Anda di halaman 1dari 3

APPENDICITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya H. Bosih No 117
Cibitung Kab.Bekasi PPK.SUR.001 0 1 dari 3

Ditetapkan,
Direktur
PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit
KLINIK 2 Nopember 2015

dr. Aman Mashuri.,MARS

1. Pengertian Appendicitis adalah Infeksi pada appendiks, dapat berupa : appendicitis akut,
appendicitis kronis, periappendikuler abses, periappendikuler infiltrat,
appendicitis perforata yang disertai peritonitis lokal atau umum.
2. Anamnesis 1. Nyeri perut daerah periumbilikus
2. Selanjutnya nyeri perut berpindah kedaerah kwadran kanan bawah
abdomen (daerah Mc Burney)
3. Mual dan muntah terjadi setelah timbul gejala nyeri perut, seringkali sulit
dibedakan dengan gejala gastroenteritis, kadang-kadang anak lebih besar
terdapat gejala anoreksia sehingga semakin menyulitkan diagnosis.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Wajah nampak pucat, bibir terlihat kering, pipi kemerahan, pada anak
mengalami demam dengan suhu axilla diatas 38 derajat celcius
2. Agak sulit berjalan dan tungkai kanan terlihat fleksi pada saat tiduran
3. Pemeriksaan palpasi abdomen ditemukan titik nyeri daerah “Mc
Burney’s
4. Tanda-tanda “rebound tenderness rigiditas” dinding abdomen muncul
jika telah terjadi perforasi apendiks.
5. Obturator dan psoas sign sebagai petunjuk lain terdapat proses
keradangan didaerah posterior lokasi apendiks namun jarang ditemukan
pada anak-anak.
6. Pemeriksaan rectum dilakukan jika penemuan gejala seperti diatas masih
belum dapat membantu diagnosis apendisitis, pada pemeriksaan ini akan
ditemukan tenderness kearah kanan dinding rectum, kadangkala dapat
diraba adanya massa atau pembentukan abses.
7. Tanda peritonitis umum yang lebih menonjol pada pemeriksaan abdomen
terdapat nyeri perut yang menyeluruh dan seluruh dinding abdomen
mengalami rigiditas, abdomen distensi dan tegang.
8. Pada pemeriksaan abdomen, jika abses terlokalisir dalam rongga
peritoneum teraba massa dengan palpasi bimanual dari dinding abdomen
dan pemeriksaan rectum.
4. Kriteria Diagnosis Sesuai hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang
5. Diagnosis Sesuai hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang
6. Diagnosis Banding 1. Konstipasi : Massa feses yang teraba pada pemeriksaan palpasi abdomen
dan pemeriksaan rectum dapat membedakannya dengan apendisitis.

118
APPENDICITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya H. Bosih No 117
Cibitung Kab.Bekasi PPK.SUR.001 0 1 dari 3

2. Gastroenteritis : Gejala muntah dan diare mendahului gejala sakit perut


pada umumnya tidak ditemukan nyeri perut terlokalisir di daerah
abdomen bagian bawah.
3. Penyakit radang panggul : terutama anak dan wanita dapat menyerupai
gejala apendisitis, namun dapat dibedakan dari proses nyeri perut yang
tidak didahului oleh nyeri perut klasik didaerah umbilicus.
4. Beberapa kasus lain seperti infeksi saluran kencing dan infeksi Mackle’s
divertikulum, pnemonia paru kanan lobus bawah, intususepsi, sickle cell
crisis, regional enteritis, kolesistis kadangkala gejala klinis menyerupai
apendisitis.
7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium :
1. Darah
Umumnya ditemukan leukositosis (11.000-15.000 mm3) dengan
pergeseran sel kekiri namun demikian hasil pemeriksaan leukosit
normal dapat ditemukan pada anak dengan apendisitis, sedangkan jika
hasil pemeriksaan leukosit mencapai 20.000 mm3 dengan gejala klinis
minimal untuk apendisitis kemungkinan disebabkan keadaan lain.
2. Urinalisis
Perlu diperiksa jika terdapat gejala klinis yang sulit dibedakan dengan
infeksi saluran kencing. Umumnya hasil pemeriksaan urine normal
pada apendisitis pada beberapa kasus apendisitis

Pemeriksaan radiology atau ultrasound :


Untuk gejala apendisitis tertentu membutuhkan pemeriksaan radiology dan
atau ultrasound ( USG ) seperti :
1. Foto polos abdomen akan memperlihatkan gambaran mass effect akibat
hilangnya gambaran gas di daerah abdomen kanan bawah, ditemukan
pada 10% kasus dapat terlihat gambaran fekolit (feses yang mengeras
sebagai penyebab sumbatan obstruksi lumen apendiks)
2. Ultrasound/USG dapat terlihat ukuran apendiks lebih besar dari normal
disertai gambaran abses periapendikuler atau tumpukan abses di daerah
rongga pelvis.Pemeriksaan ini dapat dikerjakan rutin pada anak dengan
gejala klinis minimal atau anak yang gemuk.
3. Enema barium perlu dikerjakan pada anak dengan nyeri perut berulang
tanpa gejala penyerta yang jelas. Tanda-tanda apendisitis akut akan
terlihat gambaran barium yang menunjukkan penyempitan lumen
apendiks dan tiba-tiba terhenti (cut off) akibat adanya obstruksi.
8. Terapi - Apendisitis kronis : direncanakan Apendektomi elektif
- Apendisitis akut: direncanakan apendektomi segera

119
APPENDICITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya H. Bosih No 117
Cibitung Kab.Bekasi PPK.SUR.001 0 1 dari 3

- Periapendikuler abses : insisi, drainase


- Periapendikuler infiltrat : pertama dirawat konservatif,
medikamentosa yang adekuat, bila masa mengecil ukuran <3 cm atau
menghilang, dilakukan apendektomi dengan insisi paramedian
- Apendisitis perforata disertai tanda-tanda peritonitis lokal :
dilakukan apendektomi dengan insisi gradiron atau para median.
- Bila ditemukan tanda-tanda peritonitis umum dilakukan
laparotomi dengan insisi median
9. Edukasi 1. Rencana tindakan
2. Komplikasi
3. Penyulit tindakan
10. Prognosis Ad Vitam : baik
Ad sanationam : baik
Ad Fungsionam : baik
11. Tingkat Evidens I / II / III / IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Penelaah Kritis 1. dr. Dem Haryanto, SpB, MHKes.


2. dr. Aladin, SpB
14. Indikator Medis Tidak ada komplikasi pasca tindakan

15. Kepustakaan PABI, STANDAR PELAYANAN PROFESI DOKTER SPESIALIS


BEDAH UMUM INDONESIA, edisi I. 2002 Revisi 2003

120

Anda mungkin juga menyukai