit Terkait 1. Unit Gawat Daraurat 2. Unit Rawat Jalan 3. Unit Rawat Inap 4. Unit Rekam Medik 5. Unit Farmasi Referensi 1. H.H.Nauman, Head and Neck Surgery,1984, vol.4, pp.323-335 2. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/UPF Bedah RSUD Dr.Soetomo Surabaya, 1994