1. Infiltrasi lokal
2
SEJARAH
◼ Carl Koller (1884), penggunaan kokain secara topikal pada operasi mata.
◼ Gaedicke (1885) mendapatkan kokain dari tumbuhan koka (erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di pegunungan
Andes.
◼ William Halsted (1884), ahli bedah. kokain intradermal dan blok saraf.
◼ Alfred Einhorn (1904) mensintesa prokain dan dipakai untuk anestesi lokal oleh Heinrich Braun.
◼ Ferdinand Cathelin dan Jean Sicard (1901) memperkenalkan anestesi epidural kaudal
◼ Frigel Pages (1921), Achille Doglioti (1931): anestesi epidural lumbal.
◼ Lofgren (1943) mensintesa anestesi lokal amide yaitu lidokain (pembanding semua anestesi lokal).
◼ Penggunaan klinis lidokain sejak 1947.
◼ Sebelumnya dibukain (1930), tetrakain (1932) dan sesudah itu kloroprokain (1955), mepivakain (1957), prilokain (1960),
bupivakain (1963), etidokain (1972).
◼ Baru: Ropivakain dan levobupivakain.
PENGGOLONGAN OBAT ANESTESI
LOKAL
◼ Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar:
▪ golongan esterdimetabolisme oleh enzim pseudo-kolinesterase di plasma
▪ golongan amide metabolisne melalui degradasi enzimatis di hati.
Dosis maksimal 12 6 2
(mg/kgBB)
Potensi 1 3 15
Toksisitas 1 2 10
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
◼Lipophilic
◼Hydrophilic
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
1. Adanya vasokonstriksi
❖ penambahan epinefrin—atau yang lebih jarang fenilefrin—menyebabkan
vasokonstriksi pada tempat pemberian anestesi
◼ Amida-anestesi lokal
▪ dimetabolisme (N-dealkilasi dan hidroksilasi) oleh enzim mikrosomal P-
450 di hepar.
▪ Laju metabolisme amida tergantung dari agent yang spesifik (prilocine
> lidocaine > mepivacaine > ropivacaine > bupivacaine), namun secara
keseluruhan jauh lebih lambat dari hidrolisis ester.
KOMPLIKASI OBAT ANESTESI LOKAL.
◼ Neurologis
◼ Respirasi
◼ Kardiovaskular
◼ Imunologi
◼ Muskuloskeletal
◼ Hematologi
INTERAKSI OBAT