Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk mensejahterakan masyarakat

baik lahir maupun batin secara berkelanjutan. Status gizi masyarakat yang baik

merupakan salah sat faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan dan tidak

terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Hal ini tercermin pada

indeks pembangunan manusia yang terdiri dari umur harapan hidup. Indeks ini yang

rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang berdampak pada

tingginya angka kematian bayi, balita, dan ibu.

Keadaaan gizi yang baik merupakan prasyarat terciptanya sumber daya manusia

masa depan yang berkualitas. Anak yang mengalami masalah gizi pada usia dini akan

mengalami gangguan tumbuh kembang dan meningkatkan kesakitan, penurunan

produktivitas serta kematian.

Gizi kurang pada balita tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali dengan

kenaikan berat badan anak yang tidak cukup. Perubahan berat badan anak dari waktu ke

waktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi anak. Dalam periode 6 bulan, bayi

yang berat badannya tidak naik 2 kali berisiko mengalami gizi kurang 12,6 kali

dibandingkan pada anak yang berat badannya naik terus. Bila frekuensi berat badan tidak

naik lebih sering maka risiko akan semakin besar.

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program

perbaikan gizi, yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan peningkatan keaadan

gizi anak.Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, untuk dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Pencapaian hasil kegiatan posyandu dapat dilihat melalui balok SKDN, yaitu:

jumlah semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu (S), jumlah balita

yang memiliki Kartu Menuju Sehat atau buku KIA (K), jumlah balita yang datang pada

hari buka Posyandu (D) dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik (N).

1
Cakupan penimbangan balita di posyandu adalah merupakan cerminan peran serta

masyarakat yang dalam hal ini tidak lepas dari peran kader sebagai penggerak serta

masyarakat dengan bimbingan teknis dari puskesmas, tenaga pelaksana gizi, dan sektor

terkait lainnya.

Tenaga pelaksana gizi (TPG) merupakan tenaga gizi terdepan sekaligus

koordinator gizi di wilayah kerja Puskesmas yang langsung berhubungan dengan

masyarakat, sehingga keberhasilan upaya perbaikan gizi masyarakat tidak terlepas dari

peran TPG.

B. Maksud Dan Tujuan

1. Maksud

- Maksud penyusunan laporan kerja tahunan ini adalah sebagai gambaran dari hasil

kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi UPTD Puskesmas

Simpang Tiga pada tahun 2019.

2. Tujuan

- Sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

Tenaga Pelaksana Gizi UPTD Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2019.

C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup laporan kerja tahunan ini adalah hasil kegiatan yang telah dilaksanakan

oleh Tenaga Pelaksana Gizi tahun 2019.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Program Gizi Puskesmas

Program Perbaikan Gizi Masyarakatadalah salah satu program pokok Puskesmas

yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan

Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium

(GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan

Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

Salah atau fungsi utama program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas adalah

mempersiapkan,memelihara dan mempertahankan agar setiap orang mempunyai status

gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif. Fungsi ini dapat terwujud kalau setiap petugas

dalam melaksanakan program gizi dilakukan dengan cara yang baik dan benar sesuai

komponen-kompoen yang harus ada dalam program perbaikan gizi masyarakat di

Puskesmas.

Gizi istilah dalam kesehatan masyarakat mengacu pada gizi sebagai komponen

dari cabang kesehatan masyarakat , ”gizi dan kesehatan masyarakat” berkonotasi

koeksistensi gizi dan kesehatan masyarakat, dan gizi masyarakat mengacu pada cabang

kesehatan masyarakat yang berfokus pada promosi kesehatan individu, keluarga, dan

masyarakat dengan menyediakan layanan berkualitas dan program-program berbasis

masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan yang unik dari komunitas yang berbeda

dan populasi.

Gizi masyarakat meliputi program promosi kesehatan, inisiatif kebijakan dan

legislatif, pencegahan primer dan sekunder, dan kesehatan di seluruh rentang hidup.

Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan

kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak, serta menunjang pembinaan prestasi

olahragawan. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko

untuk terjadinya kesakitan atau kematian.

Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya

dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan kesehatan. Status gizi juga

dibutuhkan untuk mengetahui ada atau tidaknya malnutrisi pada individu maupun

3
masyarakat. Dengan demikian, status gizi dapat dibedakan menjadi gizi kurang, gizi baik,

dan gizi lebih.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Seseorang

1. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak adanya

saluran penampung air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan

penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman pathogen. Lingkungan

yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat

hidup sehingga berhubungan produksi tanaman.

2. Faktor Ekonomi

Di banyak negara yang secara ekonomis kurang berkembang, sebagian besar

penduduknya berukuran lebih pendek karena gizi yang tidak mencukupi dan pada

umunya masyarakat yang berpenghasilan rendah mempunyai ukuran badan yang

lebih kecil.

Masalah gizi di negara-negara miskin yang berhubungan dengan pangan adalah

mengenai kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang

tidak mencukupi kebutuhan energi bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan

kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan

jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan segala fungsinya.

3. Faktor Sosial – Budaya

Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai

oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk mencapai

ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-negara berkembang

memperlihatkan perbaikan gizi pada tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan

tinggi badan yang jelas.

4
4. Faktor Biologis Atau Keturunan

Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai

oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk mencapai

ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-negara berkembang

memperlihatkan perbaikan gizi pada tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan

tinggi badan yang jelas.

C. Masalah Gizi Di Indnesia

1. Stunting

Stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang disebabkan oleh asupan

gizi yang kurang dalam waktu cukup lama, umumnya karena pemberian makanan

yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan

dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Gejala-gejala stunting di antaranya:

 Postur anak lebih pendek dari anak seusianya

 Proporsi tubuh cenderung normal, tetapi anak tampak lebih muda atau kecil

untuk usianya

 Berat badan rendah untuk anak seusianya

 Pertumbuhan tulang tertunda.

Kondisi stunting ini seringkali dianggap normal karena alasan keturunan.

Padahal, stunting dapat memengaruhi perkembangan otak, mengurangi produktivitas

seseorang di usia muda, dan meningkatkan risiko pengembangan penyakit tidak

menular di usia lanjut. Stunting juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko

diabetes, hipertensi, obesitas, dan kematian akibat infeksi.

Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah mulai dari awal kehamilan

hingga dua tahun pertama kehidupan anak. Oleh karena itu, kebutuhan gizi ibu hamil

harus terpenuhi untuk mengoptimalkan perkembangan janin. Selain itu, pemberian

ASI eksklusif dan gizi seimbang pada balita perlu menjadi perhatian khusus agar

anak tidak tumbuh pendek atau stunting.

5
2. Asi Eksklusif

Tingkat pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih rendah. Kurangnya

pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu formula membuat

banyak ibu gagal menyusui.

Pengetahuan, sikap, dan motivasi ibu masih menjadi faktor-faktor utama

perilaku pemberian ASI eksklusif. Selain itu, dukungan keluarga baik orang tua,

mertua, dan suami, serta dukungan tenaga kesehatan masih menjadi faktor eksternal

penting dalam pemberian ASI secara eksklusif.

Posyandu dapat menjadi peluang untuk meningkatkan pengetahuan tentang

ASI ekslusif dan mendukung ibu menyusui untuk memberikan ASI secara ekslusif.

Ibu sebagai tokoh penting dalam mencukupi kebutuhan gizi bayi tidak

seharusnya berjalan sendirian. Peran ibu yang sangat penting dalam kesehatan bayi

dan kesehatannya sendiri seharusnya mendapat dukungan dari berbagai pihak. Baik

berupa asupan informasi, dukungan moril, maupun fasilitas.

3. Gizi Kurang

Tubuh kurus akibat gizi kurang sering kali dinilai lebih baik daripada tubuh

gemuk akibat gizi lebih, padahal kenyataannya tidak. Sama seperti obesitas, anak

maupun remaja dengan gizi kurang memiliki risiko pada kesehatannya.

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) umumnya akan

mengalami kehidupan masa depan yang kurang baik. Pasalnya, kebutuhan zat gizi

yang tidak terpenuhi dalam masa pertumbuhan balita akan meningkatkan

kerentanannya terhadap penyakit infeksi pada awal-awal kehidupannya dan

berlangsung hingga ia dewasa. Beberapa risiko gizi kurang di antaranya sebagai

berikut:

 Malnutrisi, defisiensi vitamin, atau anemia

 Osteoporosis

 Penurunan fungsi kekebalan tubuh

 Masalah kesuburan yang disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur

 Masalah pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada anak dan remaja.

6
D. Cara Perbaikan Status Gizi

Pengaturan makanan adalah upaya untuk meningkatkan status gizi, antara lain

menambah berat badan dan meningkatkan kadar Hb. Berikut adalah pengaturan makanan

yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi:

 Kebutuhan energi dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin,

dan aktivitas.

 Susunan menu seimbang yang berasal dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin,

dan mineral sesuai dengan kebutuhan.

 Menu disesuaikan dengan pola makan.

 Peningkatan kadar Hb dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi yang

berasal dari bahan makanan hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh daripada

sumber makanan nabati.

 Selain meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi, juga perlu menambah

makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas, pisang

hijau, sawo kecik, sukun, dll.

E. Penanggulangan Masalah Gizi

Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang salah kian marak di negara kita.

Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna memperbaiki gizi masyarakat

Indonesia. Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gizi salah,

baik gizi kurang maupun gizi lebih.

 Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan

produksi beraneka ragam pangan;

 Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng diarahkan pada

pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah

tangga;

 Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;

 Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan Pangan

dan Gizi (SKPG);

7
 Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi

masyarakat;

 Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan yang

bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas;

 Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan (PMT),

distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul minyak

beriodium;

 Peningkatan kesehatan lingkungan;

 Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, Iodium, dan Zat Besi;

 Upaya pengawasan makanan dan minuman;

 Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.

8
BAB III
HASIL KINERJA PROGRAM GIZI
UPTD PUSKESMAS SIMPANG TIGA TAHUN 2019

A. 1. Uraian Tugas Pokok Program Gizi

a. Tugas Pokok :

 Melaksanakan kegiatan pelayanan, dan Konseling gizi untuk peningkatan

pengetahuan masyarakat tentang gizi di Puskesmas.

b. Tugas Integrasi :

 Melaksanakan tugas sebagai pelaksana gizi.

2. Tanggung Jawab

 Memberikan Konseling gizi dengan upaya perbaikan gizi keluarga

 Memberikan PMT bagi Bumil KEK dan Balita Gizi Kurang/Gizi Buruk

 Melakukan pemantauan pertumbuhan balita dengan pengukuran antropometri

 Monitoring dan Evaluasi asuhan gizi seperti perkembangan data antropometri,

perkembangan data fisik, perkembangan asupan makan, serta perubahan perilaku dan

sikap.

 Pencatatan dan pelaporan.

B. Pemberian Vitamin A

Februa Agustu
ri s
Vit A Biru 143 158
Vit A
Merah 593 664

Hampirseluruhbayidanbalita yang ada di wilayahkerja UPTD

PuskesmasSimpangTigamendapatkankapsul Vitamin A, denganibu-

ibuhadirkeposyandumaupun yang datangkepuskesmaskarenamasihadajugaibu-ibu yang

tidakhadirkeposyandutiapbulan.

9
C. Asi Eksklusif

Masalah Penyebab Masalah

Cakupan Asi Eksklusif masih  Minimnya pengetahuan ibu tentang Pentingnya


rendah <50 % Asi Eksklusif.
 Kurangnya perhatian dan dukungan dari
keluarga terkait pemberian asi eksklusif.
 Ibu mengeluh karena kurangnya pasokan asi.
 Tidak tersedianya leaflet asi eksklusif yang
dapat dibagikan.

Penyelesaian Masalah
Pelaksanaan ( Who ) Penanggungjawab program gizi Puskesmas

Waktu ( When ) 1 Bulan Sekali

Tempat ( Where ) Puskesmas, Posyandu

Materi ( What ) Pentingnya Asi Eksklusif

Sasaran ( Who ) Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Kader, Tokoh


Masyarakat
Tujuan ( Why ) - Mengubah perilaku masyarakat terhadap
pemberian asi eksklusif
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai asi eksklusif
Cara ( How ) - Membagikan leaflet asi eksklusif
- Mengadakan penyuluhan dan konsultasi

10
URAIAN KEGIATAN KERJA PROGRAM GIZI
UPTD PUSKESMAS SIMPANG TIGA
JANUARI s/d JUNI
TAHUN 2019

No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

1 Januari  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada bayi

dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan balita

di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan untuk

balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

11
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

2 Februari  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada bayi

dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan balita

di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan untuk

balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita di

posyandu

 Pemberian Vitamin A pada anak pra sekolah

 Pemberian makanan tambahan pada anak pra

sekolah

 Kunjungan dan pemantauan status gizi terhadap

balita resti

 Pemberian makanan tambahan untuk balita resti

 Pengentrian data e-PPGBM

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

12
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

3 Maret  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada

bayi dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian tablet tambah darah untuk remaja

putri

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

13
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

4 April  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada

bayi dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian tablet tambah darah untuk remaja

putri

 Kunjungan dan pemantauan status gizi

terhadap balita resti

 Pemberian makanan tambahan untuk balita

resti

 Pengentrian data e-PPGBM

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

14
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

5 Mei  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada

bayi dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian tablet tambah darah untuk remaja

putri

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

15
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

6 Juni  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada

bayi dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian tablet tambah darah untuk remaja

putri

 Kunjungan dan pemantauan status gizi

terhadap balita resti

 Pemberian makanan tambahan untuk balita

resti

 Pengentrian data e-PPGBM

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

16
URAIAN KEGIATAN KERJA PROGRAM GIZI
UPTD PUSKESMAS SIMPANG TIGA
JULI s/d DESEMBER
TAHUN 2019

No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

7 Juli  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada bayi

dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

17
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

8 Agustus  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada bayi

dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita di

posyandu

 Pemberian Vitamin A pada anak pra sekolah

 Pemberian makanan tambahan pada anak pra

sekolah

 Kunjungan dan pemantauan status gizi terhadap

balita resti

 Pemberian makanan tambahan untuk balita resti

 Pengentrian data e-PPGBM

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

18
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

9 September  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada bayi

dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

19
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

10 Oktober  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada bayi

dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian tablet tambah darah untuk remaja

putri

 Kunjungan dan pemantauan status gizi

terhadap balita resti

 Pemberian makanan tambahan untuk balita

resti

 Pengentrian data e-PPGBM

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

20
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

11 November  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada bayi

dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian tablet tambah darah untuk remaja

putri

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

21
No Bulan Uraian Kegiatan Paraf Ket

12 Desember  Apel rutin setiap hari senin dan jum’at


2019
 Memberi pelayanan gizi setiap hari senin dan

jum’at

 Melakukan pengukuran antropometri pada bayi

dan balita

 Melakukan pemantauan status gizi bayi dan

balita di posyandu

 Membagikan makanan tambahan di posyandu

 Memberikan penyuluhan singkat di posyandu

 Memberikan makanan tambahan pemulihan

untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK

 Pemberian tablet tambah darah untuk remaja

putri

 Kunjungan dan pemantauan status gizi

terhadap balita resti

 Pemberian makanan tambahan untuk balita

resti

 Pengentrian data e-PPGBM

 Pencatatan dan pelaporan

SimpangTiga, 30 Desember 2019


Kepala UPTD PuskesmasSimpangTiga

SamsulBahri, SKM.MKM
Nip. 19760428 199803 1 001

22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari evaluasi kinerja program gizi di UPTD Puskesmas Simpang Tiga tahun 2019,

masih terdapat beberapa masalah gizi yang belum terselesaikan. Masalah tersebut

meliputi ;

 Cakupan Asi Eksklusif masih rendah < 50%.

 Masih banyak kasus gizi kurang pada balita.

 Balita stunting.

Dari data-data yang telah dikumpulkan, serta mempertimbangkan besarnya masalah,

akibat yang ditimbulkan, sumber daya, dan keuntungan sosial, maka ditetapkan satu

masalah yang menjadi prioritas utama yaitu cakupan pemberian Asi Eksklusif selama 6

bulan tidak mencapai target di UPTD Puskesmas Simpang Tiga.

Setelah ditinjau, maka diketahui masalah tersebut di karenakan pengetahuan

masyarakat tentang pentingnya pemberian Asi Eksklusif masih kurang, tidak adanya

perhatian dan dukungan dari keluarga ibu menyusui, tidak tersedianya leaflet dan sarana

tentang Pemberian Asi Eksklusif yang dapat dibagikan kepada Ibu Hamil dan Ibu

menyusui, serta partisipasi kader dan masyarakat yang masih kurang terhadap program

Pemberian Asi Eksklusif.

B. Saran

Untuk mengatasi masalah mengenai cakupan pemberian Asi Eksklusif selama 6

bulan yang tidak mencapai target di wilayah kerja UPTD Puskesmas Simpang Tiga ,

maka di perlukan beberapa penyelesaian yang harus dilaksanakan.

Pertama, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya Asi

Eksklusif maka diperlukan media promosi berupa poster dan leaflet khusus tentang

informasi Asi Eksklusif. Kedua, untuk meningkatkan pengetahuan kader mengenai

pentingnya Asi Eksklusif dan cara Memotivasi ibu untuk memberikan Asi Eksklusif

maka diperlkan penyuluhan kepada kader posyandu mengenai Asi Eksklusif.

23
Dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang telah dikemukakan di atas,

diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kinerja program gizi di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Simpang Tiga, sehingga dapat menuurunkan angka kesakitan

akibat gizi burk dan mencegah terjadinya kematian akibat gizi buruk serta meningkatkan

pelayanan kesehatan puskesmas secara menyeluruh.

Demikian evaluasi program gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Simpang

Tiga, semoga evaluasi program ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat untuk

kelanjutan program gizi yang sedang berjalan dan di masa yang akan datang di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Simpang Tiga.

24
BAB V
PENUTUP

Laporan kerja tahunan ini merupakan salah satu upaya dalam rangka untuk meningkatkan

kualitas pelayanan gizi perseorangan dan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Simpang Tiga. Laporan kerja tahunan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan

kinerja program gizi kedepannya di UPTD Puskesmas Simpang Tiga.

Demikian laporan kerja tahunan program gizi ini disusun, semoga laporan kerja tahunan

program gizi ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat untuk kelanjutan program gizi

kedepannya. Oleh karena itu, dibutuhkan masukan dan saran untuk penyempurnaan laporan kerja

tahunan program gizi ini.

Terima kasih..

25

Anda mungkin juga menyukai