Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Pengertian Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi


salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Tingkat insiden penyakit DBD Indonesia merupakan yang
tertinggi diantara negara-negara Asia Tenggara.
Sepanjang tahun 2013, Kementerian Kesehatan
mencatat terdapat 103.649 penderita dengan angka
kematian mencapai 754 orang. Keterlibatan dokter di
pelayanan kesehatan primer sangat dibutuhkan untuk
menekan tingkat kejadian maupun mortalitas DBD.

2. Anamnesis 1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7


hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di
kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, atau
buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri
perut (biasanya di ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri
menelan, batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau
mengalami penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan
kejang.

3. Pemeriksaan Tanda patognomonik untuk demam dengue


fisik
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa
tanda-tanda efusi pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena

4. Prosedur Diagnosis Klinis Demam Dengue


diagnostik
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-
menerus, bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan
seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
tourniquet positif.
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah
atau di sekitar rumah.
5. Leukopenia <4.000/mm3
6. Trombositopenia <100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan


adanya dua atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis
klinis demam dengue dapat ditegakkan.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue


1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-
menerus (kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan
seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di
lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah
a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah
satu:
Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan
awal atau dari data populasi menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Trombositopenia <100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau
lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup untuk menegakkan
diagnosis Demam Berdarah Dengue.
Kriteria Diagnosis Laboratoris
Kriteria Diagnosis Laboratoris diperlukan untuk survailans
epidemiologi, terdiri atas:
Probable Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat oleh
hasil pemeriksaan serologi antidengue.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Confirmed Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat


dengan deteksi genome virus Dengue dengan
pemeriksaan RT-PCR, antigen dengue pada
pemeriksaan NS1, atau apabila didapatkan serokonversi
pemeriksaan IgG dan IgM (dari negatif menjadi positif)
pada pemeriksaan serologi berpasangan.
Isolasi virus Dengue memberi nilai yang sangat kuat
dalam konfirmasi diagnosis klinis, namun karena
memerlukan teknologi yang canggih dan prosedur yang
rumit pemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan
yang rutin dilakukan.

5. Diagnosis 1. Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya,


banding dan lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid

6. Pemeriksaan 1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:


penunjang
a. Trombositopenia (≤ 100.000/μL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% dari nilai standar
data populasi menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/μL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang
titernya dapat terdeteksi setelah hari ke-5 demam.

7. Terapi Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik


(Parasetamol 3 x 500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
- Alur penanganan pasien dengan demam
dengue/demam berdarah dengue.

pemeriksaan penunjang Lanjutan


- Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara
serialDemam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok
makan tiap 5 menit.
Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus
buah, air sirup, atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan
kebutuhan untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan
kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat (RL) atau Ringer
Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat badan sebagai
berikut:
Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus
kristaloid isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi
sedang sesuai dengan dosis yang telah dijelaskan di atas.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap


jam, laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan
klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan
DBD dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10
– 15 mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan
Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok
1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan
mengharuskan rujukan segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung
atau sungkup muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena
untuk pemeriksaan DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg
secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer,
dan diuresis) setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi
perbaikan klinis, ulangi pemberian infus larutan kristaloid
20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

pertimbangkan pemberian larutan koloid 10 – 20


ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi
perbaikan klinis, pertimbangkan terjadinya perdarahan
tersembunyi. Berikan transfusi darah bila fasilitas tersedia
dan larutan koloid. Segera rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan
hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap
diturunkan tiap 4 – 6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan
setelah 36 – 48 jam. Hindari pemberian cairan secara
berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Rencana Tindak Lanjut


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, diuresis)
dilakukan setiap satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit) dilakukan
setiap 4-6 jam, minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


Dokter di pelayanan kesehatan primer merujuk pasien ke
RS jika kondisi pasien stabil.
Persyaratan perawatan di rumah
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Persyaratan untuk pasien dan keluarga


a. DBD non-syok(tanpa kegagalan sirkulasi).
b. Bila anak dapat minum dengan adekuat.
c. Bila keluarga mampu melakukan perawatan di rumah
dengan adekuat.
2. Persyaratan untuk tenaga kesehatan
a. Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang bertanggung
jawab penuh terhadap tatalaksana pasien.
b. Semua kegiatan tatalaksana dapat dilaksanakan
dengan baik di rumah.
c. Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien setiap
6 – 8 jam dan setiap hari, sesuai kondisi klinis.
d. Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi seara
lancar dengan keluarga pasien sepanjang masa
tatalaksana.

8. Edukasi a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis,


dan rencana tatalaksana.
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning
signs) yang perlu diwaspadai dan kapan harus segera ke
layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan
oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara
pencegahan yang berkaitan dengan perbaikan higiene
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

personal, perbaikan sanitasi lingkungan, terutama metode


4M plus seminggu sekali, yang terdiri atas:
a. Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan,
ember, vas bunga, tempat minum burung, dan
penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes aegypti
mati.
b. Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes
aegypti tidak dapat masuk dan bertelur.
c. Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas
yang dapat menampung air hujan agar tidak menjadi
sarang dan tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti.
d. Memantau semua wadah air yang dapat menjadi
tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
e. Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk,
membubuhkan bubuk abate, dan memelihara ikan.

9. Prognosis Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad


bonam, karena hal ini tergantung dari derajat beratnya
penyakit.
10. Daftar pustaka 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2006.
Pedoman Tatalaksana Demam Berdarah Dengue.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Chen, K. Pohan, H.T, Sinto, R. Diagnosis dan Terapi
Cairan pada Demam Berdarah Dengue. Medicinus.
Jakarta. 2009: Vol 22; p.3-7.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEDOKTERAN UMUM
RSIA FATAMA BOJONEGORO
DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

3. WHO. Dengue Haemorrhagic Fever: diagnosis,


treatment, prevention and control. 2nd Edition. Geneva.
1997
4. Tim Adaptasi Indonesia, 2009. Pelayanan Kesehatan
Anak di Rumah Sakit: Pedoman bagi Rumah Sakit
Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten / Kota. 1 ed.
Jakarta: World Health Organization Country Office for
Indonesia.
5. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Pedoman Diagnosis dan tata laksana infeksi
virus dengue pada anak, Edisi pertama. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI, 2014.

Anda mungkin juga menyukai