Anda di halaman 1dari 7

VERTIGO

(ICPC-2: N17; ICD-10: R42)

Halaman :
No. Dokumen : Halaman :
1 dari ...
XX.X.XXX/SOP/XXX/XXXX 1 dari ...

Ditetapkan,
Klinik Pratama
PALANG MERAH INDONESIA
Tanggal Kabupaten Wonosobo
PANDUAN PRAKTEK Terbit : No. Revisi : Kepala,
KLINIS
(PPK) ............................. 0
.

dr. Kumoro Widiati


1. DEFINISI Vertigo adalah kondisi yang membuat penderitanya
mengalami pusing, sampai merasa dirinya atau sekelilingnya
berputar. Penderita dapat mengalami vertigo dengan
tingkat keparahan yang berbeda-beda.
2. MASALAH KESEHATAN Persepsi gerakan bisa berupa:
1. Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada
gangguan vestibular
2. Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang,
mengambang yang timbul pada gangguan sistem
proprioseptif atau sistem visual

Berdasarkan letak lesinya dikenal 2 jenis vertigo


vestibular, yaitu:
1. Vertigo vestibular perifer. Terjadi pada lesi di labirin
dan nervus vestibularis
2. Vertigo vestibular sentral. Timbul pada lesi di nukleus
vestibularis otak, thalamus sampai ke korteks serebri.

Penyebab vertigo:
1. Vertigo vestibular
a. Vertigo perifer disebabkan oleh
1) Benign Paroxismal Positional Vertigo (BPPV)
2) Meniere’s Disease
3) Neuritis Vestibularis
4) Oklusi arteri labirin
5) Labirhinitis
6) Obat ototoksik
7) Autoimun
8) Tumor Nervus VIII
9) Microvaskular compression
10) Fistel perilimfe
b. Vertigo sentral disebabkan oleh
1) Migren
2) CVD
3) Tumor
4) Epilepsi
5) Demielinisasi
6) Degenerasi
2. Vertigo Non Vestibular
a. Disebabkan oleh
1) Polineuropati
2) Mielopati
3) Artrosis servikalis
4) Trauma leher

Klinik Pratama PMI Kabupaten Wonosobo Jl. Soepardjo Rustam, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo
Telp. (0286) 330 1841 / 081 293 438 460, e-mail : klinik.pmiwsb@gmail.com
Halaman :
2 dari ...

VERTIGO
(ICPC-2: N17; ICD-10: R42)

No. Dokumen : Halaman :


XX.X.XXX/SOP/XXX/XXXX 2 dari ...

5) Presinkop
6) Hipotensi ortostatik
7) Hipervemtilasi
8) Tension headache
9) Penyakit sistemik
b. BPPV adalah gangguan klinis yang sering terjadi
dengan karakteristik
1) Serangan vertigo di perifer
2) Berulang dan singkat
3) Sering berkaitan dengan perubahan posisi kepala
dari tidur, melihat ke atas, kemudian memutar
kepala
c. BPPV adalah penyebab vertigo dengan prevalensi 2,4%
dalam kehidupan seseorang.
3. PROSEDUR Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
A. Vertigo Vestibular
1. Menimbulkan sensasi berputar
a. Timbulnya episodic
b. Diprovokasi oleh gerakan kepala
c. Bisa disertai rasa mual atau muntah
2. Vertigo Vestibular
a. Timbulnya lebih mendadak
b. Setelah perubahan posisi kepala
c. Dengan rasa berputar yang berat
d. Disertai mual atau muntah
e. Keringat dingin
f. Bisa disertai gangguan pendengaran berupatinitus atau
ketulian
g. Tidak disertai gejala neurologik fokal seperti
hemiparesis, diplopia, perioralparestesia, paresis
fasialis.
3. Vertigo Vestibular sentral
a. Timbulnya lebih lambat
b. Tidak terpengaruh oleh gerakan kepala
c. Rasa berputarnya ringan
d. Jarang disertai rasa mual dan muntah
e. Tidak disertai gangguan pendengaran
f. Keluhan dapat disertai dengan gejala neurologik fokal
seperti hemiparesis, diplopia, perioralparestesia,
paresis fasialis.

B. Vertigo Non Vestibular


1. Sensasi bukan berputar, melainkan rasa melayang,
goyang
2. Berlangsung konstan atau kontinu
3. Tidak disertai rasa mual dan muntah
4. Serangan biasanya dicetuskan oleh gerakan objek
sekitarnya seperti di tempat keramaian misalnya lalu
lintas macet
5. Pada anamnesis perlu digali penjelasan mengenai:
a. Deskripsi jelas keluhan pasien
b. Pusing yang dikeluhkan dapat berupa
1) Sakit kepala
2) Rasa goyang
3) Pusing berputar

Klinik Pratama PMI Kabupaten Wonosobo Jl. Soepardjo Rustam, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo
Telp. (0286) 330 1841 / 081 293 438 460, e-mail : klinik.pmiwsb@gmail.com
Halaman :
3 dari ...

VERTIGO
(ICPC-2: N17; ICD-10: R42)

No. Dokumen : Halaman :


XX.X.XXX/SOP/XXX/XXXX 3 dari ...

4) Rasa tidak stabil


5) Melayang
c. Bentuk serangan vertigo
1) Pusing berputar
2) Rasa goyang atau melayang
d. Sifat serangan vertigo
1) Periodik
2) Kontinu
3) Rongan atau berat
e. Faktor pencetus atau situasi pencetus dapat
berupa:
1) Perubahan gerakan kepala atau posisi
2) Situasi: keramaian dan emosional
3) Suara
f. Gejala otonom yang menyertai vertigo
1) Mual, muntah, keringat dingin
2) Gejala otonom berat atau ringan
g. Ada atu tidaknya gejala gangguan pendengaran
seperti:
1) Tinitus
2) Tuli
h. Obat-obatan yang menimbulkan gejala vertigo
seperti:
1) Streptomisin
2) Gentamisin
3) Kemoterapi
i. Tindakan tertentu
1) Temporal bone surgery
2) Ytanstympanal treatment
j. Penyakit yang diderita pasien
1) Diabetes
2) Hipertensi
3) Kelainan jantung
k. Defisit neurologis
1) Hemihipestesi
2) Baal wajah 1 sisi
3) Perioral numbness
4) Disfagia
5) Hemiparesis
6) Penglihatan ganda
7) Ataksia serebelaris
6. Gambaran Klinis BPPV:
a. Vertigo timbul mendadak pada perubahan sisi,
misalnya
1) Miring ke satu sisi pada waktu berbaring
2) Bangkit dari tidur
3) Membungkuk atau menegakkan kembali badan
4) Menunduk atau menengadah
b. Serangan berlangsung dalam waktu singkat,
biasanya < 10-30 detik.
c. Vertigo pada BPPV
1) Dirasakan berputar
2) Bisa disertai rasa mual
3) Kadang-kadang muntah
d. Setelah rasa berputar menghilang
1) Pasien bisa merasa melayang

Klinik Pratama PMI Kabupaten Wonosobo Jl. Soepardjo Rustam, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo
Telp. (0286) 330 1841 / 081 293 438 460, e-mail : klinik.pmiwsb@gmail.com
Halaman :
4 dari ...

VERTIGO
(ICPC-2: N17; ICD-10: R42)

No. Dokumen : Halaman :


XX.X.XXX/SOP/XXX/XXXX 4 dari ...

2) Diikuti disekulibrium
3) Selama beberapa hari sampai minggu
e. BPPV dapat muncul kembali

Hasil Pemeriksaan Fisik (Objective)


1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler
a. Pemeriksaan tekanan darah pada saat baring, duduk
dan berdiri
b. Dengan perbedaan >30 mmHg
3. Pemeriksaan Neurologis
a. Kesadaran
1. Kesadaran baik pada
a) Vertigo vestibuler perifer
b) Vertigo non vestibuler
2. Kesadaran dapat menurun pada
Vestibuler sentral
b. Nervus kranialis
Pada vertigo vestibularis sentral dapat mengalami
gangguan pada nervus kranialis III, IV, VI, V sensorik,
VII, VIII, IX, X, XI, XII
c. Motorik:
Kelumpuhan satu sisi (hemiparesis)
d. Sensorik:
Gangguan sensorik pada satu sisi (hemihipestesi)
e. Keseimbangan (pemeriksaan khusus neurologi):
1) Tes Nistagmus
a) Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen
cepat
b) Sedangkan komponen lambat menunjukkan
lokasi lesi: unilateral, perifer, bidireksional,
sentral
2) Tes Rpmberg
a) Jika pada keadaan berdiri dengan kedua kaki
rapat dan mata terbuka pasien jatuh
Kemungkinan kelainan pada serebelum
b) Jika saat mata terbuka pasien tidak jatuh, tapi
saat mata tertutup pasien cenderung jatuh ke
satu sisi
Kemungkinan kelainan pada sistem vestibuler
atau proprioseptik (Tes Romberg Positif)
3) Tes Romberg Dipertajam (Sharpen Romberg /
Tandem Romberg)
a) Jika pada keadaan berdiri tandem dengan mata
terbuka pasien jatu
Kemungkinan kelainan pada serebelum
b) Jika pada mata tertutup pasien cenderung jatuh
ke satu sisi
Kemungkinan kelainan pada sistem vestibuler
atau proprioseptifi
4) Tes Jalan Tandem
a) Pada kelainan serebelar
Pasien tidak dapat melakukan jalan tandem dan
jatuh ke satu sisi
b) Pada kelainan vestibuler
Pasien akan mengalami deviasi

Klinik Pratama PMI Kabupaten Wonosobo Jl. Soepardjo Rustam, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo
Telp. (0286) 330 1841 / 081 293 438 460, e-mail : klinik.pmiwsb@gmail.com
Halaman :
5 dari ...

VERTIGO
(ICPC-2: N17; ICD-10: R42)

No. Dokumen : Halaman :


XX.X.XXX/SOP/XXX/XXXX 5 dari ...

5) Tes Fukuda (Fukuda Stepping Test)


a) Dianggap abnormal jika saat berjalan di tempat
selama 1 menit dengan mata tertutup terjadi
deviasi (penyimpangan) ke satu sisi > 30 derajat
b) Atau maju mundur > 1 meter
6) Tes Past Pointing
a) Pada kelainan vestibuler
Ketika mata tertutup maka jari pasien akan
deviasi ke arah lesi
b) Pada kelainan serebelar
Akan terjadi hipemetri atau hipometri

Hasil Pemeriksaan Penunjang (Objective)


Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan etiologi

Penegakan Diagnostik (Assesment)


1. Diagnosis Klinis ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan neurologis
2. Perbedaan Vertigo Vestibuler dan Non Vestibuler

Gejala Vertigo Vertigo Non Vestibuker


Vestibuker
Sensasi Rasa berputar Melayang, goyang
Tempo Serangan Episodik Kontinu, konstan
Mual dan Muntah Positif Negatif
Gangguan Positif atau Negatif
Pendengaran negatif
Gerakan Pencetus Gerakan Kepala Gerakan Objek Visual

3. Perbedaaan Vertigo Perifer dengan Vertigo Sentral

Gejala Perifer Sentral


Bangkitan Lebih mendadak Lebih lambat
Beratnya Vertigo Berat Ringan
Pengaruh Gerakan Kepala ++ +/-
Mual/Muntah/Keringatan ++ +
Gangguan Pendengaran +/- -
Tanda Fokal Otak - +/-

Diagnose Banding
Gangguan Otologi Gangguan Neurologi Keadaan Lain
Penyakit Meniere Migrain Assocoated Kecemasan
dizziness
Neuritis Insufisiensi Gangguan Panik
Vestibularis Vertebrobasiler
Labirhinitis Penyakit Vertigo Servikogenik
Demielinisasi
Superior Canal Lesi susunan saraf Efek samping obat
Dehiscence pusat
Syndrome
Vertigo pasca Hipotensi postural
trauma

Komplikasi
1. Kegelisahan
2. Kerusakan otak

Klinik Pratama PMI Kabupaten Wonosobo Jl. Soepardjo Rustam, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo
Telp. (0286) 330 1841 / 081 293 438 460, e-mail : klinik.pmiwsb@gmail.com
Halaman :
6 dari ...

VERTIGO
(ICPC-2: N17; ICD-10: R42)

No. Dokumen : Halaman :


XX.X.XXX/SOP/XXX/XXXX 6 dari ...

3. Depresi
4. Kesulitan melakukan tugas sehari-hari
5. Menurunnya kualitas hidup secara keseluruhan
6. Terganggunya keseimbangan dan koordinasi tubuh
7. Masalah saraf yang menyebabkan nyeri, mati rasa atau
kesemutan
8. Kelumpuhan
9. Gangguan pendengaran permanen
10. Hilangnya sensasi secara permanen
11. Penyebaran kanker
12. Penyebaran infeksi
13. Cedera traumatis karena jatuh
14. Tidak sadar dan koma

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Lakukan latihan vestibular (vestibular exercise) dengan
metode Brand Daroff
a. Pasien duduk tegaj di pinggir tempat tidur dengan
kedua tungkai tergantung
b. Dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan
cepat ke salah satu sisi
c. Pertahankan selama 30 detik
d. Setelah itu duduk kembali
e. Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi lain.
f. Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali.
g. Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam
hari
h. Masing-masing diulang 5 kali
i. Dilakukan selama 2 – 3 minggu dengan latihan pagi
dan sore hari
2. Pengobatan simptomatik
a. Lamanya pengobatan bervariasi
b. Sebagian besar kasus terapi dapat dihentikan setelah
beberapa minggu
c. Beberapa golongan yang sering digunakan
1) Antihistamin (Dimenhidrinat atau Difenhidramin)
a) Dimenhidrinat : Lama kerja obat adalah 4-6
jam, obat dapat diberikan per oral atau
parenteral (suntikan IM atau IV), Dosis 25-50
mg (1 tablet), 4 kali sehari
b) Difenhidramin HCL: Lama aktivitas obat ini 4-6
jam, dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 x/hari
per oral
c) Senyawa Betahistin (suatu analog histamin)
Betahistin Mesylate: Dosis 12 mg, 3 kali sehari
per oral
Betahistin HCL: Dosis 8-24 mg, 3 kali sehari,
maksimum 6 tablet dibagi dalam beberapa
dosis
2) Kalsium Antagonis
Cinnarizine : Mempunyai khasiat menekan fungsi
vestibular, dapat mengurangi respons terhadap
akselerasi angular dan linier, dosis 15-30 mg,
3x/hari atau 1 x 75mg sehari

Klinik Pratama PMI Kabupaten Wonosobo Jl. Soepardjo Rustam, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo
Telp. (0286) 330 1841 / 081 293 438 460, e-mail : klinik.pmiwsb@gmail.com
Halaman :
7 dari ...

VERTIGO
(ICPC-2: N17; ICD-10: R42)

No. Dokumen : Halaman :


XX.X.XXX/SOP/XXX/XXXX 7 dari ...

Terapi BPPV Kanal Posterior


1. Manuver Epley
2. Prosedur Semont
3. Metode Brand Daroff

Rencana Tindak Lanjut


1. Vertigo pada pasien perlu pemantauan untuk mencari
penyebabnya
2. Kemudian dilakukan tatalaksana sesuai penyebab

Konseling dan Edukasi


1. Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien
dalam mencari penyebab vertigo dan mengobatinya sesuai
penyebab.
2. Mendorong pasien untuk teratur melakukan latihan
vestibular

Kriteria Rujukan
1. Vertigo vestibular tipe sentral harus segera dirujuk
2. Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah
diterapi farmakologik dan non farmakologik
4. PROGNOSIS 1. Pada BPPV prognosis umumnya baik
2. Namun BPPV sering terjaddi berulang
5. ALAT 1. Palu reflex
2. Sphygmomanometer
3. Termometer
4. Garpu Tala (Penala)
5. Obat antihistamin
6. Obat antagonis kalsium
6. TINGKAT KEMAMPUAN 4A
7. REFERENSI 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.02.02/MENKES/514/2015
2. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasiltas Pelayanan
Kesehatan Primer edisi Revisi Tahun 2014

Klinik Pratama PMI Kabupaten Wonosobo Jl. Soepardjo Rustam, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo
Telp. (0286) 330 1841 / 081 293 438 460, e-mail : klinik.pmiwsb@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai