Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

TATALAKSANA KASUS
SMF BEDAH
RS AWAL BROS A. Yani
2018
APPENDICITIS
MEDIS/015/PPK-BEDAH/2018/Rev.00
1 Pengertian Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks
vermiformis, dan merupakan penyebab akut abdomen yang
paling sering. Apendisitis akut menjadi salah satu
pertimbangan pada pasien yang mengeluh nyeri perut atau
pasien yang menunjukkan gejala iritasi peritoneal.
2 Anamnesis - Sakit perut (mula-mula daerah epigastrium kemudian
menjalar ke daerah Mc Burney) dan menetap.
- Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi nervus Vagus.
- Obstipasi.
- Demam (infeksi akut).
3 Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi : Penderita berjalan membungkuk sambil
memegang perut yang sakit, kembung(+) bila terjadi
perforasi, penonjolan perut kanan bawah terlihat pada
appendikuler infiltrat/abses.
2. Palpasi
- Nyeri tekan Mc. Burney
- Nyeri lepas karena rangsangan peritoneum
- Defans muskuler karena rangsangan M.Rektus
Abdominis
- Rovsing sign positif
- Psoas sign positif atau negatif, tergantung letak
appendiks yang meradang.
- Obturator sign positif atau negatif, tergantung letak
appendiks yang meradang.
3. Perkusi : nyeri ketuk di regio kanan bawah
4. Auskultasi : Peristaltik tidak ada pada ileus paralitik
karena peritonitis generalisata akibat apendisitis
perforasi. Auskultasi tidak banyak membantu dalam
menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah
terjadi peritonitis maka tdak terdengar bunyi peristaltik
usus.
e. Rectal toucher : nyeri tekan pada jam 9-12
4 Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium:
Penunjang - Leukositosis sedang (10.000-16.000 sel darah putih)
dengan predominan neutrofil. Jumlah normal sel darah
putih tidak dapat menyingkirkan adanya apendisitis.
- Urinalisis kadang menunjukkan adanya sel darah merah.
- Pemeriksaan lain sesuai indikasi pasien seperti SGOT,
SGPT, ureum, kreatinin, elektrolit, dan pemeriksaan
hemostasis untuk persiapan pre operasi.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
SMF BEDAH
RS AWAL BROS A. Yani
2018
APPENDICITIS
Pemeriksaan Apabila anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
Penunjang laboratorium masih meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
radiologi antara lain :
1. USG abdomen : khususnya untuk pasien wanita
2. Appendicogram : khususnya pada appendicitis kronik.
Pada pemeriksaan ini, barium enema mungkin dapat
membantu pada kasus sulit ketika akurasi diagnosis tetap
sukar untuk ditegakkan. Barium enema akan mengisi defek
pada sekum, hal ini adalah indikator yang sangat bisa
dipercaya pada banyak penelitian apendisitis.
5 Kriteria Diagnosis Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan dapat
ditunjang oleh hasil pemeriksaan penunjang.
6 Diagnosis Kerja Appendicitis akut/appendicitis kronik eksaserbasi
akut/appendicitis kronik
7 Diagnosis Banding Divertikulitis Meckel, limfadenitis, peradangan organ
kandungan, KET, kista terpuntir kanan, torsio testis kanan,
Gastroenteritis-colitis, batu ureter kanan.
8 Tatalaksana - Rawat inap, pemasangan infus dan pemberian cairan
intravena, pemberian antibiotik golongan Sefalosporin
generasi III 1x1-2 gr iv, dapat dikombinasi dengan
Metronidazol 3x500 mg bila terjadi infeksi lanjut/perforasi,
serta pemberian obat-obat simptomatik sesuai keluhan.
- Tindakan apendiktomi elektif pada apendisitis kronis dan
apendiktomi segera pada apendisitis akut.
- Pada periapendikular infiltrat : pertama dirawat konsevatif,
medikamentosa adekuat, bila massa mengecil ukuran < 3
cm atau menghilang, dilakukan apendiktomi dengan insisi
paramedian.
- Pada apendisitis perforasi disertai tanda-tanda peritonisitis
lokal dilakukan apendiktomi dengan insisi gradion atau
paramedian.
- Bila ditemukan tanda-tanda peritonitis umum dilakukan
laparotomi dengan insisi median.
9 Edukasi Edukasi tentang penyakit apendisitis, komplikasi, prognosis
dan tatalaksananya.
10 Prognosis Ad vitam : dubia
Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia
11 Penelaahan Kritis SMF Bedah RS Awal Bros A Yani
12 Indikator Outcome - Perbaikan keluhan
Medis - Luka operasi baik
- Lama rawat : 3-5 hari pada apendisitis tanpa penyulit.
13 Kepustakaan 3. Pedoman pelayanan medik dokter spesialis bedah umum
Indonesia.
4. Buku Acuan Alur Penanganan Klinis (Clinical Pathway)
dan Pedoman PPK1-PPK2-PPK3 Dokter Spesialis Bedah
Indonesia. PP IKABI. Surabaya. Pusat Penerbitan dan
Percetakan Universitas Airlangga. Edisi Pertama; 2014.
369-370.

Anda mungkin juga menyukai