RS ASISTENSI REGIONAL ANESTESI ( SAB DAN EPIDURAL )
MULIA No Dokumen No. Revisi Halaman
AMUNTA I
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan : Direktur Rs Mulia Amuntai
Dr. Bachran Noor Bachtiar
Pengertian Suatu tindakan pembiusan dengan cara memasukkan obat anestesi melalui L3- 4-5. Tujuan 1. Digunakan untuk operasi extremitas bawah dan obsgyn. 2. Untuk pasien manula dan pasien dengan komplikasi penyakit. Kebijakan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit. 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. 7. Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1993. 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 779/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit. 9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 10. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu. Prosedur 1. Persiapan alat untuk SAB : a. Spuit 3 cc : 1 b. Spuit 5cc : 1 c. Jarum spinal sesuai dengan permintaan Dokter d. Tensoplast e. Hipafix f. NS inj. g. Obat anestesi : bunascan, pethidine, ephedrine h. Set spinal i. Betadine j. Alcohol 70% 2. Persiapan alat untuk Epidural : a. Spuit 3 cc : 1 b. Spuit 10 cc : 2 c. Epidural cath (perifix) sesuai dengan permintaan d. Hipafix e. NS inj f. Obat anestesi : marcain 0,5%, lidocain 2%, pehacain, ephedrine g. Set spinal h. Betadine i. Alcohol 70 % 3. Cara kerja : a. Cuci tangan. b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. c. Pasang monitor jantung. d. Posisikan pasien sesuai permintaan Dokter Anestesi (posisi duduk atau miring). e. Bantu tindakan SAB atau Epidural sesuai dengan tahapannya. f. Bila tindakan sudah selesai plester bekas tusukan dengan menggunakan hypafix atau tensoplast. g. Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan yang dilakukan. 4. Hal – hal yang harus diperhatikan : a. Keadaan umum pasien, terutama tanda – tanda vital, saturasi oksigen. b. Monitoring EKG. 5. Komplikasi. Unit terkait Unit Kamar Operasi.