Oleh :
Demianus Ignatius Ayomi
Imelda R Atkana
Maikel Pakage
Okvin Dwi Kartika
Siti Nur Azizah
Zerra Stefanus Managsang
Pembimbing
dr, Paulina Watofa, Sp. Rad., MPH
SMF KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui Untuk Mengetahui Gambaran Status Gizi Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Abepura Periode Mei – November 2022
BAB II
Pembahasan
Keterangan:
1. Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah
pertumbuhan, perlu dikonfirmasi dengan BB/TB atau IMT/U
2. Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak
menjadi masalah kecuali kemungkinan adanya gangguan endokrin
seperti tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuk ke
dokter spesialis anak jika diduga mengalami gangguan endokrin
(misalnya anak yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan
tinggi orang tua normal).
3. Walaupun interpretasi IMT/U mencantumkan gizi buruk dan gizi
kurang, kriteria diagnosis gizi buruk dan gizi kurang menurut
pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks
Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB
atau BB/TB).
Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian Ini Digunakan Metode Deskriptif Kuantitatif Dengan
Pendekatan Retrospektif. Bersifat Deskriptif Karena Penelitian Ini
Dibuat Dengan Tujuan Untuk Mendapatkan Gambaran Informasi
Mengenai Prevalensi Status Gizi Balita Di Puskesmas Abepura
Dengan Data Rekam Medik Yang Tersedia.
2. Lokasi penelitian
Lokasi Yang Dipakai Sebagai Tempat Penelitian Adalah
Puskesmas Abepura Bulan Mei - November 2022
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak tanggal 19 November – 10 Desember 2022.
4. Populasi Penelitian
- Populasi dalam penelitian ini adalah semua data rekam medik balita di
wilayah kerja Puskesmas Abepura yang hendak melakukan pengobatan
- Sampel Sampel dalam penelitian ini sama dengan populasi.
5. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh atau yang menyebabkan
perubahan dan timbulnya nilai dari variabel terikat (Sugiono, 2010). Variabel
bebas pada penelitian ini adalah Berat bada, jenis kelamin, tinggi badan, dan
umur. (Variabel terikat pada penelitian ini adalah status gizi pada balita.)
6. Definisi Operasional
Tabel I Definisi Operasional
1 Status Gizi Keadaan yang dapat Gizi buruk (< - 3,0 SD)
diakibatkan oleh Gizi kurang (-3,0 SD s/d
<-2,0 SD)
keseimbanga antara Gizi baik(-2,0 SD s/d 1,0
asupan zat gizi dari SD) Ordinal
Berisiko gizi lebih (>1,0
makanan dengan SD s/d 2,0 SD)
kebutuhan zat gizi yang Gizi lebih (>2,0 SD s/d
3,0 SD)
sangat diperlukan untuk Obesitas (>3,0 SD)
metabolisme didalam
tubuh
3 Tinggi Badan Tinggi Badan adalah salah 1-12 bulan: laki-laki Nominal
49,9cm – 75,7cm
satu parameter untuk
1-12 bulan: perempuan
melihat status gizi balita, 49,1cm – 74cm
digunakan untuk 2 tahun: laki-laki 87,8 &
perempuan 86,4 cm
pengukuran tinggi badan 3 tahun: laki-laki 96,1 &
balita yang sudah dapat perempuan 95,1 cm
4 tahun: laki-laki 103,3
berdiri. & perempuan 102,7cm
5 tahun: laki-laki 110 &
perempuan 109,4cm.
4 Umur Jumlah tahun yang 0-3 tahun Nominal
dihitung sejak balita 3-5 tahun
Persentase Gizi
90.6
7.9
1.4
0.1
G i zi B u r u k G i zi K u r an g G i zi B ai k G i zi L eb i h
11%
1% Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
87%
Status Bulan
Gizi Jumlah P (%)
mei juni juli agustus september oktober november
(TB/U)
Sangat
4 6 4 3 4 1 3 25 3,9%
Pendek
Pendek 6 10 16 15 13 3 17 80 13%
Normal 94 60 52 92 70 86 78 532 83%
Tinggi 0 0 0 0 1 0 1 2 0,1%
Total 104 76 72 110 88 90 99 639 100%
Status Bulan
Gizi Jumlah P (%)
mei juni juli agustus september oktober november
(BB/U)
Sangat
3 3 3 1 3 3 2 18 3%
Kurang
Kurang 13 13 20 21 12 13 14 106 28%
Normal 87 69 89 73 57 48 34 457 60%
Lebih 11 7 5 14 8 7 6 58 9%
jumlah 114 92 117 109 80 71 56 639 100%
90
87 89
80
70 73
69
60
57
50
48
40
30 34
20
20 21
10 13 13 12 13 14 11
14
7 5 8 7 6
0 3 3 3 1 3 3 2
sangat kurang kurang normal lebih
mei juni juli agustus september oktober november
Pada penelitian ini menggunakan berat badan balita sebagai perbandingan umur untuk
mengukur status gizi balita di wilayah kerja puskesmas abepura pada periode bulan Mei-
November 2022, untuk balita yang mempunyai Berat Badan sangat kurang masih ada,
dimana Jumlah Populasi pada bulan Mei-November, Balita dengan berat badan sangat
kurang (3%), kurang (28%), Normal (60%), dan dengan Berat Badan lebih (9%).
Pembahasan
Dari hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa karakteristik variable menurut status gizi
balita didapatkan hasil bahwa ternyata gizi baik yang paling banyak yaitu 579 orang dari
639 Balita, Berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak mengunjungi puskesmas
abepura Perempuan 329 Balita, dengan status Gizi, Gizi Buruk 0 (0%), Gizi Kurang 5
(1%), Gizi Baik 309 (48%), Gizi Lebih 15 (2%). Laki-Laki 310 Balita dengan status
Gizi, Gizi Buruk 1 (0,2%), Gizi kurang 4 (0,63), Gizi Baik 270 (42%), dan Gizi Lebih 35
(5%). Karakteristik berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak kunjungan yaitu
perempuan dari pada laki-laki. Namun, masalah status gizi yang banyak terdapat pada
laki-laki, hal ini berkaitan dengan penilaian yang berbeda antara anak laki-laki dan
perempuan dalam suatu komunitas yang menyebabkan ketidaktepatan dalam pengasuhan
anak dan rendahnya kemampuan mengakses pelayanan Kesehatan. Status gizi seseorang
tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan kebutuhan
tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan status gizi baik. Kekurangan asupan gizi
dari makanan dapat mengakibatkan penggunaan cadangan tubuh, sehingga dapat
menyebabkan kemerosotan jaringan. Kemerosotan jaringan ini ditandai dengan
penurunan berat badan atau terhambatnya pertumbuhan tinggi badan.
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan pada Puskesmas Abepura periode Mei-
November 2022 di dapatkan hasil Berat Badan menurut Umur (BB/U) di daptkan hampir
60% Balita dengan Gizi Normal/Gizi Baik, Gizi Buruk 3%, Gizi Kurang 28%, dan Gizi
Lebih 9%.
Penutup
Kesimpulan :
Gambaran status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Abepura
periode Mei – November didapatkan sebanyak 579 balita atau sekitar
90,6% mempunyai status gizi yang baik dan balita yang memiliki
status gizi kurang sebanyak 9 balita atau sekitar 1,4% dan status gizi
buruk 1 balita atau sekitar 0,1%.
Saran :
1. Dapat dilakukan penambahan data pengukuran status gizi balita
misalnya berat badan terhadap tinggi badan agar penilaian status gizi
balita menjadi lebih objektif.
2. Dengan penambahan jangka waktu pengambilan sampel, maka
penelitian dapat dikembangkan untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi pada balita.
3. Alat ukur timbangan berat badan yang digunakan sebaiknya di atur
secara akurat
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes, RI, 2008. Analisis Status Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta