Anda di halaman 1dari 55

Tinea Korporis

Preseptor: dr. Taufik Hidayat, SpF, MSc

Maulana M Lutfi 1840312001


Zirda Chairiani 1840312005
Aisy Hibatullah 1840312009
Latar Belakang
Dermatofitosis : penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,
misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku.

Trichophyton spp, Microsporum spp,danEpidermophyton spp  mencerna


keratin atau zat tanduk

Dapat mengenai seluruh tubuh. Salah satu contoh tine korporis 


penyakit dermatofita pada kulit glabrosa (selain kulit kepala, wajah, kaki,
tangan dan lipatan paha)

- Tinea korporis >> pada daerah tropis.


- 20-25% penyakit kulit
Latar Belakang
Batasan Masalah

• Case report ini akan membahas definisi, epidemiologi, etiologi,


patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, pemeriksaan rutin,
pemeriksaan penunjang, tatalaksana dan prognosis pada tinea
korporis.

Tujuan Penulisan

• Tujuan penulisan case report ini adalah untuk menambah wawasan


sebagai dokter muda mengenai tinea korporis.

Metode Penelitian

• Metode penulisan case report ini merupakan studi kepustakaan yang


merujuk ke beberapa literatur dan analisis kasus.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Infeksi jamur superfisial, disebabkan oleh dermatofita


yang memiliki kemampuan untuk melekat pada keratin
dan menggunakannya sebagai sumber nutrisi, dengan
menyerang jaringan berkeratin, seperti stratum korneum
pada epidermis, rambut, dan kuku
Klasifikasi

Tinea kruris
Tinea kapitis
Tinea barbae (dagu (genitokrural, sekitar
(kulit dan rambut
dan jenggot) anus, bokong, dan
kepala)
perut bagian bawah)

Tinea korporis
Tinea pedis et Tinea unguium
(tidak termasuk
manum (kaki dan (kuku jari tangan dan
bentuk 5 tinea di
tangan) kaki)
atas)
Epidemiologi

Dermatofita

Non Dermatofita
Infeksi Superfisial
(Malessezia furfur)

Spesies Candida
Epidemiologi

Strain yang paling umum dan lokasi infeksi yang paling umum bervariasi
menurut wilayah.

Iklim panas dan lembab, dan populasi padat  factor risiko

Negara berkembang: tinea capitis


Negara maju: tingkat tinea pedis dan onikomikosis tinggi

Kondisi social ekonom irendah


Etiologi

Golongan dermatofita

Tinea Sifat mencerna keratin

Geofilik (M. gypsum)


Zoofilik (M. canis)
Antropofilik (T. rubrum)
Patogenesis

- Invasi ke
Jamur lapisan lebih
dalam Respon
perlekatan ke
Langsung / pejamu 
keratinosit  - Sekresi
tidak Reaksi
pertumbuhan proteinase,
langsung hipersensitivit
dan invasi lipase dan as tipe IV
spora enzim
musinolitik
Patogenesis
Virulensi
dermatofita

Umur dan
Trauma
jenis kelamin
Faktor
timbulnya
kelainan kulit

Suhu dan
Sosial
kelembapan
Manifestasi Klinis

Lesi bulat / lonjong dengan tepi


- Lesi aktif: eritema, papul, vesikel
aktif, bercak dapat melebar,
- Tengah: lesi tenang
memberikan gambaran polisiklik

Kronik: tanda aktif hilang,


Gejala: gatal, terutama saat
meninggalkan daerah
berkeringat
hiperpigmentasi
Gambar 1. Gambar Penyakit Tinea Korporis pada Badan
Pemeriksaan Penunjang

Wood lamp: Flurosensesi


Mikroskopis: kerokan kulit+ KOH 10% (M.Canis, M.audouini,
hifa bersekat, spora seperti bola M.ferreugineum,danT.schoenleinii)

Kultur: media Agar Sabaroud


pertumbuhan jamur
Gambaran hifa (tanda panah biru) disertai spora (tanda panah merah)
Diagnosis Banding

Dermatitis Dermatitis Psoriasis Ptiriasis


Eritrasma
seboroik numularis vulgaris rosea
Penatalaksanaan

topikal Salep Whitfield (asam salisilat 3-6% + asam benzoate 6-12%)

Salep2-4 (asam salisilat+ sulfur presipitatum)

Derivat Azol

sistemik griseofulvin 1x500 mg (3minggu) atau 10-25 mg/kgBB/hari

ketokonazol200 mg atau3-6 mg/kgBB

antihistamin

antibiotik
Penatalaksanaan

Gunakan handuk tersendiri untuk mengeringkan bagian yang infeksi

Jangan mengunakan handuk,baju,atau benda lainnya secara bergantian

Cuci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas

Bersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air

Hindari penggunaan baju dan sepatu yang dapat menyebabkan kulit selalu basah

Hindari kontak langsung dengan orang atau hewan yang mengalami infeksi jamur.
Prognosis

Quo ad Vitam Quo ad Sanationam Quo ad Functionam Quo ad cosmeticum

Dubia ad
dubia dubia dubia
bonam
3 Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. ZJ
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kalumbuk, Kuranji
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Minang
Negeri Asal : Indonesia

22
ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki, berusia 15 Keluhan Utama:


tahun datang ke Poliklinik
Umum Puskesmas Kuranji • Bercak kemerahan dengan sisik
Padang pada tanggal 29 putih yang semakin gatal dan
November 2019, dengan: meluas pada tengkuk dan sela paha
kiri sejak 1 minggu yang lalu.

23
Riwayat Penyakit Sekarang
• Bercak kemerahan dengan sisik putih yang semakin gatal dan meluas
pada tengkuk dan sela paha kiri sejak 1 minggu yang lalu
• Awalnya keluhan pertama kali dirasakan sejak 2 bulan yang lalu
berupa bercak kemerahan pada tengkuk sebesar koin . Keluhan
disertai rasa gatal yang mengganggu tidur pasien. Gatal dirasakan
semakin meningkat ketika pasien berkeringat dan cuaca panas.
Bercak semakin lama semakin meluas yang diikuti munculnya bercak
serupa pada selangkangan paha kiri.

24
Riwayat Penyakit Sekarang

• Riwayat menggunakan pakaian lembab ada. Pasien terkadang hanya


berganti pakaian 1 kali sehari dan pasien tidak langsung mengganti
pakaian setelah aktivitas berkeringat seperti pulang sekolah serta
membiarkan pakaian lembab tersebut kering di badan.
• Pasien mandi 1-2 kali sehari.
• Riwayat menggunakan pakaian dan handuk bersama disangkal.
• Riwayat menggunakan pakaian berlapis tidak ada.

25
Riwayat Penyakit Sekarang

• Riwayat menggaruk didaerah yang gatal ada, tetapi tidak


sampai menimbulkan luka lecet.
• Riwayat berkontak dengan penderita dengan keluhan yang
sama tidak ada.
• Riwayat berkontak dengan hewan berbulu tidak ada. Pasien
tidak memiliki hewan peliharaan dengan bulu.

26
Riwayat Penyakit Dahulu

◉ Pasien tidak pernah mengalami keluhan bercak


merah gatal seperti ini sebelumnya.
◉ Riwayat hipertensi, diabetes melitus dan
penyakit jantung tidak ada.
Riwayat Pengobatan
• Pasien pernah berobat ke poliklinik umum puskesmas Kuranji
sejak 2 bulan yang lalu dan diberi obat tablet dan salep, yaitu
griseofulvin 1 x 500 mg dan miconazole 2%. Keluhan pasien
berkurang dan lesi membaik. Namun pasien tidak teratur
minum obat, sehingga keluhan pasien muncul kembali.
Pasien hanya meminum obat saat merasa gatal.

28
Riwayat Penyakit keluarga dan atopi

• Tidak ada keluarga pasien • Tidak ada riwayat bersin-bersin pagi


yang pernah atau sedang hari, alergi makanan, alergi obat,
mengalami penyakit mata merah, gatal dan berair, asma,
berupa bercak-bercak urtikaraia, dermatitis atopi dan
kemerahan seperti ini. alergi serbuk sari maupun bulu
• Tidak ada anggota keluarga binatang.
yang memiliki riwayat atopi

29
Riwayat pekerjaan, Sosial-Ekonomi, Kebiasaan

◉ Pasien seorang pelajar


◉ Mandi 1-2 x sehari dan mengganti baju 1x sehari
◉ Pasien biasa menggunakan pakaian lembab
karena keringat
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan Umum : sakit ringan
• Kesadaran : komposmentis kooperatif
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 82 x/menit
• Napas : 20 x/menit
• Suhu : Afebris
• Status gizi : normal
• BB : 62 kg
• TB : 171 cm 31
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• KGB : Tidak teraba pembesaran
• Pemeriksaan toraks : dalam batas normal
• Pemeriksaan abdomen : terdapat kelainan kulit (status dermatologikus)
• Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-/-)

32
Status Dermatologikus
• Lokasi : tengkuk dan selangkangan paha kiri
• Distribusi : terlokalisir
• Bentuk : tidak khas
• Susunan : polisiklik
• Batas : tegas hingga tidak tegas
• Ukuran : plakat
• Effloresensi : plak eritem dengan lesi aktif di pinggir dan skuama putih
diatasnya serta terdapat central healing
33
• Status Venerologikus : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Kelainan selaput : Tidak ditemukan kelainan
• Kelainan kuku : Tidak ditemukan kelainan
• Kelainan rambut : Tidak ditemukan kelainan
• Kelainan Kelenjar Limfe : Tidak teraba pembesaran KGB

34
Gambaran Klinis

35
RESUME
• Seorang pasien laki-laki berusia 15 tahun datang ke Poliklinik Umum
Puskesmas Kuranji Padang pada tanggal 29 November 2019 dengan
keluhan utama bercak kemerahan dengan sisik putih yang semakin gatal
dan meluas pada tengkuk dan sela paha kiri sejak 1 minggu yang lalu. Dari
anamnesis didapatkan awalnya bercak kemerahan muncul 2 bulan yang lalu
pada tengkuk sebesar koin. Kemudian bercak kemerahan meluas dan
semakin gatal sehingga mengganggu tidur pasien. Rasa gatal semakin
meningkat terutama saat pasien berkeringat dan cuaca panas. Pasien sering
menggunakan pakaian lembab serta mengganti pakaian 1 kali sehari.

36
◉ Status dermatologikus didapatkan lesi dengan lokasi di
tengkuk dan selangkangan paha kiri , distribusi
terlokalisir, bentuk tidak khas, susunan polisiklik,
batas tegas hingga tidak tegas, ukuran plakat,
efloresensi plak eritem dengan lesi aktif di pinggir dan
skuama kasar diatasnya serta terdapat central healing.
DIAGNOSIS KERJA : DIAGNOSIS BANDING:
•Tinea korporis et • Dermatitis seboroik,
psoriasis, pityriasis
kruris
rosea (tinea korporis)
• Psoriasis, eritrasma
38
PEMERIKSAAN ANJURAN

◉ Pemeriksaan Rutin
◉ Mikologi (kerokan kulit + KOH 10%)
◉ (Tidak dilakukan)

◉ Pemeriksaan Anjuran
◉ Kultur jamur dengan media agar sabouraud
◉ (Tidak dilakukan)
39
Diagnosis

• Tinea Korporis et kruris

40
Penatalaksanaan Umum
• Menjelaskan tentang penyakit bahwa penyakitnya bisa
menular melalui kontak langsung baik dengan manusia
maupun dengan binatang
• Edukasi hygiene pasien, mandi 2 kali sehari. Apabila badan
berkeringat langsung dikeringkan misalnya dengan berkipas
atau mengganti pakaian dengan segera.
• Handuk dicuci sekali seminggu, setelah pemakaian handuk
dijemur.
41
Penatalaksanaan Umum
• Pemakaian sabun mandi dipisahkan dengan keluarga atau
menggunakan sabun cair
• Seluruh badan harus dikeringkan setelah mandi dan
diberikan krim anti jamur pada lesi
• Minum obat dan pakai krim teratur sesuai dengan aturan
pakai obat
• Memberitahukan kepada pasien bahwa pengobatan
memerlukan waktu yang lama
42
Penatalaksanaan Khusus

Sistemik
• Griseovulvin 1x1
• Setirizin 1 x 10 mg

Topikal
• Krim mikonazol 2%
43
Prognosis

Quo Ad Sanactionam :Dubia adBonam

Quo AdVitam :Bonam

Quo AdKosmetikum :Bonam

Quo AdFunctionam :Bonam


44
Puskesmas Kuranji
Dinas Kesehatan Kota Padang
Alamat: Jalan Raya Kuranji, Padang

Padang, 29 November 2019

R/ cream Miconazol 2% tube No.I


Sue 2 dd applic loc dol

R/ tab Griseovulvin 500mg no X


S1dd tab 1

R/ tab setirizin 10 mg no X
S1dd tab 1

Pro: An ZJ
Umur : 15 th
Alamat: Kalumbuk, Kuranji
45
Diskusi

◉ Seorang pasien laki-laki berumur 15 tahun


datang ke Poliklinik Umum Puskesmas Kuranji
pada tanggal 29 November 2019 dengan
keluhan utama bercak kemerahan dengan sisik
putih yang semakin gatal dan meluas pada
tengkuk dan sela paha kiri sejak 1 minggu yang
lalu
awalnya bercak kemerahan muncul 2 bulan yang lalu pada
tengkuk sebesar koin. .

Kemudian bercak kemerahan meluas dan semakin gatal


sehingga mengganggu tidur pasien..

Status dermatologikus didapatkan lesi dengan lokasi di


tengkuk dan selangkangan paha kiri , distribusi terlokalisir,
bentuk tidak khas, susunan polisiklik, batas tegas hingga
tidak tegas, ukuran plakat, efloresensi plak eritem dengan
lesi aktif di pinggir dan skuama kasar diatasnya serta
terdapat central healing.
kebiasaan
membiarkan pakaian
yang lembab karena
keringat kering di
badannya

Faktor lingkungan
kebiasaan tidak
yang tinggal di
mengganti pakaian
wilayah beriklim
ketika basah.
tropis

faktor risiko
terjadinya
penyakit
jamur.
Anamnesa
Tinea Korporis :
menunjukkan adanya infeksi jamur
golongan dermatofita pada badan,
Pemeriksaan
Fisik tungkai dan lengan, tetapi tidak termasuk
lipat paha, tangan dan kaki.
Tinea kruris :
infeksi jamur dermatofita pada daerah
Tinea Korporis
dan Tinea kruris
kulit lipat paha, daerah pubis, perineum
dan perianal.
Pada pasien ini ditemukan Pasien juga telah dikenal
gejala bercak merah dan dengan penyakit yang
gatal pada tengkuk dan sama sebelumnya tetapi
sela paha yang sesuai pasien tidak kontrol rutin
dengan predileksi tinea dan hanya meminum obat
korporis dan tinea kruris saat merasa gatal

. Pasien juga tidak


Pada pasien masih
menghindari faktor risiko
ditemukan beberapa lesi
yang menyebabkan
yang masih aktif.
penyakit tersebut berulang
Pemeriksaan
penunjang tidak
dilakukan pada
pasien ini.

Diagnosis kami tegakkan


dikarenakan lesi pada pasien
khas yakni berupa lesi
polisiklik dengan tepi aktif
disertaicentral healing.
Terapi Umum

◉ Edukasi pasien untuk lebih menjaga kebersihan diri serta


menganjurkan pasien agar mengganti pakaian tiap kali
berkeringat yang banyak.
◉ Penyakit sering relaps karena faktor predisposisi yang tidak
dihindari, harus ditekankan pada pasien masalah higiene yang
merupakan faktor pencetus utamanya.
◉ Dijelaskan juga kepada pasien harus kontrol dan rutin minum
obat.
Terapi farmakologis

◉ Terapi sistemik : griseovulvin dan setirizin tablet. Setirizin


adalah golongan antihistamin, yang bekerja dengan cara
menghalangi senyawa histamin yang diproduksi oleh tubuh
yang bertujuan mengurangi rasa gatal pada pasien.
◉ Obat topikal : krim mikonazol 2% dioleskan pada daerah lesi 2
kali sehari. Pemakaian krim dilebihkan kurang lebih 1-2 cm
dari lesi aktif. Pasien juga diajarkan agar setelah pengolesan
krim jangan langsung memakai pakaian yang akan mengenai
daerah lesi.
Quo Ad Sanactionam :Dubia
adBonam

Quo AdVitam:Bonam

Quo AdKosmetikum:Bonam

Quo AdFunctionam:Bonam
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai