Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“Gangguan pada kehamilan secara umum”

Disusun Oleh:

Nama: Novitasari Maulana

NIM : 20160811014022

DOSEN PENGAMPU

dr. Jefferson Nelson Munthe, SpOG(K)., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, penulisan makalah tentang “Gangguan pada kehamilan secara
umum” ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Jefferson Nelson Munthe,SpOG(K).,MKes,
selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap tulisan ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan
pengetahuan para pembacanya. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan
tulisan ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan adanya saran
yang membangun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Akhir kata penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini.

Jayapura, 28 April 2020

Penulis,

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat hamil, kondisi kesehatan ibu akan menentukan sehat-tidaknya pertumbuhan


janin. Namun sebetulnya, kehamilan itu sendiri bisa menjadi penyebab menurunnya daya
tahan ibu yang kemudian memicu munculnya beberapa penyakit. Apa saja aneka penyakit
yang kerap muncul dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Pendarahan Tidak sedikit wanita
hamil mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester pertama),
tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga).
Perdarahan pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus
diwaspadai. Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap
kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu segera
diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk
menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak jarang
yang gagal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan
pengajuan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya perdarahan.
Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan
laboratorium. 

Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi kehamilan


dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang nyata.
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita
dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang
dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut.

Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk
system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala
penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga
dapat mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena kelainan
jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan apa yang
harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada masa kehamilan. Untuk hal tersebut
perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan pengobatan jantung si ibu terhadap keadaan fetus
yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap dokter yang merawat wanita dengan penyakit jantung

3
mempunyai tanggung jawab pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak hamil, pendidikan
tentang fertilitas, daya reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun kelanjutan kehamilannya
yang telah terjadi, serta diskusi tentang kemungkinan pemberian kontrasepsi ataupun
tindakan sterilisasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7
sampai 9 bulan.

B. Diagnosa Kehamilan
Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tertentu yang diperoleh melalui
riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium.

C. Tanda Dugaan Hamil


a) Amenorea (tidak datng haid).
b) Payudara tegang
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
d) Mual muntah pagi hari (morning sickness)
e) Hipersalivasi
f) Konstipasi
g) Pigmentasi kulit

D. Tanda Kemungkinan Hamil


a) Pembesaran rahim dan perut
b) Pada pemeriksaan dijumpai
- T hegar
- T chadwik

5
- T discasek
c) Reaksi pemeriksaan kehamilan positif

E. Tanda Pasti Hamil


a) Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.
b) Pemeriksaan USG
c) Terdengar denyut jantung janin.

F. Penyakit Yang Mempengaruhi Kehamilan


Jika seorang wanita mengidap penyakit bawaan atau penyakit tertentu yang cukup
serius, harus waspada dan berhati-hati dalam menghadapi kehamilan. Dengan perawatan dan
pengobatan yang teratur, umumnya kehamilan dapat berjalan dengan lancar. Walaupun
demikian, risiko munculnya sesuatu yang tidak diinginkan dapat saja terjadi. Beberapa
penyakit yang perlu mendapat perhatian khusus jika diidap oleh wanita hamil diuraikan
berikut ini:
2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan
1.2.1 Hipertensi esensial
Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ini termasuk juga
hipertensi ringan.
Gejalanya :
Biasanya tidak terasa ada keluhan dan pusing atau berat ditekuk kepala.
a. Tekanan darah sistolenya antara 140-160 mmhg
b. Tekanan darah diastolenya antara 90-100 mmhg
c. Tekanan darahnya sukar diturunkan
Penanganannya :
Memantau tekanan darah apabila diketahui tinggi dan mengurangi segala sesuatu
yang bisa menyebabkan tekanan darah naik seperti : gaya hidup, diet dan
psikologis.

2.1.2 Hipertensi Karena Kehamilan


Adalah hipertensi yang disebabkan atau muncul selama kahamilan

1). Terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan
48 jam pasca persalinan.

6
2). Lebih sering pada primigravida
3). Risiko meningkat pada :
a. Masa plasenta besar (gamelli, penyakit trofoblas)
b. Diabetes mellitus
c. Faktor herediter
d. Masalah vaskuker
4). Ditemukan tanpa protein dan oedema, tekanan darah meningkat.
5). Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam pengukuran
berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmhg.
Penanganan :

1). Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek dan kondisi janin


2). Jika tekanan darah meningkat tangani sebagai preeklampsia
3). Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat,
rawat dan pertimbangan terminasi kehamilan.

2.1.3 Preeklampsia
Adalah bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan proteinuria dan
oedema. Proteinuria adalah tanda yang penting pada preeklampsia, tidak adanya
tanda ini akan membuat diagnosa preeklampsia dipertanyakan. Proteinuria jika
kadarnya lebih dari 300 mg dalam urine 24 jam atau lebih dari 100 mg dalam
urin 6 jam.
Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia. Tapi,umumnya ada
beberapa ibu hamil yang lebih berisiko, yaitu :
1) Ibu hamil untuk pertama kali
2) Ibu dengan kehamilan bayi kembar
3) Ibu yang menderita diabetes
4) Memiliki hipertensi sebelum hamil
5) Ibu yang memiliki masalah dengan ginjal
6) Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
7) Ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya akan
ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya

7
Sayangnya penyebab preeklampsia sampai saat ini masih merupakan misteri.
Tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap
penyakit ini sudah sedemikian maju. Yang jelas, preeklampsia merupakan salah
satu penyebab kematian pada ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan.

Gejala Yang Muncul :


1) Kondisi preeklampsia sangat kompleks dan sangat besar pengaruhnya pada
ibu maupun janin. Gejalanya dapat dikenali melalui pemeriksaan kehamilan
yang rutin. Kendati tak jarang si ibu merasa dirinya sehat-sehat saja.
2) Adanya preeklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada pemeriksaan
didapatkan hipertensi, bengkak, dan protein dalam urin
3) Preeklampsia biasanya muncul pada trimester ketiga kehamilan. Tapi bisa
juga muncul pada trimester kedua. Bentuk nonkompulsif dari gangguan ini
terjadi pada sekitar 7 % kehamilan. Gangguan ini bisa terjadi sangat ringan
atau parah.

Aspek Klinik Dari Preeklampsia :

1) Gambaran klinik : Dua gejala yang sangat penting preeklampsia adalah


hipertensi dan proteinuria
2) Tekanan darah : Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme
arteriol, peningkatan tekanan darah adalah tanda peringatan awal dari
preeklampsia. Tekanan diastolik lebih bermakna dari pada tekanan sistolik,
tekanan diastolik sebesar 90 mmhg atau lebih yang menetap menunjukkan
keadaan abnormal.
3) Kenaikan Berat Badan : Peningkatan berat badan yang tiba-tiba dapat
mendahului serangan preeklampsia, peningkatan BB lebih dari 1 kg
perminggu atau 3kg perbulan kemungkinan terjadinya preeklampsia.
4) Proteinuria : Merupakan indikator penting untuk menentukan beratnya
preeklampsia
5) Nyeri kepala : Sering didaerah frontal dan kadang-kadang oksipital yang
tidak sembuh dengan analgetik biasa
6) Nyeri epigastrium : Sering merupakan gejala preeklampsia berat

8
7) Gangguan penglihatan : Disebabkan vasospasme, iskemia dan perdarahan
petekie pada korteks oksipital atau spasme arteriol.

Perbedaan preeklampsia ringan dan preeklampsia berat


1) Preeklampsia ringan

a. Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam 2


pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmhg
b. Proteinuria (+)

2) Preeklampsia berat

a. Tekanan diastolik > 110 mmhg


b. Proteinuria (++)
c. Oliguria
d. Hiperrefleksia
e. Gangguan penglihatan
f. Nyeri epigastrium

2.1.4 Penanganan Preeklampsia Ringan


Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan lakukan
penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :

1) Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin.


2) Lebih banyak istirahat
3) Diet biasa
4) Tidak perlu diberi obat-obatan
5) Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit :
a. Diet biasa
b. Pantau tekanan darah 2 x sehari, proteiuria 1x sehari
c. Tidak perlu obat-obatan
d. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru, dekompensasi
kordis atau gagal ginjal akut
e. Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan
f. Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklampsia

9
g. Kontrol 2 kali seminggu
h. Jika tekanan diastolik naik lagi rawat kembali
i. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat
j. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat pertimbangan
terminasi kembali
k. Jika protein meningkat tangani sebagai preeklampsia berat

Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi

2.1.5 Penanganan Preeklampsia Berat


1) Penanganan aktif
Adalah kehamilan diakhiri atau diterminasi bersamaan dengan pemberian
obat kejang (sama dengan pengobatan kejang pada eklampsia). Penderita
harus segera dirawat dan sebaiknya dirawat diruangan khusus di daerah
kamar bersalin, tidak diperlukan ruangan yang gelap tetapi rungan dengan
penerangan yang cukup. Penderita yang ditangani dengan aktif bila
didapatkan satu atau lebih keadaan yaitu :
a. Ibu dengan kehamilan 35 minggu atau lebih
b. Adanya tanda-tanda impending eklampsia
c. Adanya syndrome HELLP (haemolysis elevated liver enzymes and low
platelet) atau kegagalan penanganan konservatif
d. Adanya gawat janin atau IUGR

2) Penanganan konservatif
Adalah kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian
pengobatan kejang (sama dengan penanganan kejang pada eklampsia).
Pada kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia
dengan keadaan janin baik dilakukan penanganan secara konservatif.

2.1.6 Eklampsia
Eklampsia didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang diinduksi
dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan kehamilan.

Tanda dan Gejala :

10
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeklampsia dan
terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian frontal, gangguan penglihatan,
mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia.

1) Penyebab kematian ibu : Perdarahan otak, dekompensasi kordis dan edema


paru
2) Penanganan Eklampsia : Tujuannya untuk menghentikan dan mencegah
kejang, mencegah dan mengatasi timbulnya penyulit khususnya krisis
hipertensi sebagai penunjang untuk stabilisasi keadaan ibu seoptimal
mungkin.
3) Sikap obstetrik : Mengakhiri kehamilan dengan trauma seminimal mungkin
untuk ibu.

Penanganan kejang :

1) Beri obat antikonvulsan


2) Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker
oksigen, oksigen).
3) Lindungi pasien dari kemungkinan trauma.
4) Aspirasi mulut dan tenggorokan.
5) Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi
resiko aspirasi.
6) Beri O2 4-6 liter/ menit

Akibat Hipertensi dalam Kehamilan Pada Janin


1) Janin yang dikandung ibu hamil pengidap preeklampsia akan hidup dalam
rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal. Keadaan ini bisa terjadi
karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit.
2) Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat sehingga terjadi
bayi dengan berat lahir yang rendah. Bisa juga janin dilahirkan kurang bulan
(prematur), biru saat dilahirkan (asfiksia), dan sebagainya.
3) Pada kasus preeklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan jika sudah
menunjukkan kegawatan. Ini biasanya dilakukan untuk menyelamatkan

11
nyawa ibu tanpa melihat apakah janin sudah dapat hidup di luar rahim atau
tidak. Tapi, adakalanya keduanya tak bisa ditolong lagi.
4) Dokter tak akan membiarkan penyakit ini berkembang makin parah. Bila
perlu, tanpa melihat usia kehamilan, persalinan dapat dianjurkan atau
kehamilan dapat diakhiri. Tergantung keadaan, persalinan dilakukan dengan
induksi atau bedah caesar.

2.2 Anemia Dalam Kehamilan


2.2.1 Pengertian
Anemia ialah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau
jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar (normal).

Ukuran haemoglobin normal :


1) Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
2) Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram

Tingkat pada anemia :


1) Kadar Hb 8 gram – 10 gram disebut anemia ringan
2) Kadar Hb 5 gram – 8 gram disebut anemia sedang
3) Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat

Pada kehamilan jumlah darah bertambah banyak, yang disebut hidremia dan
hipervolemia pertambahan dari sel-sel darah kurang, bila dibanding dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut
berbanding sebagia berikut:
Plasma 30 %, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.
Proses bertambahnya jumlah darah dalam kehamilan sudah mulai sejak
kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara
32-36 minggu.
Seorang wanita hamil yang memiliki Hb < 11gr% dapat disebut penderia
anemia dalam kehamilan. Pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan
darah rutin selama pengawasan antenatal. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan
setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama pada triwulan
pertama dan sekali lagi pada triwulan akhir

12
2.2.2 Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, Persalinan dan Nifas
1) Keguguran
2) Partus prematurus
3) Partus lama karena inersia uteri
4) Perdarahan post partum karena atonia uteri
5) Syok
6) Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum
7) Anemia yang sangat berat adalah Hb dibawah 4 gr% terjadi payah jantung,
yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan bisa fatal

2.2.3 Pengaruh Anemia Terhadap Hasil Konsepsi :


Hasil konsepsi (janin, placenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah
untuk pembuatan butir-butir darah merah besar dan pertumbuhannya, yaitu
sebanyak berat besi. Jumlah ini merupakan 1/10 dari seluruh besi dalam tubuh.
Terjadinya anemia dalam kehamilan bergantung dari jumlah persediaan zat besi
dalam hati, limpa, dan sum-sum tulang. Selama masih mempunyai cukup
persediaan zat besi, Hb tidak akan turun dan bila persediaan ini habis, Hb akan
turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan, pada waktu janin membutuhkan
zat besi. Bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap konsepsi ádalah :
a Kematian mudigah (Keguguran)
b IUFD
c Prematuritas
d Kematian janin waktu lahir (stillbirth)
e Dapat terjadi cacat-bawaan

Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan


1) Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia akibat
kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurangnya
masukan unsur besi dalam makanan karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan,
misalnya karena perdarahan. Kebutuhan zat besi bertambah dalam kehamilan,
terutama dalam trimester terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah,

13
maka akan mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-lebih pada kehamilan
kembar
Pencegahan :
Didaerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita
hamil diberi sulfasferosus cukup 1 tablet sehari. Selain itu wanita
dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur –sayur yang
banyak mengandung mineral dan vitamin

2) Anemia megaloblastik (29,0%)


Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. Terjadi akibat kekurangan
asam folat, jarang sekali akibat karena kekurangan Vitamin B12. Biasanya
karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.
Penanganan :
a. Pemberian asam folat, biasanya bersamaan dengan pemberian Sulfas
ferosus
b. Diet makanan yang bergizi (tinggi kalori dan protein)
Ditemukan pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran segar atau
kandungan protein tinggi

3) Anemia hipoplastik (8,0%)


Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah
merah baru. Untuk diagnosis diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi sternal, pemeriksaan retikulosit, dan lain-lain.
Terapi dengan obat-obatan tidak memuaskan, mungkin pengobatan
yang paling baik yaitu tranfusi darah, yang perlu sering diulang.

4) Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%)


Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang langsung
cepat dari pembuatannya. Misalnya disebabkan karena malaria, racun ular.
Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil. Apabila ia
hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin
pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang
sebelumnya tidak menderita anemia.

14
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ-organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obatan penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-
obatan, hal ini memberi hasil. Maka darah berulang dapat membantu
penderita ini.

2.3 Penyakit Jantung

Kehamilan dan penyakit jantung akan saling mempengaruhi pada individu


yang bersangkutan. Kehamilan akan memberatkan penyakit jantung. Sebaliknya,
penyakit jantung akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganjanin dalam
kandungan, lain halnya pada kehamilan dengan jantung yang normal. Tubuh dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan sistem jantung dan pembuluh darah. Jika
seorang wanita hamil mengidap penyakit jantung akan terjadi perubahan-perubahan
berikut:

1. Meningkatnya volume jantung, yang dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan


mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu, lain menetap. Kondisi ini
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tubuh ibu dan janin yang dikandungnya.
2. Jantung dan diafragma (sekat rongga dada) terdorong ke atas karena
pembesaran rahim.

Dengan demikian. cukup jelas bahwa kehamilan dapat memperberat penyakit


jantung. Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat
terjadi. Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:

 Cepat merasa lelah


 Jantung berdebar-debar
 Sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut (sionosis)
 Bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.

Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :

15
a) Kelas I
 Tanpa pembatasan kegiatan fisik
 Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa
b) Kelas II
 Sedikit pembatasan kegiatan fisik
 Saat istirahat tidak ada keluhan
 Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti: kelelahan,
jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau angina pectoris
c) Kelas III
 Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
 Saat istirahat tidak ada keluhan
 Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi
jantung
d) Kelas IV
 Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun

Komplikasi :

Komplikasi pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian,
abortus.

Komplikasi pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin,
APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat.

Penatalaksanaan :

Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli jantung.
Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban kerja jantung dengan
tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik, meningkatkan kontraktilitas
jantung dengan digitalis, dan menurunkan after load dengan vasodilator.

Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :

a. Kelas I :
 Tidak memerlukan pengobatan tambahan

16
b. Kelas II :
 Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari
aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu. Pasien dirawat
bila keadaan memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan
melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur
malam cukup 8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan,
membatasi masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam
dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu
sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu
kelahiran.
c. Kelas III :
 Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan
diuretic
d. Kelas IV :
 Harus dirawat di RS. Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko terlalu
berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari 12
minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus terus berbaring selama
hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan berbaring
terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan diuretic biasanya
gejala gagal jantung akan cepat hilang.
2.4 DM

Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan


(toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali
saat kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM
(tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar
menderita DM akibat hamil.

      Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang


menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa
dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam
darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar

17
gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain : estrogen,
steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resopsi makanan maka terjadi
hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.

Diagnosis :

Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-baiknya.


Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa beberapa kali keguguran,
riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab, riwayat melahirkan bayi dengan
cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat
DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran
kemih berulang selama hamil.

Klasifikasi :

 Tidak tergantung insulin (TTI), Non Insulin Dependent diabetes mellitus


(NIDDN) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar
gula darah.
 Tergantung insulin (TI), Insulin dependent Diabetes Melitus yaitu kasus yan
memerlukan insulin dalam mengembalikan kadar gula darah.

Komplikasi :

 Komplikasi maternal : infeksi saluran kemih, hydramnion, hipertensi kronik,


PE, kematian ibu.
 Komplikasi fetal : abortus spontan, kelainan congenital, insufisiensi plasenta,
makrosomia, kematian intra uterin.
 Komplikasi Neonatal : prematuritas, kematian intra uterin, kematian neonatal,
trauma lahir, hipoglikemia, hipomegnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia,
syndroma gawat nafas, polisitemia.

Penatalaksanaan  :

 Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia, yaitu kadar glukosa


darah puasa < 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan kadar HbA1c<6%.

18
Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode hipoglikemia, tidak ada ketonuria, dan
pertumbuhan fetus normal. Pantau kadar glukosa darah minimal 2 kali seminggu dan
kadar Hb glikosila. Ajarka pasien memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan
untuk kontrol 2-4 minggu sekali bahkan lebih sering lagi saat mendekati persalinan. 
Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai saat hamil dan menyusui mengingat efek
teratogenitas dan dikeluarkan melalui ASI, kenaikan BB pada trimester I diusahakan
sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya 0,5 kg /minggu, total kenaikan BB sekitar 10-12 kg.

Penatalaksanaan Obstetric :

Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ, dan secara
khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap akhir minggu sejak usia
kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia pertumbuhan janin terhambat dan gawat
janin merupakan indikasi SC. Janin sehat dapat dilahirkan pada umur kehamilan
cukup waktu (40-42 minggu) dengan persalinan biasa.

Ibu hamil dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik,
namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya >20 kali/12 jam). Bila
diperlukan terminasi kehamilan, lakukan amniosentesis dahulu untuk memastikan
kematangan janin (bila UK <38 minggu). Kehamilan dengan DM yang berkomplikasi
harus dirawat sejak UK 34 minggu dan baisanya memerlukan insulin.

2.5 BBLR
2.5.1 Pengertian

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2500 gr. Dahulu disebut dengan prematur, Pada tahun 1961
(WHO) semua bayi yang baru lahir kurang atau sama dengan 2500 gr disebut
Low Birt Weightinfant atau disebut dengan BBLR . Untuk mendapatkan
keseragaman pada kongres Eoeropean Perinatal Medicine ke II diLondon tahun
1970 disusun sebagai berikut yaitu: bayi kurang bulan adalah bayi dalam masa
kehamilan kurang dari 37 minggu.

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Prematuritas murni

19
Yaitu neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai masa kehamilan

b. Dismaturitas

Adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, hal ini dikarenakan bayi mengalami gangguan
pertumbuhan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.

2.5.2 Etiologi

BBLR dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu : faktor ibu, janin, faktor
lingkungan, faktor uterus dan placenta.

a. Faktor ibu meliputi penyakit yang di derita olah ibu misalnya toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, dan psikologis, nefritis akut,
dan lain-lain. Usia saat hamil dari umur 16 tahun atau lebih dari 35 tahun,
multigravida yang jaraknya kehamilan terlalu dekat dan lain-lain. Keadaan
sosial ekonomi, golongan sosial ekonomi, perkawinan yang tidak syah, sebab
lain karena ibu perokok, peminum alkohol atau narkotik.
a. Faktor janin meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom.
b. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal, radiasi zat-zat beracun.
c. Faktor uterus dan placenta meliputi gangguan pembuluh darah, gangguan
insersi tali pusat, kelainan bentuk placenta, pekapuran placenta.

2.5.3 Karakteritis
1. Berat kurang dari 2.500 gram
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot
hipotonik- lemah
8. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50
kali per menit.

20
9. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit

2.5.4 Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan


a. BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda
berikut :
1. Sesak nafas
2. Frekuensi pernafasan 60×/ menit
3. Gerak retraksi dada
4. Malas minum
5. Panas / suhu badan bayi rendah
6. Kurang aktif
7. BBLR
b. BBL dinyatakan sakit berat apabila di temukan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Sulit minum
2. Sianosis sentral
3. Perut kembung
4. Periode apnoe
5. Kejang atau periode kejang-kejang kecil
6. Perdarahan
7. Sangat kuning
8. BBL < 1500 gram
2.5.5 Klasifikasi BBLR

Klasifikasi di tentukan dengan cara menimbang bayi baru lahir dan sesuai dengan
beratnya, maka bayi akan di golongkan dalam :

a. BBLR, berat lahir 1500-2500 gram


b. BBLSR, berat badan lahir <1500 gram
c. BBLER, berat lahir < 1000 gram

21
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan lain :

1). Hipertensi Dalam Kehamilan


a. Hipertensi esensial : Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ini
termasuk juga hipertensi ringan.
b. Hipertensi Karena Kehamilan : Hipertensi yang disebabkan atau muncul selama
kahamilan
c. Preeklampsia : Bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan proteinuria
dan oedema
d. Eklampsia : Didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang diinduksi
dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan kehamilan.
2). Anemia Dalam Kehamilan

suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam
darah kurang dari nilai standar (normal).

Ukuran haemoglobin normal :


a. Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
b. Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram
Tingkat pada anemia :
a. Kadar Hb 8 gram – 10 gram disebut anemia ringan
b. Kadar Hb 5 gram – 8 gram disebut anemia sedang
c. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat

Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

a. Anemia defisiensi besi (62,3%) : anemia akibat kekurangan besi


b. Anemia megaloblastik (29,0%) : Terjadi akibat kekurangan asam folat
c. Anemia hipoplastik (8,0%) : Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel-sel darah merah baru

22
d. Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%) : Disebabkan penghancuran / pemecahan
sel darah merah yang langsung cepat dari pembuatannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
2. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
3. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
4. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
5. Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta : Nuha Medika
6. Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,volume 1. Jakarta : EGC.
7. Yulaikhah, Lily. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC
8. http://eprints.ums.ac.id/71334/12/naspub%20baru.pdf
9. https://www.academia.edu/29049998/PENYAKIT_YANG_DIDERITA_IBU_SELA
MA_KEHAMILAN
10. https://www.academia.edu/8221292/Makalah_Penyakit_Yang_Diderita_Ibu_Selama_
Kehamilan

24

Anda mungkin juga menyukai