Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “S”

DENGAN DIAGNOSA APPENDISITIS


KRONIS DI RUANG PERAWATAN
BRASSIA PRIMAYA HOSPITAL BEKASI
BARAT

Brigita Sissi Miadina (DE2022028)


Okti Sumardiyanti (DE2022033)
Ira Tri Puspasari (DE2022040)
APA ITU
APENDISITIS?
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks
vermiformis yang dikenal oleh orang awam sebagai
penyakit usus buntu. Apendisitis biasanya di tandai
dengan nyeri abdomen periumbilical, mual, muntah,
lokalisasi nyeri ke fosa iliaka kanan, nyeri tekan saat
dilepas di sepanjang titik McBurney, dan nyeri tekan
pelvis pada sisi kanan ketika pemeriksaan per rectal
(Thomas & Dkk, 2016).
KLASIFIKASI APENDISITIS
Klasifikasi apendisitis menurut Nurafif & Kusuma (2013) terbagi menjadi 3
yaitu :
a. Apendisitis akut, radang mendadak di umbai cacing yang memberikan
tanda, disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum lokal.
b. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang di perut bagian
kanan bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi. Kelainan ini
terjadi bila serangan apendisitis akut pertama sembuh spontan.
c. Apendisitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah
lebih dari dua minggu (sumbatan di lumen apendiks, adanya jaringan parut
dan ulkus lama di mukosa), dan keluhan hilang setelah apendiktomi.
MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium disekitar umbilikus atau
periumbilikus. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri beralih ke kuadran kanan bawah ke
titik Mc Burney (terletak diantara pertengahan umbilikus dan spina anterior ileum) nyeri
terasa lebih tajam.
2. Bisa disertai nyeri seluruh perut apabila sudah terjadi peritonitis karena kebocoran
apendiks dan meluasnya pernanahan dalam rongga abdomen
3. Mual
4. Muntah
5. Nafsu makan menurun
6. Konstipasi
7. Demam
(Mardalena 2017 ; Handaya, 2017)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Laboratorium

Kenaikan sel darah putih (Leukosit) hingga 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan
yang lebih, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi
 Pemeriksaan Radiologi
 Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit (jarang membantu)
 Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan untuk menilai inflamasi dari apendiks
 CT Scan
Scan pada abdomen untuk mendeteksi apendisitis dan adanya kemungkinan perforasi.
 Reactive Protein (CRP)
Sintesis dari reaksi fase akut oleh hati sebagai respon dari infeksi atau inflamasi. Pada
apendisitis didapatkan peningkatan kadar CRP
(Mutaqqin, Arif & Kumala Sari 2011)
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Alhinduan (2020), menyebutkan penatalaksanan yang
dilakukan pada klien apendisitis yaitu penatalaksanaan medis dan
penatalaksanaan keperawatan :
a. Penatalaksanaan Medis
1) Pembedahan (konvensional atau laparaskopi) apabila diagnosa apendisitis
telah ditegakan dan harus segera dilakukan untuk mengurangi risiko perforasi.
2) Berikan obat antibiotik dan cairan IV sampai tindakan pembedahan
dilakukan.
3) Agen analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakan.
4) Operasi (apendiktomi), bila diagnosa telah ditegakan yang harus dilakukan
adalah operasi membuang apendiks (apendiktomi). Penundaan apendiktomi
dengan cara pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses dan perforasi.
Pada abses apendiks dilakukan drainage.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Tatalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendiktomi.
Keterlambatan dalam tatalaksana dapat meningkatkan kejadian perforasi. Teknik
laparoskopi sudah terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit,
pemulihan yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah.
Akan tetapi terdapat peningkatan kejadian abses intra abdomen dan pemanjangan
waktu operasi.
2) Tujuan keperawatan mencakup upaya meredakan nyeri, mencegah defisit
volume cairan, mengatasi ansietas, mengurangi risiko infeksi yang disebabkan
oleh gangguan potensial atau aktual pada saluran gastrointestinal,
mempertahankan integritas kulit dan mencapai nutrisi yang optimal
3) Sebelum operasi, siapkan pasien untuk menjalani pembedahan, mulai jalur
Intra Vena berikan antibiotik
PENGKAJIAN
 Data Pasien :
 Nama : “Tn S”
 Tanggal lahir: 05/11/1989
 Umur : 32 thn
 Jenis kelamin : Laki – laki
 Nomer medrec : 0074735
 Tanggal masuk rumah sakit : 18/7/22
 Diagnosa medis : Apendisitis Kronis

 Keluhan Masuk
Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah berulang sejak satu tahun ini, skala nyeri 3-4
hilang timbul, pasien merasa deg degan dan banyak bertanya mengenai rencana operasi
besok
 Riwayat penyakit sekarang

P (Provokatif) : Appendicitis
Q (Quality) : Nyeri seperti tertekan saat beraktivitas
R (Region) : Perut kanan bawah
S (Severity) : Skala 3-4
T (Time) : Hilang timbul

 Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat penyakit DM (-) HT (-) Asma (-) Kolestrol sejak januari 2022 (+) , rutin minum stator 1x20mg p.o

 Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada

 Pola Nutrisi

Tidak ada masalah

 Eliminasi
 BAB : normal, frekuensi 1-2kali sehari, konsistensi feces lunak
 Urine : frekuensi BAK 4-6kali/hari, berwarna kuning jernih
 Tidur/istirahat : Pola tidur tidak terganggu
 Keadaan umum pasien tidak rileks, terlihat cemas , Kesadaran Composmentis , GCS 15 (E4 M6 V6)

 Tanda-tanda vital
 Tekanan Darah : 130/80mmHg
 Nadi : 115 x/mnt
 Suhu 36.8ºC
 Pernapasan : 20x/mnt
 CRT < 2 detik

 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Kepala : Tidak ada kelainan bentuk kepala, tidak ada nyeri tekan
 Pemeriksaan Muka : Pasien tampak meringis menahan nyeri pada abdomen kanan bawah, tidak ada edema pada muka
 Pemeriksaan Mata : Keadaan pupil isokor, palperbra dan refleks cahaya tidak ada gangguan, konjungtiva tidak anemis

 Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak mengencang dan terdapat banyak bulu di area abdomen
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada abdomen kanan bawah
 Perkusi :Kaji suara hipertimpani

 Pemeriksaan Thorak
 Inspeksi : Pergerakan dada simetris
 Palpasi : Kaji ada tidaknya nyeri tekan, vokal fremitus sama antara kanan dan kiri
 Perkusi : Terdengar sonor
 Auskultasi : Wheezing dan ronchi tidak ada
 Pemeriksaan Penunjang

 Pemerikasaan Laboratorium :
 Hemoglobin 15.3 g/dL
 Hematokrit 47.3 %
 Trombosit 230.000/uL
 Leukosit 7.200 /uL
 GDS 110 g/dL
 Clotting time 10 menit
 Bleeding time 2 menit
 Swab PCR Negatif

 Pemeriksaan foto abdomen


 Whole Abdomen USG : Suspek appendicitis kronik, kemungkinan proses ekseserbasi akut masih mungkin
 Appendicogram : Non filling appendiks
PENGKAJIAN PERIOPERATIF
1. PENGKAJIAN PRE OPERASI
 Kesadaran CM
 Tanda-tanda vital
 Tekanan Darah : 130/80mmHg
 Nadi : 115 x/mnt
 Suhu 36.8ºC
 Pernapasan : 20x/mnt

TB : 175cm

BB : 70kg

Riwayat Pre Operasi sebelumnya : Tidak Ada

Diagnosa Preoperasi : Apendisitis Kronis

Riwayat Alergi : Tidak ada


2. PERSIAPAN OPERASI
 Verifikasi Pasien
a. Periksa identitas pasien
b. Periksa gelang identitas ⁄ gelang operasi ⁄ gelang alergi
c. Surat pengantar rencana operasi
d. Tanda dan lokasi pembedahan (diperiksa bersama pasien)
e. Masalah bahasa ⁄ komunikasi
f. Periksa kelengkapan persutujuan pembedahan (SIO)
g. Periksa kelengkapan persutujuan anasthesi (SIA)
h. Periksa kelengkapan dokumen medis (RI & RJ)
i. Periksa kelengkapan pemeriksaan penunjang (Lab & Rad)
 Persiapan Fisik Pasien

a. Puasa ⁄ makan & minum terakhir, jam : 04.00 WIB


b. IV line no 22 , cairan futrolit 500ml/8jam
c. Protese luar dilepaskan (Gigi palsu, lensa kontak)
d. Menggunakan protese dalam (implant, protese panggul ⁄ bahu, vp shunt, dll)
e. Penjepit rambut ⁄ cat kuku ⁄ perhiasan dilepaskan
f. Persiapan kulit ⁄ cukur
g. Pengosongan kandung kemih ⁄ klisma
h. Memerlukan persiapan darah
i. Alat bantu (kacamata, alat bantu dengar) disimpan
j. Riwayat alergi obat
k. Obat antibiotika terakhir yang diberikan
l. Penghentian obat ‐ obatan pengencer darah 5 hari sebelum operasi
m. Vaskular akses (Cimino) dll
 Site Marking

 Penjelasan singkat oleh dokter bedah tentang prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
HARI – KE 1
Hari/ tanggal / jam Senin /18 Juli 2022 / 08.00
Subjek Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah berulang sejak satu tahun ini skala nyeri 3-4, pasien merasa
degdegan dan banyak bertanya mengenai rencana operasi besok

Objektif Kesadaran composmentis, akral hangat, pasien tidak rileks, tampak cemas , terlihat memegangi perut dan
meringis kesakitan ketika beraktifitas, skala nyeri 3-4 hilang timbul, terdapat nyeri tekan pada abdomen
kanan bawah . Observasi tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 115x/mnt, Suhu 36.8ºC, RR 20x/mnt, SpO2
99% tanpa oksigen .
Pasien pro tindakan laparascopy appendicitis tanggal 19 Juli 2022 jam 10.00 WIB.
Whole Abdomen USG : Suspek appendicitis kronik, kemungkinan poses ekseserbasi akut masih
mungkin
Appendicogram : Non filling appendiks

Assesment 1. Nyeri akut


2. Ansietas
Planning Pada pukul 13.00 diharapkan :
1. Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil: Pasien rileks tidak tampak kesakitan, TTV dalam batas normal
Observasi :
o Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi , kualitas dan intensitas nyeri
o Indentifikasi skala nyeri
o Indentifikasi nyeri non verbal
o Indentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik :
o Fasilitasi istirahat dan tidur
o Berikan Teknik relasksasi distraksi untuk mengurangi rasa nyeri
Edukasi :
o Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi :
o Pemberian analgetik jika perlu

2. Tingkat ansietas menurun dengan kriteria hasil : Pasien tampak rileks, TTV dalam batas normal
Observasi :
o Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misalnya kondisi,waktu,stressor)
o Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
o Monitor tanda ansietas
Terapeutik :
o Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
o Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
o Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Edukasi :
o Jelaskan prosedur , termasuk sensasi yang mungkin di alami
o Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
o Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi :
o Pemberian obat ansietas jika perlu

Terapi - IVFD Futrolit 500ml/8jam


- Inj Terfacef 2x1gr IV
- Inj Esomac 1x1gr IV
- Sanmol 3x1gr IV
- Inj Remopain 3x30mg IV
- Stator 1x20mg p.o
Hari / Tanggal / Jam Senin / 18 Juli 2022 / 13.00
Evaluasi pengkajian hari ke-1 Kesadaran composmentis, pasien masih merasa
perut kesakitan saat beraktivitas, skala nyeri 3-4
hilang timbul,nyeri terasa mulai berkurang dengan
teknik relaksasi dan pemberian obat analgetic,
kecemasan pasien mulai berkurang saat pasien
ditemani keluarga

Program - Observasi TTV dan keluhan nyeri


- Pro tindakan laparascopy appendicitis tanggal 19
Juli 2022 jam 10.00 WIB
- Puasa tidak makan dan tidak minum selama 6
jam sebelum Tindakan (puasa jam 04.00 WIB)
- Cukur bulu di area perut yang akan di operasi
- Bzt kamar OK
HARI - KE 2
Hari/ tanggal / jam Selasa /19 Juli 2022 / 14.00
Subjek Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah setelah operasi, skala
nyeri 5

Objectiv Kesadaran composmentis, akral hangat, pasien post op tindakan


laparascopy appendicitis (19/7/22), pasien tampak meringis
kesakitan ketika beraktifitas, skala nyeri 5 hilang timbul.
Observasi Tekanan Darah 136/83 mmHg, Nadi 105x/mnt, Suhu
36.8ºC, RR 20x/mnt, SpO2 99% tanpa oksigen
Terdapat luka 3 titik tertutup kassa dan hypavix, tidak ada
rembesan darah, tanda – tanda infeksi tidak ada di area sekitar
luka seperti panas,kemerahan,bengkak maupun nanah.
Jaringan di PA tidak ada.

Assesment 1. Nyeri akut


2. Resiko infeksi
Planning Pada pukul 13.00 diharapkan :
1. Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil: Pasien rileks tidak tampak kesakitan, TTV dalam batas normal
Observasi
o Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi , kualitas dan intensitas nyeri
o Indentifikasi skala nyeri
o Indentifikasi nyeri non verbal
o Indentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
o Fasilitasi istirahat dan tidur
o Berikan Teknik relasksasi distraksi untuk mengurangi rasa nyeri
Edukasi
o Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
o Pemberian analgetik jika perlu

2. Resiko derajat infeksi menurun dengan kriteria hasil tidak ada demam, bengkak, kemerahan, nyeri pada luka, nilai
leukosit normal
Observasi
o Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
Terapeutik
o Pertahankan Teknik aseptic pada pasein terutama pada saat perawatan luka
Edukasi
o Cuci tangan sebelum dan sesuai kontak dengan pasien
o Edukasi tanda dan gejala infeksi
o Ajarkan cara merawat luka
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian antibiotic
Terapi - IVFD Futrolit 500ml/8jam
- Inj Terfacef 2x1gr IV
- Inj Esomac 1x1gr IV
- Sanmol 3x1gr IV
- Inj Remopain 3x30mg IV
- Stator 1x20mg p.o
- Forres 3x1 p.o
Hari / Tanggal / Jam Selasa / 19 Juli 2022 / 20.00
Evaluasi pengkajian hari ke-2 Kesadaran composmentis, akral hangat, nadi teraba kuat,
pasien post op tindakan laparascopy appendicitis (19/7/22),
pasien masih merasa kesakitan saat beraktivitas, skala nyeri
4-5 hilang timbul,nyeri terasa mulai berkurang dengan teknik
relaksasi dan pemberian obat analgetic, terdapat luka 3 titik
tertutup kassa dan hypapix, tidak ada rembesan dan tanda –
tanda infeksi di area sekitar luka seperti panas, kemerahan,
bengkak maupun nanah.

Program - Observasi TTV dan keluhan nyeri


- Observasi kondisi luka dan tanda-tanda infeksi post
tindakan laparoscopy appendicitis
HARI – KE 3

Hari/ tanggal / jam Rabu /20 Juli 2022 / 14.00


Subjek Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah
sudah mulai berkurang, skala nyeri 3-4
Objektif Kesadaran composmentis, akral hangat, nyeri
perut kanan bawah mulai berkurang ketika
beraktifitas, skala nyeri 3-4 hilang timbul,
terdapat luka 3 titik tertutup kassa dan
hypapix, tidak ada rembesan dan tanda –
tanda infeksi di area sekitar luka seperti
panas,kemerahan,bengkak maupun nanah.
Observasi Tekanan Darah 128/75 mmHg,
Nadi 85x/mnt, Suhu 36.1ºC, RR 20x/mnt,
SpO2 99% tanpa oksigen

Assesment Masalah teratasi


Planning Intervensi di hentikan, acc pulang
DISCHARGE PLANNING
1. Mengajarkan pasien cara merawat luka dirumah :
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti balutan luka operasi
b. Mengganti balutan bila kotor atau terdapat rembesan darah
c. Diusahakan ketika mandi balutan tidak terkena air
d. Bila tidak bisa mengganti balutan luka segera pergi ke klinik terdekat
2. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi ketika nyeri timbul
3. Anjuran nutrisi untuk dirumah
a. Banyak makan makanan yang mengandung protein dan tinggi serat
b. Tidak di anjurkan makan makanan yang merangsang

4. Kembali datang ke dokter SpB untuk memeriksa kondisi luka


DAFTAR PUSTAKA
 Pathway Appendiksitis. Anisa Linangkung. https://www.scribd.com/doc/239491056/Pathway-
Appendiksitis. Diakses tanggal 19/08/2022 15.00 wib
 BAB II Tinjauan Pustaka.pdf - Repository Poltekkes Denpasar. NM Tariani. 2021.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id. Diakses tanggal 19/08/2022 15.00 wib
 Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018).
 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai