Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

APPENDISITIS KRONIK
Nama : Ahmad Fahrul
pembimbing
Dr. Donald Aronggear, SpB(K)

SMF BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2023
BAB 1 LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Tn. YS
Umur: 53 thn
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Sentani
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Guru
No. Rekam Medik : 499991
Tgl Masuk: 02-02-2023
Jam Masuk : 17.00 WIT
1.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri Perut Bagian Bawah


Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang dengan keluhan nyeri
perut bawah ±3 minggu dan semakin nyeri ± 1 minggu. Pasien
langsung dibawah ke IGD dengan keluhan Mual (-), muntah (-),
mencret (-), demam (+)

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Trauma (-) Hipertensi (-)


DM (-) riwayat sakit Maag (-), Riwayat Oprasi hernia 6 tahun
lalu (+)

Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada yang


menderita penyakit yang sama dengan pasien.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 130/84 mmHg
HR : 92x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 38,6°C
Spo2 : 98%

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium (tanggal 03-02-2022
USG Abdomen (tanggal 03-02-2022)
Hb : 14,4 g/dL
Hematokrit : 41,9 %
RDW-CV : 15,0 %
Leukosit : 16,29 10^3/uL
Trombosit : 360 10^3/uL
Neutrofil : 86,0%
Limfosot :7,4%
Monosit : 2,4 %
1.5 DIAGNOSIS KERJA
Appendisitis Kronik

1.6 TERAPI
IVFD RL 20 tpm
inj. Metronidazole 3x500 mg (IV)
Inj. Omz 40 mg/ 12 jam/ Iv
Inj. Ketorolack 30 mg/ 8 jam/ iv

1.7 RENCANA
Laparatomi

1.8 PROGNOSIS
Dubia At Bonam
Follow Up tanggal 04-02-2023 (H-1 POST OP)

S/ nyeri perut bekas oprasi (+), Demam (-), Mual (-), Muntah (-)
O/ KU : Tampak Sakit Sedang Kes: Composmentis
TD : 120/84 MmHg Spo2: 97%
N : 108x/menit RR: 20x/menit
SB : 36,1°c
K/L : CA (-/-) SI (-/-) P>KGB (-)
Thorax : Simetris, ikut gerak nafas, SN Vesikuler, Rho (-) Whe
(-) Bj I-II regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Supel, Peristaltik (+) , Flatus (+) BAB (+)
Drain : -
A/ Post OP. Laparatomi Eksplorasi (H-1)
D/ Covid-19
P/ - IVFD RL D5% 2:1
- inj. Metronidazole 3x500 mg (IV)
- Inj. Omz 40 mg/ 12 jam/ Iv
-inj. Ketorolack 30 mg/ 8 jam/ iv
- mobilisasi duduk perjam
- boleh makan bubur 3x1
- besok Gv dan AFF kateter
Follow Up tanggal,07-02-2023
S/ nyeri perut bekas oprasi (-), Demam (-), Mual (-), Muntah (-)

O/ KU: Tampak Sakit Sedang Kes: Composmentis


TD: 130/80 Mmhg RR: 20x/menit
N:86x/menit Spo2:97%
SB: 36,6°c
K/L : CA (-/-) SI (-/-) P>KGB (-) OC (-)
Thorax : Simetris, ikut gerak nafas, SN Vesikuler, Rho (-) Whe
(-) Bj I-II regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Supel, Peristaltik (+) , Flatus (+) BAB (-)
A/ Post Oprasi Laparatomi eksplorasi PAI (Pos appendicular
Infiltrat)
P/ - Aff infus
-cefixime 2x200mg
- asam mefenamat 3x500mg
-omeprazole 3x1
- boleh pulang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI

Appendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada appendix


vermicularis. Dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa.
Appendicitis merupakan salah satu penyebab utama terjadinya akut
abdomen di seluruh dunia.
2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Apendiks merupakan suatu evagasi dari sekum yang ditandai dengan sebuah lumen
yang relatif kecil, sempit dan tak teratur yang disebabkan oleh banyaknya folikel
limfoid didalam dindingnya. Apendiks vermiformis pertama kali tambak pada minggu
ke-8 emriologi yaitu berupa ujung protuberans dari sekum. Apendiks mendapat
vaskularisasi dari A. apendikularis, A. ileokolika, dan A. Mesentrika superior. Panjang
apendiks bisa bervariasi antara 1-30cm, jaringan limfoid pertama kali terlihat
disubmukosa apendiks sekitar 2 minggu kelahiran
2.3 ETIOLOGI
Apendiksitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri
perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik
apendiks secara makroskopik dan mikroskopik (fibrosis
menyeluruh didinding apendiks, sumbatan parsial atau lumen
apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa
dan infilttrasi sel inflamasi kronik) dan keluhan menghilang
setelah apendiktomi.
2.4 PATOGENESIS
Appendisitis terjadi dari proses inflamasi ringan hingga perforasi, khas
dalam 24-36 jam setelah muncul gejala. Kemudian diikuti dengan
pembentukan abeses setelah 2-3 hari. Awalnya pasien akan merasa
gejala gastrointestinal ringan seperti berkurangnya nafsu makan,
perubahan kebiasaan BAB yang minimal, dan pencernaan . Distensi
appendiks menyebabkan perangsangan sarabut saraf viseral dan
dipersepsikan sebagai nyeri di daerah periumbilical. Nyeri awal
bersifat dalam, dalam, tumpul. Adannya distensi yang semakin
bertambah menyebabkan mual muntah, dalam beberapa jam setelah
nyeri .
2.5 MANIFESTASI
KLINIS
Gejala khas appendisitis adalah nyeri samar-samar dan tumpul
yang merupakan nyeri visceral disekitar umbilikus keluhan ini
kadang disertai dengan mual dan kadang muntah. Umumnya
nafsu makan menurun. Nyeri akan berpindah ke kanan ke dititik
Mc Burney.
Demam biasanya ringan dengan suhu sekitar 37,5-38,5°c , nyeri
tekan, dan defance muscular dititik Mc Burney merupakan
diagnosa
2.6 TATALAKSANA

Tatalaksana utama pada appendisitis adalah apendektomi atau laparatomi.


Tatalaksana mulai diarahakan untuk persiapan operasi untuk menguragi
komplikasi pasca-oprasi dan meningkatkan keberhasilan operasi
Medikamentosa, pesiapan oprasi dilakukan dengan pemberian anelgetik dan
antibiotik spektrum luas dan resusitasi cairan yang adekuat

2.7 KOMPLIKASI
 Appendicular infiltrat: Infiltrat / massa yang terbentuk
akibat mikro atau makro perforasi dari Appendix yang
meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus
halus atau usus besar.
 Appendicular abscess: Abses yang terbentuk akibat mikro
atau makro perforasi dari Appendix yang meradang yang
kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus, atau usus
besar.
 Perforasi
 Peritonitis
 Syok septik
 Gangguan peristaltik
Insisi Grid Iron ( McBurney Incision)
Insisi gradiron pada titik McBurney. Garis
insisi parallel dengan otot oblikus eksternal,
melawati titik McBurney yaitu 1/3 lateral garis
yang menghubungkan spina Iliaka anterior
superior kanan dan umbilikalis

Lanz transverse incision


Insisi dilakukan pada 2 cm dibawah pusat,
insisi transversal pada garis miklavikula
midinguinal.

Rutherford Morisson’s incision (insisi


suprainguinal)
Merupakan insisi perluasan dari insisi
McBurney. Dilakukan jia appendiks terletak
diparasekal atau retrosekal dan terfiksir
Low Midline Incision
Dilakukan jika apendisitis sudah terjadi
perforasi dan terjadi peritonitis umum

Insisi paramedian kanan bawah


Insisi vertikal paralel dengan midline, 2.5 cm
dibawah umbilikalis sampai diatas pubis
BAB III PEMBAHASAN
Pasien seorang laki-laki usia 53 tahun datang dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah sejak kurang lebih 3 minggu yang
lalu sebelum masuk rumah sakit. Sakit mulai terasa semakin
sakit dan sering kurang lebih 1 minggu. Berdasarkan keluhan
tersebut maka dapat dipikiran bahwa pasien mengalam
abdomen akut. Untuk menegakan penyebab dari abdomen
akut maka,terlebih dahulu harus diketahui lokasi nyeri yang
dirasakan pasien. Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa
pasien sebelumnya sempat mengalami nyeri perut di daerah
periumbilical yang dirasakan hilang timbul dan kemudian
berpindah ke perut kanan bawah.
LANJUTAN...
Perpindahan nyeri perut dari daerah periumbilical ke perut
kanan bawah ini sangat khas pada kasus apendisits. Nyeri
perut yang dirasakan di daerah periumbilical merupakan
nyeri viseral akibat rangsangan pada peritoneum viseral.
Dari hasil pemeriksaan fisik umum didapat kondisi pasien
dalam keadaan normal. Dari hasil pemeriksaan fisik
abdomen didapatkan adanya nyeri tekan di titik McBurney.
Adanya nyeri tekan di titik McBurney menunjukkan bahwa
pasien mengalami apendisitis
KESIMPULAN

 Appendisitis kronik adalah salah satu kegawat-daruratan abdomen yang


membutuhkan tindakan operasi segera
 Diagnosis apendisitis bergantung pada penemuan klinis, yaitu dari anamnesis
mengenai gejala-gejala dan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda-tanda
yang khas pada apendisitis
 penatalakasanaan appendicitis kronik adalah operasi yang dinamakan
appendectomy baik dengan laparaskopi ataupun bedah terbuka lapaaratomi.
Mulai diarahkan untuk persiapan operasi untuk mengurangi komplikasi pasca-
operasi dan meningkatkan keberhasilan operasi.

Anda mungkin juga menyukai