“EPIDURAL
HEMORHAGE”
Pembimbing :
dr. Hj. Ken Wirastuti, M.Kes, Sp.S, KIC
Disusun oleh:
Aditya Reza P.
30101407113
LAPORAN KASUS
Identitas penderita
Nama : Tn. K
Umur : 40 th
Jenis kelamin : Laki-laki
No registrasi : 1283741
Keluhan Utama I. SUBJEK
• Penurunan kesadaran post KLL
RPS
• Os dikirim dari RS SOEWONDO PATI ke UGD RSISA dengan
penurunan kesadaran setelah kecelakaan lalulintas motor dengan
motor jam 10.00 Wib (11-5-2018) yaitu kira-kira 1 jam sebelum
masuk rumah sakit. Setelah kecelakaan os tidak sadarkan diri(+),
mual(-) muntah(-) kejang(-) os tidak ingat kejadian. Keluar
cairan/darah dari hidung (-), mulut (-) dan telinga (-).
RPD
•-
II. OBJEK
Suhu: 39 °C
Anemis: -
Ikterik : -
N. Olfaktorius : tidak dilakukan
N. Opticus :
• Visual Acuity : tidak dilakukan
• Visual Field : tidak dilakukan
STATUS • Warna
N. Oculomotor:
: tidak dilakukan
• Funduskopi : tidak dbn
dilakukan
• Abducens, N. Trochlearis
N. : tidak dilakukan
NEUROLOGI N. Trigeminus :
• Sensorik : tidak dilakukan
GCS : E1VETM2 • Motorik :
• Rapat gigi : tidak dilakukan
• Buka Mulut : tidak dilakukan
• Gigit tongue spatel : tidak dilakukan
Meningeal Sign : N.•Facialis
Gerak rahang
: : DBN
• Motorik :
• Kaku kuduk :-
• Diam : tidak dilakukan
• Kernig :- • Bergerak : tidak dilakukan
• Brudzinski I-IV :- • Sensorik : DBN
N. Stato-akustikus : tidak dilakukan
N. Hypoglossus :
• Diam : tidak dilakukan
Motorik
Sensorik
• Protopatik (nyeri/suhu, raba halus/kasar) :
tidak dilakukan Reflek Patologis :
• Propioseptif (gerak/posisi, getar tekan) :
tidak dilakukan • Babinski +/-
• Kombinasi : • Chaddock -/-
• Stereognosis : tidak dilakukan
• Scaefer -/-
• Barognosis : tidak dilakukan
• Graphestesia : tidak dilakukan • Gordon -/-
• 2 point tactile discrimination: tidak dilakukan • Oppenheim -/-
• Sensory extinction : tidak dilakukan
• Loss of body image : tidak dilakukan
• Reflek Fisiologi
• Bisep +/++
• Triceps +/+
• Patela +/+
• Achiles +/+
Px Cerebellum :
•Koordinasi : Tes sendi sakro iliaka :
•Asinergia/disinergia : tidak dilakukan
•Diadokinesia : tidak dilakukan
•Metria : tidak dilakukan
• Patrick’s : tidak dilakukan
•Tes memelihara sikap : tidak dilakukan • Kontra patrick’s : tidak dilakukan
•Rebound phenomenon : tidak dilakukan
•Tes lengan lurus : dbn
•Keseimbangan : tidak dilakukan Tes Provokasi n. Ischiadicus
•Berjalan / gait : tidak dilakukan
• Laseque sign : tidak dilakukan
•Tonus : hipotonus
•Tremor :- • Crossed Laseque : tidak dilakukan
• Reversed Laseque : tidak dilakukan
Px fungsi luhur : • Sicard’s Sign : tidak dilakukan
• Bragard’s Sign : tidak dilakukan
•Aphasia :-
•Alexia : DBN • Door Bell Sign : tidak dilakukan
•Apraksia : DBN • Minor’s : tidak dilakukan
•Agraphia : DBN
• Neri’s : tidak dilakukan
•Akalkulia : DBN
•Right-left disorientation : DBN
•Fingeragnosis : DBN
• Kepala dan Leher :
• Cephal hematom regio temporal (+) kanan,
• Mata : Hematom palpebra superior dan inferior kanan, edema palpebra superior dan inferior
kanan, Pupil: Bentuk bulat, RP +/+ isokor, ukuran 3 mm/3 mm
• THT : Otorea (-), Rhinorea (-), jejas (-), deformitas hidung (-),deformitas maxilla (-) deformitas
mandibula(-)
• Thorax
• Inspeksi : Bentuk dan ukuran thorax normal, gerak dinding dada simetris, jejas (-)
• Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris, nyeri tekan (-), krepitasi (-) ictus cordis teraba di
ICS V sinistra
• Perkusi : Pulmo: sonor pada kedua lapangan paru.
• Cor: Batas Kanan: ICS II linea parasternal kanan, batas kanan bawah pada ICS IV linea
parasternal kanan)
• Batas Kiri : ICS V linea midklavikula sinistra,
• Auskultasi: Pulmo (vesikuler +/+, ronki -/-, whezing -/-).
• Cor (S1S2 tunggal, reguler, murmur(-). Gallop (-))
•
• Abdomen
• Inspeksi : distensi (-), jejas (-)
• Auskultasi : BU 2-4x/menit
• Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
• Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen
• Ekstremitas atas:
• Kanan : Jejas (-), hematome (-), deformitas (-), gerakan kurang aktif(+),edema (-
), akral hangat (+).
• Kiri : Jejas (-), hematome (-), deformitas (-), pergerakan kurang aktif (+), edema (-
), akral hangat (+).
•
• Ekstremitas bawah :
• Kanan : Jejas (-), hematome (-), deformitas (-), gerakan kurang aktif (+), edema
(-), akral hangat (+).
• Kiri : Jejas (-), hematome (-), deformitas (-), pergerakan kurang aktif (+),
edema (-), akral hangat (+).
Pemeriksaan penunjang
• Transfer/Rujukan ke fasilitas Rumah Sakit dengan sarana/spesialis bedah sarah, dilakukan pada keadaan :
Riwayat kejang
Suspek trauma servical
Gejala klinis terdapat penurunan kesadaran, defisit neurologis lokal, tanda herniasi dan gangguan kardiopulmonal.
Dari CT Scan: epidural hematoma dengan volume >30 cc, tebal > 1 cm dan pergeseran struktur midline >5mm
PROGNOSIS
Os.parietal
Basis kranii
Spatium epidural
Os. Occipital
Durameter
Paling tipis, tetapi
Temporal
Spatium subdural dilapisi otot temporalis
Arachnoid
Adanya fraktur dari os.cranium dapat menyebabkan
laserasi pada arteri meningea (palling sering
Spatium subarachnoid a.meningea media) yang terletak pada fosa
temporalis di spatium epidural menyebabkan
Piameter perdarahan epidural (EDH)
FISIOLOGI
• a. Hukum Monroe-Kellie
• Volume intrakranial adalah tetap karena sifat dasar dari tulang tengkorang yang tidak
elastik. Volume intrakranial (Vic) adalah sama dengan jumlah total volume komponen-
komponennya yaitu volume jaringan otak (V br), volume cairan serebrospinal (V csf) dan
volume darah (Vbl).
• Vic = V br+ V csf + V bl
•
• b. Tekanan Perfusi Serebral
• Adalah selisih antara mean arterial pressure (MAP) dan tekanan intarkranial (ICP). Pada
seseorang yang dalam kondisi normal, aliran darah otak akan bersifat konstan selama MAP
berkisar 50-150mmhg. Hal ini dapat terjadi akibat adannya autoregulasi dari arteriol yang
akan mengalami vasokonstriksi atau vasodilatasi dalam upaya menjaga agar aliran darah ke
otak berlangsung konstan.
DEFINISI
• Hematoma Epidural
• Epidural hematom (EDH) adalah perdarahan yang terbentuk di ruang potensial antara tabula
interna dan duramater. Paling sering terletak diregio temporal atau temporalparietal dan sering
akibat robeknya pembuluh meningeal media. Perdarahan biasanya dianggap berasal arterial,
namun mungkin sekunder dari perdarahan vena pada sepertiga kasus. Kadang-kadang,
hematoma epidural mungkin akibat robeknya sinus vena, terutama diregio parietal-oksipital
atau fossa posterior.
Epidemiologi :
• EDH meyumbang sekitar 1 % dari keseluruhan kasus trauma. Insiden lebih banyak pada laki-laki
daripada perempuan dengan perbandingan 4:1 dengan rata-rata usia dibawah 2 tahun dan
diatas 60 tahun karena pada usia tersebut duramater lebih menempel di tabula interna.
ETIOLOGI
• Delapan puluh lima persen (85 %) EDH disebabkan oleh putusnya arteri
meningea media diantara tabula interna dan duramater. Perdarahan lain
dapat disebabkan oleh pecahnya vena meningeal media atau sinus dural.
Penyebab lain adalah fraktur tulang yang menyebabkan perdarahan dari
diploeica. Predileksi EDH antara lain di hemisfer sisi lateral (70 %) dan regio
frontal, oksipital dan fossa posterior (5-10%).
Gambaran Klinis