STROKE ISKEMIK
PEMBIMBING:
Dr. Restu Susanti, Sp.S , M.Biomed
BAB 1
P E N DA H U L U A N
2
LATAR BELAKANG
Stroke
3
Angka Stroke
87% ->
iskemik
American Heart
Association (AHA)
Laki-
Laki>Perempuan
Distribusi
15,9% (umur 45-55 tahun)
26,8% (umur 55-64 tahun)
23,5% (umur >65 tahun)
4
Tatalaksana Stroke
Cegah
Batasi kekambuhan
kerusakan otak Obati faktor predisposisi:
-Hipertensi
-Hiperlipidemia
Optimalkan -Diabetes
-Merokok
pemulihan
5
1.2 Rumusan Masalah
Manfaat
Metode
8
BAB 2
T I N J A U A N P U S TA K A
9
DEFINISI
Stroke
10
EPIDEMIOLOGI
Angka Kematian berdasarkan umur
11
KLASIFIKASI
TIA (Transient Ischaemic Attack)
• gejala hilang lebih dari 24 jam tetapi tidak lebih dari 1 minggu.
Completed Stroke
Dapat dikendalikan
13
PATOFISIOLOGI
Mekanisme Infark
14
PEMBENTUKAN PLAK ATEROSKLEROSIS
15
ISKEMIK PENUMBRA DAN ALIRAN
KOLATERAL
GEJALA KLINIS
• Umumnya : penurunan kesadaran, kelumpuhan anggota gerak, kelumpuhan nervus VII dan XII
yang bersifat sentral, gangguan fungsi luhur seperti kesulitan bahasa (afasia), ataksia, diplopia,
vertigo, dan nyeri kepala.
17
Arteri cerebri anterior
18
Arteri Karotis Interna
• Koma
• Hemiparesis kontralateral
• Ketidakmampuan membaca (aleksia)
• Kelumpuhan saraf kranialis ketiga
19
Sistem Vertebrobasiler
20
DIAGNOSIS
PEM.FISIK
PEM/ PENUNJANG
DEFISIT DEFISIT ANGIGRAFI
NEUROLOGIS NEUROLOGIS SEREBRAL
DAN
DITEMUKAN DLL
FAKTOR
RISIKO
21
GADJAH MADA SCORE
22
SIRIRAJ SCORE
23
DIAGNOSIS BANDING
24
TATALAKSANA
Tatalaksana Khusus
25
KOMPLIKASI
• Edema serebri dan peningkatan tekananan intrakranial, yang dapat menyebabkan herniasi atau
kompresi batang otak
• Kejang
• Transformasi hemoragik
• Infeksi : pneumonia, ISK
• Trombosis vena
• Gangguan daily life activity
26
PROGNOSIS
Etiologi Beban
Umur
Stroke Komorbiditas
Derajat
Tingkat
Keparahan Defisit
Ketergantungan
Neurologis
27
BAB 3
LAPORAN KASUS
28
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn EJ
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 43 tahun
• Pekerjaan : Pegawai swasta
• Status Pernikahan : Menikah
• Alamat : Padang Sarai Koto Tangah
• MR : 01048216
29
Alloanamnesis (anak kandung pasien):
Seorang pasien,Tn EJ, Laki-laki, umur 43 tahun dirawat di bangsal Neurologi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M.Djamil Padang pada hari rawatan ke- 13 (15
Mei 2019) dengan:
Keluhan Utama:
Penurunan kesadaran sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
30
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Penurunan kesadaran sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terjadi secara
tiba-tiba saat pasien sedang beristirahat dimana pasien tidak menyahut dan
membuka mata ketika dipanggil oleh keluarga. Saat ini pasien sadar.
• Tampak anggota gerak kiri kurang aktif bergerak disertai mulut mencong ke
kanan
• Nyeri kepala saat onset tidak ada
• Kejang tidak ada
• Demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, tidak tinggi, tidak
menggigil, tidak berkeringat banyak
• Batuk tidak ada, sesak napas tidak ada, nyeri dada tidak ada
31
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pandangan kabur dan pandangan ganda tidak ada
• Muntah menyemprot tidak ada
• BAB dan BAK tidak ada keluhan
• Pasien telah dirawat di RSUD selama 2 hari, pasien dirujuk dengan
diagnosis stroke infark + pneumonia + atrial fibrilasi, untuk tatalaksana
selanjutnya
32
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat menderita penyakit hipertensi sejak lebih kurang usia 17 tahun
kontrol tidak teratur, tekanan darah tertinggi 170 mmHg
• Riwayat stroke sebelumnya tidak ada
• Riwayat diabetes melitus tidak ada
• Riwayat penyakit jantung tidak ada
• Riwayat kolesterol tinggi tidak ada
33
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
34
RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL
35
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum: Sakit sedang Berat Badan : 60 kg
• Kesadaran : CMC Rambut :, tidak mudah dicabut
Turgor Kulit : Baik
• Nadi : 68x/menit
Kulit dan Kuku : Pucat (-), sianosis (-)
• Irama : Ireguler, kuat angkat Kepala : Normosefal.
• Pernafasan : 19x/menit, Mata : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-)
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Leher : JVP 5-2 cmH2O, deviasi trakea
• Suhu : 36,6oC (-)
• Keadaan Gizi : Baik KGB : pembesaran (-)
• Tinggi Badan : 165 cm
36
Thorax
• Paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor.
Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
• Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari lateral LMCS RIC VI
Perkusi : Batas jantung melebar.
Auskultasi : S1S2 ireguler, bising (-), gallop (-)
37
Abdomen
Inspeksi : Distensi tidak ada.
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi :Timpani.
Auskultasi : BU (+) normal.
Korpus Vertebrae
Inspeksi : Deformitas tidak ada.
Palpasi : Gibus tidak ada.
39
C. PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS
N.I (olfaktorius)
Penciuman Kanan Kiri
Subjektif Baik Baik
Objektif dengan bahan Tidak diperiksa Tidak diperiksa
N.II (optikus)
Penglihatan Kanan Kiri
Tajam penglihatan Baik Baik
Lapangan Penglihatan Baik Baik
Melihat warna Baik Baik
Funduskopi Tidak diperiksa Tidak diperiksa
40
N. III (okulomotorius)
Kanan Kiri
Bola Mata Ortho Ortho
Ptosis (-) (-)
Gerakan Bulbus Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
Strabismus Tidak ada Tidak ada
Nistagmus Tidak ada Tidak ada
Ekso/endopthalmus (-) (-)
Pupil
-Bentuk Bulat Bulat
-Refleks cahaya (+) (+)
-Refleks akomodasi (+) (+)
-Refleks konvergensi (+) (+)
41
N. IV (trokhlearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah (+) (+)
N.VI (abdusen)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral (+) (+)
Motorik
-Membuka mulut (+) (+)
-Menggerakkan rahang (+) (+)
-Menggigit (+) (+)
-mengunyah (+) (+)
Sensorik
-Divisi oftalmika
Refleks kornea (+) (+)
Sensibilitas (+) (+)
-Divisi Maksila
Refleks masseter (+) (+)
Sensibilitas (+) (+)
-Divisi Mandibula
sensibilitas (+) (+) 43
N.VII (fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah Asimetris (deviasi ke kanan)
Sekresi air mata Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Fisura palpebra (+) (+)
Menggerakkan dahi (+) (+)
Menutup mata (+) Tremor
Mencibir/bersiul (+) (+)
Memperlihatkan gigi (+) (+)
Sensasi lidah 2/3 (+) (+)
Hiperakusis (+) (+)
Plika nasolabialis Kiri lebih datar 44
N.VIII (vestibularis)
Kanan Kiri
Suara berbisik (+) (+)
Detik arloji (+) (+)
Rinne test Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Weber test Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Swabach test Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Nistagmus (-) (-)
Pengaruh posisi kepala (-) (-)
45
N. IX (glossopharingeus)
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 belakang (+) (+)
Refleks muntah/ gag refleks (+)
N X (vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring Asimetris, kiri lebih datar
Uvula Deviasi ke kanan
Menelan Disfagia
Artikulasi Kurang jelas
Suara Sengau
Nadi 68x/ menit, ireguler 46
N. XI (asesorius)
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan (+) (+)
47
N XII (hipoglosus)
Tremor (+)
Fasikulasi (-)
Atrofi (-)
48
PEMERIKSAAN KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
KESEIMBANGAN
Romberg test Sulit diakukan
Romberg test dipertajam Sulit diakukan
Stepping gait Sulit diakukan
Tandem gait Sulit diakukan
KOORDINASI
Jari-jari Sulit diakukan
Hidung-jari Sulit diakukan
Pronasi-supinasi Sulit diakukan
Tes tumit lutut Sulit diakukan
Rebound phenomenon Sulit diakukan 49
PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK
51
SISTEM REFLEKS
52
FUNGSI OTONOM
- Miksi : tidak ada kelainan
- Defekasi : tidak ada kelainan
- Sekresi keringat : tidak ada kelainan
FUNGSI LUHUR
54
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Kimia darah 3-5-2019 • Kimia darah 13-5-2019
GDS : 145 mg/dL Natrium : 130 mEq/L
Natrium : 144 mEq/L Kalium : 5,1 mEq/L
Kalium : 3,2 mEq/L Klorida : 102mEq/L
Klorida : 112mEq/L Ureum : 35 mg/dL
SGOT/SGPT : 26/24U/L Kreatinin : 0,6 mg/dL
Ureum : 32 mg/dL
Kreatinin : 0,3 mg/dL
55
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
EKG :
56
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Rontgen thorax :
57
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Brain CT tanpa kontras :
58
SKOR SIRIRAJ
= (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x diastol) - (3 x
faktor risiko atheroma) – 12 =
Skor Siriraj <1 = stroke iskemik, >1 = perdarahan intraserebral, 0 =
meragukan.
59
ALGORITMA GADJAH MADA
• Penurunan kesadaran (), nyeri Kepala (+), refleks Babinsky (-)
• =.
60
SKOR HASANUDIN
• Sistol <200, Diastol <110 :
• Serangan saat istirahat :
• Sakit kepala tidak ada :
• Kesadaran menurun beberapa menit s/d 1 jam setelah onset :
• Muntah proyektil tidak ada :
• Jumlah skor Hasanuddin :
• Skor Hasanuddin
61
DIAGNOSIS
• Diagnosis Klinis : hemiparese sinistra + parese n VII sinistra tipe
sentral
• Diagnosis Topik : stroke infark at temporoparietal dextra
• Diagnosis Etiologi :
• Diagnosis Sekunder : AF NVR + CAP (perbaikan) + hipokalemia
• Diagnosis Banding :
62
TERAPI
Umum : Elevasi kepala 30°
IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf
ML RG 1700 kkal
64
FOLLOW UP
S/ pasien sadar, kontak adekuat
Lemah anggota gerak kiri
Demam tidak ada, batuk tidak ada, sesak napas tidak ada
O/ KU: Sedang , Kesadaran: CMC, TD: 120/80 mmHg, Nadi 68 x/menit,
Napas: 19x/menit, T: 36,6oC
Status internikus: mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Cor : irama ireguler, bising tidak ada
Pulmo :Vesikuler rhonki tidak ada, wheezing
tidak ada
Abdomen : distensi tidak ada
Extremitas : akral hangat, CRT < 2 detik 65
Status neurologikus: GCS E4M6V5, TRM (-), Peningkatan TIK (-)
Pupil isokor diameter 3mm/3mm, RC +/+
Plikanasolabialis kiri lebih datar, kerutan kening normal
Arkus faring asimetris, kiri lebih datar
Uvula deviasi ke kanan
Motorik 555/000 ; 555/000
Sensorik (+), raba, nyeri, suhu berkurang pada ekstremitas sinistra
Otonom baik
Reflek fisiologis ++/++, ++/++, reflek patologis --/--, --/--
66
A/ Stroke infark OH-IS
AFNVR
BP perbaikan
P/ Umum : Elevasi kepala 30°
IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf
ML RG 1700 kkal
67
BAB 4
DISKUSI
68
• Telah diperiksa seorang pasien laki - laki umur 43 tahun yang dirawat di bangsal
neurologi RSUP DR. M. Djamil Padang hari rawatan ke-13 dengan diagnosis
Hemiparese sinistra + Parese N VII sinistra tipe sentral
• Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dari alloanamnesis didapatkan pasien mengalami
lemah anggota gerak kiri, sulit menelan air, mulut mencong ke kiri, bicara pelo
dan suara sengau. Gejala tersebut terjadi karena gangguan fungsi otak pada
stroke, tergantung daerah otak yang terkena. Kelumpuhan anggota gerak kiri
terjadi akibat kerusakan hemisfer cerebri dextra. Mulut mencong ke kanan
disebabkan oleh otot wajah kiri lumpuh akibat kerusakan pada N.VII sentral,
tonus otot wajah kanan yang masih sehat menarik sisi yang lumpuh sehingga
terlihat wajah mencong ke sisi kanan. Neuron yang berjalan dari suatu hemisfer
otak akan menyilang dalam perjalanannya menuju ke perifer, sehingga bila
terjadi lesi pada satu hemisfer, maka akan timbul manifestasi pada bagian tubuh
kontralateral dari hemisfer yang terkena. Bicara pelo dan suara sengau akibat
69
kerusakan N IX,XII.
• Pasien mengalami penurunan kesadaran, nyeri kepala saat onset tidak ada,
muntah proyektil tidak ada, sehingga dapat disingkirkan adanya peningkatan TIK
seperti pada stroke hemoragik. Poin tersebut terdapat dalam sistem skor
Gadjah Mada untuk membantu membedakan stroke iskemik dan hemoragik
pada keadaan tidak ada fasilitas Brain CT Scan. Namun sistem skor ini tidak
dapat memastikan patologi otak yang terjadi. Hal ini disebabkan karena
manifestasi klinis pada stroke hemoragik dengan volume perdarahan kecil
dapat menyerupai stroke iskemik dan sebaliknya manifestasi klinis stroke
iskemik yang luas dapat dengan peningkatan TIK mirip dengan stroke
hemoragik.
70
• Poin penilaian untuk membedakan stroke iskemik dan hemoragik juga
bisa menggunakan SIRIRAJ score dengan syarat onset gejala <24 jam.
Poin yang dinilai adalah kesadaran, muntah, nyeri kepala, tekanan
diastolik, atheroma. Namun pasien datang dengan onset 2 hari sehingga
skor ini tidak dapat digunakan.
71
• Dari riwayat penyakit dahulu didapatkan bahwa pasien menderita hipertensi sejak usia lebih
kurang 17 tahun, tetapi pasien tidak kontrol teratur. Pasien juga memiliki riwayat merokok
sejak usia lebih kurang 17 tahun, 3-5 batang perhari. Hipertensi dan riwayat merokok
merupakan faktor risiko terjadinya stroke pada pasien. Hipertensi merupakan faktor risiko
utama bagi terjadinya gangguan pada aliran pembuluh darah otak, yakni dapat mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah otak (stroke hemoragik), maupun menyempitnya pembuluh darah
otak (stroke iskemik). Sementara itu, merokok dapat menyebabkan terjadinya trauma endotel
dengan mekanisme stress oksidatif, dan peningkatan ini akan mempermudah terjadinya faktor
resiko aterosklerosis yang pada akhirnya menyebabkan gangguan aliran darah otak.
72
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran CMC dengan tekanan darah 120/80 mm Hg.
Pemeriksaan status lokalis dalam batas normal. Status neurologikus didapatkan GCS 15
(E4M6V5), tanda rangsangan meningeal dan tanda peningkatan tekanan intra kranial tidak
ditemukan, pemeriksaan nervi kranialis diperoleh pupil isokor, refleks cahaya (+/+), refleks
kornea (+/+), plica nasolabialis kiri lebih datar (kerusakan N VII), arkus faring tidak simetris
dimana sisi kiri lebih datar dan uvula deviasi ke kanan (kerusakan N IX) kedudukan lidah dalam
tidak deviasi dan kedudukan lidah luar tidak deviasi. Fungsi motorik didapatkan 555/000,
555/000.
73
• Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan pada pasien meliputi EKG, pemeriksaan
laboratorium dan CT-scan. Dari hasil EKG didapatkan atrial fibrilasi NVR, laboratorium
diperoleh kesan hipokalemia. Pemeriksaan CT scan ditemukan Tampak lesi hipodens di
temporoparietal dextra.
• Dari pemeriksaan diatas didapatkan kesimpulan bahwa pasien mengalami stroke iskemik yang
dicurigai berhubungan dengan faktor hipertensi lama dan merokok pada pasien.
74
• Penatalaksanaan pasien ini secara umum adalah ekstensi kepala 30 derajat untuk menghindari
oklusi vena jugularis sehingga tidak meningkatkan tekanan intrakranial, MCRG II 1800 kkal,
NGT dan kateter. Penatalaksanaan khusus yaitu IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf, Digoksin 1x0,25mg
po digunakan sebagai anti platelet untuk mengurangi iskemik pada pembuluh darah, Ranitidin
2x50 mg IV digunakan untuk profilaks terhadap efek samping terhadap obat digoksin pada
lambung.
75
TERIMA
KASIH
76