REPORT
ANESTESI PADA PASIEN
DENGAN PERITONITIS
YANG DILAKUKAN
LAPAROTOMI
EKSPLORASI
Disusun Oleh :
M Fadli syahdema 1102012250
Rivanti Medyana Putri 1102012249
Pembimbing
FAKULTAS KEDOKTERAN:
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
dr. Dhadi Ginanjar
RSU dr.SLAMET GARUTSp.An
dr.27Hj.
FEBRUARI
Hayati 17Usman
MARET 2017
Sp.An
IDENTITAS PASIEN
Nama:Ny. Tati
Umur :56 Tahun
Alamat :Cabalong
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
No. CM :99-57-xx
Tanggal masuk RS :6 Maret 2017
Tanggal operasi :6 Maret 2017
Diagnosis Pre-operasi :Peritonitis difus ec perforasi gaster
Tindakan :Laparatomi eksplorasi
Diagnosis pre-operasi :Severe sepsis ec Peritonitis difus ec perforasi
gaster
Keluhan Sekarang
Anamnesis
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Slamet Garut dengan keluhan npada seluruh
bagian perut sejak 3 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus dan dirasakan
seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan bertambah apabila sedang bergerak.
Nyeri dirasakan tidak menjalar. Pasien mengatakan awalnya nyeri dirasakan
pada ulu hati. Pasien juga mengeluh perut terasa kembung dan terasa penuh
sehingga pasien sulit bernafas. Mual dan muntah dirasakan sehabis makan.
Demam dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan nafsu makan
menurun. g Pasien mengatakan sulit buang angina sejak 2 hari yang lalu. BAB
(-) sejak 1 hari yang lalu. BAK (+) normal.Pasien sebelumnya belum pernah
dioperasi. Keluhan darah tinggi dan gula darah disangkal oleh pasien.
Riwayat Keluarga
Riwayat memiliki penyakit yang sama pada keluarga disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Kesadaran :Composmentis
GCS :E4M6V5
Tanda-tanda Vital :
TB/BB :160 cm/70 kg
Tekanan Darah :130/90 mmHg
Nadi :112 x/menit
Respirasi :28 x/mnt
Suhu :37.8 C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephal
Mata: CA: -/-, SI-/-
Hidung : Tidak ada deviasi septum
Mulut : Mallampati score I, buka mulut > 3 jari
Gigi : Komplit, goyang (-), gigi palsu (-)
Leher : Tiromental distance: 6 jari (6 cm)
Trakea : intak ditengah
JVP : 5+2 cmH2O
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks :
Pulmo:
Inspeksi :Bentuk dan ukuran dada simetris kanan dan
kiri pada keadaan statis dan dinamis
Palpasi :Fremitus fokal dan taktil simetris kanan dan
kiri
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Aukultasi :VBS ka=ki, simetris, Rh -/-, Wh -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Cor:
Inspeksi :Iktus kordis terlihat di ICS 5 linea
midclavicula sinistra
Palpasi :Iktus kordis teraba di ICS 5 linea
midclavicula sinistra
Perkusi :
Batas jantung kanan di ICS 4 linea parasternalis dekstra
Batas jantung kiri di ICS 5 linea midclavicula sinistra
Prosedur Anastesi
Persiapan pasien
Pasien puasa :Pasien tidak dalam keadaan puasa
Premedikasi :Ondansetron 4 mg IV
Persiapan Obat
Fentanyl 200 mcg
Fresofol 200 mg
Rocoronium 100 mg
Dexamethasone 10 mg
Efedrin 50 mg/10 ml
Tramadol 200 mg
Asam Tranexamat 1gr/20 mp
Persiapan Alat
S :Scope : Stetoskop, laringoskop
T :Tube : Pipa endotrakeal single lumen no 7.5
A : Airway : Mayo guedel
T :Tapes : Plester
I :Introducers : Mandrain
C : Connector
S : Suction
Handscoon
INDUKSI
Fentanyl 140 mcg
Fresofol 140 mg
Rocuronium 70 mg
Dilakukan pre oksigenasi dengan menggunakan face
mask dan bagging selama 3-5 menit dengan O2 3
liter setelah dimasukan obat-obataan induksi secara
IV
INTUBASI
Intubasi dilakukan secara ora; menggunakan single lumen
endotrakeal tube berukuran 7,5 bacan
Pasca Intubasi:
TD : 146/94 mmHg
HR :134 x/menit
SPO2 :100 %
I:E :1:2
Medikasi
Fentanyl 100 mcg
Monitoring
Selama :180 menit (3 jam)
Rumatan :O2 : 2 liter, volatile :isofluranee 1%
N2O : 2 liter, SPO2 :99 %
Tekanan darah tertinggi:146/94 mmHg
Nadi tertinggi :140 x/menit
Tekanan darah terendah :90/60 mmHg
Nadi terendah :60 x/menit
MONITORING
Keluar cairan
Perdarahan : kassa 50 kassa (50 x 10 cc) = 500 cc
Diuresis : 500 cc
NGT : 50 cc
M :110 ml/jam
Perdarahan :
: 131/4 gtt/mnt
: 32 gtt/mnt
POST OP
Kesadaran pasca bedah
Ruang pemulihan
Keasadaran : composmentis
GCS : E4M6V5
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
SPO2 : 99%
Pasien di observasi selama 90 menit diruang
pemulihan dengan modified Aldretes scoring system
Analgetik post op
Futrolit 500 ml + fentanyl 140 mcg 15 gtt/menit
Instruksi post op
Observasi KU, TTV + perdarahan tiap 15 menit
Puasa sampai bising usus (+)
O2 1-2 lpm sampai 2 jam post op
Cairan RL 30 gtt/mnt
TINJAUAN PUSTAKA
PERITONITIS
Definisi
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh
infeksi pada selaput peritonieum.
Laboratorium
Hitung Leukosit : 20.000/mm3,
Shift to the left dan didominasi oleh polimorfonuklear
Analisa gas darah, serum elektrolit, faal pembekuan
darah serta tes fungsi hepar dan ginjal dapat dilakukan.
Radiologi
Pada foto thorak : Free Air terlihat lebih jelas
Foto polos 3 posisi: Dilatasi Usus-usus & Free Air harus
dievaluasi dengan memperhatikan pola, lokasi dan
jumlah udara di usus besar dan usus halus
Tatalaksana
Penanganan Preoperatif
Resusitasi Cairan
Antibiotik
Oksigen dan Ventilator
Intubasi, Pemasangan Kateter Urin dan
Monitoring Hemodinamik
Penanganan Operatif
Kontrol Sepsis
Peritoneal Lavage
permukaan dimana fagosit menghancurkan bakteri.
Pengananan Postoperatif
Monitor intensif, bantuan ventilator
Komplikasi
Infeksi pada luka dalam,
Abses residual dan sepsis intraperitoneal,
Pembentukan fistula.
Demam tinggi yang persisten,
Edema generalisata,
Peningkatan distensi abdomen,
Apatis yang berkepanjangan
Sepsis yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kegagalan organ yang
multipel.
Prognosis
Oliguria, Urine 0,5 cc/kgBB dalam 1 jam danpenyakit shock hipovolemik, infark
disingkirkan
Transien N
MODS
Dekompensasi N
Terminal
Perbandingan
Tekanan darah
sepsis hiperdinamik
(sindromStatus
sepsis)
mental
dan Berubah
hipodinamik Obtudansi
(Syok
septik) Produksi urin Variabel Oliguri
Trombosit Trombositopenia
VO2
(A-V) O2 Normal /
SVR
Bilirubinemia Ikterus
PT
Kriteria diagnostik Gejala
Variable hemodinamik Hipotensi arterial (SBP < 90 mm Hg, MAP < 70 mm Hg, atau SBP
menurun >40 mm Hg pada dewasa atau kurang dari 2 sampai dengan
dibawah nilai normal untuk setiap umur)
Diagnosis Banding
SIRS dapat disebabkan oleh penyakit infeksi lain seperti sepsis karena jamur,
virus, protozoa, atau ricketsia seperti Rocky mountain spot fever,
leptospirosis, Lyme disease, kriptokokosis, malaria, dan kandidiasis.
Sedangkan penyebab bukan infeksi dari SIRS antara lain intoksikasi (sindrom
Kawasaki).
Penatalaksanaan
Resusitasi
Terapi suportif
Oksigenasi
Terapi cairan
Vasopressor dan inotropik
Bikarbonat
Disfungsi renal
Nutrisi
Kontrol gula darah
Gangguan koagulasi
Kortikosteroid
Prognosis
Prognosis dari pasien-pasien dengan sepsis dihubungkan ke
keparahan atau stadium dari sepsis serta ke keadaan
kesehatan yang mendasarinya dari pasien. Pasien dengan
sepsis didiagnosa dan dirawat lebih cepat, maka lebih baik
pronosisnya dan lebih sedikit komplikasi-komplikasinya.
Komplikasi
Tanpa pengobatan yang cepat dan tepat penderita
sepsis dapat jatuh ke dalam keadaan yang lebih
buruk. Komplikasi yang dapat muncul antara lain
sindrom disters pernapasan akut, gagal ginjal akut,
perdarahan usus, gagal hati, gagal jantung,
kematian.
ANESTESI PADA PASIEN DENGAN PERITONITIS YANG
DILAKUKAN LAPAROTOMI EKSPLORASI