Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

ILMU BEDAH
PERFORASI GASTER
BAB 1

Pendahuluan
Akut abdomen atau nyeri akut abdomen  kegawatdaruratan
abdomenkarena bedah dan non bedah < 24 jam

Peritonitis merupakan salah satu dari sekian banyak penyebab


akut abdomen yang menyumbang 1% insiden pasien yang
datang ke UGD dan merupakan penyebab utama kedua dari
sepsis pada pasien di ICU secara global

Perforasi gaster dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada


seluruh rongga abdomen, jika terjadi perforasi gaster, maka
seluruh isi gaster akan masuk ke dalam rongga abdomen dan
menyebabkan terjadinya peritonitis.

Perforasi gaster merupakan salah satu komplikasi serius yang


disebabkan oleh ulkus peptikum
BAB 2

Tinjauan Pustaka
Epidemiologi

Total pasien perforasi gaster


Rentang usia 50- 59 tahun
di RSUD Kolonel Pasien laki- laki lebih
sedikit lebih banyak
Abundjani Bangko periode banyak daripada
daripada pasien berusia
Janunari Desember 2020 perempuan
lebih dari 60 tahun
berjumlah total 14 orang

Tidak terdapat perbedaan


jumlah pasien yang
Lokasi perforasi terbanyak
memiliki dan tidak
di pre pilorus
memiliki riwayat konsumsi
NSAID
Etiologi

Ulkus peptikum

Spontaneus gastric
perforation

Trauma

Iatrogenik

Keganasan
Patofisiologi

Munculnya
Asam lambung gejala akut
Chemical
masuk ke rongga abdomen dan
peritonitis
abdomen tanda – tanda
peritonitis
Gejala
 Anamnesis  adakah tindakan instrumentasi sebelumnya
(NGT, endoskopi), trauma sebelumnya, operasi
sebelumnya, keganasan, kemungkinan menelan benda
asing, kondisi medis, dan obat-obatan (NSAID,
glukokortikoid)
 Tanda dan gejala  Distensi dan nyeri perut yang tiba-
tiba, gangguan pernapasan, demam, emesis, hematemesis,
atau hematochezia.
Diagnosis

BOF - LLD

USG

CT-scan  gold standard


Diagnosis Banding
 Peptic ulcer
 Duodenal ulcer
 Biliary disease
 Splenic infarction
 Embolic mesenteric insufficiency
 Gastritis
 Esophageal perforation
 Abdominal aortic aneurysm rupture
Tatalaksana
Resusitasi

Terapi oksigenasi dan cairan

Terapi oksigenasi

Pemasangan NGT

Analgesik IV

Pemberian PPI

Pemasangan kateter urine

Operasi darurat
Komplikasi
 Infeksi luka operasi
 Sepsis
 Malnutrisi
 Multiorgan failure
 Adhesions and bowel obstruction
 Delirium
Prognosis
Dalam 3 dekade ini, prognosis pasien dengan perforasi
gaster sudah meningkat, akan tetapi keterlambatan
diagnosis dan penanganan dapat menyebabkan kematian,
faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan mortalitas
adalah :
 Adanya penyakit komorbid
 Usia lanjut
 Malnutrisi
 Tipe dan lokasi perforasi
Bab 3

Laporan Kasus
Identitas Pasien

 Nama : Tn. H
 Umur : 55 thn
 Berat Badan : 45 Kg
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Bangsa : Indonesia
 Alamat : Soso,
 MRS : IGD, 14 Januari 2022 pukul 12.37
 RM : 00000
Summary Of Database
 Keluhan Utama : Nyeri Perut
 Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD
dengan keluhan nyeri perut yang terasa sangat nyeri
secara tiba-tiba sejak pagi hari ini, karena nyeri pasien
hanya bisa berbaring tidak bisa bergerak leluasa miring2,
keluhan disertai dengan mual +, muntah -, demam -,
pasien mengatakan habis masuk rumah sakit 10 hari yang
lalu karena sakit lambung
 Riwayat Penyakit Dahulu : Gastritis +, DM -, HT -
 Riwayat Penyakit Keluarga :

Keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti ini


 Riwayat Sosial :

- Pasien mengatakan kadang –kadang beli pil racikan di


apotek kalau badannya terasa pegal –pegal
- Riwayat minum jamu-jamuan jarang
 Riwayat Pengobatan

Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan


Pemeriksaan fisik
 Keadaan Umum :Lemas
 Tanda-tanda vital :
 TD: 140/70 mmHg
 Nadi :100 x/mnt teraba kuat
 RR : 22 x/mnt
 Suhu : 36,5 °C Axilla
 Kepala- Leher:
 A/I/C/D -/-/-/-
 Lidah kotor (-), mata cowong (-), massa (-), pemb KGB (-)
 Faring hiperemis (-) Tonsil T1/T1
 Pulmo :
 Inspeksi :simetris, retraksi (-)
 Palpasi :ekspansi dinding dada simetris, fremitus taktil simetris
 Perkusi :sonor/sonor
 Auskultasi :ves/ves, Rh -/-, Wh -/-
 Cor :
 Inspeksi :iktus cordis (-)
 Palpasi :iktus teraba, kuat angkat (-), thrill (-)
 Perkusi :batas jantung normal
 Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen :
 Inspeksi :flat
 Auskultasi :bising usus -
 Palpasi : nyeri tekan di seluruh regio abdomen, (-), met -, mass -
 Perkusi : timpani
 Ekstremitas : Akral hangat kering merah, CRT < 2dtk
Laboratorium

 BUN : 12.90 mg/dl


 Creatinin : 0,86 mg/dl
 Hb : 13,5 gr/dl
 LED : 6 mm/ jam
 Leucosit : 6.900
 Diffcount
 Eosinofil :-
 Basofil :-
 Stab :-
 Segment :79 %
 Lymphosit : 15 %
 Monosit :6%
 GDA : 153,38 mg/dl
 SGOT : 20 U/L
 SGPT : 19 U/L
Clue and Cue
 Tn H, 55 thn
 Nyeri Perut
 mual
 post MRS sakit lambung
 riw beli pil racikan untuk capek
 Pneumoperitoneum sub diafragma kanan
Problem list
 Akut abdomen
Initial diagnosis
 Peritonitis ec perforasi gaster
Planing terapi
 Infus NS 20 tpm
 Inj ketorolac 3x1
 Inj omeprazole 2x1
 Inj ondansentron 3x4 mg
 Laparotomi
Planing monitoring
 Keluhan Umum dan TTV
 Balance cairan
 Urin output
 Komplikasi
Planing edukasi
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai
kemungkinan diagnosis pasien adalah peritonitis yang
disebabkan karena adanya perforasi lambung
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan untuk
menegakkan diagnosis
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai terapi
sementara yang akan diberikan kepada pasien
 Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai komplikasi
dan prognosis pasien
Bab 4

Pembahasan
 Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut yang
terasa sangat nyeri secara tiba-tiba sejak pagi hari ini,
karena nyeri pasien hanya bisa berbaring tidak bisa
bergerak leluasa miring2, keluhan disertai dengan mual +,
muntah -, demam -, pasien mengatakan habis masuk
rumah sakit 10 hari yang lalu karena sakit lambung,
Riwayat penyakit dahulu gastritis, riwayat sosial Pasien
mengatakan kadang –kadang beli pil racikan di apotek
kalau badannya terasa pegal –pegal, riwayat minum jamu-
jamuan jarang,
 saat datang keadaan Umum pasien lemas, tekanan darah
140/70 mmH, nadi 100 x/mnt teraba kuat, respiratory rate
22 x/mnt, suhu : 36,5 °C Axilla, pasien dilakukan
pemeriksaan laboratorium, dan foto x – ray thorax dan
BOF didapatkan hasil perforasi gaster diberikan terapi
infus NS 20 tpm, injeksi ketorolac 3x1, injeksi
omeprazole 2x, injeksi ondansentron 3x4 mg, dan KIE
pasien untuk rencana dilakukan laparotomi.
 Hal ini sesuai dengan teori yaitu tanda dan gejala perforasi
gaster seperti tidak nafsu makan, muntah, dan penurunan
aktivitas. Manifestasi presentasi yang paling umum adalah
distensi dan nyeri perut yang terjadi secara tiba-tiba,
gejala yang kurang umum adalah gangguan pernapasan,
demam, emesis, hematemesis, atau hematochezia.
 Pasien dengan perforasi selalu mengeluhkan onset akut
dari nyeri perut yang parah atau nyeri dada, pasien sering
mencatat waktu yang tepat dari onset nyeri. Diagnosis
dapat dilihat dari gambaran radiologi BOF, LLD, USG,
CT scan. Gold standart adalah CT scan.
 Tatalaksana untuk pasien perforasi gaster adalah
resusitasi, terapi oksigenasi, cairan, dan antibiotik
spectrum luas, pemasangan NGT analgesik IV, pemberian
PPI, pemasangan kateter urine. Operasi darurat sering
dilakukan pada pasien dengan perforasi gaster. Dalam 3
dekade ini, prognosis pasien dengan perforasi gaster sudah
meningkat, akan tetapi keterlambatan diagnosis dan
penanganan dapat menyebabkan kematian.
Bab 5

Kesimpulan
 Pasien mengalami peritonitis et causa perforasi gaster,
gejala yang dirasakan nyeri perut hebat dan mual, riwayat
penyakit dahulu gastritis, riwayat sosial Pasien
mengatakan kadang –kadang beli pil racikan di apotek
kalau badannya terasa pegal –pegal, riwayat minum jamu-
jamuan jarang, diberikan terapi infus NS 20 tpm, injeksi
ketorolac 3x1, injeksi omeprazole 2x, injeksi
ondansentron 3x4 mg, dan KIE pasien untuk rencana
dilakukan laparotomi. Hal ini sesuai dengan teori yang
ada. Pasien dilakukan operasi laparotomy dan dirawat
selama 16 hari di RS Sumberglagah, pasien pulang dalam
keadaan KU cukup.

Anda mungkin juga menyukai