Anda di halaman 1dari 12

KESEHATAN DAN GIZI

Posted on May 12, 2010 by PAUD TERPADU ANAK CERIA - Muslim Pre School.
BANJARBARU

HAKIKAT KESEHATAN DAN GIZI

Kesehatan dan Gizi pada Anak Usia TK

Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang mendatangkan sehat atau kebaikan
dengan diberikan zat makanan yang dibutuhkan tubuh. Dalam memberikan makanan bayi ASI
merupakan makanan utama, sedang lainnya sebagai makanan pelengkap. Anak usia 1 – 3 tahun
sangat rentan terhadap penyakit gizi. Mereka boleh diajari makan sendiri, dengan cara mencicipi
makanan yang lunak, tidak pedas dan tidak merangsang. Pemberian makanan manis pada anak
usia dini tidak boleh terlalu banyak supaya tidak terjadi karies (gigi berlubang), oleh karena itu
anak perlu belajar menggosok gigi. Pada usia 4 – 6 tahun kebutuhan nutrient anak relatif kurang,
sebab anak sudah bisa memilih makanan sendiri, untuk itu pengertian tentang nilai tentang gizi
boleh diajarkan.

Kesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan sejak dini mulai dari dalam
kandungan. Kesehatan dan gizi itu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak yang mendapat gizi yang seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi manusia yang
berkualitas. Sejak anak masih dalam kandungan kesehatan dan gizi perlu diperhatikan, melalui
ibunya. Cara mengusahakannya, antara lain dengan memberikan kebiasaan untuk berdisiplin.

Kesehatan, Gizi dan Pengembangan Potensi Anak

Potensi anak dapat dikembangkan jika anak sehat secara fisik maupun mentalnya. Perawatan
kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan yang sehat dan menjaga
kebersihan. Pemberian makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan, mendidik anak untuk
menanamkan kebiasaan hidup sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan
kebutuhan gizi dan kebutuhan anak. Anak yang alergi terhadap makanan tertentu berikan
makanan pengganti untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pengembangan potensi anak secara
menyeluruh dapat dilakukan melalui stimulasi yang cukup. Stimulasi dini perlu dilakukan sejak
bayi lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Rangsangan dilakukan setiap hari pada semua sistem
indra, gerak kasar dan halus, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang
menyenangkan, serta pikiran bayi dan Balita. Stimulasi sebaiknya dilakukan terus-menerus saat
berinteraksi dengan bayi atau Balita dan dilakukan dalam suasana menyenangkan dan penuh
kasih sayang.

Macam-macam Zat Makanan

Menurut Sediaoetama (2000) fungsi zat gizi sebagai sumber energi atau tenaga, menyokong
pertumbuhan badan, memelihara jaringan tubuh, mengatur metabolisme dan berbagai
keseimbangan dalam cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa, dan mineral), serta mekanisme
pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Ada berbagai jenis zat makanan yang dibutuhkan tubuh di antaranya karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral-mineral.

POLA HIDUP SEHAT

Pola Dasar Makanan Sehat

Pola dasar makanan sehat sebaiknya diterapkan sejak nol tahun hingga anak mampu memilih
jenis makanan yang sehat. Air susu ibu (ASI) merupakan salah satu jenis makanan sehat. Bayi
dapat diberikan susu formula atau bubur halus setelah berusia empat bulan atau diberikan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhannya. Selanjutnya, setelah usia 6 bulan dapat diberikan nasi tim.
Tim yang diberikan sebaiknya diolah dengan memanfaatkan berbagai jenis makanan. Mulai dari
sumber protein hewani dan nabati, sumber karbohidrat, dan berbagai jenis sayuran. Sejak berusia
enam bulan sebaiknya bayi mulai diperkenalkan berbagai makanan untuk melatih indra
pengecapnya. Dengan diberikan berbagai jenis makanan secara bergantian maka anak akan
mengenal berbagai macam rasa makanan. Untuk dapat menentukan makanan yang tepat, orang
tua perlu mengetahui kondisi anak. Seorang anak usia TK sedang mengalami masa tumbuh
kembang yang amat pesat. Pada masa ini proses perubahan fisik, emosi, dan sosial anak
berlangsung dengan cepat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri
maupun lingkungannya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari
berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi zat
gizi yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental. Pola makan kelompok masyarakat
tertentu juga menjadi pola makan anak. Jika menyusun hidangan untuk anak, perlu diperhatikan
kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini
berpengaruh kesehatan dan kecerdasan anak.

Tingkat Kesehatan dan Gizi

Kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi makanan. Tingkat konsumsi
makanan ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Susunan hidangan harus memenuhi
kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya. Konsumsi yang kurang baik
kualitasnya maupun kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan dan gizi yang tidak
seimbang sehingga akan muncul berbagai penyakit, di antaranya penyakit gizi lebih (obesitas),
penyakit gizi kurang, penyakit metabolik bawaan, dan penyakit keracunan makanan.

Anak Balita pada umumnya merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke
makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering
diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama
dalam hal makanan.

Masalah Gizi Masyarakat

Masalah gizi sekarang ini berkembang pada masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah
yang terjadi konflik maupun daerah yang terkena bencana alam. Penanganan masalah gizi
masyarakat sebaiknya dilakukan dengan cepat dan menyeluruh di semua lapisan masyarakat,
sebab hal tersebut akan berpengaruh ke dalam kondisi jangka panjang. Gejala klinis gizi kurang
adalah akibat ketidakseimbangan yang lama antara manusia dan lingkungan hidupnya.
Lingkungan hidup ini mencakup lingkungan alam, biologis, sosial budaya maupun ekonomi.

Secara nasional ada empat masalah gizi utama di Indonesia, yaitu kurang kalori dan protein
(KKP), kekurangan vitamin A, kekurangan garam besi dan anemia gizi, dan gondok endemik.
Pembagian kelompok tersebut berdasarkan tujuan diagnostik, yaitu identifikasi gejala klinis
penyakit sebagai dasar usaha penyembuhan (terapi).

Di luar aspek medik, klasifikasi masalah gizi adalah masalah gizi yang diakibatkan oleh
kemiskinan, sosial budaya, kurangnya pengetahuan dan pengertian, pengadaan dan distribusi
pangan, serta bencana alam.

KESEHATAN ANAK

Ciri-ciri Anak Sehat

Menurut Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat adalah tumbuh dengan baik, tingkat
perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya, tampak aktif/gesit dan gembira, mata bersih
dan bersinar, nafsu makan baik, bibir dan lidah tampak segar, pernapasan tidak berbau, kulit dan
rambut tampak bersih dan tidak kering, serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Sedangkan gambaran anak sehat jika dilihat dari tingkat inteligensinya (IQ), menurut Sumadi
Suryabrata, 1984 dapat dibagi menjadi 9 kategori sebagai berikut.

Lebih dari 140 : genius

Antara 120-139 : veri superior

Antara 110-119 : superior

Antara 90-109 : normal, rata-rata

Antara 80-89 : sub-normal, bodoh

Antara 70-79 : garis batas

Antara 50-69 : debil (masih dapat dididik dan dilatih)

Antara 30-49 : embecil (tidak dapat dididik)

Kurang dari 30 : idiot (tidak dapat dididik dan dilatih)

Kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan
emosional yang optimal dari seseorang. Perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang
lain.
Kegiatan Belajar 2

Gangguan Kesehatan Anak

Ada beberapa jenis gangguan yang sering terjadi pada anak di antaranya berikut ini.

Makanan kurang atau kelebihan

Kekurangan zat makanan disebut defisiensi dan mengakibatkan tidak sehat bahkan sakit,
kelebihan menyebabkan berbagai penyakit. Kekurangan umumnya mencakup protein dan
karbohidrat, serta vitamin dan mineral, sedangkan kelebihan umumnya berkaitan dengan
konsumsi lemak, protein, dan gula.

Gangguan psikis

Beberapa gangguan psikis pada anak adalah gangguan emosi, belajar, sosial, psikiatri, dan
khusus.

Gangguan sosial

Gangguan sosial terjadi karena tidak adanya keseimbangan diri dengan lingkungan di sekitarnya.

Gangguan psikiatri yang timbul akibat faktor psikososial

Beberapa gangguan psikiatri yang dapat terjadi pada anak adalah gangguan dalam hubungan
dengan orang tua, gangguan dalam diri anak. Gangguan ini terjadi pada anak yang memiliki
kekurangan atau cacat. Gangguan dalam interaksi sosial, seperti anak bergaul dengan keluarga
dan orang lain di luar keluarganya. Selain beberapa gangguan yang terjadi pada anak, juga sering
muncul beberapa penyakit yang berkaitan dengan kondisi fisiknya. Ada beberapa penyakit anak
yang sering menyerang sehingga perlu dicegah. Penyakit anak itu, antara lain cacar air, demam
berdarah, polio, mengompol, disentri. Ada beberapa gejala yang timbul pada anak yang sakit di
antaranya pilek, suara serak, selera makan berkurang, muntah, kejang, dan nyeri.

Upaya Pemeliharaan Kesehatan Anak

Pengertian kesehatan anak mencakup kesehatan badan atau pribadi dan lingkungan. Ciri anak
sehat dapat dilihat dari segi fisik dan tingkah lakunya.

Berbagai penyakit dapat diperoleh anak. Masing-masing penyakit memiliki ciri dan akibatnya.
Gejala penyakit anak ini perlu diketahui guru agar dapat memantau dan memberikan informasi
kepada orang tua dalam rangka membantu orang tua untuk pelayanan kesehatan anak. Guru perlu
menjelaskan kepada anak mengenai berbagai pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan
kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani.

Untuk memudahkan guru dalam pemeliharaan kesehatan anak, dibuat daftar mengenai penyakit,
imunisasi, dan kesehatan anak.
TUMBUH KEMBANG ANAK

Tanda-tanda, Proses, dan Aspek Tumbuh Kembang Anak

Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan menurut Achmad Djaeni Sediaoetama, pertumbuhan


adalah bertambahnya materi tubuh, sedangkan perkembangan merupakan kemajuan fungsi atau
kapasitas fisiologis badan atau organ badan. Pertumbuhan ditandai dengan berat badan,
sedangkan perkembangan ditandai pertambahan kemampuan. Karakteristik pertumbuhan pada
anak TK dapat dikelompokkan atas usia 3 – 4 tahun, usia 4 – 5 tahun, 5 – 6 tahun, yang
mencakup perkembangan fisik dan kemampuan motorik serta emosional anak. Perkembangan
adalah bertambah besarnya ukuran-ukuran antropometrik dan gejala/tanda lain pada rambut,
gigi-geligi, otot, kulit serta jaringan lemak, darah. Dalam kehidupan sehari-hari pengukuran
pertumbuhan adalah berat badan, tinggi (panjang) badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan atas,
dan lipatan kulit.

Ada empat aspek tumbuh kembang yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan anak, yaitu
perkembangan kemampuan gerak dasar, perkembangan gerak halus, perkembangan kemampuan
bicara, dan perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri. Perkembangan yang dialami anak
merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari satu tahap perkembangan ke tahap
perkembangan berikutnya.

Proses pertumbuhan yang ditandai oleh semakin besarnya ukuran tubuh (berat, tinggi badan, dan
lingkaran lengan atas) dan proses perkembangan yang ditandai oleh semakin bertambahnya
kemampuan anak (koordinasi gerakan, bicara, kecerdasan, dan pengendalian perasaan interaksi
dengan orang lain). Ada beberapa alat untuk melakukan deteksi dini, yaitu tes skrining yang
telah distandarisasi untuk menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang normal,
seperti berat badan menurut tinggi, pengukuran lingkar kepala anak, kuesioner pra-skrining
perkembangan, kuesioner perilaku anak pra-sekolah, tes daya lihat dan tes kesehatan mata bagi
anak pra-sekolah, serta tes daya dengar anak. Ada tiga hal yang dapat dilakukan pihak sekolah
dalam memantau tumbuh kembang anak, yaitu pemantauan pertumbuhan anak, pemantauan
perkembangan anak, dan pembinaan perkembangan anak.

Permasalahan Tumbuh Kembang Anak

Ada dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang seorang anak, yaitu faktor dalam
dan faktor luar. Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri, baik
faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh. Faktor luar, yaitu faktor-faktor yang ada di luar
atau berasal dari luar diri anak, mencakup lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak.
Faktor luar tersebut di antaranya keluarga, gizi, budaya, serta teman bermain dan sekolah.

Masalah tumbuh kembang anak sendiri dapat diklasifikasikan menjadi gangguan fisik dan
gangguan psikiatrik. Gangguan psikiatrik terdiri dari retardasi mental (kondisi ini ditandai oleh
tingkat kecerdasan anak yang berada di bawah rata-rata), gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (ciri utama dari gangguan ini adalah kesulitan anak untuk memusatkan
perhatiannya yang timbul pada lebih dari satu situasi), gangguan tingkah laku (pada anak yang
mengalami gangguan ini sering kali dikatakan sebagai anak nakal, sulit diatur, suka melawan,
sering membolos dan berperilaku antisosial), gangguan depresi, masalah kesulitan belajar
(gangguan perkembangan wicara dan berbahasa, gangguan kemampuan akademik, gangguan
menulis ekspresif, dan gangguan berhitung).

MASALAH GIZI PADA ANAK

Penyakit Defisiensi Gizi

Penyakit-penyakit gizi di Indonesia tergolong ke dalam kelompok penyakit defisiensi. Penyakit


gizi lebih (overnutrition) dan keragaman pangan (food intoxication) adalah:

penyakit kekurangan kalori dan protein,

penyakit defisiensi vitamin A,

penyakit defisiensi yodium (Iodine deficiency deseases/ IDD), dan

penyakit anemia defisiensi zat besi (Fe).

Defisiensi yodium juga mengakibatkan gambaran klinik lain, selain goiter endemik disebut
Iodine Deficiency Diseases (IDD). Ada 4 jenis IDD, yaitu sebagai berikut.

Gondok endemik.

Hambatan pertumbuhan fisik dan mental disebut cretinism.

hambatan neuromotor.

kondisi tuli disertai bisu (deaf mutism).

Permasalahan Gizi dan Kehidupan Anak

Melalui makanan, manusia mendapat zat makanan atau zat gizi yang merupakan kebutuhan dasar
manusia untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Ada berbagai zat gizi yang amat mempengaruhi
kondisi kesehatan manusia. Besar pengaruh ini tampak jelas apabila konsumsi zat gizi tidak
seimbang dengan kebutuhan tubuh seseorang dalam hal kuantitas maupun kualitasnya, lebih
maupun kurang. Masalah kesehatan gizi dapat timbul dalam. bentuk penyakit dalam berbagai
tingkat sesuai kekurangan atau kelebihan zat gizi yang dikonsumsi. Pada umumnya masyarakat
di Indonesia mengalami penyakit gizi kurang pada berbagai golongan masyarakat terutama
golongan anak yang berada pada masa peka akan kecukupan zat gizi bagi tumbuh kembangnya.

Penyakit defisiensi gizi mencakup defisiensi kurang kalori protein, defisiensi vitamin A,
defisiensi yodium, dan defisiensi zat besi. Untuk seorang anak, masalah kesehatan gizi, yaitu
defisiensi zat gizi dapat berakibat panjang, seperti berkaitan dengan kesehatan anak, penyakit
infeksi, dan kecerdasan anak.
MAKANAN BERGIZI

Komposisi Bahan Makanan

Bahan makanan untuk susunan hidangan di Indonesia terdiri atas 5 kelompok, yaitu sebagai
berikut.

Bahan makanan pokok, yang dikenal dari makanan yang dihidangkan pada waktu makan pagi,
siang atau malam.

Bahan makanan lauk-pauk, dalam pola makan orang Indonesia berfungsi sebagai teman makanan
pokok yang memberikan rasa enak merupakan sumber zat gizi protein dalam menu makanan
sehari-hari.

Bahan makanan sayuran sebagai teman makanan pokok, pemberi serat dalam hidangan, serta
pembasah karena umumnya dimasak berkuah.

Bahan makanan buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu acara makan atau
dimakan kapan saja. Umumnya dipilih buah yang sudah ranum (masak/tua) dengan rasa manis
dan dimakan mentah. Dapat juga buah-buahan ini diolah atau diawetkan.

Susu dan telur merupakan bahan makanan yang khusus karena kandungan zat gizi dan fungsinya
terutama untuk golongan masyarakat tertentu.

Bahan Makanan dan Penukar

Menu adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling
melengkapi untuk kebutuhan makan seseorang.

Dalam menyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

kombinasi rasa, yaitu asin, manis, asam, pahit, pedas jika disukai.

kombinasi warna hidangan, yaitu sayur-mayur dan buah-buahan.

variasi bentuk potongan.

variasi kering atau berkuah.

variasi teknik pengolahan.

Menu gizi seimbang terdiri dari (a) makanan pokok, (b) lauk-pauk, (c) sayur-mayur, dan (d)
buah-buahan. Kecukupan gizi ini tergantung pada beberapa hal, yaitu umur, jenis kelamin,
aktivitas, berat dan tinggi badan, genetika, serta keadaan hamil, menyusui. Perlu dibedakan RDA
dengan kebutuhan gizi atau requirement yang menggambarkan kebutuhan zat gizi minimal
individu berkaitan dengan. berbagai faktor.
Menu yang dihidangkan disesuaikan dengan kesempatan dan waktu makan. Menu untuk makan
pagi, siang maupun alam sebaiknya dibedakan. Menu untuk hidangan acara tertentu disesuaikan
dengan jenis acaranya. Makanan selingan berguna sebagai penambah zat gizi, terutama kalori
maupun zat gizi lainnya yang kurang diperoleh pada waktu makan yang ada.

Pengolahan Makanan terdiri dari:

Pencucian dan Penyiangan Bahan Makanan

Pencucian bahan makanan perlu dilakukan karena ada bahan makanan yang berasal dari dalam
tanah. Bahan makanan nabati pada umumnya perlu dibersihkan dari bagian-bagian yang tidak
dapat dimakan. Bahan makanan lain yang disiangi adalah ikan.

Pemotongan Bahan Makanan

Pemotongan bahan makanan bertujuan untuk memudahkan makanan masuk ke dalam mulut dan
mengunyah. Makanan untuk manusia lanjut usia (Manula) perlu lebih diperkecil potongannya
bahkan kalau perlu dihaluskan.

Proses Pengolahan atau Pemasakan

Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas, baik panas langsung.

Pengaruh Pengolahan pada Makanan

pecahnya dinding sel.

melemahkan dan mematikan mikroba.

mengubah berbagai zat gizi secara positif dan negatif.

pemanasan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat karsinogen.

panas dapat meniadakan zat-zat toksik.

Penyusunan menu hendaknya memperhatikan variasi hidangan, yaitu unsur bahan makanan,
warna, rasa dari hidangan yang membentuk susunan menu tersebut.

MAKANAN SEHAT UNTUK USIA DINI

Pola Makanan pada Anak

Makan dapat dijadikan media untuk mendidik anak agar dapat menerima, menyukai, memilih
makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu.
Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong dalam Sri Karjati (1985) adalah berbagai
informasi yang memberikan gambaran berbagai macam dan jumlah bahan makanan yang
dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat
tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kebiasaan, kesenangan, budaya, agama,
taraf ekonomi, dan lingkungan alam. Fungsi makanan selain untuk kekuatan/ pertumbuhan,
memenuhi rasa lapar, dan selera, juga dapat dijadikan sebagai lambang kemakmuran, kekuasaan,
ketentraman dan persahabatan.

Beberapa daerah di Indonesia memiliki jenis makanan pokok yang berbeda di antaranya masakan
beras maupun jagung dalam makanan sehari-hari terdapat di Jawa bagian tengah ke timur,
Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Sagu merupakan makanan utama penduduk di Indonesia
bagian tengah dan barat. Jenis umbi didapatkan di semua bagian Indonesia dengan jumlah
konsumsi masing-masing yang cukup tinggi. Peranan tepung gandum (terigu) sebagai bahan
makanan utama belum sebesar jenis serealia dan umbi. Menurut Hertog dan Van Stavensen
dalam Khumaidi (1994) fungsi sosial makanan mengandung enam unsur, yaitu memenuhi
kesenangannya, makanan sebagai arti budaya, makanan sebagai fungsi religi dan magis,
makanan sebagai fungsi komunikasi, makanan sebagai fungsi menyatakan status ekonomi, dan
makanan sebagai fungsi kekuasaan.

Koentjaraningrat (1984) menyatakan bahwa kebiasaan makan individu, keluarga, dan


masyarakat dipengaruhi oleh (1) faktor perilaku, (2) faktor lingkungan sosial, (3) faktor
lingkungan ekonomi, (4) faktor lingkungan ekologi, (5) faktor ketersediaan bahan makanan, dan
(6) faktor perkembangan teknologi.

Penyebab kesulitan makan anak, menurut Palmer dan Horn yang dikemukakan oleh Samsudin
(1985), antara lain adalah kelainan neuro-motorik, kelainan congenital, kelainan gigi-geligi,
penyakit infeksi akut dan menahun, defisiensi nutrien, dan psikologik.

Pendidikan Gizi Anak

Penyelenggaraan makan anak TK di sekolah memiliki kekhasan sendiri karena anak selain
makan juga belajar mengenal makanan, menyukainya, memakai alat, dan cara makan. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan khususnya kebersihan dan kandungan gizi makanan
tersebut. Ada empat tahap dalam penyelenggaraan makan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan penilaian. Siklus ini berjalan baik apabila benar-benar dilakukan dan akan
meningkatkan pelayanan sekolah untuk anak TK.

Pendidikan gizi sebaiknya dilakukan oleh segenap sekolah

Pendidikan gizi merupakan suatu bidang pengetahuan yang memungkinkan seseorang memilih
dan mempertahankan pola makan berdasarkan prinsip-prinsip ilmu gizi. Hal-hal yang perlu
diketahui oleh masyarakat adalah sebagai berikut.

Penggunaan makanan oleh tubuh.

Pengaruh dari aktivitas dan kondisi fisik Kebutuhan gizi seseorang.

Kalori dan kandungan gizi berbagai bahan makanan.


Pengelompokan bahan makanan.

Pemilihan makanan secara ekonomis dan berkualitas.

Penyimpanan dan pengolahan makanan.

Sumber informasi mengenai makanan dan gizi.

Pendidikan gizi anak

Untuk lingkup sekolah maka pendidikan gizi diberikan kepada anak untuk mengarahkan kepada
pembiasaan dan cara makan yang lebih baik. Maksudnya adalah sebagai sarana mempengaruhi
perilaku anak sehingga dapat menerapkan pengetahuan gizi dalam kebiasaan makan sehari-hari.
Pendekatan Pendidikan Gizi dapat dibagi atas pendekatan individu dan pendekatan kelompok.
Pendidikan gizi di TK memiliki tujuan sebagai berikut.

Anak mengetahui perbedaan dan dapat memilih antara makanan sehat dan tidak bergizi.

Anak mengetahui kebutuhan tubuhnya.

Anak mengetahui dan mampu melakukan tata cara makan yang benar.

Anak mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya. Pemberian pengetahuan dapat dilakukan
guru melalui pengajaran di sekolah. Pembinaan sikap adalah dengan memberikan pengertian
yang jelas, dapat diterima anak.

PENDIDIKAN KESEHATAN

Pembahasan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku hidup sehat seorang anak terbentuk dari lingkungan sekolah, rumah, dan lingkungan
sekitar. Anak hidup dalam lingkungan dengan berbagai benda dan alat di sekelilingnya. Anak
usia TK sering kali belum dapat bergerak dengan mantap, suka melompat, berlari, meniru, dan
sering kali memiliki rasa ingin tahu yang amat besar mengenai benda-benda yang ada di
sekelilingnya.

Kondisi seorang anak TK memiliki beberapa kelemahan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Seorang anak TK masih belajar mengenal berbagai benda yang ada, bentuk
maupun fungsinya. Banyak benda dan kondisi lingkungan yang membahayakan anak. Oleh
karena itu, anak perlu diberi tahu mengenai bahaya yang ada dan cara menjaga keselamatan
dirinya, di samping diawasi dan dijaga. Melalui pendidikan kesehatan di TK, seorang anak
diberikan pengetahuan mengenai penjagaan keselamatannya dari bahaya yang kemungkinan ada
pada lingkungan dan benda tertentu. Hak-hak anak dinyatakan dalam Bab II, Pasal 2 UU RI No.
4 Tahun 1979 yang menyatakan bahwa anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan
hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan
wajar.
Peningkatan Kemampuan Guru dan Membina Kesehatan Anak

Guru harus memiliki pengetahuan tentang pembinaan hidup sehat agar dapat membina kesehatan
anak. Pembinaan tersebut dimulai dari perkembangan, kebutuhan sampai pada bagaimana
membina anak secara tepat sehingga bertujuan membantu anak agar dapat mencapai tumbuh
kembang setingkat perkembangan yang sesuai dengan seharusnya. Kegiatan pembinaan
perkembangan ini juga dilakukan terhadap empat aspek perkembangan anak (kemampuan gerak
kasar, gerak halus, berbicara, bahasa, kecerdasan, bergaul, dan mandiri). Ada 6 tes skrining yang
digunakan (berat badan, lingkar kepala, skrining perkembangan, perilaku anak, tes daya ingat,
dan tes daya dengar).

Salah satu alat ukur tes skrining yang digunakan adalah kuesioner yang berupa suatu daftar
pertanyaan singkat yang ditujukan kepada orang tua dan digunakan sebagai alat untuk
melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak sampai usia 6 tahun. Cara penggunaan
KPSP, yaitu (a) Pencatat/petugas membaca KPSP dan orang tua menjawab pertanyaan sesuai
usia anak, (b) Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan, (c) setelah diisi, teliti kembali
apakah semua pertanyaan telah dijawab, hitunglah jawaban ya.

Kuesioner ini adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan sebagai alat untuk
mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku anak pra-sekolah. Tes Daya Lihat dan Tes
Kesehatan Mata Anak ini adalah alat untuk memeriksa ketajaman daya ingat serta kelainan mata
pada golongan umur tersebut. Tes kesehatan mata (TKM) dilakukan dengan memeriksa mata
atas beberapa kelainan, keluhan, dan perilaku anak. Tes Daya Dengar ini dimaksud untuk
mengetahui secara dini gangguan pada daya dengar anak.

PELAYANAN KESEHATAN ANAK

Pemantauan Kesehatan Anak

Anak usia dini sering mengalami kecelakaan ada beberapa penyebab anak mengalami
kecelakaan, di antaranya (1) anak belum tahu cara menghadapi bahaya dan cara melakukan
tindakan yang diperlukan ketika mengalami suatu kecelakaan, (2) belum bisa memperkirakan
atau membedakan tingkat ketinggian dan kerendahan dengan benar, (3) suka memasukkan benda
ke dalam mulut, (4) belum mengenali atau membedakan benda atau bahan yang berbahaya dan
yang tidak berbahaya, (5) banyak bergerak, berlari, dan melompat, (6) keseimbangan tubuh
belum sempurna seorang anak, mulai dari bayi ketika belajar duduk, memerlukan kemampuan
mengatur otot dan keseimbangan tubuhnya, (7) suka meniru perbuatan orang lain, serta (8) rasa
ingin tahu dan suka memegang suatu benda yang terjangkau olehnya.

Ada beberapa kecelakaan yang mungkin dapat terjadi pada anak, antara lain terjatuh, keracunan,
kemasukan benda asing, terbakar, terluka, terbentur, dan tertumbuk, terbekap, serta tenggelam.

Pelayanan Kesehatan Anak melalui P3K


Anak hidup dalam lingkungan dengan berbagai benda dan alat di sekelilingnya. Anak usia TK
sering kali belum dapat bergerak dengan mantap, suka melompat, berlari, meniru, dan sering kali
memiliki rasa ingin tahu yang amat besar mengenai benda-benda yang ada di sekelilingnya.

Banyak benda dan kondisi lingkungan yang membahayakan anak. Oleh karena itu, anak perlu
diberitahu mengenai bahaya yang ada dan cara menjaga keselamatan dirinya, di samping diawasi
dan dijaga.

Kecelakaan yang terjadi pada anak umumnya meliputi terjatuh, keracunan, kemasukan benda
asing, terbakar, terluka – terbentur tertumbuk, terbekap, dan tenggelam. Sekolah perlu
menyediakan kotak P3K dengan isi obat maupun peralatannya dan guru hendaknya tahu cara
menangani anak yang mengalami kecelakaan. Masing-masing kecelakaan memiliki penyebab,
gejala, akibat dan cara penanganannya. Perlu diingat bahwa P3K adalah tindakan awal, tindak
lanjutnya adalah membawa anak ke Puskesmas atau rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai