Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF KESEHATAN THT-KL


POLIP NASI
1. No. ICD 10 J.330 = polip kavum nasi
2. Diagnosis Polip nasi
3. Definisi Polip nasi atau polip hidung adalah kelainan selaput permukaan
hidung berupa massa lunak yang bertangkai, berbentuk bulat atau
lonjong, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan licin dan
agak bening karena mengandung banyak cairan.
4. Anamnesis 1. Hidung tersumbat, sumbatan dirasakan menetap dan tidak
hilang timbul. Semakin lama keluhan dirasakan semakin berat.
2. Pasien sering mengeluhkan terasa ada massa di dalam hidung
dan sukar membuang ingus.
3. Hiposmia (gangguan penciuman).
4. Gejala lainnya dapat timbul jika teradapat kelainan di organ
sekitarnya seperti:
- post nasal drip (lendir mengalir ke bagian belakang hidung)
- suara bindeng
- nyeri muka
- telinga terasa penuh
- snoring (ngorok)
- gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup
5. Pemeriksaan Fisik Rinoskopi anterior atau nasoendoskopi biasanya polip sudah dapat
dilihat, polip yang masif seringkali menciptakan kelainan pada
hidung bagian luar.
Polip dibagi menjadi 3 stadium, yaitu:
1. Polip masih terbatas di meatus medius
2. Polip keluar melewati meatus medius namun belum memenuhi
kavum nasi
3. Polip keluar melewati meatus medius dan sudah memenuhi
kavum nasi
6. Kriteria Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisik seperti di atas, bila perlu dapat
ditunjang dengan hasil pemeriksaan histopatologi.
7. Diagnosis Banding Hipertropi konka.
Tumor kavum nasi.
8. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan naso-endoskopi dapat melihat lebih jelas dan detil
ukuran dan asal polip nasi.
Pemeriksaan Rontgen dapat dilakukan untuk melihat adanya tanda-
tanda sinusitis.
Pemeriksaan PA : tampak epitel pada polip serupa dengan selaput

1
permukaan hidung normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia
dengan selaput permukaan yang sembab.
9. Terapi / tindakan Ada 3 macam terapi polip hidung, yaitu :
(ICD 9-CM) Medikamentosa : kortikosteroid, antibiotik & anti alergi.
Polipektomi (21.31) Berikan kortikosteroid pada polip yang masih kecil dan belum
memasuki rongga hidung. Caranya bisa sistemik, intranasal atau
kombinasi keduanya. Gunakan kortikosteroid sistemik dosis
tinggi dan dalam jangka waktu singkat. Berikan antibiotik jika
ada tanda infeksi. Berikan anti alergi jika pemicunya dianggap
alergi.
Operasi : polipektomi & bedah sinus endoskopi fungsional.
Polipektomi merupakan tindakan pengangkatan polip
menggunakan endoskopi dengan bantuan anestesi lokal di
poliklinik. Tujuan dari polipektomi ini adalah mengurangi
derajat obstruksi hidung (secara tidak langsung meningkatkan
kualitas hidup pasien), meningkatkan respon pemberian
antiinflamasi kortikosteroid topikal, dan mengetahui jenis polip
hidung.
Bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF/FESS) merupakan
tindakan pengangkatan polip sekaligus operasi sinus. Kriteria
polip yang diangkat adalah polip yang tidak berespon terhadap
pemberian medikamentosa 4-6 minggu, serta didapatkan
kelainan di kompleks osteomeatal.
Antibiotik sebagai terapi kombinasi pada polip hidung bisa kita
berikan sebelum dan sesudah operasi. Berikan antibiotik bila
ada tanda infeksi dan untuk langkah profilaksis pasca operasi.
Kombinasi : medikamentosa & operasi.
10. Edukasi - Komplikasi akibat penyakit
- Komplikasi akibat operasi yang akan dilakukan
- Pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko
11. Prognosis Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia
12. Kepustakaan 1. Nuty W. Nizar & Endang Mangunkusumo. Polip Hidung dalam
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala &
Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof. dr.
H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.p.123-5
2. Bailey JB, Byron J, Johnson, Jonas T, Shawn D. Nasal Polyposis.
In: Head & Neck Otolaryngology. Lippincott Williams & Wilkins;
2006.p1163-5

2
3. Huvenne W, Bachert C, Zhang N, Patou J, Gevaert P, Claeys S, et
al. Chronic rhinosinusitis with and without nasal polyps: what is
the difference? Curr Allergy Asthma Reports. 2009;9:213-20
4. Pawankar R, Nonaka M, Masuno S, Kimura S. Current concepts
on the pathomechanisms of chronic rhinosinusitis and nasal
polyps. In: nerci TM, Ferguson BJ, editors. Nasal polyposis:
pathogenesis, medical and surgical treatment. London:
Springer; 2010. p. 185-91
5. Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Bachert C, Alobid I, Baroody F, et
al. European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps
2012. Rhinology. 2012; 50 (suppl.23): p.3-224

ALGORITMA PENATALAKSANAAN POLIP NASI

3
4

Anda mungkin juga menyukai