Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KEGIATAN

POSYANDU “ RW 04 “

di RW 04 di kelurahan Kampung Tengah Sukajadi Pekanbaru

BALAI DESA KELURAHAN KAMPUNG TENGAH

Jalan Rahmat Gang Keluarga Pekanbaru.

Telp./hp
A. Latar Belakang

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas


sumber daya manuasia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan (termasuk
penanggulangan kurang gizi). Masalah gizi erat kaitannya dengan masalah
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan menyangkut aspek pengetahuan
serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.Upaya peningkatan
kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang
anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh
kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan
makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat membentuk
SDM yang sehat, cerdas dan produktif.

Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan klasik di


Indonesia, masalah ini bisa jadi ada di sekitar tempat tinggal kita tetapi
sebagian belum begitu paham apa itu gizi buruk. Gizi buruk tidak identik
dengan pedesaan, di kota-kota besar pun pasti terdapat angka kejadian gizi
buruk. Peran serta semua pihak bisa menurunkan angka kesakitan dan
mencegah gizi buruk di Indonesia. Kerjasama baik instansi terkait semisal
Puskesmas dan anggota masyarakat dapat lebih terjalin mesra melalui
posyandu yang dapat mendeteksi dini sehingga gizi buruk dapat tertangani
sejak awal.

Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan


kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di
bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein,
karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein)
adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi
buruk , yaitu:

 Keluarga miskin;
 Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak.
 Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS,
saluran pernapasan dan diare.

Sedangkan menurut UNICEF (1988), ada 2 faktor penyebab utama, antara lain:

1. Penyebab Langsung : Asupan Makanan, Infeksi Penyakit


2. Penyebab Tidak Langsung : Pola Asuh Anak, Ketersediaan Pangan,
Layanan Kesehatan/Sanitasi

Sedangkan dalam masa balita seorang anak harus mendapat asupan gizi
yang baik dan terpenuhi semuanya, karena masa balita merupakan masa
pertumbuhan yang sangat penting atau biasa disebut dengan masa “golden
age”. Asupan gizi yang baik bagi balita akan sangat mempengaruhi
pertumbuhan dari anak tersebut. Maka dari itu biasakan memberikan asupan
gizi yang baik dari mulai masa golden age ini agar anak terbiasa nantinya.

Agar proses tumbuh-kembang dapat berjalan dengan optimal, seorang


anak harus mendapatkan pemenuhan gizi balita dari 3 kebutuhan pokoknya.
Rangkaian gizi balita yang pertama adalah kebutuhan fisik-biologis, berupa
kebutuhan akan nutrisi (ASI, Makanan Pengganti ASI/MP-ASI), imunisasi,
serta kebersihan fisik dan lingkungan. Kedua adalah kebutuhan emosi berupa
kasih kasih sayang, rasa aman dan nyaman, dihargai, diperhatikan, serta
didengar keinginan dan pendapatnya. Kebutuhan ini memiliki peran yang
sangat besar pada kemandirian dan kecerdasan emosi anak. “Oleh sebab itu
perbanyaklah memberi limpahan kasih sayang dan kegembiraan bagi anak,”
Jelas dr. Soedjatmiko. Kemudian kebutuhan ketiga yang tak kalah penting
adalah kebutuhan akan stimulasi yang mencakup aktivitas bermain untuk
merangsang semua indra, mengasah motorik halus dan kasar, melatih
ketrampilan berkomunikasi, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Stimulasi ini
harus diberikan sejak dini karena memiliki pengaruh yang besar pada ragam
kecerdasan atau multiple intelligences.

Ketiga kebutuhan gizi balita tersebut merupakan kebutuhan pokok yang


saling terkait. Satu kebutuhan bukanlah substitusi kebutuhan yang lain, oleh
sebab itu ketiga gizi balita tersebut harus terpenuhi untuk mencapai
perkembangan otak dan pertumbuhan anak yang optimal. Karena apabila
kebutuhan gizi balita berupa fisik-biologis tak tercukupi, tentu anak jadi sering
sakit dan perkembangan otaknya pun tak optimal. Lalu kalau kebutuhannya
akan kasih sayang tak tercukupi, kecerdasan emosinya juga relatif rendah.
Sedangkan jika stimulasi bermainnya kurang bervariasi, perkembangan
kecerdasannya juga kurang seimbang. Jadi, asupan gizi balita yang diberikan
haruslah seimbang.

Untuk itu asupan gizi balita haruslah diperhatikan, terutama dalam 5


tahun pertama dalam kehidupannya karena asupan gizi balita pada masa itu
adalah yang penting dan akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada 3 tahun pertama kehidupan, gizi balita berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi
pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk
jaringan saraf dan otak yang kompleks. Gizi balita yang cukup akan
mempengaruhi segala kinerja otak mulai dari kemampuan belajar berjalan,
mengenal huruf, hingga bersosialisasi atas pengaruh jumlah dan pengaturan
hubungan-hubungan antarsel saraf. Sedangkan perkembangan kemampuan
bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Menurut Marzuki Iskandar, STP., MTP., seorang ahli gizi balita, kunci
asupan zat gizi balita yang baik adalah makanan yang sehat dan bervariasi.
Agar gizi balita melalui makanan anak setiap harinya dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisik yang optimal,
maka komposisi makanan haruslah terdiri atas 55-67% karbohidrat, 20-30%
lemak, dan 13-15% protein agar gizi balita terpenuhi. “Konkretnya gizi balita
berupa 3-4 porsi nasi atau penggantinya seperti bihun, mi atau roti yang
merupakan sumber zat tenaga. Sumber zat pembangun diperoleh dari 4-5 porsi
lauk-pauk ditambah sumber zat pengatur berupa vitamin dan mineral yang
terdiri dari 2-3 porsi sayur dan buah,” jelas Marzuki.

Komposisi gizi balita melalui makanan tersebut akan disempurnakan


dengan kehadiran susu sebagai sumber zat tenaga yang juga mengandung
berbagai komponen gizi balita yang penting, seperti DHA, AA, Sialic Acid,
Sphingomyelin, protein, vitamin, dan mineral. Kandungan gizi balita yang
terdiri dari DHA dan AA merupakan asam lemak rantai panjang tak jenuh
ganda sebagai komponen utama pembentuk otak dan retina mata. Gizi balita,
lewat DHA dan AA juga berperan penting dalam mengoptimalkan fungsi
membran sel otak, retina mata, serta proses metabolisme sel-sel syaraf dalam
otak. Sedangkan gizi balita bagi sialic acid (SA), bagian dari ganglion otak,
berdasarkan penelitian memiliki peran penting dalam proses pembelajaran dan
pembentukan daya ingat anak. Kemudian, sphingomyelin adalah suatu
kandungan lemak di dalam otak, berperan sebagai kerangka penyusun
membran sel serta banyak fungsi lainnya. sphingomyelin berperan juga dalam
pembentukan lapisan pelindung myelin, dimana myelin berfungsi untuk
mempercepat rangsangan dari sel syaraf yang satu ke sel syaraf lainnya guna
mengoptimalkan kemampuan otak dalam mengirim pesan.

Oleh sebab itu pemenuhan gizi balita dalam pemilihan susu, penting
sekali untuk memilih susu yang mengandung zat-zat yang penting bagi
pertumbuhan otak tersebut. Tentu saja tujuannya agar gizi balita Anda
terpenuhi dan balita dapat tumbuh secara otimal, baik secara fisik maupun
intelektual.

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir meski anggaran untuk perbaikan gizi
masyarakat terus meningkat, namun angka prevalensi penurunan kurang gizi hanya
sedikit, Faktor-faktor penyebab gizi buruk, yaitu asupan gizi dan pemahaman
tentang makanan yang aman untuk dimakan, penyakit menular, lingkungan,
akses terhadap pelayanan kesehatan dan pola asuh.

Dr. Minarto menambahkan, selain gizi kurang dan gizi buruk, masih banyak
masalah yang terkait dengan gizi yang perlu perhatian lebih, diantaranya yaitu;

1) stunting atau terhambatnya pertumbuhan tubuh. Stunting adalah salah satu


bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur diukur
dengan standar deviasi dengan referensi WHO.

Data WHO menunjukkan tinggi anak Indonesia masih jauh tertinggal


dibandingkan tinggi anak dari negara-negara lain. Berdasarkan hasil Riskesdas
2) kesadaran tentang pentingnya keamanan pangan. Status gizi baik
tergantung pada ketersediaan dan keamanan pangan.

Data WHO menunjukkan 2,2 juta orang pertahun meninggal yang diakibatkan
penyakit bersumber dari makanan, terutama makanan yang mengandung zat-
zat berbahaya dan beracun.

B. Nama Kegiatan
Kegiatan ini dinamakan dengan kegiatan “Ibu Cerdas Balita Sehat” bagi ibu-
ibu dan balita di kelurahan Kampung Tengah Sukajadi Kota Pekanbaru.

C. Tema Kegiatan
Tema dari kegiatan ini adalah “Gerakan Hidup Bersih”

D. Tujuan Kegiatan
1) Tujuan Umum
 Mengembangkan sumber daya masyarakat setempat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
 Meningkatkan kepedulian sosial dan rasa tenggang rasa dalam kehidupan
bermasyarakat.
 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk menjaga Kebersihan
Lingkungan.
2) Tujuan Khusus
 Mengurangi angka gizi buruk pada balita di Kelurahan kampung tengah
Kecamatan sukajadi Kota Pekanbaru.
 Peningkatan kondisi kesehatan bagi ibu dan balita di kelurahan Kampung
Tengah Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru.
 Gerakan Hidup bersih di mulai dari keluarga dan Lingkungan

E. Output (manfaat) Kegiatan


 Menciptakan kondisi kesehatan bagi ibu dan balita.
 Mengurangi angka gizi buruk pada balita.
 Menjaga Kebersihan Lingkungan.
F. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan “Ibu Cerdas Balita Sehat” adalah ibu-ibu dan Balita (bayi
lima tahun) di wilayah RW 04 Kampung Tengah Sukajadi Kota Pekanbaru.

G. Tempat dan Waktu Kegiatan


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 21-23 Mei 2023, bertempat di
Balai Desa Kelurahan Kampung tengah Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru .

H. Rencana kegiatan
1) Kegiatan Umum
 Penyuluhan tentang kesehatan bagi ibu dan balita.
2) Kegiatan Khusus
 Apotik Hidup
 Kebersihan Lingkungan
 Administrasi

I. Susunan Panitia
(Terlampir)

J. Susunan Acara
(Terlampir)

K. Anggaran Dana
Kegiatan ini membutuhkan dana dengan total Rp. 2.495.000; (terbilang:Dua
Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Lima ribu Rupiah) dengan rincian terlampir.

L. Sumber Dana (Swadaya Masyarakat)

Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari dana kasa organisasi, sponsorship,
sumbangan dari instansi pemerintah dan swasta yang halal dan tidak mengikat
dan sumbangan lainnya.
M. Lampiran-Lampiran
1) Struktur Kepanitiaan
2) Anggaran Dana
3) Susunan Acara

N. Penutup
Demikian proposal ini dibuat agar mendapat dukungan dan bantuan sesuai
dengan kebutuhan, juga sebagai gambaran dan pertimbangan agar
terlaksananya kegiatan ini.

Pekanbaru, 19 Mei2023
Panitia Penyelenggara

Ketua, Sekretaris,

( ) ( )

Mengetahui;

Ketua RT 01 Ketua RT 02 Ketua RT 03

( Syamsul Mahrif ) ( Efandi ) ( Susanto )


Ketua RW 04

( Agus Susanto )
Lampiran I

Struktur Panitia

Penanggung Jawab : Agus Susanto (Ketua RW 04)

: Syamsul Mahrif (Ketua RT 01)

: Efandi (Ketua RW 02)

: Susanto (Ketua RW 03)

Panitia Perencana

Ketua : Nn

Wakil Ketua : Nn

Sekretaris : Nn

Bendahara : Nn

Divisi-Divisi

1. Divisi Kesekretariatan : Nn
2. Divisi Perlengkapan : Nn
3. Divisi Perlombaan : Nn
4. Divisi Acara : Nn

Panitia Pelaksana

a) Penyuluhan Gizi Balita


 Penanggung Jawab :
 Divisi Pelaksana
 Acara :
 Konsumsi :
 Keamanan :

b) Pemeriksaan Kesehatan
 Penanggung Jawab :
 Divisi Pelaksana
 Konsumsi :
 Keamanan :
c) Apotik Hidup
 Penanggung Jawab :
 Divisi Pelaksana
 Konsumsi :
Keamanan
d) Kebersihan Lingkungan
 Penanggung Jawab :
 Divisi Pelaksana
 Konsumsi :
Keamanan
e) Administrasi
 Penanggung Jawab :
 Divisi Pelaksana
 Konsumsi :
Keamanan

Penanggung Jawab dana


Kader Posyandu
Lampiran II

Anggaran Dana

Pemasukan

 Kas organisasi : Rp;

 Sumbangan instansi pemerintah : Rp;

 Sponsorship : Rp;

______________+

Total Rp.;

Pengeluaran

a) Kesekretariaatan
 Penyuluhan Gizi Balita : Rp.;
 Pemeriksaan Kesehatan : Rp. ;
 Apotik Hidup
 Kebersihan Lingkungan
 Administrasi

b) Konsumsi
 Penyuluhan Gizi Balita : Rp.;
 Pemeriksaan Kesehatan : Rp. ;

c) Perlengkapan : Rp. 150.000;


d) Kesekretariatan : Rp. 150.000;
e) Konsumsi : Rp. 865.000
f) Baju Seragam Lomba : Rp. 1.800.000;
g) Mesin Air Sekretariat : Rp. 150.000;
_______________+

Total Rp. 2.495.000;


Lampiran III

Susunan Acara

Penyuluhan Gizi Balita

Pelaksanaan tanggal 21 Mei 2023

09.00 => Pembukaan

09.15 => Sambutan-Sambutan

a) Ketua Panitia

b) Ketua RW 04

c) Kepala Kelurahan

10.00 => Hiburan

10.50 => Penyuluhan tentang Gizi bagi BaLiTa (Bayi Lima Tahun)

12.30 => Penutup

Pemeriksaan Kesehatan bagi Ibu dan Balita

Pelaksanaan tanggal 21-23 Mei 2023

Pukul 09.00 – 14.00 WIB

NB: Pengisi Acara

 Penyuluhan Gizi bagi Balita  Pemeriksaan Kesehatan Ibu


dan Balita
 NN
 NN
 NN
 NN

Anda mungkin juga menyukai