berbeda bila dibandingkan dengan dewasa. karena adanya perbedaan mendasar antara anak dan dewasa, → perbedaan anatomi, fisiologi, respon farmakologi dan psikologi. pembahasan
• Anestesi → yunani “An” tidak dan “estesia” rasa
berarti hilangnya rasa atau sensasi • Anestesi secara teknik pengurangan nyeri sewaktu pembedahan • Anestesi pada bayi dan anak berbeda dengan anestesia pada orang dewasa, karena mereka bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini. • Neonatus : < 30 hari Infants : 1 – 12 bulan Children : 1 – 12 tahun
ANATOMI & FISIOLOGI
ANATOMI • Ventrikel kiri belum sempurna • Kanulasi arteri & vena sulit • Kepala dan lidah besar • Lubang hidung sempit • Laring terletak anterior & cephalad • Epiglotis panjang • Trakea & leher pendek • Adenoid & tonsil besar • Otot diafragma & intercostal lemah • Resistan terhadap aliran udara > tinggi Ada 5 perbedaan mendasar anatomi dari airway pada anak-anak dan dewasa. 1. Pada anak-anak, kepala lebih besar, dan lidah juga lebih besar 2. Laring yang letaknya lebih anterior 3. epiglottis yang lebih panjang 4. Leher dan trache yang lebih pendek daripada dewasa 5. Cartilago tiroid yang terletak berdekatan dengan airway Fisiologi • Cardiac output tergantung heart rate • Heart rate > cepat • Tekanan darah > rendah • RR > cepat • Kompliance paru > rendah • Kompliance dinding dada > besar • Rasio total permukaan tubuh & BB > besar • Kandungan air > besar Variable Anak-anak Dewasa
Frekuensi pernafasan 30-50 12-24
Tidal Volume ml/kg 6-8 7
Dead space ml/kg 2-2.5 2.2
Alveolar ventilation 100-150 60
FRC 27-30 30
Konsumsi Oxygen 6-8 3
Tekanan Tekanan Umur Heart Rate Systolic Diastolic
Preterm 1000g 130-150 45 25
Baru lahir 110-150 60-75 27
6 bulan 80-150 95 45
2 tahun 85-125 95 50
4 tahun 75-115 98 57
8 tahun 60-110 112 60
Penerapan Anestesi Pada Pediatri 1. Tahap Pra Bedah Kunjungan pra-anestesia dilakukan sekurang- kurangnya dalam waktu 24 jam sebelum tindakan anestesia. Perkenalan dengan orang tua penderita. sangat penting untuk memberi penjelasan mengenai masalah pembedahan dan anestesia yang akan dilakukan. Pada kunjungan tersebut kita mengadakan penilaian tentang keadaan. umum, keadaan fisik dan mental penderita. 1.1. Premedikasi pada anak - memberikan penjelasan pada pasien dan keluarganya - untuk memisahkan sang pasien dari orang tuanya dengan tenang pada saat akan dilakukan operasi - penggunaan obat-obatan analgesi dan hipnotik 1.2. Cara Pemberian Obat - Cara Oral Hal-hal yang perlu diperhatikan berupa jumlah obat , onset, durasi, tingkah laku selama penyembuhan, interaksi dengan obat lain, dan efek samping. • Keterangan : IM : Intra Muscular • IV : Intra Vena • TD : Tekanan Darah Nama Obat Agen Cara Pemberian Dosis Onset (menit) Efek
Benzodiazepin Midazolam Oral 0,3-0,7mg/kgBB 15-30 Depresi system
Diazepam Nasal 0,1-0,2mg/kgBB 5-10 pernafasan, eksitasi postoperative eksitasi Dissosiatif Ketamin Oral 3-8mg/kgBB 10-15 Eksitasi IM 2-5mg/kgBB 2-5 Meningkatkan TD, tekanan intra cranial meningkat Opioids Morfin IM 0,1-0,2 mg/kgBB 15-30 Depresi system Meperidin IM 0,5-1 mg/kgBB 15-30 pernafasan Fentanil Oral 10-15 µg/kgBB 5-15 Depresi system pernafasan Depresi sitem pernafasan Barbiturat Pentobarbital Oral 3mg/kgBB 60 Eksitasi Tiopental Rectal 30mg/kgBB 5-10 postoperative yang memanjang Depresi system pernafasan, Eksitasi postoperative yang memanjang Antikolinergik Atropin Oral 20µg/kgBB 15-30 Flushing Scopolamin IM 20µg/kgBB 5-15 Mulut kering IV 10-20µg/kgBB 30 Rasa gembira IM 20µg/kgBB 15-30 halusinasi
H2 Antagonis Cimetidine Oral 7,5mg/kgBB 60
Ranitidine Oral 2 mg/kgBB 60 - Cara Nasal - Cara Rektal - Cara Intramuskular dan Subkutan - Cara Sublingual 1.3. Puasa - refluks gaster yang sering terjadi pada anak yang tidak dipuasakan, akhinya puasa menjadi suatu persiapan pre operasi Tipe makanan Rekomendasi lama puasa Cairan Pasien sehat Minimum 2 jam Pasien sakit Minimum 4 jam Operasi emergensi Penganganan tersendiri (pasang NGT, dll) Susu ASI Minimum 4 jam Susu non ASI Minimum 6 jam Padat Operasi elektif 1 hari sebelum operasi Operasi emergensi Penanganan tersendiri 1.4. Intubasi ETT – Blade lurus → memudahkan intubasi – Uncuffed ET → anak < 8-10 tahun → me↓ resiko batuk post op, me ↓ resiko barotrauma – Diameter ET 4 + Umur/4 = tube diameter (mm) jari kelingking kanan anak – Panjang ET 12 + Umur/2 = panjang ET (cm) Pemantauan
• Pernafasan : Stetoskop prekordial, Pada nafas
spontan ( gerak dada dan bag reservoir),Warna ekstremitas • Sirkulasi : Stetoskop perikordial, Perabaan nadi, EKG dan CVP • Suhu : Rektal • Perdarahan • Air Kemih : Isi dalam kantong air kemih PENGAKHIRAN ANESTESIA
• Pembersihan lendir dalam rongga hidung dan
mulut dilakukan secara hati-hati. Pemberian O2 100% selama 5-15 menit setelah agent dihentikan. • Bila masih ada pengaruh obat pelumpuh obat non-depol, dapat dilakukan penetralan dengan neostigmin (0,04 mg/kg) bersama atropin (0,02 mg/kg). • Kemudian dilakukan ekstubasi. KESIMPULAN • Anestesi pada pediatri merupakan hal yang lain dari biasanya. • Karena mereka bukanlah merupakan miniatur orang dewasa sehingga dalam melakukan tindakan anestesi diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dan teliti dalam manajemennya. • Perhatian khusus sangat diperlukan mengingat perbedaan anatomi, fisiologi dan farmakologi pada neonatus. • Jadi sebelum dilakukan tindakan anestesi haruslah dipertimbangkan faktor sistem pernafasan, sirkulasi, ginjal, dan heparnya.
Berdasarkan riwayat pasien, tidak ada riwayat penyakitkeluarga yang berhubungan dengan stroke seperti hipertensi,diabetes melitus atau penyakit jantung