1. Pengertian Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada apendik,
merupakan salahsatu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui, dan jika
tidak ditangani segera dapat menyebabkan perforasi. Penyebab adalah akibat
obstruksi lumen atau erosi mukosa usus karena parasite atau benda asing
lainnya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan Apendisitis
akut
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Tongas Kabupaten Probolinggo Nomor :
445/29/426.102.31/2020 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Tongas
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/ MENKES/
1186/ 2022 tentang panduan Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas Pelayanan
kesehatan tingkat pertama
5. Langkah- 1. Dokter menerapkan 3S (senyum, salam, sapa)
langkah/ 2. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien: Nyeri perut kanan bawah,
Prosedur mula-mula daerah epigastrium kemudian menjalar ke Mc Burney. Apa bila
telah terjadi inflamasi (>6 jam) penderita dapat menunjukkan letak nyeri
karena bersifat somatik, muntah, anoreksia, nausea, diuria, obstipasi, demam
yang tidak terlalu tinggi, nyeri kuadran kiri (appendik yang panajng dengan
ujung yang mengalami inflamasi di kuadran kiri), nyeri flank atau punggung
(appendiks retrosekal), nyeri suprapubik (appendiks pelvical), nyeri testikuler
(appendiks retroileal)
3. Dokter melakukan pemeriksaan vital sign dan antropometri bervariasi
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik:
a. Inspeksi: Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya
yang sakit, Kembung bila terjadi perforasi, penonjolan perut kanan bawah
terlihat pada appendikuler abses.
b. Palpasi: nyeri tekan McBurne, rebound tenderness (nyeri lepas tekan),
defans muscular, rovsing sign positif, psoas sign positif, obturator sign
positif
c. Perkusi : nyeri ketok (+)
d. Auskultasi: peristaltik normal, peristaltik tidak ada pada illeus paralitik
karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata.
e. Colok dubur Nyeri tekan pada jam 9-12
f. Tanda peritonitis: nyeri seluruh abdomen, pekak hati hilang, bising usus
Halaman 1 dari 3
hilang
g. Appendiks yang mengalami gangren: gejala progresif 36 jam, demam
tinggi, leukositosis, dehidrasi, asidosis, distensi, bising usus menghilang,
nyeri tekan kuadran kanan bawah, rebound ternderness sign, rovsing sign,
nyeri tekan seluruh lapangan abdominal
5. Dokter melakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap leukositosis
6. Dokter menegakkan diagnosis appedisitis akut
7. Dokter memberikan terapi:
a. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
b. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun
melalui mulut
c. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada dehidrasi.
d. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar
mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah.
8. Dokter melakukan konseling dan edukasi: informasi penyakit dan tujuan
rujukan
9. Dokter melakukan rujukan ke layanan sekunder
6. Bagan Alir
(jika Dokter menerapkan 3S (senyum, salam, sapa)
dibutuhkan)
Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien: Nyeri perut kanan bawah,
mula-mula daerah epigastrium kemudian menjalar ke Mc Burney. Apa bila
telah terjadi inflamasi (>6 jam) penderita dapat menunjukkan letak nyeri
karena bersifat somatik, muntah, anoreksia, nausea, diuria, obstipasi, demam
yang tidak terlalu tinggi, nyeri kuadran kiri (appendik yang panajng dengan
ujung yang mengalami inflamasi di kuadran kiri), nyeri flank atau punggung
(appendiks retrosekal), nyeri suprapubik (appendiks pelvical), nyeri testikuler
(appendiks retroileal)
Halaman 2 dari 3
Dokter melakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap leukositosis
Halaman 3 dari 3