Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RUMAH SAKIT SANSANI PEKANBARU


2022
RS. SANSANI

GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE

Suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung


1. PENGERTIAN (DEFINISI) ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat
keterlibatan esofagus, faring, laring dan saluran nafas.
 Rasa nyeri/tidak enak diulu hati, Rasa nyeri ini biasanya di
2. ANAMNESIS deskripsikan sebagai rasa panas di dada yang terjadi setelah makan
(postprandial heart burn),
 Rasa terbakar/panas menjalar ke atas sampai tenggorok atau mulut
1-2 jam setelah makan atau setelah mengangkat berat atau posisi
membungkuk.
 Rasa nyeri/panas ini kadang-kadang bercampur dengan gejala
disfagia (kesulitan menelan makanan), mual atau regurgitasi dan
rasa pahit di lidah.
 Odinofagia (rasa sakit pada saat menelan makanan) bias timbul jika
sudah terjadi ulserasi esophagus yang berat.

Berikan tanda centang (√) hanya pada satu tempat untuk setiap
pertanyaan dan hitung poin GERD–Q Anda dengan menjumlahkan
poin pada setiap pertanyaan.
Frekuensi skor (poin)
untuk gejala
No Pertanyaan
0 1 2-3 4-7
hari hari hari hari
Seberapa sering Anda 0 1 2 3
mengalami perasaan terbakar
1
dibagian belakang tulang dada
anda (heartburn)?
Seberapa sering Anda 0 1 2 3
mengalami naiknya isi lambung
2
ke arah tenggorokan/mulut
Anda (Regurgitasi)?
Seberapa sering Anda 3 2 1 0
3
mengalami nyeri ulu hati?
Seberapa sering Anda 3 2 1 0
4
mengalami mual?
5 Seberapa sering Anda 0 1 2 3
mengalami kesulitan tidur
malam karena rasa terbakar di
dada (Heartburn) dan/ atau
naiknya isi perut
Seberapa sering Anda 0 1 2 3
meminum obat tambahan
untuk rasa terbakar di dada
(heartburn) dan/atau naiknya isi
6
perut (regurgitasi), selain yang
diberikan oleh dokter anda?
(seperti obat maag yang dijual
bebas)
Hasil
NB: Bila poin GERD-Q ≤ 7 kemungkinan Anda Tidak menderita
GERD, Bila poin GERD-Q Anda 8-18, kemungkinan Anda menderita
GERD

Nyeri tekan pada daerah epigastrium, Keadaan laring yang dicurigai


3. PEMERIKSAAN FISIK teriritasi asam seperti hipertrofi komissura posterior, globus
faringeus, nodul pita suara, laringospasme, stenosis subglotik dan
karsinoma laring.Untuk melihat gejala LPR pada laring dan pita suara
perlu pemeriksaan Laringoskopi. Gejala paling bermakna seperti
adanya eritema, edema dan hipertrofi komissura posterior.
4. DIAGNOSIS Gastroesophageal reflux disease
5. DIAGNOSIS BANDING 1. AMI
2. Gastritis
3. Akalasia
4. Esofagitis
5. Ca.gaster
6. Ca. Esofagus
7. Aterosklerosis
a) Darah Rutin
6. PEMERIKSAAN b) Elektrolit
PENUNJANG c) Rapid test antigen
d) EKG
Untuk menyingkirkan diagnosa Jantung
e) USG
Untuk menyingkirkan kelainan di Hepar dan saluran cerna
f) Foto Thorax
a) Modifikasi diet dan gaya hidup
7. TERAPI b) Medikamentosa
Proton Pump Inhibitor (PPI) atau penghambat pompa proton
merupakan terapi LPR yang utama dan paling efektif dalam
menangani kasus refluks.
Ad vitam : dubia ad bonam
8. PROGNOSIS Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam

9. TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV


10. TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI

11. PENELAAH KRITIS Dokter Spesialis Penyakit Dalam


1. Yunizaf, M.H & Iskandar, N. Penyakit Refluks Gastroesofagus
12. KEPUSTAKAAN dengan Manifestasi Otolaringologi. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher edisi
keenam. FKUI. Jakarta.2007.
2. Andriani, Y. dkk. Deteksi pepsin pada penderita refluks
laringofaring yang didiagnosis berdasarkan reflux symptom
index dan reflux finding score. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. Makassar. 2005
Available from :
http://www.perhati.org/wp-content/uploads/2012/01/Final-edit-
Endang-Deteksi-Pepsin-dr.pdf (Accesed : 2012, april 1st )
3. Faezi, M.F, et al. Reviews : Laryngeal Signs and Symptoms and
Gastroesophageal Reflux
Disease (GERD): A Critical Assessment of Cause and Effect
Association. Clinical Gastroenterology and Hepatology.
Cleveland. 2003;1:333–344 . Available from :
http://www.usagiedu.com/articles/entger/entger.pdf ( Accesed :
2012, april 5th )
4. Rusmarjono, Kartosoediro, S. Odinofagia. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. 2007. Hal
212-216.
5. Guyton, A.C & Hall, J.E. Propulsi dan Pencampuran Makanan
dalam Saluran Pencernaan. Dalam : Guyton & Hall Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran edisi 11. EGC. Jakarta. 2007. Hal. 821-831

Anda mungkin juga menyukai