Anda di halaman 1dari 19

BAB 3

Identitias Pasien
• Nama : Ny. SR
• Umur : 42 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Kalumbuk, Kuranji
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• Suku : Minang
• Negeri Asal : Indonesia
Keluhan Utama

Buang air besar encer


sejak 2 hari sebelum
masuk puskesmas
Riwayat Penyakit Sekarang
• BAB encer sejak 2 hari sebelum masuk puskesmas, frekuensi 3-4
kali perhari, sebanyak lebih kurang ¼ - ½ gelas per kali, warna
biasa, konsistensi cair dengan ampas. BAB encer semakin sering
sejak 1 hari sebelum masuk puskesmas, frekuensi 5 kali sehari,
banyaknya lebih kurang ¼ gelas per kali, warna biasa, konsistensi
cair dengan ampas, tidak berlendir dan tidak berdarah. Pasien juga
mengeluhkan nyeri perut yang hilang timbul yang dirasakan seperti
melilit terutama saat akan BAB.

• Demam sejak 2 hari sebelum masuk puskesmas, tidak tinggi dan


tidak menggigil .

• Nafsu makan menurun sejak 2 hari sebelum masuk puskesmas.

• Mual tidak ada, muntah tidak ada.

• BAK warna jernih dan jumlah cukup


Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
• Riwayat hipertensi, diabetes melitus dan penyakit jantung tidak
ada.

Riwayat Pengobatan
• Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki


keluhan yang sama.

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat


hipertensi, diabetes melitus dan penyakit jantung
Riwayat Sosial dan Personal

• Pasien seorang Ibu rumah tangga yang kesehariannya


membersihkan rumah dan memasak. Satu hari sebelum keluhan
muncul pasien mengkonsumsi ketan di acara pernikahan. Pasien
juga mengatakan dirinya jarang mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan. Makanan dirumahnya dimasak sendiri dan untuk
minum menggunakan air mineral dalam kemasan galon.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital Tanda Vital
• Keadaan Umum: sakit sedang • Mata : Konjungtiva
• Kesadaran : komposmentis tidak anemis, sklera tidak
kooperatif ikterik
• Tekanan Darah :100/60 • KGB : Tidak teraba
mmHg pembesaran
• Nadi : 80x/menit • Ekstremitas : CRT < 2 detik,
• Napas : 20x/menit edema (-/-)
• Suhu : Afebris
Pemeriksaan Umum
Thorak :
• Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi` : S1-S2 reguler, bising tidak ada
• Pulmo
Inspeksi : pergerakan dada simetris kanan dan kiri, retraksi
tidak ada, penggunaan otot bantu nafas tidak ada
Palpasi : fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor
Ausklutasi : SN bronkhovesikular, Rh (-/-), wh (-/-)
• Abdomen : supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba, BU (+)
• Ekstremitas : teraba hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik

Pemeriksaan
Diagnosis Kerja
Anjuran
• Diare akut • Pemeriksaan
tanpa darah lengkap
dehidrasi • Pemeriksaan
feses
Tatalaksana
• Terapi Umum
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya untuk mencegah
terjadinya diare akut dengan memberitahukan bahwa pentingnya
untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan memasak
serta setelah ke kamar mandi dan tidak makan-makanan
sembarangan, hal ini bertujuan untuk mengurangi terulangnya
keluhan yang sama. Serta diberikan pendidikan bahwa penting
untuk menjaga asupan cairan pada pasien agar tidak terjadi
dehidrasi pada pasien
Tatalaksana
Terapi Khusus
• Oralit tiap buang air besar
• Tablet zink 1 x 20 mg selama 10 hari
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Vitamin B komplek 3 x 50 mg
Prognosis
• Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
• Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam
Diskusi
• Seorang pasien perempuan berumur 42 tahun datang ke Poliklinik
Puskesmas Kuranji pada tanggal 4 Desember 2019 dengan keluhan
utama buang air besar encer sejak 2 hari sebelum masuk
puskesmas. Dari anamnesis didapatkan awalnya BAB encer sejak 2
hari sebelum masuk puskesmas, frekuensi 3-4 kali perhari,
sebanyak lebih kurang ¼ - ½ gelas per kali, warna biasa,
konsistensi cair dengan ampas. BAB encer semakin sering sejak 1
hari sebelum masuk puskesmas, frekuensi 5 kali sehari, banyaknya
lebih kurang ¼ gelas per kali, warna biasa, konsistensi cair dengan
ampas, tidak berlendir dan tidak berdarah. Pasien juga
mengeluhkan nyeri perut yang hilang timbul yang dirasakan seperti
melilit terutama saat akan BAB. Keluhan diikuti dengan demam
sejak 2 hari sebelum masuk puskesmas, tidak tinggi dan tidak
menggigil serta penurunan nafsu makan.
• Faktor risiko yang dimiliki oleh pasien adalah kebiasaan pasien
yang jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan
terkadang makan-makanan sembarangan yang menjadi faktor
predisposisi terjadinya diare.
• Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosa kerja dari
pasien ini adalah diare akut tanpa dehidrasi. Diare akut adalah
diare yang terjadinya mendadak dan berlangsung kurang dari 2
minggu. Gejalanya diantara lain: tinja cair, biasanya mendadak
disertai lemah dan kadang demam atau muntah. Diare akut dapat
terjadi akibat infeksi virus, bakteri, akibat makanan. Sedangkan
diare tanpa dehidrasi ditandai dengan keadaan umum pasien baik
sadar, mata tidak cekung, keinginan untuk minum normal atau
tidak ada rasa haus dan turgor kulit segera kembali. Pemeriksaan
laboratorium tidak dilakukan pada pasien. Pemeriksan ajuran yang
disarankan pada pasien ini adalah pemeriksaan tinja dan darah
sehingga diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
• Tatalaksana pada pasien meliputi terapi umum dan terapi khusus.
Terapi umum yang diberikan adalah dengan mengedukasi pasien
untuk dan keluarganya untuk mencegah terjadinya diare akut
dengan memberitahukan bahwa pentingnya untuk mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan dan memasak serta setelah ke kamar
mandi dan tidak makan-makanan sembarangan, hal ini bertujuan
untuk mengurangi terulangnya keluhan yang sama. Serta diberikan
pendidikan bahwa penting untuk menjaga asupan cairan pada
pasien agar tidak terjadi dehidrasi pada pasien.
• Tatalaksana farmakologi yang diberikan berupa pemberian oralit,
paracetamol tablet, zinc tablet dan vitamin B komplek. Oralit
merupakan cairan elektrolit glukosa yang sangat esensial dalam
pencegahan dan rehidrasi bagi penderita diare ringan-sedang atau
sebagai pengganti cairan elektrolit yang banyak dibuang dalam
tubuh yang terbuang saat diare. Zinc digunakan untuk menangangi
atau mencegah kadar zinc yang berkurang saat diare sedangkan
paracetamol diberikan sebagai antipiretik dan analgetik yang
digunakan untuk menurunkan demam dan pereda nyeri. Prognosis
pada pasien ini adalah dubia adbonam dikarenakan perlu
kesadaran dari pasien untuk menjaga kebersihan agar kejadiaan
tidak berulang.

Anda mungkin juga menyukai