KATA PENGGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpah rahmat
dan karunia-nya sehingga dapat menyelesai penelitian ini yang berjudul Sejara
Peninggalan Mesjid Purbakala Indrapuri Di Kabupaten Aceh Besar
Kami menyadari di dalam proses penulisan penelitian ini masih jauh dari
jauh kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya, Namu demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karena itu dengan rendah hati kami
berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan, saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna penyempurnaan penelitian.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................3
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3. Batasan masalah......................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian...................................................................................4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ladasan
Teori.........................................................................................................5
BAB III
METODE PENELITIAN
MASJID PURBAKALA INDRAPURI DI KABUPATEN ACEH BESAR
3.1. Kabupaten Aceh Besar..........................................................................7
3.2. Masjid Kuno Indrapuri..........................................................................8
3.3. Ke Unikan Masjid Kuno Indrapuri........................................................9
3.4. Keistimewaan Di Masjid Indrapuri.....................................................10
3.5.Fasilitas Masjid Indrapuri.....................................................................10
3.6. Kemudahn Untuk Parawisata..............................................................11
3.7. Menikmati Keindahan Masjid.............................................................11
Daftar Pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2. Rumusan Masalah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
3.1. Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Aceh Besar atau dalam kata lain Ach Rayek; Jawi,
adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum dimekarkan
pada akhir tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Besar adalah Kota Banda
Aceh. Setelah Kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya tersendiri, ibukota
kabupaten dipindahkan ke Jantho di Pegunungan Seulawah. Kabupaten Aceh
Besar juga merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang
berasal dari Lampadang.
Pada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan
Aceh atau Kerajaan Aceh adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama
Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah
menjadi bagian dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau
Weh (sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang), sebagian wilayah
pemerintah kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari
wilayah Kabupaten Aceh Barat. Aceh Besar dalam istilah Aceh disebut Aceh
Rayeuk. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah
inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah
terletak ibukota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh
Darussalam. Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga yang menamakan dengan
sebutan Aceh Lhee Sagoe (Aceh Tiga Sagi).
7
pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun
1969, lokasi awalnya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota
Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat
dilaksanakan sebagaimana diharapkan. Kemudian pada tahun 1976 usaha
perintisan pemindahan ibu kota untuk kedua kalinya mulai dilaksanakan lagi
dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya
di kemukiman Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.
8
sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Bangunan masjid berdiri di atas
tanah seluas 33.875 meter persegi, terletak di ketinggian 4,8 meter di atas
permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi sungai Krueng Aceh.
Dari sebuah candi Hindu, lambat laun berubah menjadi mesjid yang kini
telah menjadi salah satu tempat wisata realigi di desa Peukan Indrapuri atau
dikenal dengan Indrapuri Pasar, Kabupaten Aceh Besar. Unik dan menarik untuk
diketahui, serentetan sejarah masuknya Islam ke Aceh membuat kita tidak akan
pernah tahu kisah dari candi Hindu yang sempat dihancurkan lalu menjadi mesjid
yang kini masih setia menemani warga setempat untuk beribadah.
Mesjid Indrapuri ini masih tetap terjaga dengan etnik tradisional yang
dimilikinya, bentuk serta ukuran yang tidak begitu mewah menambah tanda tanya
besar, dari mana asal usulnya mesjid yang berukuran bujursangkar tersebut bisa
menyimpan berjuta sejarah Aceh tempo dulu. Sebelum tahun 1607 M 1636 M
pada masa kesultanan Iskandar Muda berjaya, Indrapuri adalah salah satu daerah
yang pernah ditempati oleh orang-orang Hindu di Aceh. Candi Hindu itu dulu
juga dikenal dengan benteng atau kerajaan orang Hindu, pada tahun 604 M adik
perempuan dari Putra Harsha melarikan diri dari kerajaannya ke Aceh. Lalu
setelah menetap di Aceh, Putra Harsha mendirikan kerajaan yang diduga adalah
besar kemungkinan Indrapuri sekarang ini seperti yang pernah dikutip
oleh waspadamedan .com dalam tulisan Candi Menjadi Masjid Jamik Indrapuri.
Selain dugaan dari kerajaan yang didirikan oleh Putra Harsha, ada juga
bukti lain yang terdapat diseputaran daerah Indrapuri tersebut seperti adanya
perkampungan orang Hindu, yakni yang terletak di kampung Tanoh Abe serta
beberapa peninggalan kuburan orang Hindu.
Indrapuri menurut orang-orang Hindu pada zaman itu mempunyai arti Kuta Ratu,
selain mendirikan kerajaan di Indrapuri, Putra Harsha juga mendirikan kerajaan
lainnya di Ladong, Aceh Besar, menuju ke pelabuhan Malahayati, yang sering
9
dikenal masyarakat sekitar dengan nama benteng Indrapatra. Jika melihat dari
buku Tawarich Raja-Raja Kerajaan Aceh, karangan Yunus Djamil menyebutkan
bahwa, Indrapuri merupakan bagian dari kerajaan Hindu Indrapurwa, dan salah
satunya termasuk benteng Indrapatra tersebut.
Saat kita mau memasuki komplek dari mesjid tua Indrapuri ini, akan
disambut dengan penampilan klasik dari kayu-kayu tua yang berdiri kuat di atas
pondasi-pondasi benteng yang telah dirubuhkan pada masa pendudukan Belanda
dan Portugis saat bertahan di Aceh. Selain penampilan yang serba sederhana, atap
dari mesjid tua ini memang sangat beda dari mesjid-mesjid pada umumnya di
Aceh. Berbentuk segi empat atau dikenal dengan tumpang yang tersusun tiga.
Susunan kayu-kayu yang saling menyatu menambah kemolekan dari setiap sudut
yang terbentuk dalam mesjid ini. Berbagai sisi yang saling menopang tetap
menyimpan berbagi bekas sejarah yang sudah dilewati ratusan tahun oleh mesjid
tua Indrapuri ini.
10
khas Aceh. Berkunjung ke Masjid Indrapuri memang memberikan pengalaman
unik tersendiri. Berikut berbagai kegiatan yang bisa dilakukan wisatawan ketika
berada di masjid tersebut.
Luas area mesjid Indrapuri sekitar 33 meter kubik tersebut, berada dekat
dengan jalan raya lintas Banda Aceh-Medan. Jadi sangat mudah bagi yang mau
berwisata religius ke Indrapuri, selain mudah dijangkau, juga bisa ditempuh
dengan kendaraan pribadi. Dari pusat kota Banda Aceh ke Indrapuri berjarak
sekitar 24 km ke arah utara. Dalam hal ini parawisata sangat membantu untuk
menggetahui sejarah aceh yang dulu hilang sampai sekian lama.
Selain bisa berwisata religi dan sejarah, di masjid ini kamu juga bisa
menikmati keindahan arsitektur yang terpancar pada bangunan masjid. Masjid
Indrapuri memang memiliki arsitektur bangunan yang unik, disini kamu bisa
melihat bahwa ada unsur-unsur gaya Hindu pada bangunan pagar tembok serta
atap dan pondasi bangunan.
Selain itu, di dalam ruang utama masjid banyak ditemui kayu-kayu yang
berhiaskan ukiran sederhana. Hal tersebut menambah kesan klasik pada masjid
ini. Masjid Indrapuri memang memiliki daya tarik tersendiri, sehingga tempat
11
ibadah ini tak pernah sepi pengunjung. Masih banyak para ilmuwan yang juga
melakukan penelitian di tempat ini.
12
Daftar Pustaka
https://www.tempat.co.id/wisata/Masjid-Indrapuri?6672
http://disbudpar.acehprov.go.id/mesjid-kuno-indrapuri/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Besar#cite_note-sekilas-2
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Tua_Indrapuri
13