Disusun Oleh:
NIM : 20160811014022
DOSEN PENGAMPU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, penulisan makalah tentang “Gangguan pada kehamilan secara
umum” ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Jefferson Nelson Munthe,SpOG(K).,MKes,
selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini.
Penulis sangat berharap tulisan ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan
pengetahuan para pembacanya. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan
tulisan ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan adanya saran
yang membangun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Akhir kata penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini.
Penulis,
2
BAB I
PENDAHULUAN
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk
system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala
penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga
dapat mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena kelainan
jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan apa yang
harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada masa kehamilan. Untuk hal tersebut
perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan pengobatan jantung si ibu terhadap keadaan fetus
yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap dokter yang merawat wanita dengan penyakit jantung
3
mempunyai tanggung jawab pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak hamil, pendidikan
tentang fertilitas, daya reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun kelanjutan kehamilannya
yang telah terjadi, serta diskusi tentang kemungkinan pemberian kontrasepsi ataupun
tindakan sterilisasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7
sampai 9 bulan.
B. Diagnosa Kehamilan
Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tertentu yang diperoleh melalui
riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium.
5
- T discasek
c) Reaksi pemeriksaan kehamilan positif
1). Terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan
48 jam pasca persalinan.
6
2). Lebih sering pada primigravida
3). Risiko meningkat pada :
a. Masa plasenta besar (gamelli, penyakit trofoblas)
b. Diabetes mellitus
c. Faktor herediter
d. Masalah vaskuker
4). Ditemukan tanpa protein dan oedema, tekanan darah meningkat.
5). Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam pengukuran
berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmhg.
Penanganan :
2.1.3 Preeklampsia
Adalah bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan proteinuria dan
oedema. Proteinuria adalah tanda yang penting pada preeklampsia, tidak adanya
tanda ini akan membuat diagnosa preeklampsia dipertanyakan. Proteinuria jika
kadarnya lebih dari 300 mg dalam urine 24 jam atau lebih dari 100 mg dalam
urin 6 jam.
Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia. Tapi,umumnya ada
beberapa ibu hamil yang lebih berisiko, yaitu :
1) Ibu hamil untuk pertama kali
2) Ibu dengan kehamilan bayi kembar
3) Ibu yang menderita diabetes
4) Memiliki hipertensi sebelum hamil
5) Ibu yang memiliki masalah dengan ginjal
6) Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
7) Ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya akan
ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya
7
Sayangnya penyebab preeklampsia sampai saat ini masih merupakan misteri.
Tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap
penyakit ini sudah sedemikian maju. Yang jelas, preeklampsia merupakan salah
satu penyebab kematian pada ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan.
8
7) Gangguan penglihatan : Disebabkan vasospasme, iskemia dan perdarahan
petekie pada korteks oksipital atau spasme arteriol.
2) Preeklampsia berat
9
g. Kontrol 2 kali seminggu
h. Jika tekanan diastolik naik lagi rawat kembali
i. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat
j. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat pertimbangan
terminasi kembali
k. Jika protein meningkat tangani sebagai preeklampsia berat
2) Penanganan konservatif
Adalah kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian
pengobatan kejang (sama dengan penanganan kejang pada eklampsia).
Pada kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia
dengan keadaan janin baik dilakukan penanganan secara konservatif.
2.1.6 Eklampsia
Eklampsia didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang diinduksi
dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan kehamilan.
10
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeklampsia dan
terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian frontal, gangguan penglihatan,
mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia.
Penanganan kejang :
11
nyawa ibu tanpa melihat apakah janin sudah dapat hidup di luar rahim atau
tidak. Tapi, adakalanya keduanya tak bisa ditolong lagi.
4) Dokter tak akan membiarkan penyakit ini berkembang makin parah. Bila
perlu, tanpa melihat usia kehamilan, persalinan dapat dianjurkan atau
kehamilan dapat diakhiri. Tergantung keadaan, persalinan dilakukan dengan
induksi atau bedah caesar.
Pada kehamilan jumlah darah bertambah banyak, yang disebut hidremia dan
hipervolemia pertambahan dari sel-sel darah kurang, bila dibanding dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut
berbanding sebagia berikut:
Plasma 30 %, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.
Proses bertambahnya jumlah darah dalam kehamilan sudah mulai sejak
kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara
32-36 minggu.
Seorang wanita hamil yang memiliki Hb < 11gr% dapat disebut penderia
anemia dalam kehamilan. Pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan
darah rutin selama pengawasan antenatal. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan
setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama pada triwulan
pertama dan sekali lagi pada triwulan akhir
12
2.2.2 Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, Persalinan dan Nifas
1) Keguguran
2) Partus prematurus
3) Partus lama karena inersia uteri
4) Perdarahan post partum karena atonia uteri
5) Syok
6) Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum
7) Anemia yang sangat berat adalah Hb dibawah 4 gr% terjadi payah jantung,
yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan bisa fatal
13
maka akan mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-lebih pada kehamilan
kembar
Pencegahan :
Didaerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita
hamil diberi sulfasferosus cukup 1 tablet sehari. Selain itu wanita
dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur –sayur yang
banyak mengandung mineral dan vitamin
14
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ-organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obatan penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-
obatan, hal ini memberi hasil. Maka darah berulang dapat membantu
penderita ini.
15
a) Kelas I
Tanpa pembatasan kegiatan fisik
Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa
b) Kelas II
Sedikit pembatasan kegiatan fisik
Saat istirahat tidak ada keluhan
Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti: kelelahan,
jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau angina pectoris
c) Kelas III
Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
Saat istirahat tidak ada keluhan
Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi
jantung
d) Kelas IV
Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
Komplikasi :
Komplikasi pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian,
abortus.
Komplikasi pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin,
APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat.
Penatalaksanaan :
Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli jantung.
Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban kerja jantung dengan
tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik, meningkatkan kontraktilitas
jantung dengan digitalis, dan menurunkan after load dengan vasodilator.
a. Kelas I :
Tidak memerlukan pengobatan tambahan
16
b. Kelas II :
Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari
aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu. Pasien dirawat
bila keadaan memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan
melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur
malam cukup 8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan,
membatasi masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam
dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu
sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu
kelahiran.
c. Kelas III :
Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan
diuretic
d. Kelas IV :
Harus dirawat di RS. Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko terlalu
berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari 12
minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus terus berbaring selama
hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan berbaring
terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan diuretic biasanya
gejala gagal jantung akan cepat hilang.
2.4 DM
17
gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain : estrogen,
steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resopsi makanan maka terjadi
hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
Diagnosis :
Klasifikasi :
Komplikasi :
Penatalaksanaan :
18
Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode hipoglikemia, tidak ada ketonuria, dan
pertumbuhan fetus normal. Pantau kadar glukosa darah minimal 2 kali seminggu dan
kadar Hb glikosila. Ajarka pasien memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan
untuk kontrol 2-4 minggu sekali bahkan lebih sering lagi saat mendekati persalinan.
Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai saat hamil dan menyusui mengingat efek
teratogenitas dan dikeluarkan melalui ASI, kenaikan BB pada trimester I diusahakan
sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya 0,5 kg /minggu, total kenaikan BB sekitar 10-12 kg.
Penatalaksanaan Obstetric :
Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ, dan secara
khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap akhir minggu sejak usia
kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia pertumbuhan janin terhambat dan gawat
janin merupakan indikasi SC. Janin sehat dapat dilahirkan pada umur kehamilan
cukup waktu (40-42 minggu) dengan persalinan biasa.
Ibu hamil dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik,
namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya >20 kali/12 jam). Bila
diperlukan terminasi kehamilan, lakukan amniosentesis dahulu untuk memastikan
kematangan janin (bila UK <38 minggu). Kehamilan dengan DM yang berkomplikasi
harus dirawat sejak UK 34 minggu dan baisanya memerlukan insulin.
2.5 BBLR
2.5.1 Pengertian
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2500 gr. Dahulu disebut dengan prematur, Pada tahun 1961
(WHO) semua bayi yang baru lahir kurang atau sama dengan 2500 gr disebut
Low Birt Weightinfant atau disebut dengan BBLR . Untuk mendapatkan
keseragaman pada kongres Eoeropean Perinatal Medicine ke II diLondon tahun
1970 disusun sebagai berikut yaitu: bayi kurang bulan adalah bayi dalam masa
kehamilan kurang dari 37 minggu.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Prematuritas murni
19
Yaitu neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai masa kehamilan
b. Dismaturitas
Adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, hal ini dikarenakan bayi mengalami gangguan
pertumbuhan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
2.5.2 Etiologi
BBLR dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu : faktor ibu, janin, faktor
lingkungan, faktor uterus dan placenta.
a. Faktor ibu meliputi penyakit yang di derita olah ibu misalnya toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, dan psikologis, nefritis akut,
dan lain-lain. Usia saat hamil dari umur 16 tahun atau lebih dari 35 tahun,
multigravida yang jaraknya kehamilan terlalu dekat dan lain-lain. Keadaan
sosial ekonomi, golongan sosial ekonomi, perkawinan yang tidak syah, sebab
lain karena ibu perokok, peminum alkohol atau narkotik.
a. Faktor janin meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom.
b. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal, radiasi zat-zat beracun.
c. Faktor uterus dan placenta meliputi gangguan pembuluh darah, gangguan
insersi tali pusat, kelainan bentuk placenta, pekapuran placenta.
2.5.3 Karakteritis
1. Berat kurang dari 2.500 gram
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot
hipotonik- lemah
8. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50
kali per menit.
20
9. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit
Klasifikasi di tentukan dengan cara menimbang bayi baru lahir dan sesuai dengan
beratnya, maka bayi akan di golongkan dalam :
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam
darah kurang dari nilai standar (normal).
22
d. Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%) : Disebabkan penghancuran / pemecahan
sel darah merah yang langsung cepat dari pembuatannya.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
2. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
3. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
4. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
5. Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta : Nuha Medika
6. Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,volume 1. Jakarta : EGC.
7. Yulaikhah, Lily. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC
8. http://eprints.ums.ac.id/71334/12/naspub%20baru.pdf
9. https://www.academia.edu/29049998/PENYAKIT_YANG_DIDERITA_IBU_SELA
MA_KEHAMILAN
10. https://www.academia.edu/8221292/Makalah_Penyakit_Yang_Diderita_Ibu_Selama_
Kehamilan
24