Anda di halaman 1dari 2

3.

Gizi dan kesehatan Balita

Kesehatan Balita adalah hal yang paling krusial di dalam tumbuh kembangnya. Pada
umumnya, Balita mempelajari lingkungan sekitar dengan menyentuh, mencium dan
merasakannya. Umumnya mereka tidak menyadari bahaya yang mungkin terjadi saat
mereka sibuk mengeksplorasi lingkungannya.
 Status Gizi balita dan data antropometri
Status gizi anak adalah salah satu tolak ukur penilaian tercukupinya kebutuhan
asupan gizi harian serta penggunaan zat gizi tersebut oleh tubuh. Jika asupan nutrisi
anak senantiasa terpenuhi dan digunakan seoptimal mungkin, tentu tumbuh kembangnya
akan optimal.
Menurut (Nurmianto dalam Prasetyo 2011) bahwa antropometri adalah suatu
kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia dalam
hal ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan
masalah desain.
 Pelayanan Posyandu / Puskesmas dan imunisasi
kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dibantu oleh petugas kesehatan. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
 Tingkat Konsumsi zat Gizi
WHO merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama dan
pemberian ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun untuk meningkatkan daya tahan
tubuh anak dan mengurangi risiko kontaminasi dari makanan/minuman selain ASI.
 Perilaku Konsumsi
Pola konsumsi makan balita adalah kebiasaan makan yang meliputi jumlah, frekuensi dan
jenis atau macam makanan. Penentuan pola konsumsi makan harus memperhatikan nilai
gizi makanan dan kecukupan zat gizi yang dianjurkan. Hal tersebut dapat di tempuh
dengan penyajian hidangan yang bervariasi dan dikombinasi, ketersediaan pangan,
macam serta jenis bahan makanan mutlak diperlukan untuk mendukung usaha tersebut

4. Gizi dan Kesehatan anak Sekolah (SD) dan Remaja


Status gizi anak Sekolah adalah kondisi yang menunjukkan apakah gizi
anak tergolong buruk, kurang, baik, lebih, maupun obesitas. Berdasarkan
Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, pengukuran anak usia 5-18 tahun termasuk
usia sekolah di 6-9 tahun, menggunakan indeks massa tubuh per usia (IMT/U)
Banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat dilihat pada tabel AKG.
Kebutuhan energi remaja putra lebih banyak daripada remaja putri. Pada usia 16
tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun
menjadi 2.900 pada usia 16-19 tahun.
 Perilaku Konsumsi
Perilaku makan adalah suatu tingkah laku, yang dapat dilihat dan diamati, yang
dilakukan oleh remaja dalam rangka memenuhi kebutuhan makan yang
merupakan kebutuhan dasar yang bersifat fisiologis, merupakan reaksi terhadap
stimulus yang berasal dari dalam dirinya dan juga dari luar dirinya.
 Kesehatan Individu
Beberapa perilaku gizi yang salah pada anak sekolah atau remaja yaitu tidak
mengkonsumsi menu gizi seimbang, tidak sarapan pagi, jajan tidak sehat di
sekolah, kurang mengkonsumsi buah dan sayur, mengkonsumsi fast food dan junk
food, mengkonsumsi gula berlebih, mengkonsumsi natrium berlebih dan
mengkonsumsi kafein
 Data Antropometri dan Status Gizi
Standar Antropometri Anak di Indonesia mengacu pada WHO Child Growth
Standards untuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk anak 5
(lima) sampai dengan 18 (delapan belas) tahun.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Pada anak dan remaja harus mendapatkan asupan zat-zat
gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan agar tercapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan asupan dan perkembangan
minumbulkan masalah gizi.
 Pengetahuan Gizi
Anak dan Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan fisik,
dan seringkali memiliki pola perilaku makan yang tidak sehat. Ini terlihat pada
perilaku remaja yang selalu dianggap benar oleh remaja itu sendiri seperti
melakukan diet yang ketat, mengurangi asupan makanan dengan melewatkan
makan pagi, dan menahan rasa lapar

Anda mungkin juga menyukai