Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Status Gizi


2.1.1. Definisi Status Gizi
Gizi merupakan suatu istilah yang merujuk kepada suatu proses dari organisme dalam
menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pembuangan yang dipergunakan untuk pemeliharaan hidup,
pertumbuhan fungsi organ tubuh dan produksi. 12
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat gizi. Status gizi dapat pula diartikan sebagai tanda fisik yang diakibatkan oleh
karena adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran gizi melalui variabel tertentu
yaitu indikator status gizi. 2Definisi lain menyebutkan bahwa status gizi adalah suatu keadaan
fisik seseorang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran gizi tertentu.10
Menurut Marmi tahun 2013, status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status
keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan
(requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan,
aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). Status gizi dapat pula diartikan sebagai
gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energi yang masuk dan
dikeluarkan oleh tubuh. Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang
rawan mengalami gizi kurang diantara penyebabnya ialah tingkat ekonomi yang rendah dan
asupan makanan yang kurang seimbang serta rendahnya pengetahuan orang tua. Anak
sekolah dengan pola makan seimbang cenderung memiliki status gizi yang baik.18

2.2. Pengertian Anak Sekolah Dasar


Usia anak sekolah merupakan intervensi bangsa karena mereka adalah generasi
penerus yang akan menentukan yang akan menentukan kualitas bangsa di masa yang akan
datang. Usia anak sekolah dapat digambarkan sebagai anak umur 4-6 tahun sebagai usia pra-
sekolah atau taman kanak-kanak (TK), dan usia 6-12 tahun sebagai usia sekolah. Tumbuh
kembang anak usia sekolah yang optimal antar lain dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas
asupan zat gizi yang diberikan dalam makanannya anak usia sekolah tumbuh dengan
kecepatan genetik masing-masing. Dengan perbedaan tinggi badan yang sudah mulai tampak.
Beberapa anak terlihat relatif lebih pendek atau lebih tinggi. Anak pada usia sekolah 6-12
tahun melewati sebagian besar waktu hariannya di luar rumah, seperti bermain dan olahraga.
Waktu-waktu istirahat saat bermain dan olahraga, biasanya digunakan untuk mengkonsumsi
makanan dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi mereka. Kekurangan gizi
pada anak sekolah akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah, dan sakit sakitan,
sehingga anak menjadi sering tidak masuk sekolah serta mengalami kesulitan untuk
mengikuti dan mengalami pelajaran dengan baik.8

2.3. Masalah Gizi Anak Sekolah Dasar


Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak di Negara-
negara berkembang, yaitu penyakit infeksi dan konsumsi makanan yang kurang memenuhi
kebutuhan gizi. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam jangka pendek akan
mempengaruhi konsentrasi belajar dan prestasi belajar. Akibat jangka panjangnya adalah
penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Keadaan gizi atau status gizi yang baik
akan mnimbulkan derajat kesehatan yang optimal, dan akan membantu anak sekolah dalam
meningkatkan kemampuan daya pikir dan performa belajar.
Anak-anak sekolah di Negara berkembang umumnya menderita kelaparan jangka
pendek, kekurangan energi protein, dan kekurangan iodium, vitamin A, dan zat besi.
Beberapa studi menemukan bahwa status gizi dan kesehatan berpengaruh penting pada
kapasitas belajar anak-anak dan kinerja mereka disekolah. Anak-anak usia sekolah yang
kekurangan gizi tertentu dalam makanan mereka, terutama besi dan iodium atau yang
menderita kekurangan energi-protein, kelaparan dan atau infeksi parasit atau penyakit lain,
tidak memiliki kapasitas yang sama untuk belajar seperti anak-anak yang sehat dan gizinya
baik.
Masalah-masalah yang timbul pada kelompok usia sekolah antara lain berat badan
rendah, defisiensi zat besi (kurang darah), dan defisiensi vitamin E. masalah ini timbul karena
pada umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan baik di sekolah maupun
di lingkungan rumahnya. Selain itu, anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makan
menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan energy yang dibutuhkan.
Laporan riskesdas 2013 menunjukan masih tinggi persentase anak usia 5-12 tahun
yang kurus, pendek (stunting), gemuk dan anemia yaitu masing-masing 11,2%, 30,7, 18.8%
dan 26.4%. meskipun persentase anak sekolah dasar yang pendek di Indonesia menurun dari
35,8% (riskesdas 2010) menjadi 30,7% (riskesdas 2013), tetapi persentase tersebut masih
tergolong sangat tinggi dan merupakan masalah gizi masyarakat. Sebesar 89,3% penduduk di
atas usia 10 tahun tidak cukup makan sayur dan buah, dan hanya 47,2% yang melakukan cuci
tangan dengan benar sebelum makan (riskesdas 2013). Konsumsi buah dan sayuran yang
rendah disebabkan pola sarapan dan pemberian snack yang tidak teratur.
2.4. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
Kebutuhan energi pada anak usia sekolah ditentukan oleh usia, metabolism basal,
dan aktivitas. Kebutuhan energi anak usia sekolah ditentukan berdasarkan metabolisme basal,
kecepatan pertumbuhan, dan pengeluaran energi. Energi dari konsumsi pangan harus cukup
untuk memnuhi kebutuhan pertumbuhan dan mencegah protein digunakan sebagai sumber
energi, tetapi tidak sampai terjadi pertambahan berat badan yang berlebihan. Untuk anak usia
7-9 tahun, tanpa membedakan jenis kelamin, kebutuhan energinya adalah 1850 kkal. Anak
laki-laki berusia 10-12 tahun memerlukan energi sebesar 2100 kkal, dan anak perempuan
berusia 10-12 tahun memerlikan energi sebesar 2000 kkl.
2.5. Klasifikasi status gizi
Status gizi menurut Almatsier (2003) dalam Pratiwi (2011), dibagi menjadi 4 macam
yaitu:18,19
a. Status Gizi Buruk
Keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu
yang cukup lama.
b. Status Gizi Kurang
Terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi
esensial.
c. Status Gizi Baik atau Status Gizi Seimbang.
Terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan
otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi
mungkin. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu
sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam
jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
d. Status Gizi Lebih
Terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan,
sehingga menimbulkan efek toksik atau membahayakan. IMT
direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi
pada remaja.
2.6. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan suatu proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang
dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang objektif maupun subjektif, untuk
kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia.
Komponen penilaian status gizi meliputi :17
1. Asupan pangan

2. Pemeriksaan klinis dan riwayat mengenai kesehatan

3. Pemeriksaan antropometris

4. Data psikososial

a. Anamnesis tentang asupan makanan


Fase ini merupakan suatu tahapan penilaian status gizi
yang paling sulit karena biasanya subjek tidak mampu mengingat
dengan pasti jenis makanan yang telah dimakan.
b. Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan fisik secara
menyeluruh termasuk riwayat kesehatan. Bagian tubuh yang harus
lebih diperhatikan adalah kulit, gigi, gusi, bibir, lidah, mata dan
(khusus laki- laki) alat kelamin. Rambut, kulit dan mulut sangat rentan
sebab usia sel epitel dan mukosa tidak lama. Lalu juga perlu
ditanyakan keadaan nafsu makan, makanan yang digemari dan
dihindari, serta masalah saluran pencernaan.
c. Pemeriksaan antropometri
Tujuan yang hendak dicapai dari pemeriksaan ini adalah
didapatkannya besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat
dini perubahan status gizi. Tinggi badan merupakan indikator umum
ukuran tubuh dan panjang tulang. Tinggi badan diukur dalam keadaan
berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan,
ounggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan
diarahkan kedepan. Tinggi badan menggambarkan pertumbuhan tulang
dan rangka. Dengan demikian, maka indeks TB/U menggambarkan
status gizi masa lalu. Seseorang dikatakan pendek (stunting) bila Z-
Score TB/U < - 2 SD. Seseorang yang menderita stunting akan
mempengaruhi perkembangan kognitif, produktivitas yang rendah dan
tetap berperawakan pendek pada masa dewasa.18

Alat ukur yaitu microtoise yang digunakan sebaiknya


mencapai 200 cm. Kelebihan alat ukur ini adalah memiliki ketelitian
0,1 cm, mudah digunakan, tidak memerlukan tempat yang khusus, dan
memiliki harga yang relatif terjangkau. Kelemahannya adalah setiap
kali akan melakukan pengukuran harus dipasang pada dinding terlebih
dahulu.

Antara usia 2-12 tahun, tinggi badan bisa ditentukan


dengan menggunakan rumus:

Tinggi badan = usia (tahun) x 6 + 77

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling


banyak digunakan. Alat penimbang yang digunakan haruslah kuat,
tidak mahal, mudah dijinjing, dan akurat. Jika memungkinkan,
penimbangan dilakukan dalam keadaan tidak berpakaian atau
berpakaian seminimal mungkin.
Formula perkiraan berat badan untuk anak usia 6-12 tahun adalah
sebagai berikut :

Berat badan = [usia(tahun) x 7 -5] : 2

Keunggulan pengukuran antropometri dibanding pengukuran lainnya


adalah :
1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah
sampel cukup besar

2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli

3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, tepat dan akurat, karena
dapat dilakukan di daerah
4. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa
lampau

5. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik,


karena sudah ada ambang batas yang jelas

6. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu,


atau dari satu generasi ke generasi berikutnya

7. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan


terhadap gizi.

Pada prinsipnya, cara pemaparan indikator antropometris meliputi


tiga cara, yaitu presentase, persentil dan z-skor, atau simpangan baku
terhadap nilai median acuan. Dengan presentase, ukuran antropometri
pada usia tertentu dibagi dengan berat baku acuan. Pemaparan dengan
persentil mengacu pada posisi nilai suatu ukuran secara keseluruhan
(100%) dari pengukuran populasi acuan yang disusun berdasarkan
ranking.
Menurut WHO Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat tahun 2014 usia 6-15 tahun,
penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U dan
TB/U adalah sebagai berikut:13

Tabel 2.6. Penilaian


Status Gizi Anak

No Indeks yang Batas Status Gizi


dipakai Pengelompokan
1. BB/U < -3 SD Gizi
(severly
underweight)

- 3 SD s/d <-2 SD Gizi ku


(underweight

- 2 SD s/d +2 SD Gizi
normal

> +2 SD Gizi lebih


(obesitas)
2. TB/U < -3 SD Sangat pend
(severe
stunting)

- 3 SD s/d <-2 SD Pendek


(stunting)

- 2 SD s/d + 2 SD Normal

> +2 SD Tinggi

- Indeks Antropometri

Body Mass Index (BMI) merupakan rumus matematis


yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa dan
dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan
kuadrat tinggi badan (dalam ukuran meter)15

BMI = BB/TB2

2.7. Faktor-Faktor yang mempengaruhi status gizi


Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri dari
penyebab langsung dan tidak langsung.19
1. Penyebab langsung, yaitu :
a. Asupan makanan
b. Penyakit infeksi yang mungkin diderita
2. Penyebab tidak langsung, yaitu :
a. Ketahanan pangan keluarga, adalah kemampuan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarga dengan baik secara kuantitas maupun
kualitas.
b. Pola pengasuhan anak, meliputi sikap ibu atau pengasuh
lain dalam hal berhubungan dengan anak, memberikan
makan, merawat, menjaga kebersihan, memberi kasih
sayang dan sebagainya.
c. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan; semakin mudah akses dan
keterjangkauan anak dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan ketersediaan air
bersih, semakin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.

Anda mungkin juga menyukai