Oleh :
Rahma Yanti Daud
NIM : 008 084 0062
Pembimbing :
dr. Diah Widyanti, Sp.An. KIC
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi diklasifikasi :
Anestesi umum : tindakan meniadakan nyeri secara
sentral disertai dgn hilangnya kesadaran & bersifat
pulih kembali (reversible). Komponen anestesi yang
ideal (trias anestesi) terdiri dari : hipnotik, analgesia
dan relaksasi otot.
Anestesi Regional - ( Anestesi Blok
Subaraknoid/Anestesi Spinal)
Definisi anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat
anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor
yang sangat sulit untuk dideteksi
Anestesi Umum
Anestesi umum adalah tindakan untuk
menghilangkan nyeri secara sentral disertai
dengan hilangnya kesadaran dan bersifat pulih
kembali atau reversible.
Tujuan
Hipnotik atau sedasi: hilangnya kesadaran
Analgesik: hilangnya respon terhadap nyeri
Relaksasi otot
Stadium AnestesiU m um
Stadium I
Disebut juga stadium analgesi atau stadium
disorientasi.
Stadium II
Disebut juga stadium delirium atau stadium exitasi.
Stadium III
Stadium III (pembedahan) dimulai dengan teraturnya
pernapasan sampai pernapasan spontan hilang.
Stadium III dibagi menjadi 4 plana
Stadium lV
Stadium IV (paralisis medula oblongata) dimulai
dengan melemahnya pernapasan perut dibanding
stadium III plana 4.
Klasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai
kebugaran fisik seseorang adalah yang
berasal dari The American Society of
Anesthesiologists
Kelas (ASA).fisiologik, psikiatrik, biokimia.
I : Pasien sehat organik,
Kelas II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau
sedang.
Kelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat sehingga
aktivitas rutin terbatas.
Kelas IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tidak dapat
melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan
ancaman kehidupannya setiap saat.
Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau
tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.
Pada bedah cito atau emergency biasanya dicantumkan
huruf E.
P enilaian dan persiapan pra-
anestesi
Penilaian pra-bedah
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Kebugaran untuk anestesi
Masukan oral
Prem edikasi
Hipnotik Antikolinergik
Ketamin (fl 10cc = 100 mg), Sulfas atropin (antikolinergik)
dosis 1-2 mg/kgBB (amp 1cc = 0,25 mg), dosis
Pentotal (amp 1cc = 1000 0,001 mg/kgBB
mg), dosis 4-6 mg/kgBB Neuroleptik
Droperidol, dosis 0,1 mg/kgBB
Induksi anestesi
Merupakan tindakan untuk membuat pasien dari
sadar menjadi tidak sadar sehingga memungkinkan
dimulainya anestesi dan pembedahan.
STATICS
Sel abnormal
Dewasa :
Tumor hepar
Tumor limpa / lien
Tumor lambung / usus
halus
Tumor colon
Tumor ginjal Anak-anak :
(hipernefroma) Tumor wilms
Tumor pancreas (ginjal)
G ejala Klinis
1. Pembedahan
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
G AG AL G IN JAL KRO N IS
Kelainan patologis
Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk
kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau
kelainan dalam tes pencitraan (imaging tes).
Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60
ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan, dengan
atau tanpa kerusakan ginjal.
Klasifi
kasi
Trombosit 309.000
(21/01/2017)
WBC 7.990 mm.3
SGOT 27 U/L
Hipersensitivitas/ : -
Premedikasi : Midazolam 5 mg, Fentanyl 50 mg, Petidin
30 mg
Medikasi : Propofol 50 mg Efedrin 5mg
Atracurium 20mg Dexametazone
Petidin 20mg 10mg
Asam Traneksamat
1000 mg
Laporan Pembedahan
Nama Pasien/umur : Tn. PY / 58 tahun
Ahli Bedah : dr. S. Sp.BKBD
Jenis pembedahan : Laparaskopi diagnostik
Lama Operasi : 1 jam (09.40 10.30 WIT)
Penyulit pembedahan :-
Teknik Pembedahan :
Pasien terbaring supine dengan spinal anestesi
Desinfeksi drapping prosedur
Incisi subumbilical = lateral kanan kiri
Insersi trocar 11 mm & 5 mm dua
Didapatkan omental cake, nodul metastase liver,
Asites hemoragik 8 liter
Dilakukan biopsi omentum & nodul liver
Insersi drain
Tutup lapis demi lapis
Diagnosa pra bedah : Tumor intraabdomen
Diagnosa Pasca Bedah :Tumor intraabdomen, peritoneal Carcinomatous
Instruksi post operasi
Cefoperazone 2x1 gr (iv)
Ketorolac 3x30 mg (iv)
Ranitidin 2x50 mg (iv)
D iagram observasi
Chart Title
140
128
120 119 120 121 118
117
100 100 97 98
92 90 91 93
90 93
90 92 91 91
88 88 88 86 89 88 88
85
80 80
74 74
68 70 67 systole
66
60 58 61
diastole
Nadi
40
20
0
B A B IV
PEM B A H A SA N
B2 Perfusi: dingin, Hipotensi, Perfusi: dingin, Hipotensi, Pemberian Perfusi: Hipotensi, (-)
pucat, basah perdarahan, pucat, basah perdarahan, ephedrin, dingin, syok
Capilari Refill syok Capilari Refill syok maintenanc pucat, basah hipovolemik(-
Time > 2 detik, hipovolemik Time > 2 detik, hipovolemik e cairan, Capilari Refill )
TD : 100/70 TD : 90/65 observasi Time > 2
mmHg, N : mmHg, N : tensi dan detik, TD :
84x/menit, BJ: I- 84x/menit, BJ: I- nadi 100/70
II murni regular, II murni regular, mmHg, N :
konjungtiva konjungtiva 84x/menit,
anemis +/+ anemis +/+ BJ: I-II murni
regular,
konjungtiva
anemis +/+
B3 Kesadara Penuruna Kesadar Penuruna Observa Kesadar Penuruna
n n an n si GCS an n
Compos kesadara Compos kesadara Compos kesadaran
Mentis, n Mentis, n Mentis, (-)
GCS: GCS: GCS:
15(E4V5M 15(E4V5M 15(E4V5M
6), pupil 6), pupil 6), pupil
bulat bulat bulat
isokor, isokor, isokor,
DS 3mm DS 3mm DS 3mm
B CKD, tidak Oliguria, Terpasang syok Balance syok