Disusun Oleh:
NIM : 20160811014016
DOSEN PENGAMPU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
Page 1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
Obgyn yang berjudul “Tumor dan Keganasan Organ Genital” ini dengan tepat
Keganasan Organ Genital. Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
Penulis
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
sebagian besar berupa karsinoma sel skuamosa yang erat berhubungan dengan
sedikit pada kasus ini karena letak anatomis vagina yang sangat dekat dengan
keberadaan tumor pada vagina yang berasal dari serviks atau uterus harus
Tumor yang melibatkan serviks dan vagina harus melibatkan vagina dan
sebagian besar berupa karsinoma sel yang sering kali berhubungan dengan
keganasan primer vagina ini sangat terbatas, sehingga pedoman tata laksana
serviks dan anal, yang memiliki kemiripan etiologi dan kesesuaian organ-
Page 3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
dan penatalaksanaan pada kasus Tumor dan Keganasan Organ Genital dan
Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
radiasi.
Page 5
- G1: berdiferensiasi baik
vagina ini, yang berarti kasusnya meningkat pada wanita usia muda
Page 6
Sebagian besar adenokarsinoma yang timbul di vagina merupakan
2.1.5 Limfoma
pada vagina sangat jarang, dengan jumlah kasus yang dilaporkan pada
literatur kurang dari 30. Dalam review oleh Ahmed Forces Institute of
berasal dari vagina. Sebagian besar limfoma pada vagina adalah tipe
Tissue (MALT).
Page 7
Untuk pasien yang ingin mempertahankan fertilitas, hanyak dilakukan
kemoterapi saja.
menyerang anak-anak (3% dari keganasan pada anak dan tumor sinus
ini amat sangat jarang timbul pada vagina. Pada tumor ini serum
Page 8
2.1.8 Vaginal Melanoma
dan hampir semua kasus terjadi pada wanita kulit putih. Sebagian
besar terjadi pada vagina distal, terutama pada dinding anterior vagina.
2.1.9 Sarkoma
a. Leiomyosarkoma
b. Sarkoma botryoides
introitus vagina.
Page 9
2.10 Diagnosis
modern seperti CT scan, MRI, dan PET sebagai landasan terapi, walaupun
tidak normal dari vagina, adanya massa, dan keputihan atau keluarnya
cairan yang berbau busuk dari vagina. Kadang-kadang ada juga yang
Page 10
pemeriksaan dengan anestesi diperlukan agar diperoleh hasil biopsi dan
2.11 Stadium
Stadium Definisi
0 Karsinoma in situ; neoplasia intraepitelial derajat 3
I Tumor terbatas pada dinding vagina
II Tumor melibatkan jaringan subvagina tetapi tidak sampai
Page 11
T2/II Tumor yang menginvasi jaringan paravaginal tetapi
Regional (N)
Nx Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis KGB
N1 Metastasis pada KGB pelvis atau inguinal
Metastasis jauh (M)
Mx Metastasis jauh tidak dapat ditentukan
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
Stadium
0 TisN0M0
I TIN0M0
II T2N0M0
II T1-3 N1 M0, T3 N0 M0
IVA T4 N0-1 M0
IVB T1-4 N0-1 M1
2.12 Tatalaksana
adalah pilihan terapi utama. Untuk sebagian besar pasien, hal terpenting
pasien. Kombinasi dari destruksi oleh tumor dengan efek samping terapi
Page 12
mungkin dapat menyebabkan vagina memendek dan menyempit, terutama
1) Operasi
kondisi berikut.
ukurannya besar.
Page 13
halnya kekambuhan lokal pada pasien keganasan serviks yang
2) Radiasi
yang ukurannya sangat kecil (dan bahkan juga stadium II) cukup
Page 14
brakiterapi intrakaviter, namun lesi yang lebih tebal dari 5 mm
dengan ukuran tumor yang sangat besar atau pada tumor yang
Page 15
pemilihan teknik brakiterapi yang akan digunakan, apakah
Pada tumor dengan lesi kecil (< 2 cm) dan letak proksimal
brakiterapi.
mencakup area KGB pelvis dan inguinal dengan dosis 40-45 Gy,
3) Radiasi Eksterna
Page 16
retroperitoneal yang berada di daerah caudal dari bifurkasio
sempit pada PA, dengan booster elektron setiap hari pada KGB
inguinal.
Page 17
Penggunaan teknik 3 dimensi meningkat beberapa tahun
2.1.12 Prognosis
1) Stadium
Page 18
stadium I sebesar 73%, stadium II 58%, dan stadium III/IV
36%.
3) Lokasi tumor
4) Grade histologi
Page 19
5) Usia
7) Kadar hemoglobin
radiasi.
8) Variabel biologi
Page 20
mendeteksi adanya HPV DNA pada 51,4% dari 35 orang
9) Waktu terapi
Page 21
pada 78,1% dari 32 karsinoma sel skuamosa vagina dan
HPV 16/18.
Page 22
enam pasien tersebut terpapar estrogen sintetis DES pada
potensial.
Page 23
jelas. Berdasarkan sebuah studi yang menganalisis 1200
terinfeksi HIV.
f) Gaya hidup
vagina.
Page 24
2.1.14 Pencegahan
merokok.
A. Karsinoma Vulva
a. Etiologi
3. Infeksi sifilis
4. Diabetes
5. Obesitas
Page 25
7. Usia (usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70
tahun)
10. Merokok
15. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
c. Patologi
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma in situ, karsinoma intraepitel seperti pada
Page 26
tidak mencurigakan adanya anak sebar in situ.
II Tumor terbatas pada vulva dengan diameter > 2 cm,
metastasis jauh.
Page 27
lesi ganas juga menimbulkan rasa sakit dan lebih banyak iritas
keluhan utama.
f. Penanganan
B. Melanoma Vulva
C. Adenokarsinoma
Page 28
D. Basalioma (Basal Sel Karsinoma)
menyebar ke kelenjar getah bening, sebab itu eksisi lokal yang luas
E. Penyakit Paget
F. Karsinoma verukosa
kol.
hematogen.
Page 29
H. Tumor ganas sekunder pada vulva
2.3 Adneksa
A. Tuba Fallopii
a) Patologi
Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam 3 jenis
menurut keganasannya:
selnya masih baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat
ditunjukkan.
b) Penyebaran
Page 30
Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya,
Tingkat Kriteria
Klinik
IA Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak
ada ascites.
utuh.
atau kedua-duanya.
IB Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak ada
asites.
atau kedua-duanya.
IC Tumor dari tingkatan klinik IA dan IB, tetapi ada asites
perluasan ke panggul.
IIA Perluasan proses dan/ atau metastasis ke uterus atau
ovarium.
IIB Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.
IIC Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan asites
Page 31
kelenjar limfa intraperitoneal, atau kedua-duanya. Tumor
e) Penanganan
Page 32
Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM +
1. Penyebab
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini
melibatkan peningkatan kadar estrogen.Salah satu fungsi estrogen yang
normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim.
Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di
laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.
Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko
tertentu. (faktor resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya
kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit).Wanita yang
memiliki faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim, sebaliknya
banyak penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang
tidak dapat dijelaskan mengapa seorang wanita menderita kanker rahim
sedangkan wanita yang lainnya tidak.
Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:
a. Usia Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas.
b. Hiperplasia endometrium
c. Terapi Sulih Hormon (TSH)
Page 33
TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah
osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Wanita
yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko yang
lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang
tampaknya mempertinggi resiko ini.Wanita yang mengkonsumsi estrogen
dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron
melindungi rahim.
d. Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga
wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya
kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim
pada wanita obes.
e. Diabetes (kencing manis)
f. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
g. Tamoksifen
Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobati
kanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya
berhubungan dengan efek tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap
rahim. Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar daripada
resiko terjadinya kanker lain, tetapi setiap wanita memberikan reaksi
yang berlainan.
h. Ras
Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
i. Kanker kolorektal
j. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
k. Menopause setelah usia 52 tahun
l. Tidak memiliki anak
m. Kemandulan
n. Penyakit ovarium polikista
o. Polip endometrium.
Page 34
2. Gejala
Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa
penderita kanker rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara
menetap:
tekanan abdomen (merasa penuh, bengkak atau kembung)
Perasaan ingin buang air kecil terus menerus
Page 35
Pada pemeriksaan speculum :
- Perdarahan dari mulut rahim
- Jaringan keluar dari mulut rahim
c. Jaringan yang keluar dari mulit rahim diambil dan dikirim ke dokter ahli
patologi anatomi
d. Bidan segera merujuk penderita untuk menegakkan diagnose pasti ke
puskesmas,dokter ahli kandungan atau ke RS
3. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
berikut:
Pemeriksaan panggul
Pap smear
USG transvagina
Biopsi endometrium.
Page 36
- Terjadi sesak di bagian bawah abdomen
2. Melakukan pemeriksaan sederhana ;
- Pengambilan pap smear
- Pemeriksaan dalam untuk menilai rahim
3. Merujuk penderita untuk menegakkan diagnisa pasti
Staging (Menentukan stadium kanker)
4. Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium,
pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan
tumor serta usia dan keadaan umum penderita.
5. Metode pengobatan:
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-
ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium
dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal
kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh
ovarium. .
Page 37
Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.
Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel
kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan
terapi penyinaran dan pembedahan. Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah
pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).
3. Kemoterapi
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah
sampainya hormon ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh
sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan
menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim. Sebelum dilakukan
terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika jaringan
memiliki reseptor, maka kemungkinan besar penderita akan memberikan
respon terhadap terapi hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi
sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Pada terapi
hormonal biasanya digunakan pil progesteron.
Page 38
2. Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan mengalami
menstruasi dan tidak dapat hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat,
maka penderita juga mengalami menopause. Hot flashes dan gejala
menopause lainnya akibat histerektomi biasanya lebih berat
dibandingkan dengan gejala yang timbul karena menopause alami.
3. Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi hubungan
seksual. Penderita merasakan kehilangan sehingga mengalami
kesulitan dalam melakukan hubungan seksual
a. Pencegahan
1) Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear
secara rutin, untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.
2) Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering
menjalani pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan
(termasuk biopsi endometrium).
Page 39
Klasifikasi Tumor Ovrium Epitelial menurut WHO yang dimodifikasi :
1) Tumor Epitelial yang umum : A. Serosa, B. Musinosa, C. Endometroid,
D. Clearcell (mesonephroid) : a. Benigna, b. Borderline malignancy, c.
Karsinoma, E. Brenner, F. Epitelial campuran, G. Karsinoma tak
terdiferensiasi, H. Tumor tak terklasifikasi.
2) Sex-cord stromal tumours : A. Tumor Granulosa-theca cell : a. Benigna,
b. Maligna, B. Androblastoma (sertoli-leydig), C. Gynandroblastoma, D.
Tidak terklasifikasi.
3) Tumor-tumor lipid cell.
4) Tumor-tumor Germ-cell : A. Disgerminoma, B. Tumor Sinus
Endodermal, C. Karsinoma Embrional, D. Poli-Embrioma, E.
Khoriokarsinoma, F. Teratoma : 1. Immatur, 2. Matur (solid atau kistik),
3.Monodermal (stroma ovarii dan/ atau karsinoid, atau lainnya).
Page 40
c. Tumor-Tumor Sel Germinal (Germcell tumours)
Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.
a. Disgerminoma
Biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor
dengan permukaan rata, konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian
yang mengalami degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-
abuan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat gambaran sarang-sarang
sel telur yang besar, bundar, ovoid, atau poligonal, terpisah oleh septa
jaringan ikat. 88,6% dapat disembuhkan hanya dengan USO (Unilateral
Salpingo Oerectomy), kalau perlu pasca bedah dapat dipertimbangkan
radioterapi pada tumor bed karena tumor ini sangat radiosensitif dan
radiocurable.
b. Teratoma
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan
mampu membentuk elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional.
Teratoma ovarium bisa ditemukan dalam bentuk kistik maupun solid.
Teratoma maligna yang ganas berbentuk solid, terdiri atas campuran
jaringan sel telur yang matang (matur) dan yang tidak matang (immatur).
Teratoma ganas biasanya ditemukan pada anak-anak dan pada penderita
dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai prognosis
yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor di samping
uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites. Terapinya
pembedahan dengan khemoterapi sebelum atau sesudahnya.
d. Khoriokarsinoma
Page 41
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-
ciri seperti khoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia
Trofoblast Ganas Gestasional). Pada pemeriksaan mikroskopik
ditemukan sinsio – dan sitotrofoblas tanpa villikhoroalis.
e. Gonadoblastoma
Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai
dalam ovarium atau testis yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan
sel-sel yang menyerupai sel-sel Sertoli-Leydig atau sel-sel granulosa.
Kebanyakan penderitanya wanita dan sering menunjukkan kario-tipe
yang abnormal dengan mengandung khromosom Y. Gonadoblastoma
mempunyai potensi untuk menjadi ganas.
Page 42
signet di tengah-tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor
Krukenberg adalah metastatis dari karsinoma ventrikuli (gaster).
1) Penyebaran
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para
aorta, mediastinal, dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar
ke alat-alat yang jauh, terutama paru-paru, hati dan otak.
3) Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul
dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :
a) Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer
dan infiltrasi ke jaringan sekitar,
b) Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh
implantasi peritoneal dan bermanifestasi adanya ascites
c) Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi,
maskulinisasi atau hiperestrogenisme, intensitas gejala ini
sangat bervariasi dengan tipe histologik tumor dan usia
penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan
mendapatkan tumor atau masa, di dalam panggul dengan
Page 43
bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang
solid (padat). Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan CTscan
(Computerised axial Tomography scanning) dapat memberi
informasi yang berharga mengenai ukuran tumor dan perluasannya
sebelum pembedahan. Laparotomi eksploratif disertai biopsi
potong beku (Frozen section) masih tetap merupakan prosedur
diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran sebenarnhya
mengenai tumor dan perluasannya seta menentukan strategi
penanganan selanjutnya.
5) Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat
klinik TI dan T2 (FIGO: Tingkat I dan II), yang diberikan kpada
panggul saja atau seluruh rongga perut. Pada tingkat klinik T3 dan
T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan debulking dilanjutkan
dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang
tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar
(radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.
6) Khemoterapi
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan
tumor ganas ovarium. Sejumlah obat sitostatika telah digunakan,
Page 44
termasuk agens alkylating (seperti cyclophospamide,
chlorambucil), antimetabolit (seperti Adriamisin) dan agens lain
(seperti Cis-Platinum). Penanganan paliatif tumor ganas ovarium
sering menggunakan preparat hormon progestativa.
7) Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
kasus tingkatan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi
usus sekali atau beberapa kali untuk membuat by pass bila kondisi
penderita mengizinkan.
8) Second-look laparotomi
Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi
atau khemoterapi, lazim dilakukan laparotomi kedua, bahkan
kadang sampai ketiga (third-look laparotomi). Hal ini
memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses penyakit,
hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa
dihentikan atau perlu dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
Pengamatan lanjut
Untuk tumor ganas ovarium skema/ bagan pengamatan lanjut
(follow up control) adalah sebagai berikut :
a. Sampai 1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan,
Page 45
b. Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan,
c. Kemudian sampai 5 tahun setlah penanganan, setipa 6 bulan,
d. Seterusnya setiap setahun sekali.
Konsep tatalaksana kanker ovarium
Predisposisi :
a. Kista pada anak/remaja
b. Kista usia lanjut
c. Kista di atas 45 tahun
d. Ovarium masih teraba pada menopause
Keluhan utama :
1. Tanpa keluhan
2. Kista cepat besar
3. Stadium lanjut :
- Kahesia
- Tumor pada abdomen
- Asites
- Metastase-kaki edema
Page 46
- Pemeriksaan dalam :
1. Terasa teraba tumor abdomen
2. Padat kenyal gerak terbatas
3. Ovarium masih teraba setelah menopause
3.1.1 VAGINA
Page 47
3) Kista kelenjar
a) Kista bartholini : Terjadi akibat radang
b) Kista sebasea
Berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat pada labium
mayor, labium minor dan mons veneris, terjadi karena
penyumbatan saluran kelenjar sehingga terjadilah penimbunan
sebum. Kelenjar ini biasanya terletak dekat di bawah permukaan
kulit berwarna kuning keabu-abuan, dengan batasa yang jelas dan
konsistensi keras, ukuran kecil sering multiple. Dindingnya
berlapis epital kelenjar dengan isi sebum yang mengandung
Kristal kolesterol. Kristal ini sering mengalami infeksi.
c) Hidradenoma
Berasal dari kelenjar keringat, ada yang mengatakan berasal dari
sisa saluran Wolffi.
d) Penyakit Fox-Forduce
Disebut juga apokrin miliaria terjadi akibat sumbatan saluran
kelenjar keringat sehingga membentuk banyak Kristal kecil
dengan diameter 1-3 mm, multiple, terasa gatal. Kelainan ini
dapat juga terjadi di ketiak dan gelanggang susu. Dapat
mengalami kekambuhan apabila terjadi gangguan emosi antara
lain rangsang seksual.
e) Kista parauretra
Terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista ini
biasa menonjol pada dinding depan vagina dan sering mengalami
infeksi.
f) Kista endometriosis
Walaupun jarang seklai terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun
vagina. Kista pada vulva ini umu hanya memerlukan
pengangkatan kalau mengganggu saja. Pada kista yang
mengalami infeksi dapat dilakukan infeksi.
Page 48
a. Tumor epitel
1) Kondiloma akuminatum
Penyakit ini disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan 2. Akhir-akhir ini
juga dimasukkan dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Gambaran histologik adalah suatu papiloma yang
sekali-sekali setelah lama dapat menjadi ganas. Gambaran
makroskopis adalah seperti jengger ayam. Kondiloma akuminatum
dapat tumbuh pada vulva dan sekitar anus sampai vagina dan
serviks.
2) Karunkula uretra
Dibagi menjadi 2 macam:
(a)Karankula uretra neoplasma
Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi dorsal
muara uretra, mikroskopik sebagai papiloma uretra yang ditutupi
oleh epitel transisional yang tersusun sebagai lipatan dengan tipe
yang sering menyerupai pertumbuhan ganas. Tumor I ni
mempunyai kecenderungan untuk kambuh local. Gangguan yang
ditimbulkan antara lain adalah nyeri pada waktu berjalan dan
duduk, ispareunia, disuria, perdarahan dan pembengkakan.
(b)Karankula uretra granulomatosa
Penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada muara
uretra terutama bagian belakang yang meluas ke samping juga.
Dengan demikian, lubang muara uretra ini menonjol akan tetapi
tidak mempunyai tangkai, berwarna merah kusam dan tidak
menimbulkan nyeri seperti pada karunkula uretra neoplasma.
Gambaran mikroskopik adalah reaksi granulomataosa jaringan
terhadap infeksi kronik pada ueretra. Karunkula ini sering
terdapat pada wanita pasca menopause, kebanyakan merupakan
penampilan investasi Trikomonas vaginalis. Apabila etiologi
infeksi tidak diobati maka karunkula ini sering kambuh.
3) Hiperkeratosis
Page 49
Harus dibedakan karena leukoderma atau vitiligo dimana pigmentasi
tidak terjadi, serta karsinoma vulva insitu maupun invasive.
Pada hyperkeratosis dibedakan:
(a)Yang disebabkan infeksi menahun: dermatitis.
(b)Tumor jinak berpapil yang sudah menahun.
(c)Distrofi (leukoplakia):
i. Likhen skelorsis, kadang-kadang disertai atropi eitelnya saja:
kraukosis (berkerut).
ii. Hiperkeratosis: khas daan tidak khas.
iii. Campuran antar 1 dan 2. Untuk membedakannya dengan
karsinoma seringkali memerlukan pemeriksaan lanjut
(kolposkopi, sitologi maupun histologi).
4) Nevus pigmentosus
Walaupun kulit vulva hanya 3% seluruh kulit badan, melanoma
maligna terjadi pada vulva dan vagina 7-10%. Nevus ini tampak
sebagai lesi berwarna kehitam-hitaman pada permukaan vulva
berdiameter 1-2 mm. pemeriksaan mikroskopik menunjukkan sel
nevus yang khas dengan inti biru tua dan terletak di bawah lapisan
epitel. Menururt Masson sel nervus berasal dai melanosit dalam
epidermis atau dari sel Schwan dari serabut saraf yang menuju kulit.
Yang berbahaya ialah lesi yang berpigmen dan tak meluas sehingga
sebaiknya diperiksa secara histologik.
b. Tumor jaringan mesoderm
1) Fibroma: berasal dari jaringan di sekitar labium majus, dapat tumbuh
besar dengan konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan.
2) Lipoma: berasal dari jaringan lemak di sekitar labium majus dengan
konsistensi lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.
3) Leiomioma: berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat pada
labium mayus tersusun seperti pusaran air/konde.
4) Neurofibroma: berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja,
lunak, berbentuk polipoid dan berwarna seperti daging.
Page 50
5) Hemangioma: yang berasala dari congenital biasanya akan
menghilang sendiri pada pertumbuhan anak. Pada wanita
pascamenopause biasanya terjadi karena adanya varises yang kecil-
kecil dan dapat menyebabkan perdarahan pascamenopause.
Angiokeratoma adalah jenis hemangioma dengan kapiler membesar
pada korium dan dengan hyperkeratosis pada epidermis.
Hemangioma kavernosum mempunyai ruangan yang luas dengan
permukaan yang tidak rata, berisi darah dengan dinding sel endotel,
tumor ini kadang-kadang masuk ke jaringan di bawahnya.
Limfangioma: berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali dijumpai.
3.1.2 Vulva
1. Tumor kistik
Tumor-tumor di vagina umunya mempunyai sifat yang sama dengan yang
ddapatkan pada vulva. Tumor vulva dan vagina hendaknya dibedakan
dengan vaginitis emfisematosa. Dapat juga saluran Muller terjadi di dekat
serviks biasanya soliter, akan tetapi dapat multiple, kista ini dilapisis epitel
seperti endoserviks, berisi cairan musin.
2. Tumor solid
a. Granuloma
Bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang
terbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas
operasi kolpografi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai
bertahun-tahun.
b. Tumor miksoid vagina
Konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa, jaringan
pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat pada daerah
glutea, fossa iskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina berada pada
daerah parakolpos. Kadang-kadang kambuh kembali dan dapat juga
menjadi ganas.
Page 51
c. Adenosis vagina
Berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muler berupa tumor jinak
vagina, terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak yang
mengeluarkan mucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak merah dan
berbintik. Ini disebabkan karena pemberian hormone estrogen sintesis
lain, diberikan pada ibu penderita waktu hamil muda (sindrom D.E.S).
Tumor ini dapat menjadi adenocarcinoma. Diagnosis ditegakkan dengan
kolposkopi yang terlihat sebagai ulserasi di kemudian dilanjutkan dengan
biopsy dan pemeriksaan histopatologi.
3.1.3 Tuba
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non
neoplasma. Tumor tuba uterine yang neoplastik jarang seklai
ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya bukan neoplasma lebih
sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas. Tuba uterine falopii
dan jaringan sekitarnya: Tumor-tumor yang disebabkan oleh radang.
3.1.4 Uterus
1. Tumor ektoserviks
a. Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi
terdapat dinding samping ektoserviks
b. Kista endometriosis: letaknya superficial.
c. Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya
terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini
jarang mencapai ukuran besar berwarna putih mengkilap berisi cairan
mucus. Kalau kista ini menjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
d. Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata.
Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma
bedah maupun persalinan.
e. Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak superficial, dapat
membesar pada waktu kehamilan, dapat menyebabkan metroragi. Terapi
tumor ektoserviks tergantung pada kelainan ataupun potensi akan
Page 52
kelainan yang dapat disebabkannya. Umunya bersifat ekspektatif saja.
Kista Nabothi dapat diinsisi, tumor-tumor lain dapat dilakukan ekstirpasi,
kauterisasi dan krioterapi.
2. Tumor endoserviks
Polip: sebetulnya adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal
dari selaput lender endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar
dari vulva. Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endoserviks yang
dapat juga mengalami menjadi lebih semakin kompleks. Bagian ujung polip
dapat mengalami nekrosis, serta mudah berdarah. Polip ini berkembang
karena pengaruh radang maupun virus. Harus ditegakkan apakah polip itu
suatu adenoma, sarcoma botriodes, adenokarsinoma serviks atau mioma
yang dilahirkan. Polip endoserviks diangkat dan perlu diperiksa secara
histologik.
3. Tumor endometrium
a. Polip endometrium
Sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskop. Polip berasal
dari:
1) Adenoma, adenofibroma
2) Mioma submukosum
3) Plasenta
b. Adenoma-adenofibroma
Biasanya terjadi dari epitel endometrium dengan stroma yang sesuai
dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hyperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna
kemerah-merahan. Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi
sampai menometroragi, infertilias. Mempunyai kecenderungan kambuh
kembali.
c. Mioma submukosum
Sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi
mioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih.
d. Polip plasenta
Page 53
Berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus.
Pemeriksaan histology memeperlihatkan vili korialis dalam berbagai
tingkat degenerasi yang dilapisi endometrium. Polip plasenta
menyebabkan uterus mengalami subinvolusio yang menimbulkan
perdarahan. Polip endometriosis umumnya diangkat dengan cara
kauterisasi dan bedah laser.
4. Miometrium
Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya. Efek fibromatosa baik pada permukaan maupun pada
tempat lain dalam abdomen. Menurut letaknya, mioma dapat kita bagi
menjadi:
a. Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan menonjol ke
dalam rongga uterus.
b. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut
miometrium.
c. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
5. Adenomiosis
Adenomiosis adalah adanya sarang enometriosis di antara serabut
miometrium.
6. Hemangioma
Tumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan. Umunya
didapatkan secara kebetulan pada pemeriksaan histologik uterus yang
diangkat karena perdarahan. Bentuk histologinya dapat beraneka ragam.
BAB III
PENUTUP
Page 54
3.1 Kesimpulan
kanker vagina ditegakkan apabila terbukti tumor berasal dari vagina dan tidak
Faktor risiko kanker vagina adalah infeksi HPV, paparan DES saat dalam
kandungan, riwayat lesi precancer sebelumnya pada cervix, vulva atau anal,
paparan radiasi sebelumnya, adanya defisiensi sistem imun, dan gaya hidup
seksual), usia mulai berhubungan intim pada usia kurang dari 17 tahun, dan
Operasi memiliki peran yang sangat sedikit pada kasus ini karena letak
anatomis vagina yang sangat dekat dengan kandung kemih dan rectum.
vagina.
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa tumor alat genital baik
yang bersifat neoplasma jinak maupun yang bukan neoplasma. Menurut letak
dan konsistensinya, maka berturut-turut akan dibicarakan sebagai berikut.
Tumor jinak pada alat genital meliputi:
1. Vulva
a. Tumor kistik vulva
Page 55
b. Tumor solid vulva
2. Vagina
a. Tumor kistik vagina
b. Tumor solid vagina
3. Uterus
a. Tumor ektoserviks
b. Tumor endoserviks-endometrium
4. Tuba uterina fallopi dan jaringan sekitarnya
a. Tumor tuba uterina (adenoma, leiomioma, fibroma, kista dermoid)
b. Tumor neoplasma jinak jaringan sekitarnya
c. Tumor nonneoplasma
5. Ovarium
a. Tumor non-neoplasma
b. Tumor neoplasma
DAFTAR PUSTAKA
Page 56
ASS Ari Lestari, N. 2017. Supriana. Radioterapi dan Onkologi Indonesia.
Pustaka
Page 57