Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat
(gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk). Balita disebut gizi
buruk apabila indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) kurang dari -3
istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan
buruk, yang sebagian besar berhubungan dengan pola makan yang buruk,
infeksi berat dan berulang terutama pada populasi yang kurang mampu.
Diet yang tidak memadai, dan penyakit infeksi terkait erat dengan standar
pemberian gizi yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah
otak serta dapat pula terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan
b. Penyakit infeksi
d. Pendidikan ibu
2012). Pendidikan ibu yang relatif rendah akan berkaitan dengan sikap
dan tindakan ibu dalam menangani masalah kurang gizi pada anak
diterapkan ibu kepada anak balita yang berkaitan dengan cara dan
f. Sanitasi
g. Tingkat pendapatan
pangan dan gizi terutama pada balita rendah dan hal ini
h. Ketersediaan pangan
pertumbuhan pada anak, oleh sebab itu jumlah anak merupakan faktor
j. Sosial budaya
Budaya mempengaruhi seseorang dalam menentukan apa yang
Ketika anak kekurangan gizi maka dapat dilihat dari penampakan tubuhnya, berikut ini ciri-ciri jika anak
mengalami masalah gizi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Anak yang kekurangan gizi akan mempunyai berat badan yang tidak normal jika diukur menggunakan
Indikator Berat Badan.
Pengukuran massa berat badan tubuh anak dapat menggunakan rumus Berat Badan dibagi Tinggi Badan
(BB/TB). Jika angka yang didapatkan <-2 sampai -3 standar deviasi (SD) maka anak dapat dikatakan kurus
atau wasting.
Anak-anak yang tidak mendapatkan kebutuhan gizi yang baik dan telah mempunyai berat badan yang
kurus maka berisiko lebih tinggi terjangkit penyakit seperti diare hingga gizi buruk.
2. Badan pendek (stunting)
Tinggi badan anak dipengaruhi oleh kebutuhan gizi anak usia dini, jika hal tersebut tidak terpenuhi maka
berisiko mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan.
Gangguan pertumbuhan anak atau stunting dapat terjadi jika sang anak tidak mendapatkan pemenuhan
gizi yang cukup selama masa pertumbuhannya, dalam kata lain bahwa stunting membutuhkan waktu
yang cukup lama.
Masalah gizi pada balita atau bayi yang baru berusia 3 bulan telah berisiko mengalami stunting lebih
tinggi hingga anak telah berusia 3 tahun.
Mengindentifikasi anak mengalami stunting dapat menggunakan indikator Tinggi Badan anak dibagi Usia
anak (TB/U). Jika didapatkan nilai yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) maka anak dikategorikan
mengalami stunting.
Anak yang kekurangan gizi akan sangat mudah lelah padahal tidak banyak melakukan aktivitas, begitu
pula ketika anak melakukan aktivitas yang cukup berat maka anak akan kesulitan untuk melakukannya.
Hal tersebut diakibatkan karena anak kekurangan nutrisi seperti vitamin A, zat besi dan yodium atau
mineral.
Memberikan makanan yang dianjurkan untuk anak gizi kurang yang berfokus kepada pemenuhan
nutrisi-nutrisi tersebut dapat membantu pertumbuhan anak.
Gangguan pertumbuhan fisik anak seperti tidak mempunyai berat badan dan tinggi badan yang ideal.
Mudah lesu dan lemah karena tidak mempunyai kekuatan otot tubuh yang cukup.
Jika mempunyai luka maka penyembuhannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Selain itu, masalah emosional dan gangguan intelektual anak akan terganggu. Anak akan mudah marah
dan sedih berlebihan tanpa sebab.
Selain itu dalam hal belajar anak akan mengalami kesulitan dan lambat dalam menangkap pelajaran.
Agar anak tidak mengalami kurang gizi maka orang tua harus berusaha keras untuk memenuhi nutrisi
yang seimbang. Masa pertumbuhan anak sangat bergantung kepada apa yang ia makan.
Lebih baik mencegah daripada mengobati, oleh sebab itu berikanlah makanan kepada anak yang
mempunyai gizi seimbang, yaitu:
Memberikan makanan yang mempunyai sumber kabohidrat, seperti kentang, roti, nasi dan sereal.
Memberikan makanan yang mempunyai sumber protein, seperti daging, telur, ikan dan kacang-
kacangan.
Selain memberikan makanan yang sehat dan bergizi tak lupa anak harus banyak melakukan aktivitas fisik
seperti olahraga atau aktivitas di luar ruangan.
Berikan juga imunisasi atau vaksin sesuai jadwal atau rekomendasi yang diberikan oleh kementerian
kesehatan atau provinsi setempat agar anak tidak mudah terserang penyakit infeksi.
Dalam menangani anak yang kekurangan gizi maka dapat disesuaikan dengan tingkat keparahannya.
Dokter anak atau ahli gizi akan memberikan rekomendasi yang tepat untuk anak yang mengalami
malnutrisi.
Jika anak masih dalam tahap kekurangan gizi yang ringan maka dapat melakukan hal-hal di bawah ini:
Dokter akan melakukan analisis terhadap kondisi anak dan memberikan rekomendasi yang tepat agar
anak kembali pulih dan tidak mengalami gangguan perkembangan.
Dokter atau ahli gizi akan melakukan pemeriksaan secara mendalam pada anak, seperti:
Penanganan anak yang mengalami kekurangan gizi haruslah dengan perhatian khusus mengingat
tumbuh kembang anak yang terganggu.
Memberikan banyak makanan yang mengandung cukup tinggi kalori, serat, mineral, protein dan vitamin
dapat membantu anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya.
Selain itu mengatur pola makan yang baik seperti memperbanyak memberikan asupan makanan juga
sangat bagus untuk mengembalikan kondisi anak.
Baca juga: Anak Susah Makan? Lakukan 6 Cara Atasi Anak Susah Makan Berikut Ini
Setelah melakukan pemeriksaan ke dokter dan telah juga memberikan pola makan yang baik untuk anak
maka proses terakhir adalah selalu memantau perkembangan atau mendampingi tumbuh kembang sang
anak secara intensif.
Jika Anda tidak mempunyai waktu yang banyak untuk merawat sang buah hati, maka Anda dapat
menggunakan layanan home care perawat anak yang secara khusus melakukan perawatan dan
pendampingan kepada anak secara profesional.